Anda di halaman 1dari 10

Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai Alternatif

Pengganti Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga


BAMBANG PRASTOWO
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Indonesian Center for Estate Crops Research and Development
Jl. Tentara Pelajar No.1 Bogor 16111

RINGKASAN kompor tersebut di daerah-daerah dengan


menggunakan bahan lokal akan membuka kesempatan
Di antara masalah yang berkenaan dengan energi kerja serta kesempatan berusaha bagi masyarakat di
nasional antara lain adanya kecenderungan konsumsi daerah. Tanaman kelapa dan jarak pagar sebagai
energi fosil yang semakin besar, energi mix yang masih tanaman penghasil bahan bakar nabati, potensinya
timpang, dan harga minyak dunia yang tidak lebih baik dibandingkan jenis tanaman perkebunan
menentu. Ketimpangan energi mix adalah terjadinya lainnya, terutama penggunaan minyak murninya
penggunaan salah satu jenis energi yang terlalu sebagai pengganti minyak tanah dengan
dominan, yaitu penggunaan minyak bumi sebesar 54,4 memanfaatkan kompor bertekanan yang sesuai.
%. Ketimpangan energi mix dan penggunaan energi
yang masih boros mengakibatkan beban nasional Kata kunci : Bahan bakar nabati, pengganti minyak
semakin berat. Khusus untuk minyak tanah, subsidi tanah rumah tangga, kompor bertekanan
pemerintah khusus masih mencapai sekitar 34,51
triliun rupiah. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya lain,
di antaranya adalah penggunaan bahan bakar nabati ABSTRACT
(BBN), untuk mengurangi subsidi, sekaligus
memenuhi kebutuhan masyarakat bawah berupa Estate Crops Origin Of Biological Fuel
pengganti minyak tanah. Bahan bakar nabati (BBN) As An Alternative Of Kerosene For Household
adalah semua bahan bakar yang berasal dari minyak
nabati, dan dapat berupa biodiesel, bioetanol, bio-oil Amongst the problems of national energy, are the
(minyak nabati murni). Minyak murni umumnya trend of increasing fossil energy consumption,
dapat digunakan untuk pengganti minyak tanah dan unbalance of mix energy, and uncertaint world oil
sejenisnya, melalui peralatan atau kompor khusus. price. Unbalance of mix energy and the wasteful use of
Penggunaan langsung minyak murni maksudnya energy consumption, caused national responsibility
adalah penggunaan minyak hasil tanaman (pure plant increased. Especially for kerosene, government subsidy
oil atau crude oil) tanpa perlu proses transesterifikasi reach to 34.51 trillion rupiahs. To reduce government
yang memerlukan tambahan bahan dan biaya. Jika subsidy and to fulfil necessity of low community at
tujuannya adalah membantu masyarakat kelas rendah once, therefore, another efforts are needed. Biological
pengguna minyak tanah, maka minyak murni menjadi fuel is all fuel that originated from botanical oil,
pilihan. Menurut sifatnya, maka minyak murni harus namely biodiesel, bioetanol or bio-oil (pure oil).
dalam bentuk kabut atau uap agar dapat terbakar Generally, pure oil can be used as an alternative of
secara baik, sehuingga harus mendapat tekanan yang kerosene or others through special equipment (special
cukup sebelum pembakaran, dan minyak dapat stove). Direct use of pure oil is the use of crude oil
terbakar secara baik. Hal ini memerlukan kompor yang (pure plat oil), without any transesterification proses
memiliki tabung bertekanan cukup (sekitar 2 – 3 bar). and additional budget. In order to get proper ignition,
Kompor semacam ini sudah banyak digunakan oleh pure plant oil must be in the form of mist or vapour.
para penjual jajanan atau kaki lima, tetapi biasanya The equipment (stove) with enough pressure (approx.
menggunakan minyak tanah, dan masih harus 2-3 bar), therefore is needed. In Indonesia and other
dimodifikasi agar dapat digunakan untuk BBN dalam countries, the experiment of stove with pressure were
bentuk minyak murni. Uji coba awal jenis baru kompor successful, and need to be formulated to be used by
bertekanan di Indonesia maupun di beberapa negara community. Stove fabrication in the district (territory
lain terbukti berhasil baik sehingga perlu segera areas) by using of local material, will open a job
dituntaskan penelitiannya dan diformulasikan, agar opportunity, as well as the opportunity of community
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Fabrikasi to do a business in the districs. As fuel producing

