Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.

September 2013

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN FAST


FOOD DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN
KEJADIAN MENARCHE PADA ANAK
(9 – 12 TAHUN) DI SEKOLAH DASAR
BANJARSARI II BANDUNG
Maidartati
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas BSI
Jalan Sekolah Internasional 1-6 Antapani, Bandung 40282

Abstract - Background. An early menarche event in children has increase rapidly. There are many
factors influencing the problem such as nourish custom with high calorie (e.g.fast food), physical
activity and socioeconomic status of their parent.The research purpose is to find out a correlation
between the custom and physical activity and menarche in 9-12 aged kids at Elementary School
Banjarsari II Bandung. Research Methods. It uses analytical survey descriptive method with cross
sectional approach. The populations or samples are 76 respondents of 9-12 years old student of
Elementary School Banjarsari II Bandung. The study use a total sampling technique, involves an
experienced or enixperienced student in menarche. Datacollected by spread the questionnaire then
processed by univariat analysis, the frequency assessment, then analyzed by bivariat with the Chi
Square assessment to find out a correlation of nourish fast food custom and physical activity and
menarche.Results. There is no correlation between the custom and menarche with the calculation
result of Chi Square score (X²) of 2.119 and CI 95% (0.05) P-value of 0.1455. In physical
activity,there is correlation between menarche and assessment result of Chi Square score (X²)
about 4.54 with CI 95% (0.05) and P-value of 0.0332.Conclusion. The fast food nourish custom is
not the certain factor, while the physical activity is risky factor for menarche. In the study obtained
age of menarche in 9 year old kid.

Keywords : Menarche, Fast Food, Children.

Abstrak - Latar belakang penelitian ini adalah kejadian menarche dini pada anak semakin
meningkat, banyak faktor yang mempengaruhi menarche diantaranya kebiasaan makan yang
tinggi kalori (fast food) anak, aktivitas fisik anak, serta status sosial ekonomi orang tua. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan fast food dan aktivitas fisik
dengan menarche pada anak usia 9 – 12 tahun. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian
deskriptif survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswi SDN Banjarsari II Bandung dengan usia 9 – 12 tahun yang berjumlah 76 orang.
Sampel penelitian adalah siswi SDN Banjarsari II. Pada penelitian ini digunakan teknik total
sampling yaitu seluruh siswi SDN Banjarsari II Bandung baik yang belum ataupun yang sudah
mengalami menarche yaitu 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan
kuisioner kemudian diolah dengan analisa univariat yaitu perhitungan frekwensi dan selanjutnya
dilakukan analisa bivariat dengan perhitungan Chi squer untuk mengetahui hubungan kebiasaan
makan fast food dan aktivitas fisik dengan menarche. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan
antara kebiasaan konsumsi fast food dengan menarche dengan hasil perhitungan nilai Chi squer
(X²) sebesar 2,119 dengan CI 95% (0,05) P-Value sebesar 0.1455. untuk aktivitas fisik terdapat
hubungan dengan menarche dengan hasil perhitungan diperoleh nilai Chi squer (X²) sebesar 4,54
dengan CI 95% (0,05) P-Value sebesar 0.0332. Kesimpulan kebiasaan makan fast food bukan
faktor resiko untuk kejadian menarche, sedangkan aktivitas fisik merupakan factor resiko untuk
kejadian menarche. Pada penelitian ini didapatkan umur menarche pada anak yaitu 9 tahun.

Kata Kunci : Menarche, Fast Food, Anak.

