LANDASAN TEORI
2.1 Pemetaan
dengan yang digambarkan pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi
Pemukiman.
pembelajaran.
untuk membuat gambar peta hal-hal topografi. Gambar peta dari gabungan data
dengan memakai tanda tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal diantara
beberapa feature dan elevasinya masing masing diatas suatu datum tertentu. (
volume tanah yang dibutuhkan untuk digali atau ditimbun berdasarkan rencana
proyek, yang biasa disebut volume cut and fill. (amanullah dan Khomsin, 2013)
untuk menghasilkan peta, gambar rencana peta dan dalam bentuk numeris
Titik-titik kerangka dasar adalah sejumlah titik-titik (ditandai dengan patok terbuat
dari kayu atau beton) yang dibuat dengan kerapatan tertentu yang akan digunakan
pemetaan.
Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu titik dipermukaan
(Wongsotjitro,1977). Unsur-unsur yang diukur adalah unsur sudut dan jarak, jika
koordinat awal diketahui, maka titik-titik yang lain pada poligon tersebut dapat
datar (X,Y) dalam sistem proyeksi tertentu. Bila dilakukan dengan cara teristris,
pengadaan kerangka horizontal bisa dilakukan menggunakan cara triangulasi,
trilaterasi atau poligon. Pemilihan cara dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan
Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal sama dengan titik akhir, jadi
α 1-2
dan garis-garis contour ditentukan berdasarkan pada titik-titik kontrol dan titik-
dengan simbol simbol yang disertai catatan sehingga keseluruhan menjadi sebuah
peta.(suyono, 1997).
a. Metode Polar
Metode polar adalah menghitung satu titik dari satu titik yang telah diketahui
koordinatnya. (Diktat ilmu ukur tanah, 2013) Metode polar digunakan untuk
menentukan suatu titik berdasarkan pengukuran sudut dan jarak, baik jarak
Keterangan gambar :
1. 1, 2, 3, 4 : titik detil
metode untuk menentukan beda tinggi dan ketinggian titik tersebut yaitu :
Levelling alat yang digunakan adalah Theodolit ( alat pengukur sudut ), mengapa
Levelling yaitu :
1. Dengan cara Stadia Yaitu mengukur beda tinggi tanpa halangan serta
ᴧh A-B = D Tg H + Ta – Bt
HB = HA + ᴧh A-B
Keterangan :
D = Jarak Datar
ᴧh = Beda Tinggi
H = Sudut Helling
Z = Sudut Zenith
Ta = Tinggi Alat
data pengukuran bacaan ( BA, BT, BB ) bacaan 1 dan bacaan 2, Sudut vertikal (
a Dari A ke B
ᴧh a-b = D Tg h + ta – Bt
HB = HA + ᴧh b-c
b. Dari B ke C
ᴧh b-c = D Tg h + ta – Bt
HC = HA +ᴧh b-c
2. Cara Tangensial
yaitu mengukur beda tinggi dengan posisi alat tetap hanya teropongnya saja
Keterangan :
Hab =Bt m - Bt b
Hba = Bt b – Bt m
Hb = Ha + Hab
Hb = HA + Bt m - Bt b
Hb = T – Bt b
Ha = Hb + Hba
Ha = Hb + Bt b – Bt m
Ha = T – Bt
2.6 Pertambangan
biasanya diterapkan untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan
Tambang bawah tanah adalah pemilihan metode penambangan dengan sistem tambang
bawah tanah (underground mining), sangat ditentukan oleh beberapa faktor teknis
geologi bahan galian yang akan ditambang dan faktor pendukung lainya. (Sudrajat,
2010).
Di dalam dunia pertambangan, ada beberapa istilah-istilah yang dipakai, antara lain :
A. Bench : Merupakan bagian yang mendatar atau floor dari lereng yang
dibuat berjenjang.
B. Dirty Coal: Adalah batubara yang telah tercampur dengan material over
Customer
F. Crest: Adalah bagian paling ujung atau puncak dari suatu lereng.
G. Toe: Adalah bagian paling bawah dari suatu lereng atau sering disebut
kaki slope.
H. Floor: Adalah lapisan paling bawah atau dasar dari suatu seam batubara
Lokasi.
vegetasi atau pepohonan dana lang-alang, yang mana lokasi kerja tersebut
bangunan.
P. Top soil: Adalah bagian atas dari lapisan tanah, yang mengandung materi
organik (humus), berwarna coklat tua hingga coklat muda, ketebalan ±1m
atau tergantung isopach dari customer. Lapisan ini sangat berguna untuk
proses revegetasi
Q. Low Wall: Adalah dinding dalam pit yang searah dengan kemiringan
R. High Wall : Adalah dinding dalam pit yang tegak lurus arah kemiringan
Perlapisan batubara.