10 Volume 6 Nomor 1, Juni 2007 : 10 - 18


plants, coconut (Cococ nucifera) and Jatropha curcas are menyinggung masalah energi , terutama adalah
more potential than those of other estate crops. pengembangan energi terbarukan (Kadiman,
2006). Hal ini tentu sejalan dengan langkah-
Key words : Biological fuel, kerosene, pure plant oil,
langkah strategis untuk mengatasi masalah
stove pressured
energi nasional. Jika disinggung masalah energi
terbarukan, maka selain sumber energi alternatif
PENDAHULUAN seperti angin, surya, gelombang dan lainnya,
tentu juga akan mengarah kepada sumber
Di antara masalah yang berkenaan dengan alternatif lainnya yaitu bahan bakar nabati (BBN),
energi nasional antara lain adanya khususnya komoditas asal tanaman perkebunan.
kecenderungan konsumsi energi fosil yang Seperti juga saat Indonesia mengalami krisis
semakin besar, energi mix yang masih timpang, moneter, maka pertanian masih menjadi andalan
dan harga minyak dunia yang tidak menentu. dalam mengatasi masalah energi secara nasional.
Energi mix mencerminkan proporsi berbagai Khusus untuk minyak tanah, masyarakat
jenis energi yang digunakan secara nasional. secara umum selalu memahami bahwa
Oleh karena itu, adanya ketimpangan energi mix penggunaannya pasti lebih banyak oleh
berarti juga terjadinya penggunaan salah satu masyarakat berpendapatan rendah, dan oleh
jenis energi yang terlalu dominan. Contohnya karenanya perlu terus disubsidi. Hal ini tidak
penggunaan energi secara nasional pada tahun sepenuhnya benar. Minyak tanah umumnya
2003 yang berasal dari minyak bumi masih dikonsumsi oleh rumah tangga untuk memasak
sekitar 54,4%, sedangkan porsi sisanya dan untuk penerangan, terutama di daerah yang
menggunakan lebih dari empat jenis energi belum tersedia listrik. Hasil Survei Sosial
lainnya, yaitu gas bumi, batubara dan lainnya. Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan
Secara lebih rinci, proporsi penggunaan gas bumi oleh BPS setiap tiga tahun menunjukkan bahwa
adalah 26,5%, batubara 14,1%, tenaga air 3,4%, minyak tanah dikonsumsi oleh sekitar 65 ribu
panas bumi 1,4 %, sedangkan penggunaan energi rumah tangga Indonesia. Konsumsi minyak
lainnya termasuk bahan bakar nabati atau biofuel tanah meningkat 11%, dari 3,1 liter per bulan
hanya sekitar 0,2 % (Menteri Koordinator Bidang pada tahun 1996 menjadi 3,5 liter per bulan pada
Perekonomian, 2006). Hal ini juga berarti bahwa tahun 1999. Akibat jumlah penduduk selama
Indonesia sangat tergantung terutama pada periode tersebut juga bertambah, maka jumlah
ketersediaan minyak bumi. Selain itu, total konsumsi minyak tanah meningkat lebih
penggunaan energi nasional juga masih sangat cepat, yaitu sekitar 14%, dari 7,4 milyar liter pada
boros. Hal ini ditunjukkan dengan masih tahun 1996 menjadi 8,5 milyar liter pada tahun
tingginya perbandingan antara tingkat 1999. Upaya-upaya telah dilakukan pemerintah
pertumbuhan konsumsi energi dibandingkan melalui kampanye hemat energi maupun cara
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional lain. Data lain menunjukkan bahwa, walaupun
atau biasa disebut elastisitas energi. masih terjadi kenaikan konsumsi minyak tanah
Dibandingkan dengan negara-negara lain seperti yang puncaknya terjadi pada tahun 2004, yaitu
Jepang dan Amerika Serikat yang elastisitas menjadi 11,846 milyar liter, tetapi tahun-tahun
energinya hanya 0,10 dan 0,26, elastisitas energi berikutnya tejadi penurunan menjadi sekitar 10
nasional Indonesia masih tinggi, yaitu sekitar milyar liter pada tahun 20061. Angka inipun
1,84. Ketimpangan energi mix dan masih masih tinggi, sehingga subsidi pemerintah
tingginya elstisitas energi secara nasional ini khusus minyak tanah masih mencapai sekitar
mengakibatkan beban nasional semakin berat, 34,51 triliun rupiah. Kenyataannya subsidi
sehingga memerlukan langkah-langkah strategis tersebut tidak dinikmati oleh masyarakat
untuk mengatasinya. berpendapatan rendah, karena pengguna minyak
Agenda nasional mengenai pengembangan tanah sebagian besar adalah masyarakat
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam jangka
1
pendek 5 tahun ke depan juga telah Konsultasi langsung dengan Dr. Ir. Dadan Rusdiana, Departemen
Energi dan Sumber Dayas Mineral

Bahan Bakar Nabati Asal Tan. Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk RT (Bambang Prastowo) 11
Tabel 1. Sifat fisik beberapa minyak nabati dan minyak fosil
Jenis Minyak Titik Bakar (oC) Kekentalan Angka Iodine * Saponification Nilai Kalori (MJ/Kg) *
(10 -6 m2/s) Value *
Jarak Pagar 340 75,7 103,0 198,0 39,65
Kelapa 270-300 51,9 10,4 268,0 37,54
Kelapa Sawit 314 88,6 54,2 199,1 39,54
Rapeseed 317 97,7 98,6 174,7 40,56
Bunga Matahari 316 65,8 132,0 190,0 39,81
Minyak Tanah 50-55 2,2 - - 43,50
Minyak Solar 55 2-8 - - 45,00
Sumber : Lide dan Frederikse,1995 dalam Mühlbauer et al. (1998).

