Anda di halaman 1dari 2

STEP 1 TERMINOLOGI

1. Luka bakar derajat 2 : (Superficial burn) kerusakan meliputi seluruh lapisan epidermis dan sebagian
dari lapisan dermis, respon yang timbul berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi (bila
terdapat kehilangan epidermis, luka terlihat basah).
Dijumpai bula, yang merupakan karakteristik dari luka bakar derajat dua dangkal. Bula merupakan
suatu bentuk epidermolysis (epidermis terlepas dari dasarnya) disertai proses eksudasi, dimana
cairan ini berkumpul di ruang yang terbentuk akibat proses epidermolysis.
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal
(karena adanya edema).
2. Luka bakar derajat 3 : (full thickness burn) kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan
yang lebih dalam. Apnedises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringatm kelenjar sebasea
mengalami kerusakan. Tidak dijumpai bula.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit
sekitar akibat koagulasi (denaturasi) protein pada epidermis dan dermis.
Secara teoritis tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
3. Amputasi : Amputasi berasal dari kata “amputate“ yang kurang lebih diartikan “pancung”. Amputasi
dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian
ekstremitas, atau dengan kata lain suatu tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.
Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah
organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan
teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara
utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi (Bruner
dan Sudarth, 2002).
4. Malpraktek : salah cara mengobati suatu penyakit atau luka karena disebabkan sikap tindak yang
acuh, sembarangan, berdasarkan motivasi kriminal. Kelalaian seorang dokter atau perawat untuk
menerapkan keterampilan dan pengetahuannya dalam memberi pelayanan pengobatan dan
perawatan terhadap seorang pasien yang lazimnya diterapkan dalam mengobati dan merawat
orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama.
5. Luka bakar derajat 4 : Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan ltulang
dengan adanya kerusakan yang luas.
6. Standar operasional prosedur (SOP) : dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan
secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.
7. Standar pelayanan medis (SPM) : Standard Pelayanan Minimal adalah spesifikasi teknis tentang
tolok ukur layanan minimal yang diberikan oleh BLUD kepada masyarakat (Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007, Ketentuan Umum).
8. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) : lembaga yang berwenang untuk
menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter/dokter gigi dalam penerapan disiplin
ilmu kedokteran/kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.
9. Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) : badan otonom Ikatan Dokter Indonesa (IDI) yang
bertanggung jawab mengkoordinasi kegiatan internal organisasi dalam pengembangan kebijakan,
pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika kedokteran, yang dibentuk secara
khusus di tingkat Pusat, Wilayah dan Cabang untuk menjalankan tugas kemahkamahan profesi,
pembinaan etika profesi dan atau tugas kelembagaan dan ad hoc lainnya dalam tingkatannya
masing-masing.
10. Surat izin praktek (SIP) : bukti tertulis yang diberikan dinas kesehatan kabupaten/ kota kepada
dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.

STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Bagaimana hubungan penurunan kesadaran dan luka bakar, apakah luka bakar dapat
menyebabkan penurunan kesadaran?
2. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada Barni?
3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan status lokalis pada Barni?
4. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus?
5. Bagaimana perawatan luka bakar yang dilakukan pada pasien?
6. Mengapa pasien dirujuk ke RSUD?
7. Mengapa perlu memberikan penjelasan dan meminta persetujuan pada keluarga pasien sebelum
merujuk dan mengapa perlu membuat rekam medis?
8. Mengapa pasien dikonsulkan ke dokter spesialis bedah?
9. Bagaimana tentang tindakan dokter bedah yang mengamputasi jari kaki kiri pasien tanpa
melakukan informed consent?
10. Bagaimana alur pelaporan kasus malpraktek? Dan apa saja kriteria kasus malpraktek?
11. Bagaimana peran komite etik RSUD dalam penanganan kasus ini?
12. Bagaimana SOP dan SPM untuk kasus luka bakar?
13. Mengapa kasus ini dilimpahkan ke IDI dan bagaimana peran IDI dalam penanganan kasus ini?
14. Bagaimana peran MKDKI dan MKEK?
15. Bagaimana alur pengurusan perpanjangan SIP dan bagaimana jika SIP tidak diperpanjang?

Anda mungkin juga menyukai