8
Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.September 2013

PENDAHULUAN alasan remaja tahap awal memilih untuk aktif


secara seksual adalah meningkatnya gairah
Menurut soetjiningsih, 2004 seksual dan semakin dininya awitan menarche
menyatakan bahwa masa usia sekolah dimulai yang kini banyak terjadi antara 10 – 12 tahun
sejak anak berusia 6 tahun. Periode ini adalah (Boback, 2004).
masa pra-pubertas dan berakhir pada usia 12 Banyak hal yang mempengaruhi
tahun yang ditandai dengan dimulainya masa terjadinya menarche diantaranya riwayat
pubertas. Pada masa ini anak-anak mengalami kebiasaan makan, dan frekwensi asupan
pertumbuhandan pekembangan baik secara makanan yang berkalori tinggi yang
fisik maupun psikologis. menyebabkan asupan energy melebihi
Pada akhir periode selanjutnya anak kebutuhan, salah satunya adalah gaya hidup
akan memasuki masa pubertas, periode ini masa kini yaitu anak suka makan fast food
terjadi antara masa kanak-kanak dengan masa yang berkalori tinggi seperti Pizza, fried
remaja, saat dimana kematangan seksual chicken, kentang goring, es kream dan aneka
muncul yaitu menarche atau menstruasi yang makanan mie (Soetjiningsih, 2004).
pertama kali akan terjadi pada anak Ahli gizi mengungkapkan kebiasaan
perempuan, dam pengalaman basah pertama mengkonsumsi makanan fast food yang
kali pada malam hari terjadi pada anak laki- berlebihan kurang baik. Konsumsi fast food
laki. Selain itu ciri-ciri seks sekunder terus yang baik jika frekwensinya 1 kali dalam
berkembang dan sel-sel diproduksi dalam seminggu, jika lebih dari itu dikatakan tidak
organ-organ seks (Hurlock, 2000). baik. Kebiassaan makan fast food yang
berlebih dapat mengakibatkan obesitas pada
KAJIAN LITERATUR anak (Achtung, 2006). Obesitas mempengaruhi
tingkat kesuburan seorang perempuan sehingga
Usia anak perempuan mulai anak yang mengalami obesitas kematangan
mendapatkan menarche sangat bervariasi, seksualnya ditemukan lebih cepat meliputi
biasanya dimulai usia 12 – 15 tahun, dan hal pertumbuhan payudara, menarche,
tersebut akan terus berlanjut sampai usia 45 – pertumbuhan rambut pubis serta aksila lebih
50 tahun saat perempuan mengalami cepat (Soetjiningsih, 2004).
menopause. Suatu penelitian dilakukan di Selain kebiasaan makan fast food,
Jakarta yang bertujuan memperoleh informasi aktivitas fisik pada anak juga mempengaruhi
tentang rata-rata usia menarche remaja putrid terjadinya menarche. Aktivitas fisik adalah
usia 9 – 15 tahun pada siswi Sekolah Dasar dan kegiatan atau olahraga yang dilakukan anak
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Jakarta diluar jam sekolah seperti lari, latihan balet,
Timur. Sample diambil dari SDN 07 Petang senam. Anak dikatakan aktif melakukan
dan SLTP 258 Cibubur. Dari hasil penelitian olahraga bila melakukan 1 atau lebih kegiatan
tersebut diperoleh hasil bahwa dari 344 sampel selama 1 jam selama 3 – 5 kali per minggu.
52.3 % (180 responden) sudah mengalami Aktivitas yang berlebih pada anak perempuan
menarche, dan sisanya 47.7% (164 responden) terjadi penurunan kadar estrogen akibatnya
belum menarche. Rata-rata usia menarche terjadi penurunan masa tulang. Berat badan
remaja putri adalah 10 tahun (Deo, 2005). dan komposisi tubuh atlet yang memiliki lemak
Hasil penelitian tersebut didapatkan tubuh secara drastic akan mengakibatkan laju
bahwa menstruasi terjadi lebih awal, artinya metabolicnya juga turun dan produksi
semakin cepat remaja putri matang secara estrogennya juga akan menurun sehingga
seksual dan semakin cepat pula timbul terjadi amenore (Henderson, 2005).
ketertarikan terhadap lawan jenis. Trend usia Berdasarkan fenomena diatas maka penulis
menarche yang semakin dini mempunyai tertarik untuk melakukan penelititian tentang
implikasi antara lain bahwa resiko terjadinya Hubungan Konsumsi makan fast food dan
kehamilan pada usia lebih muda dan lebih aktivitas fisik dengan kejadian menarche pada
besar. Di Amerika memiliki angka kehamilan, anak usia (9 -12 tahun) di SDN Banjasari II
abortus yang tinggi. Pusat Statistik Kesehatan Bandung.
Nasional (National Center For Health, 1993)
melaporkan bahwa 86% remaja putra dan 95% METODE PENELITIAN
remaja putri merupakan remaja yang aktif
secara seksual sebelum berusia 19 tahun Jenis penelitian yang dilakukan pada
(Boback, 2004). penelitian ini adalah deskriptif survey analitik
Media (televisi, music, film, video dan dengan desain cross-sectional. Populasi pada
media cetak) mempengaruhi gagasan remaja penelitian ini adalah seluruh siswi SDN
tentang seksualitas. Selain itu terdapat dua Banjarsari II Bandung dengan usia 9 – 12 tahun