berpendapatan sedang ke atas. Oleh karena itu, kepada penggunaan energi asal tanaman atau
perlu upaya-upaya lain, di antaranya adalah bahan bakar nabati. Cukup banyak tanaman
penggunaan bahan bakar nabati (BBN), untuk perkebunan penghasill minyak lemak nabati di
mengurangi subsidi,sekaligus menyediakan Indonesia (Tabel 1). Bahan bakar nabati (BBN)
kebutuhan masyarakat bawah atas terhadap yang berasal dari tanaman penghasil lemak,
minyak tanah. misalnya kelapa, kelapa sawit, jarak pagar, bunga
matahari dan lainnya. Yang dapat dimanfaatkan
Bahan Bakar Nabati dari minyak hasil tanaman-tanaman tersebut
dapat berupa minyak asli atau minyak kasarnya
Bahan bakar nabati (BBN) adalah semua
(crude oil), atau dapat juga berupa biodiesel,
bahan bakar yang berasal dari minyak nabati.
yaitu minyak kasar tersebut yang sudah melalui
Oleh karena itu, BBN dapat berupa biodiesel,
proses transesterifikasi menggunakan metanol.
bioetanol, bio-oil (minyak nabati murni).
Minyak kasar murni umumnya dapat digunakan
Biodiesel merupakan bentuk ester dari minyak
untuk pengganti minyak tanah dan sejenisnya,
nabati setelah adanya perubahan suifat kimia
melalui peralatan atau kompor khusus,
karena proses transesterifikasi yang memerlukan
sedangkan biodiesel digunakan sebagai bahan
tambahan metanol. Bioetanol merupakan
bakar langsung maupun campuran untuk
anhydrous alkohol yang berasal dari fermentasi
otomotif.
jagung, sorgum, sagu atau nira tebu (tetes) dan
Pembeda dalam memilih tanaman penghasil
sejenisnya. Bio-oil merupakan minyak nabati
BBN antara lain nilai-nilai bakar hasil
murni atau dapat disebut minyak murni, tanpa
minyaknya, yang parameternya dapat berupa :
adanya perubahan kimia, dan dapat disebut juga
titik bakar, kekentalan, nilai kalori dan lainnya
”pure plant oil” atau ”straight plant oil”, baik
(Tabel 1).
yang belum maupun sudah dimurnikan atau
Selain nilai bakar minyak tersebut, pemilihan
disaring. Bio-oil dapat disebut juga minyak
jenis tanaman penghasil BBN juga atas
murni. Oleh karena itu, bahan bakar nabati
pertimbangan penggunaan sehari-hari hasil
adalah semua bentuk minyak nabati, yang dapat
tanaman tersebut, antara lain pilihan antara
dimanfaatkan untuk bahan bakar, baik dalam
untuk pangan atau pakan dan lainnya.
bentuk esternya (biodiesel) atau anhydrous
Berdasarkan hal ini maka BBN asal jarak pagar
alkoholnya (bioetanol) maupun minyak nabati
memiliki beberapa kelebihan. Keuntungan yang
murninya (Pure Plant Oil atau PPO). Dengan
dimiliki jarak pagar dibandingkan dengan
beberapa persyaratan tertentu, biodiesel dapat
tanaman lainnya karena tanaman ini hanya
menggantikan solar, bioetanol dapat
memiliki sedikit fungsi lain dan terbatas,
menggantikan premium, sedangkan bio-oil dapat
sehingga persaingan penggunaanya juga
menggantikan minyak tanah.
terbatas. Berbeda dengan tanaman lainnya
Ketersediaan energi fosil yang semakin
seperti kelapa sawit, ubikayu, sorgum dan
langka juga menyebabkan prioritas mengarah
kelapa, memiliki fungsi lain yang sangat penting

