Anda di halaman 1dari 2

SPO Komunikasi Efektif via Telepon

April 18, 2016

Defenisi
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat, dokter,
dan petugas kesehatan lainnya) secara tepat waktu ,lengkap akurat, jelas dan dipahami oleh kedua
pihak (pemberi dan penerima informasi)

Tujuan

1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien


2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat

Ilustrasi - Komunikasi via telepon

Prosedur
Persiapan alat :
1. Buku komunikasi
2. Pulpen
3. Pesawat telepon
Cara kerja :
1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan menanyakan langsung nama
pasien ( pada keluarga bila pasien tidak sadar) dan melihat ke gelang identitas pasien.
2. Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien
3. Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku komunikasi dan pulpen
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku komunikasi pasien
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
6. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
7. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan menggunakan teknik SBAR
baca : Teknik komunikasi SBAR 8. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon
atau jawaban pada saat itu juga
8. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh dokter/pemberi informasi pada buku
komunikasi
9. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan membacakan ulang kepada
pemberi perintah/dokter. Eja ulang satu persatu hurufnya bila perintah mengandung nama
obat gologan LASA (look alike sound alike) / NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip) dan obat High Alert, Daftar obat LASA / NORUM dan High Alert terlampir.
10. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi laporan bila sudah dibacakan
ulang.
11. Pemberi perintah/dokter harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan
secara lisan misal “ya sudah benar”.
12. Perawat/penerima informasi bertandatangan atas penermaan informasi
13. Pindahkan data SBAR dan Instruksi dokter tersebut pada buku status pasien dengan cara
menulis tanggal dan jam saat melapor kemudian mencantumkan kondisi pasien dengan
teknik SBAR dan distempel SBAR
14. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi informasi kemudian distempel
berbentuk form stempel TbaK
15. Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form stempel TbaK
16. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum dibacakan ulang, dan belum
konfirmasikan ulang isi perintah.
17. Ucapkan terima kasih dan salam.
18. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan perintah lisan /melalui telepo
19. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah diberikan dengan
bertandatangan pada form TBaK pada hari berikutnya atau maksimal 1 x 24 jam

Anda mungkin juga menyukai