9
Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.September 2013

yang berjumlah 72 orang. Sampling pada Distribusi responden berdasarkan


penelitian ini adalah menggunakan total konsumsi maka fast food, 43 responden
sampling yaitu seluruh siswi SDN Banjarsari II (56,6%) memiliki pola konsumsi makan fast
Bandung baik yang belum atau yang sudah food yang baik, dan 33 responden (43,4%)
mengalami menarche sebanyak 72 orang. termasuk katagori tidak baik.
Criteria inklusi dalam penelitian ini adalah ; Distribusi responden berdasarkan aktifitas fisik
anak usia 9-12 tahun, baik yang sudah (olahraga) 44 responden (57,9%) mengikuti
mengalami menarche maupun yang belum aktif aktivitas dan 32 (42,1%) tidak aktif
menarche, siswi SDN Banjarsari II Bandung, melakukan aktivitas.
bersedia menjadi responden. Pada penelitian ini
pengumpulan data dengan menggunakan Tabel 1
kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Analisa data, dengan menggunakan analisa Usia F %
univariat dan bivariat. Analisa univariat 9 th 8 10,5
menggunakan tabulasi dan perhitungan 10 th 15 19,7
persentasi dengan rumus sebagai berikut : 11 th 36 47,4
P = Σ F X 100 % 12 th 17 22,4
n Jumlah 76 100.00
dimana P adalah Prosentase, F adalah
frekwensi jawaban/ hasil observasi, n adalah Tabel 2
jumlah jawaban responden dan 100% adalah Distribusi Responden Berdasarkan
bilangan tetap. Menarche
Analisa Bivariat digunakan untukn melihat Menarche F %
hubungan antara kedua variabel penelitian, Ya 32 42,1
maka digunakan Chi Squer dengan program
SPSS versi 11.0 dengan menggunakan rumus : Tidak 44 57,9
Χ² = ΣΣ [ (Oij – E ij)² / Eij ] Jumlah 76 100,00
Selanjutnya hasil X² hitung
dibandingkan dengan table X² dengan taraf
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 2. Jika Tabel 3
X² hitung ≥ X² table maka hipotesis null (Ho) Distribusi Responden Berdasarkan Usia
ditolak. Jika X² hitung ≤ X² table maka Menarche
hipotesis null (Ho) diterima dan hipotesis satu Usia Menarche F %
(H₁) ditolak. Belum mengalami 44 57,9
9 th 1 1,3
PEMBAHASAN
10 th 18 23,7
Analisa Univariat 11 th 12 15,8
Dari hasil pengolahan data dengan 12 th 1 1,3
menggunakan perhitungan tabulasi dan
persentasi didapatkan data responden sebagai Jumlah 76 100,00
berikut ;
Distribusi usia responden bahwa 36 responden Tabel 4
(47,4%) diantaranya berusia 11 tahun, 17 Distribusi Responden Berdasarkan
responden (22,4%) berusia 12 tahun, 15 Konsumsi Makan Fast Food
responden (19,7%) berusia 10 tahun dan 8 Konsumsu F %
responden (10,5%) berusia 9 tahun. Fast Food
Distribusi responden berdasarkan Baik 43 56,6
menarche, responden yang belum mengalami
Tidak baik 33 43,4
menarche 44 responden (57,9%) dan 32
responden (42,1%) sudah mengalami menarche Jumlah 76 100,00
(haid).
Distribusi responden berdasarkan usia Tabel 5
menarche (usia pertama haid), 18 responden Distribusi Responden Berdasarkan Aktifitas
(23,7%) pertama kali mendapat haid usia 10 Fisik (Olahraga)
tahun, 12 responden (15,8%) mendapat haid Aktivitas fisik F %
usia 11 tahun, dan untuk usia 9 dan 12 tahun Aktif 44 57,9
hanya dialami oleh masing-masing 1 Tidak aktif 32 42,1
responden. Jumlah 76 100,00

10
Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.September 2013

Analisa Bivariat
Hubungan kebiasaan makan fast food dengan menarche

Tabel 6
Hubungan Kebiasaan Makan Fast Food Dengan Menarche

Kategori Tidak Ya Jumlah X² Χ² P


table
n % n % n %
Baik 28 65,12 15 34,88 43 100
Tidak 16 48,48 17 51,52 33 100 2,119 3,841 0,1
baik 455
Total 44 57,89 32 42,11 76 100

Kategori Tidak Ya Jumlah X² Χ² P


table
n % N % n %
Aktif 30 68,18 14 31,82 44 100
Tidak 14 43,75 18 56,25 32 100 4,5 3,841 0,0
aktif 41 332
Total 44 57,89 32 42,11 76 100