12 Volume 6 Nomor 1, Juni 2007 : 10 - 18


yaitu sebagai bahan pangan. Kenaikan permitaan Tabel 2. Beberapa jenis tanaman sumber minyak-
pangan akan meningkatkan harga jenis tanaman lemak Nabati
tersebut, akibatnya harga komoditi tersebut Indonesia Inggris Latin
sebagai sumber BBN juga akan semakin mahal. Sawit Oil Palm Elaeis guineensis
Hal ini tidak dialami tanaman jarak pagar, oleh Kelapa Coconut Cocos nucifera
Alpukat Avocado Persea americana
karena itu prioritas pengembangannya cukup
Kacang Brazil Brazil nut Bertholletia excelsa
baik. Prioritas berikutnya adalah minyak asal Kacang Macadamia nut Macadamia ternif.
kelapa, dengan pertimbangan tersedianya Makadam
tanaman kelapa hampir di seluruh tempat di Jarak Pagar Physic nut Jatropha curcas
Jojoba Jojoba Simmondsia california
Indonesia. Walaupun kelapa juga untuk Kacang Pekan Pecan nut Carya pecan
keperluan pangan, tetapi ketersediaannya yang Jarak Kaliki Castor Ricinus communis
melimpah perlu mendapat perhatian serius. Zaitun Olive Olea europea
Kanola Rapeseed Brassica napus
Untuk mendukung semacam ini, tugas Opium Poppy Papaver somniferum
Departemen Pertanian adalah menyiapkan bibit Sumber : Soerawidjaja (2006)
unggul dan bahan tanaman BBN, sesuai dengan
Luas areal tanaman kelapa sawit adalah
Inpres No. 1 tahun 2006 (Menteri Pertanian,
sekitar 5,5 juta ha, dengan total produksi CPO
2006).
sekitar 13,6 juta ton. Konsumsi CPO di dalam
negeri hanya sekitar 3,5 juta ton dan lainnya
Tanaman Perkebunan Penghasil Bahan Bakar
sekitar 8-10 juta diekspor (Ditjenbun, 2006) . Saat
Nabati
ini diperkirakan ada sisa sekitar 1-2 juta ton CPO
Nilai ekonomi suatu sumber energi tidak yang dapat dikonversi menjadi biodiesel.
hanya ditentukan oleh besarnya energi yang Masalahnya, harga CPO di luar negeri yang
dapat diperoleh dari sumber itu, tetapi juga oleh bagus menyebabkan produsen enggan mengubah
bentuk final perniagaannya (penyerahannya) CPO menjadi biodiesel. Hal ini memang menjadi
kepada konsumen akhir. Dalam hal ini perlu salah satu kendala jika ingin mengembangkan
dicatat bahwa dua bentuk final utama dari energi biodiesel asal kelapa sawit. Oleh karena itu,
komersial adalah bahan bakar dan listrik (kalor pengembangan areal khusus atau ”dedicated
atau ”heat” juga dapat merupakan bentuk final, area” akan menjadi lebih baik, karena khusus
tetapi biasanya hanya dimanfaatkan menghasilkan bahan bakar nabati.
(ditransaksikan) di lokasi pembangkitan Luas tanaman kelapa di Indonesia adalah
(Soerawidjaja, 2006). Di antara aneka bahan sekitar 3,875 juta ha, yang tersebar di seluruh
bakar, yang berwujud fasa cair adalah yang wilayah nusantara (Manggabarani, 2006 ;
paling bernilai ekonomi tinggi, karena berenergi Ditjenbun, 2006). Kurang berkembangnya harga
spesifik (energi/satuan volume) besar, mudah kopra yang menguntungkan petani kelapa
ditangani, dibawa dan ditransportasikan secara menambah besarnya kesempatan pemanfaatan
efisien serta aman, sehingga berperan dominan kelapa terutama minyak murninya atau minyak
dalam sektor transportasi dan pembangkitan kelapanya untuk keperluan lain, termasuk
listrik dengan motor-motor bakar portabel. sebagai sumber BBN, khususnya pengganti
Berdasarkan pengertian seperti ini, maka minyak tanah untuk keperluan rumah tangga.
komoditas pertanian khususnya perkebunan Luas tanaman jarak pagar di Indonesia secara
memiliki banyak jenis yang dapat dimanfaatkan tepat tidak diketahui, karena selama ini benar-
sebagai sumber energi alternatif atau sebagai benar hanya sebagai tanaman pagar. Gencarnya
sumber bahan bakar nabati. Komoditas tersebut wacana dan keinginan masyarakat untuk
terutama adalah tanaman yang dapat menanam jarak pagar dimulai sekitar tahun 2005
menghasilkan minyak lemak nabati, yang secara dan diperkirakan luas pertanaman jarak pagar di
mudah dapat diubah menjadi biodiesel maupun lapangan sudah mencapai ribuan ha tanaman
digunakan langsung (Tabel 2). muda yang belum berproduksi. Luas lahan yang
berpotensi sangat cocok untuk pertanaman jarak
pagar di Indonesia adalah sekitar 14,2 juta ha

