Anda di halaman 1dari 6

Sabtu, 16 Januari 2016

Materi Untuk Persiapan Ujian PPAT 2016

1. Apa pengertian dari Pendaftaran Tanah ?

adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan pengolahan, pembukuan dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan
daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya
(Pasal 1 PP No. 24 tahun 1997)

2. Apa Tujuan Dari Pendaftaran Tanah ?

adalah sebagai berikut::


a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang
hak atas tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
yang bersangkutan.
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan
dalam mcngadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Di dalam kenyataannya tingkatan-tingkatan dari . pendaftaran tanah tersebut terdiri
dari:
a. Pengukuran Desa demi Desa sebagai suatu himpunan yang terkecil.
b. Dari peta Desa demi Desa itu akan memperlihatkan bermacam-macam hak atas
tanah baik Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak
Pengelolaan maupun tanah-tanah yang masih dikuasai oleh negara.
c. Dari peta-peta tersebut akan dapat juga diketahui nomor pendaftaran, nomor buku
tanah, nomor surat ukur, nomor pajak, tanda batas dan juga bangunan yang ada di
dalamnya.
(Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997)

3. Apa yg dimaksud Akta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna ?

Maksudnya : akta itu harus dianggap benar sebenar-benarnya sepanjang tidak


dibuktikan sebaliknya di depan Hakim

4. Apa landasan Hukum bagi PPAT ?

1
Antara lain :
a. UUPA nomor 5 tahun 1960
b. PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
c. PP 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT
d. Perkaban 8 tahun 2012 tentang pelaksanaan pp 37 tahun 1998

5. Asas Horizontal Dalam Hukum Pertanahan

Maksudnya pemilikan tanah dan bangunan dapat dimiliki oleh orang yang sama
atau berbeda
Contoh : HGB diatas Hak Milik

6. Apa yang dimaksud dengan Bidang Tanah ?

Maksudnya bagian dari permukaan bumi yg telah memiliki atau diketahui batas-
batas, luasnya atau ada atau tidaknya bangunan yang berdiri diatasnya.

7. Apa yang dimaksud dengan Warkah ?

dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar untuk membuat akta

8. Apa definisi dari PPAT ?

a. beradasarkan PP 24 tahun 1997

PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta
tanah tertentu.

b. berasarkan PP 37 tahun 1998

PPAT adalah Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta
otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah dan hak milik
atas satuan rumah susun

9. Siapakah yang dapat diangkat menjadi PPAT ?

Ditentukan dalam Pasal 6 PP No.37/1998, sebagai berikut :


Syarat untuk dapat diangkat menjadi PPAT adalah :
1. berkewarganegaraan Indonesia;
2. berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun;
3. berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat oleh
Instansi Kepolisian setempat;
4. belum pernah dihukum penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan
2
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
5. sehat jasmani dan rohani;
6. lulusan program pendidikan spesialis notariat atau program pendidikan khusus
PPAT yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi;
7. lulus ujian yang diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara Agraria/Badan
Pertanahan Nasional

10. Apa pengertian PPAT

Pasal 1 PP No.37/1998, menyebutkan :


a. Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum
yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.
b. PPAT Sementara adalah pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya
untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT di daerah yang
belum cukup terdapat PPAT.
c. PPAT Khusus adalah pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena
jabatannya utnuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu
khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas Pemerintah tertentu.

11. apa yang dimaksud dengan Akta PPAT ?

akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah dilaksanakan perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau atas Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

12. apa yang dimaksud dengan Protokol PPAT ?

kumpulan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara oleh PPAT yang terdiri
dari daftar akta, asli akta, warkah pendukung akta, arsip laporan, agenda dan surat-
surat lainnya.

13. apa yang dimaksud dengan Warkah ?

dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta PPAT.

14. apa yang dimaksud dengan Formasi PPAT ?

jumlah maksimum PPAT yang diperbolehkan dalam satuan daerah kerja PPAT.

15. apa yang dimaksud dengan Daerah kerja PPAT ?

suatu wilayah yang menunjukan kewenangan seorang PPAT untuk membuat akta
mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak
didalamnya.

3
16. apa saja alasan yang menyebabkan PPAT berhenti dari jabatannya ?

Didalam Pasal 8 PP No.37/1998, disebutkan PPAT berhenti menjabat karena :


a. meninggal dunia; atau
b. telah mencapai usia 65 (enam puluh lima) tahun; atau
c. diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagai
Notaris dengan tempat kedudukan di Kabupaten/Kota Daerah Tingkat II yang lain
daripada daerah kerjanya sebagai PPAT; atau
d. diberhentikan oleh Menteri sementara dalam ayat (2) pasal tersebut menyebutkan
:
(1) PPAT Sementara dan PPAT Khusus berhenti melaksanakan tugas PPAT apabila
tidak lagi memegang jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a
dan b, atau diberhentikan oleh Menteri.

(2) Ayat 1 huruf c merupakan suatu penyelesaian dari ada seseorang diangkat
sebagai PPAT, tetapi kemudian diangkat sebagai notaris di kota lain, sehingga
menurut ketentuan ini yang bersangkutan berhenti sebagai PPAT, sungguh pun
kalau masih ada lowongan di kota yang bersangkutan diangkat kembali sebagai
PPAT di tempat yang bersangkutan sebagai notaris.