X² = 2,119 nilainya lebih kecil dari X² Banjarsari II Bandung. Hal ini berarti berarti
table = 3,841 maka Ho diterima (pengujian baik atau tidak baiknya kebiasaan makan fast
tidak signifikan) dengan derajat kepercayaan food anak tidak akan mempengaruhi kejadian
95% maka dapat disimpulkan bahwa tidak menarche.
terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi Penelitian yang hamper sama pernah
fast food dengan menarche pada anak usia 9 – dilakukan oleh tim Universitas Indonesia
12 tahun di SDN Banjarsari II Bandung. (1999) di Jakarta tentang hubungan status gizi
dengan kejadian menarche. Dari hasil
Hubungan aktifitas fisik dengan menarche penelitian tersebut didapatkan bahwa tidak
X² = 4,541 nilainya lebih besar dari X² terdapat hubungan antara status gizi dengan
table = 3,841 maka Ho di tolak (pengujian menarche. Menurut Simanjuntak (2003), yang
signifikan) dengan derajat kepercayaan 95% menyatakan bahwa secara fisiologis cepat
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat lambatnya kematangan seksual sangat
hubungan antara aktifitas fisik dengan bervariasi tidak hanya ditentukan oleh status
menarche pada anak usia 9 – 12 tahun di SDN gizi anak, tetapi juga ditentukan oleh stress
Banjarsari II Bandung. emosional gangguan hormonal dan aktivitas
fisik. Selain itu kematangan seksual yang
terjadi pada anak tidak terlepas dari proses
Hubungan antara kebiasaan makan fast regulasi hormonal yang terjadi didalam tubuh.
food dengan menarche Perubahan hormonal mengawali perubahan dan
Kebiasaan makan fast food perkembangan pubertas adalah peningkatan
merupakan perilaku seseorang dalam kadar sirkulasi Luteinizing Hormone(LH) dan
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
berupa konsumsi makanan meliputi jenis dan akan menstimulasi ovarium dan selanjutnya
frekwensi asupan makanan yang berkalori akan mensekresikan Gonadotropin. Menurut
tinggi seperti : pizza, fried chicken, kentang Sarwono (1999) produksi Hormone
goreng, es kream dan aneka makanan mie. gonadotropin yang berlebihan sebelum anak
Konsumsi makanan fast food dikatakan baik usia 8 tahun, akan mempengaruhi pertumbuhan
jika frekwensinya 1 kali dalam seminggu, jika dan perkembangan anak. Hormone tersebut
lebih dari itu dikatakan kurang baik karena merangsang ovarium sehingga muncul ciri-ciri
berdampak pada kesehatan tubuh. Berdasarkan seks sekunder, menarche dan kemampuan
hasil analisis hipotesa didapatkan bahwa X² = reproduksi muncul sebelum pada waktunya.
2,119 nilainya lebih kecil dari X² table = 3,841
maka Ho diterima (pengujian tidak signifikan) Hubungan antara aktivitas fisik dengan
dengan derajat kepercayaan 95% maka dapat menarche
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Aktivitas fisik adalah program latihan
antara kebiasaan konsumsi fast food dengan atau kegiatan yang dilakukan diluar jam
menarche pada anak usia 9 – 12 tahun di SDN sekolah seperti : lari, senam, balet dan lain-lain.