Bahan Bakar Nabati Asal Tan. Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk RT (Bambang Prastowo) 13
(Allulerung et al., 2006a). Luasan tersebut tentu Semakin banyaknya produksi biodiesel dan
saja harus dikoreksi lagi dengan lahan yang mahalnya metanol akan menjadi kendala
sudah digunakan untuk keperluan lain. Jenis tersendiri. Jika tujuannya adalah membantu
tanaman perkebunan lainnya tidak diketahui masyarakat kelas rendah pengguna minyak
secara pasti luasnya, tetapi secara umum tanah, maka minyak murni menjadi pilihan,
beberapa jenis tanaman pada Tabel 2 mudah karena pengguna utama biodiesel adalah sektor
dijumpai di banyak tempat di Indonesia, kecuali transportasi, termasuk masyarakat kelas
kacang brazil, zaitun, kacang pekan, jojoba dan menengah ke atas penggunan kendaraan
makadamia. Di beberapa tempat bahkan ada bermotor. Secara nasional memang penggunaan
yang sudah memanfaatkan tanaman perkebunan bahan bakar minyak asal fosil (BBM) adalah
untuk menghasilkan biodiesel maupun produk sektor transportasi. Jadi juga tidak salah jika
kesehatan (Alullerung, 2006b). pemerintah ingin mengatasi hal ini.
Pengertian ilmiah paling umum dari istilah Kedua pilihan di atas masing-masing
‘biodiesel’ mencakup sembarang (dan semua) memiliki kendala dan persyaratan. Untuk
bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari menggantikan minyak tanah, penggunaan
sumber daya hayati atau biomassa (Soerawidjaja, minyak murni belum dikenal secara luas oleh
2006). Cara pembuatan biodiesel yang paling masyarakat. Minyak murni terutama asal jarak
umum adalah reaksi transesterifikasi antara pagar masih mengandung ”gum” yang biasanya
minyak-lemak dengan suatu alkohol monohidrik menghasilkan kerak sisa pembakaran yang
dengan bantuan katalis yang bersifat basa seperti cukup nyata, yang dapat menyebabkan spuyer
kalium (natrium) metoksida atau hidroksida. Di atau nozzle buntu. Titik bakar yang cukup tinggi
antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi dari minyak murni, memerlukan proses
kandidat sumber (pemasok) gugus alkil, adalah pembakaran tertentu untuk menghasilkan
metanol (metil alkohol) karena paling umum penyalaan yang baik. Oleh karena itu,
digunakan, harganya murah dan reaktifitasnya penggunaan minyak murni memerlukan
paling tinggi. Jadi, biodiesel praktis identik peralatan atau kompor khusus, yang sebenarnya
dengan ester metil asam-asam lemak (fatty acids tidak terlalu sulit untuk dibuat dan dicoba-coba.
methyl ester, FAME). Namun, jika etanol (kering) Menurut sifatnya, maka minyak murni harus
lebih mudah diperoleh (tersedia), seperti dalam bentuk kabut atau uap agar dapat terbakar
misalnya di Brazil karena sudah sangat kuat dan secara baik. Jadi minyak harus mendapat tekanan
majunya industri bioetanol di sana, biodiesel yang cukup sebelum pembakaran, kemudian
dapat juga dibuat dari alkohol. Proses disemprotkan bersamaan dengan proses
transesterifikasi untuk pembuatan biodiesel pemanasan awalnya sehingga kabut atau uap
sangat mudah dilakukan, asalkan minyak- minyak dapat terbakar secara baik. Hal ini
lemaknya merupakan minyak (lemak) mulus memerlukan kompor yang memiliki tabung
(refined fatty oil, kadar air < 0,3 %-berat, angka bertekanan cukup (sekitar 2 – 3 bar). Kompor
asam ≤ 1 mg-KOH/gram) (Soerawidjaja, 2006). semacam ini sudah banyak digunakan oleh para
penjual jajanan atau kaki lima, tetapi biasanya
Penggunaan Minyak Murni Sebagai Alternatif menggunakan minyak tanah. Sifat fisikokimia
Pengganti Minyak Tanah untuk Rumah Tangga yang berbeda menyebabkan kompor semacam ini
harus dimodifikasi agar dapat digunakan untuk
Penggunaan langsung minyak murni BBN dalam bentuk minyak murni.
maksudnya adalah penggunaan minyak hasil Reksowardojo et al. (2006) pernah mencoba
tanaman (pure plant oil atau crude oil) tanpa perlu memodifikasi kompor tekan yang awalnya untuk
proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi minyak tanah. Hasilnya menunjukkan bahwa
memerlukan biaya tambahan dibandingkan jika untuk penyalaan awal memang lebih lama
hanya menggunakan minyak murni. Pembuatan dibandingkan jika menggunakan minyak tanah.
biodiesel melalui proses transesterifikasi Hal ini wajar, karena titik bakar minyak jarak
memerlukan metanol sebagai katalisator. lebih tinggi dibandingkan minyak tanah.