(3) Hal ini sebagai solusi seseorang yang diangkat sebagai PPAT dan kemudian
sebagai notaris di kota lain tetap memegang kedua jabatan tersebut dan tetap
melakukan tugas-tugas PPAT dan notarisnya dan usahanya untuk diangkat sebagai
PPAT di tempat yang bersangkutan sebagai notaris tidak dikabulkan oleh Kepala
BPN hanya disuruh berhenti saja sebagai PPAT atau dia diangkat saja sebagai
notaris di tempat ditunjuk sebagai PPAT.

Sedangkan ayat (2) merupakan ketegasan dari PPAT sementara ataupun PPAT
khusus yang tidak mungkin melanjutkan tugas-tugasnya kalau mereka dipindahkan
ataupun berhenti sebagai pejabat di daerah itu baik sebagai camat atau kepala desa
dan demikian pula PPAT khusus itu dipindah ke lain jabatan ataupun berhenti
ataupun pensiun sebagai pegawai negeri.

17. Dalam hal apa PPAT diberhentikan dengan hormat dan tidak hormat ?

Pasal 10 PP No.37/1998, menyebutkan :


(1) PPAT diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena :
a. permintaan sendiri;
b. tidak lagi menjalankan tugasnya karena keadaan kesehatan badan atau kesehatan
jiwanya, setelah dinyatakan oleh tim pemeriksa kesehatan yang berwenang atas
permintaan Menteri atau pejabat yang ditunjuk;
c. melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan atau kewajiban sebagai PPAT;
e. diangkat sebagai pegawai negeri sipil atau ABRI.

(2) PPAT diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya, karena :


4
a. melakukan pelanggaran berat terhadap larangan atau kewajiban sebagai PPAT;
b. dijatuhi hukuman kurungan/penjara karena melakukan kejahatan perbuatan
pidana yang diancam dengn hukuman kurungan atau penjara selama-lamanya 5
(lima) tahun atau lebih berat berdasarkan putusan pengadilan yang sudah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
(3) Pemberhentian PPAT karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c dan ayat (2) dilakukan setelah PPAT yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
mengajukan pembelaan diri kepada Menteri.
(4) PPAT yang berhenti atas permintaan sendiri dapat diangkat kembali menjadi
PPAT untuk daerah kerja lain daripada daerah kerjanya semula, apabila formasi
PPAT untuk daerah kerja tersebut belum penuh.

18. Sebutkan daerah kerja PPAT ?

Daerah kerja PPAT diatur dalam Pasal 12 PP No.37/1998, sebagai berikut:


(1) Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah kerja Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota.
(2) Daerah kerja PPAT Sementara dan PPAT Khusus meliputi wilayah kerjanya
sebagai pejabat pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya.

19. sebutkan tugas dari seorang PPAT ?

Pasal 2 PP No.37/1998, sebagai berikut :


PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan
membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai
hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar
bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan
hukum itu.

20. sebuatkan perbuatan hukum tertentu yang menjadi tugas dari seorang
PPAT ?

Perbuatan hukum tersebut adalah sebagai berikut :


a. jual beli;
b. tukar-menukar;
c. hibah;
d. pemasukan dalam perusahaan (inbreng);
e. pembagian harta bersama;
f. pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah Hak Milik;
g. pemberian Hak Tanggungan
h. pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan.

21. sebutkan bentuk dan ukuran stempel PPAT ?

5
a. Bentuk :
Bulat, ditengah-tengah terdapat ruangan untuk nama PPAT Pengganti atau tulisan
"Camat";

b. Ukuran
1. Bulatan luar dengan garis tengah 3 1/2 cm, dibuat dalam garis lingkar rangkap
yang sebelah luar agak menebal sedangkan yang di dalam dengan garis
lebih tipis dan bergaris tengah lebih kecil. Jarak antara kedua bulatan adalah 1
mm;
2. Bulatan dalam dengan garis tengah 2 cm, dibuat dalam garis lingkar tunggal;
3. Di antara bulatan luar dan dalam, di bagian tengah bawah terdapat 2 (dua)
lukisan bintang bersudut 5 (lima) dengan ukuran garis tengah 3 (tiga) mm;
4. Di antara bulatan luar dan dalam, di bagian atas ditulis dengan huruf kapital :
a) PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH atau
b) PPAT SEMENTARA atau
c) PPAT PENGGANTI
5. a) Di antara dua bintang di bagian bawah ditulis Kabupaten/Kotamadya atau
Kecamatan daerah kerja PPAT atau PPAT Sementara.
b) Dalam hal PPAT mempunyai daerah kerja yang melebihi wilayah kerja satu
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya ditulis nama Kabupatenkabupaten/
Kotamadya-kotamadya yang bersangkutan atau nama satuannya,
misalnya DKI Jakarta.
6. Dalam ruang bulatan terdapat ruang yang dibatasi oleh dua buah garis lurus
mendatar sejajar dengan jarak satu sama lain 1 ½ cm, yang dituliskan dengan
huruf kapital :
a) Nama PPAT yang bersangkutan secara lengkap berikut gelar
kesarjanaannya atau
b) "Camat"
7. Sebelah atas maupun bawah dari ruang angka 6 tersebut di atas terlukis garisgaris
tegak lurus dengan jarak antara garis-garis satu dengan yang lainnya
sebesar 1 mm.

Anda mungkin juga menyukai