11
Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.September 2013

Anak dikatakan aktif melakukan aktivitas bila kebiasaan makan fast food tidak akan
melakukan 1 atau lebih kegiatan olahraga dan mempengaruhi menarche pada anak.
dilakukan lebih dari 1 jam selama 3-5 kali per 2. Terdapat hubungan antara aktifitas fisik
minggu. anak dengan kejadian menarche. Hal ini
Dari hasil analisa hipotesa didapatkan berarti bahwa anak yang melakukan
bahwa X² = 4,541 nilainya lebih besar dari X² aktivitas fisik atau olah raga secara
table = 3,841 maka Ho di tolak (pengujian berlebihan sebelum usia menarche maka
signifikan) dengan derajat kepercayaan 95% akan memperlambat anak mendapatkan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat mentruasi pertamanya (menarche).
hubungan antara aktifitas fisik dengan
menarche pada anak usia 9 – 12 tahun di SDN Saran
Banjarsari II Bandung. Hal ini berarti bahwa 1. Pada penelitian ini didapatkan adanya
aktivitas fisik atau olah raga secara berlebihan percepatan umur menarche pada anak
maka akan memperlambat anak mendapatkan yaitu usia 9 tahun, untuk itu diharapkan
mentruasi pertamanya (menarche). agar lebih ditingkatkan pendidikan
Hasil penelitian ini sesuai dengan kesehatan reproduksi pada umur yang
penelitian yang pernah dilakukan oleh lebih muda yaitu pada usia sekolah dasar
Burhannudin (2002) di Sulawesi Selatan guna mengantisipasi masalah kesehatan
tentang hubungan aktivitas fisik dengan reproduksi yang berkaitan dengan usia
menarche. Dari hasil penelitiannya didapatkan menarche. Dan untuk mempersiapkan dan
bahwa terdapat hubungan aktifitas fisik dengan meningkatkan kesehatan reproduksi anak
menarche. dalam memasuki usia remajanya.
Menurut soetjiningsih (2004), 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
program latihan yang berat yang dilakukan melakukan penelitian ini lebih dalam dan
secara adekuat atau berlebihan tanpa disertai berlanjut dengan menambahkan variable-
pola makan yang baik dapat menimbulkan variabel lain yang berhubungan dengan
kelelahan dan kehilangan nafsu makan yang kejadian menarche seperti stress
akhirnya kehilangan berat badan. Dengan BB emosional, pengaruh hormonal serta usia
dan komposisi tubuh atlet yang lemak tubuh menarche ibu.
kurang sampai dibawah normal atau bahkan
kehilangan lemak secara drastis akan REFERENSI
mengakibatkan penurunan laju metabolisme
tubuh dan produksi hormon estrogennya juga Achtung, R. 2006, Waspadai fast foo. (Online)
akan menurun sehingga terjadi amenore (http://keluarga sehat.com/pola-
(Rumawas, 2007). konsumsi.php.mewa_id). Diakses
Menurut Henderson (2005), Februari 2007.
mengatakan bahwa atlet wanita yang yang Alimul, A. 2003.Riset Keperawatan Dan
latihannya dimulai sebelum usia umumnya Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta ;
terjadi menarche biasanya akan mengalami Salemba Medika
keterlambatan menarche. Mereka akan lebih
sering menunjukan gejala amenore atau Arikunto, S. 2002, Prosedur Penelitian Suatu
memiliki periode yang tidak teratur selama Pendekatan Praktek. Rineka Cipta :
pelatihan fisik yang berat dibandingkan dengan Jakarta
rekan nya yang memulai latihan setelah Boback, 2004. Buku Ajar Keperawatan
melewati usia menarche. Kelaianan siklus Maternitas, Edisi : 4 EGC. Jakarta.
menstruasi umumnya terjadi pada atlet dengan
masa tubuh yang distribusi lemaknya sangat Burhannudin, S. 2005. Beberapa variable yang
rendah. berpengaruh terhadap usia menarche
pelajar putri di Sulawesi Selatan (Online).
PENUTUP (Library@lib.unair.ac.id:libunair@indo.n
et.id) diakses 12 juli 2007.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Depkes RI, 2002 “Panduan kesehatan olahraga
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bagi petugas kesehatan” (online),
sebagai berikut ; http://www.depkes.co.id/download/pandu
1. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan ankesehatanolahraga). Diakses 15 april
makan fast food dengan kejadian 2007.
menarche. Artinya baik atau tidak baik

12
Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.I.No.1.September 2013

Hendorson, C. 2005. Buku Ajar Konsep http://www.bulutangkis.boqSport.com/Se


Kebidanan. Jakarta : EGC arch/label/badminton.SEAMEOTROPM
EDRCCN - Universitas Indonesia,
Hurlock, B.E 2000. Psikologi perkembangan diakses 15 April 2007.
Suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Penerbit Erlangga, Ciracas. Schlosser, E. 2006. Negeri fast
Jakarta. food.(online),(Portal
Iptek/http:www.iptek.net.id.ind/?ch=buku
Notoatmodjo, 2002. Metodologi penelitian &id+293). Diakses 3 Februari 2007.
Kesehatan. Edisi Revisi, Rineka Cipta: Simanjuntak, T. 2003. Pengalaman Praktek
Jakarta. Biostimulasi Laser Untuk Pengaturan
Siklus Menstruasi. (onlaine).
Republika, 2003. Pubertas Dini, Apa (http://situs.kespro.info/krr/materi/menstr
Penyebabnya? (Online), uasi.htm). Diakses 20 desember 2006.
http://republika.co.id/koran_detail.asp?). Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja
Diakses 15 oktober 2006. dan Permasalahannya, Erlangga. Jakarta.
Tinuk A.M. 2001. Plus Minus Anak Doyan
Retno, 2007. Bijak Sikapi Anak Memasuki Ngemil. (Online),
Usia Pubertas (online), (http://www.tabloidnova.com/article.asp.i
http://www.kaltimpost.web.id/berita/inde d). Diakses 3 Februari 2007.
x.asp?IDKategori=celoteh&id) diakses 27
juli 2007.

Rumawas,J.S.P 2007. Atlet Amenore


Penggunaan Calsium pada atlet Amenore.
(online)

13

Anda mungkin juga menyukai