14 Volume 6 Nomor 1, Juni 2007 : 10 - 18


Rancangan yang berbeda sudah dicoba dan Pembuatan minyak murni umumnya hanya
berhasil dipakai dengan BBN asal kelapa, bunga memerlukan tambahan biaya untuk memeras
matahari dan jarak pagar (Muhlbaur et al., 1998 ; dan memproses secara singkat pemurniannya.
Mueller et al., 2006). Jenis rancangan kompor Biaya produksi minyak murni kelapa atau jarak
yang cocok masih harus dicoba secara luas dan pagar dapat mencapai Rp. 3.500 - 4.000.- per liter,
mendalam agar penggunaan BBN dalam bentuk sedangkan untuk memproses transesterifikasai,
minyak murni dapat bermanfaat bagi rumah masih memerlukan tambahan biaya sekitar Rp.
tangga masyarakat kelas bawah di Indonesia. 2.000-2.500,-. Kajian finansial secara lebih
Titik bakar (fuel ignition point) dari BBN yang mendalam memang masih diperlukan agar
lebih tinggi dibandingkan minyak tanah atau diketahui kelayakan penggunaan BBN sebagai
solar (Tabel 1) menyebabkan perlunya alternatif pengganti minyak tanah untuk rumah
pemanasan awal pada penggunaan kompor tangga. Tantangannya adalah bagaimana
tekan tersebut. Hal ini sama seperti halnya membuat satu jenis kompor khusus dengan
pemakaian lampu petromak. Penggunaan menggunakan BBN dalam bentuk minyak murni
kompor tekan dengan bahan bakar minyak tanah dari beberapa tanaman perkebunan. Hal ini tidak
juga masih memerlukan pemanasan awal, hanya perlu mulai dari awal karena beberapa penelitian
waktu pemanasannya lebih cepat karena titik dan percobaan sudah mengindikasikan bahwa
bakar minyak tanah lebih rendah dibandingkan hal ini memungkinkan. Kompor khusus yang
minyak jarak pagar maupun minyak kelapa. dimaksud adalah kompor di mana bahan
Perspektifnya adalah bahwa untuk keperluan bakarnya terbakar dalam bentuk uap setelah
rumah tangga, dapat digunakan satu jenis melalu proses pemanasan dan tekanan.
kompor yang bahan minyaknya dapat berasal Diperlukan kompor khusus karena minyak
dari bermacam-macam jenis minyak murni (pure murni memiliki titik bakar yang tinggi, yaitu
plant oil), baik itu minyak kelapa, minyak jarak sekitar 300 oC (Muhlbauer et al., 1998), sehingga
pagar maupun minyak kelapa sawit. Dengan perlu pemanasan awal agar minyak dapat
demikian, masyarakat luas dapat memilih untuk terevaporasi setelah keluar dari nozlenya.
memanfaatkan minyak murni asal tanaman yang Pemanfaatan kompor bertekanan yang sudah
tersedia di sekitarnya, tidak harus terpaku tersedia di masyarakat untuk dioperasikan
kepada satu jenis tanaman saja. Pemakaian menggunakan BBN masih mengalami kendala,
kompor dengan bahan bakar etanol yang juga khususnya deposit atau penumpukan kerak sisa
dapat berasal dari tanaman perkebunan juga pembakaran pada nozle yang menyebabkan
perbah dicoba. Oleh karena etanol sangat mudah penyumbatan sehingga proses pembakaran tidak
terbakar, maka dalam hal ini digunakan etanol berjalan dengan lancar dan warna apinya merah.
dengan konsentrasi rendah. Rajvanshi et al (2004) Kompor bertekanan rancangan Universitas
telah mencoba kompor tekan dengan bahan Hohenheim Jerman (Stumpf et al. 1998) memiliki
bakar etanol konsentrasi 50% dan hasilnya cukup rancangan spuyer dan bagian pendukungnya
aman. Pada penggunaan etanol dengan yang lebih baik, terbukti dengan nyala api yang
kosenstrasi sekitar 85% di Brasil dan Afrika kebiruan tanpa jelaga, yang berarti
Selatan, kecelakaan karena meledak sering terjadi pembakarannya terjadi hampir sempurna. Hal ini
dan menjadi kurang aman. Penggunaan minyak disebabkan terutama prinsip rancangan yang
asal lemak nabati tampaknya memang lebih berbeda, yaitu dengan membuat minyak
aman. Secara keseluruhan perspeftif penggunaan terevaporasi lebih dahulu, baru kemudian keluar
bahan bakar nabati asal tanaman perkebunan ini dari nozzle dan dibakar (Stumpf dan Muhlbauer,
sangat berpeluang terwujud karena beberapa 2002). Sedangkan kompor tekanan yang
percobaan sudah pernah dicoba ke arah ini, umumnya digunakan pedagang di pinggir jalan,
apalagi di Indonesia tersedia cukup beragam minyak yang keluar dari nozzle dan terbakar
jenis-jenis tananam penghasil BBN tersebut, masih berupa cairan lembut, sehingga
termasuk di daerah pedesaan atau daerah pembakarannya kurang sempurna dibandingkan
terpencil. dengan uap minyak yang terbakar. Beberapa

Bahan Bakar Nabati Asal Tan. Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk RT (Bambang Prastowo) 15
A B C D

Gambar 1. (A) Kompor Sumbu Minyak Tanah, (B) Kompor Bertekanan yang biasanya untuk minyak tanah dioperasaikan menggunakan
minyak kelapa, pembakaran kurang baik dan berjelaga, (C) Kompor bertekanan rancangan Universitas Hohenheim, bisa
menggunakan

kompor sumbu sebenarnya sudah ada yang berturut-turut lebih rendah 120 kali dan 15
sudah mampu menghasilkan pembakarannya, kalinya (Stumpf dan Muhlbauer, 2002). Oleh
misalnya Butterfly Brass dan sejenisnya yang karena itu, selain ramah lingkungan karena
sudah umum dijumpai, juga kompor Gasmit dari rendah emisi, pengurangan pengggunaan bahan
Bandung, tetapi keduanya umumnya masih bakar kayu oleh masyrakat di pinggir hutan
menggunakan minyak tanah. Beberapa hal masih merupakan sumbangan nyata dalam menjaga
harus dikaji lebih mendalam, antara lain kelestarian hutan. Hal ini berarti juga turut
kesesuaian suatu jenis kompor bertekanan jika membantu dalam rangka mengurangi percepatan
digunakan dengan beberapa jenis BBN dari perubahan iklim akibat penggundulan hutan.
tanaman yang berbeda (kelapa sawit, kelapa atau Selain berbagai kelebihannya, kompor
jarak pagar), karena ketiga jenis BBN ini masih bertekanan yang teruji baik khusus untuk bahan
menghasilkan kerak di dalam pipa penyaluran bakar nabati memang belum tersedia secara luas
BBN sebelum sampai ke spuyer. Jenis kompor di masyarakat, apalagi kompor rancangan
lain yang langsung menggunakan bahan bii jarak Universitas Hohenheim tersebut (Gambar 1).
pagar juga pernah dicoba, antara lain kompor Pada tingkat percobaan sederhana dan parsial,
dengan bahan bakar berupa pasta biji jarak yang berbagai kalangan secara sendiri-sendiri sudah
dijumpai di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan mencobanya. Berdasarkan komunikasi langsung,
juga kompor Hanjuang2 yang menggunakan biji pihak-pihak tersebut misalnya Puslitbang
jarak pagar tetapi dengan pemanasan awal. Perkebunan Deptan, Balai Besar Pengembangan
Berdasarkan gambaran pisiknya, nyala api Mekanisasi Pertanian Deptan, anggota
berwarna merah dan masih berasap, suatu hal Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI)
yang menandakan bahwa pembakarannya dan oleh para peneliti di ITB Bandung
kurang sempurna. Secara keseluruhan, teknologi (Reksowardojo, 2005).
untuk kompor tekan untuk BBN semacam ini Kompor bertekanan rancangan Universitas
lebih baik dan sudah hampir siap dimanfaatkan Hohenheim yang sudah teruji jika menggunakan
secara masal oleh masyarakat untuk minyak nabati murni tersebut belum tersedia,
menggantikan minyak tanah dengan BBN. namun saat ini sedang dalam tahap uji
Penggunaan minyak asal tanaman juga laboratorium dan uji adaptasi di Indonesia oleh
sangat ramah lingkungan. Emisi hidrokarbon Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
dari penggunaan kompor bertekanan dengan Percobaan adaptasi kompor bertekanan tersebut
bahan bakar nabati adalah 370 kali lebih rendah perlu segera dituntaskan dan diformulasikan
dibandingkan dengan pembakaran langsung hasilnya, jika perlu dilanjutkan dan yang lebih
(kayu maupun bahan bakar minyak), sedangkan penting dalam waktu yang tidak terlalu lama
emisi karbon monoksida dan nitrogen oksidanya seharusnya segera dimasyarakatkan, termasuk
fabrikasinya di daerah-daerah, baik itu kompor
2 Dari komunikasi milist Masyarakat Energi Terbarukan
rancangan luar negeri maupun dari Indonesia
Indonesia (METI), Juli 2007 sendiri. Penggunaan bahan bakar nabati asal

16 Volume 6 Nomor 1, Juni 2007 : 10 - 18


tanaman perkebunan dapat menggantikan segera dituntaskan dan diformulasikan, agar
penggunaan minyak tanah, sedangkan fabrikasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
kompornya di daerah-daerah dapat membuka 5. Fabrikasi kompor tersebut di daerah-daerah
lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dalam dengan menggunakan bahan lokal akan
jangka panjang, selain dapat mendukung membuka kesempatan kerja serta
kecukupan energi nasional, juga dapat kesempatan berusaha bagi masyarakat di
mendukung upaya pelestarian lingkungan, daerah.
termasuk pengurangan perubahan iklim secara 6. Tanaman kelapa dan jarak pagar sebagai
umum. tanaman penghasil bahan bakar nabati,
Seperti halnya teknologi baru lainnya, potensinya lebih baik dibandingkan jenis
diseminasi selalu diperlukan. Berbagai kebiasaan tanaman perkebunan lainnya, terutama
msyarakat dalam menggunakan kompor yang penggunaan minyak murninya sebagai
juga bermacam-macam jenisnya makin pengganti minyak tanah dengan
mempoerkuat pentingnya sosialisasi atau memanfaatkan kompor bertekanan yang
semacamnya, termasuk jenis seperti apa kompor sesuai.
yang dikehendaki. Pengalaman di India juga .
memperlihatkan yang sama, bahwa dalam upaya DAFTAR PUSTAKA
sosialsiasi ataupun diseminasi, kompor
sebaiknya dibuat sesuai permintaan atau Allullerung, David., Zaenal Mahmud dan
kebiasaan masyarakat (Shastri et al. 2002). Pada Bambang Prastowo. 2006a. Peluang
rancangan pokok yang sama, perubahan dapat Kelapa Untuk Pengembangan Produk Kesehatan
dilakukan sesuai dengan permintaan maupun dan Biodiesel. Dalam Elna K., Henky TL,
bahan lokal yang tersedia. Secara pararalel kajian Iis NM, Ketut Ardana dan Susilowati
mengenai halini dapat dilakukan agar introduksi (Ed.). Konferensi Nasional Kelapa VI
teknologi baru tersebut dadpat denngan mudah 2006. Gorontralo. Puslitbangbun Bogor.
diterima oleh masyarakat. Allorerung, D., Mahmud, Z., Rivaie, A. R.,
Effendi, D. S., dan Mulyani, A. 2006b.
KESIMPULAN Peta Kesesuaian Lahan dan Iklim Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.). Lokakarya Status
1. Bahan bakar nabati asal tanaman perkebunan Teknologi Budidaya Jarak Pagar (Jatropha
tersedia cukup beragam, sehingga potensinya curcas L.). Jakarta 11-12 April 2006. Badan
sangat besar untuk dimanfaatkan oleh Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
masyarakat luas sebagai alternatif pengganti Pusat Penelitian dan Pengembangan
bahan bakar minyak, khususnya minyak Perkebunan.
tanah untuk rumah tangga. Ditjenbun. 2006. Pengembagan Tanaman Perke-
2. Proses produksi minyak nabati murni atau bunan Sebagai Bahan Baku
minyak murni lebih murah dibandingkan Bahan Bakar Nabati (biofuel). Departemen
biodiesel sehingga akan sangat bermanfaat Pertanian. Jakarta.
bagi daerah-daerah pedesaan dan Kadiman, Kusmayanto. 2006. Perspektif Tekno-
masyarakat kelas bawah. logi untuk Energi Alternatif.
3. Khususnya bagi masyarakat di pedesaan, Kementerian Riset dan Teknologi. Jakarta.
potensi minyak murni sebagai pengganti Manggabarani, Achmad. 2006. Kebijakan
minyak tanah untuk rumah tangga cukup Pembangunan Agribisnis Kelapa. Dalam
tinggi, walaupun untuk itu memerlukan Elna K., Henky TL, Iis NM, Ketut Ardana
peralatan atau kompor khusus atau kompor dan Susilowati (Ed.). Konferensi
bertekanan. Nasional Kelapa VI 2006. Gorontralo.
4. Uji coba awal kompor bertekanan di Puslitbangbun Bogor. Konferensi Na-
Indonesia maupun di beberapa negara lain sional Kelapa VI 2006. Gorontralo.
terbukti berhasil baik sehingga risetnya perlu Puslitbangbun Bogor.

Bahan Bakar Nabati Asal Tan. Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk RT (Bambang Prastowo) 17
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2006. Rockefeller Foundation.
Kebijakan Energi Nasional dan Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Energi Alternatif
Pengembangan Biofuel. Losari. Jabar. Dari Kelapa. Dalam Elna K., Henky TL,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 2006. Iis NM, Ketut Ardana dan Susilowati
Program Aksi Penyediaan dan (Ed.). Konferensi Nasional Kelapa VI
Pemanfaatan Energi Alternatif. Jakarta. 2006. Gorontralo. Puslitbangbun Bogor.
Menteri Pertanian. 2006. Pidato Pengarahan Pada Reksowardojo,IK. 2005. Kompor Minyak Jarak
Pembukaan Lokakarya Pagar. Ilmu dan Teknologi. Koran
Status Teknologi Jarak Pagar di Badan Litbang Tempo 5 Desember 2005 : C6-C7
Pertanian. Jakarta. Reksowardojo, IK., A. Surachman, Tri Sigit.P,
Muhlbauer, W., A. Esper ., E. Stumpf ., R. Ibrahim, T. H. Soerawidjaja, T. P.
Baumann, 1998, “Rural Energy, Equity Brodjonegoro. 2006. Pemakaian Minyak Jarak
and Employment: Role of Jatropha Curcasʺ, Pagar (Jatropha curcas l.) pada Kompor
Institute for Agricultural Engineering in Bertekanan. Makalah pada Seminar
the Tropics and Subtropics, Hohenheim Nasional Mekanisasi Pertanian dan
University, Stuttgart, Germany. Bioenergi untuk Industri Pertanian tgl 29-
Müller J, Kratzeisen M, Weis K, Stumpf E, 30 November 2006 di Bogor.
Mühlbauer W. 2006. Jatropha Curcas Stumpf, E., A. Esper., R. Baumann.,W.
Derivatives as Alternative Energy Source for Muhlbauer, 1998, “Plant Oil-based
Households. Makalah pada Lokakarya II Cooking Stove: Primary Research Results”,
Status Teknologi Jarak pagar. 29 Institute for Agricultural Engineering in
November 2006. Puslitbang Perkebunan. the Tropics and Subtropics, Hohenheim
Bogor. University, Stuttgart, Germany.
Lide, D.R. and H.P.R. Frederikse. 1995. CRC Rajvanshi, Anil K., S M Patil and B. Mendoca.
Handbook of chemistry and 2004. Development of Stove
physics. CRC Press, Boca Raton, USA. Dalam Running on Low Ethanol Concentration. NARI.
Mühlbauer, W., A. Esper, E. Stumpf and Nov. 2004. India
R. Baumann. 1998. Plant Oil-based Stumpf E. and Muhlbauer W. 2003. Plant Oil As
Cooking Stove – A Technology Update. Cooking Fuel: Development of a
Makalah dalam Workshop Rural Energy, Household Stove for tropical and
Equity and Employment : Role of Subtropical Countries. Institute for
Atrophy Curcas. Harare, Zimbabwe, 13 – Agricultural Engineering in the Tropics
15 May 1998. Scientific and Industrial and Subtropical Hohenheim University.
Research and Development Centre Http://bagani.de
(SIRDC). The Rockefeller Foundation. Stumpf E. and W. Muhlbauer. 2002. Plant-oil
Mühlbauer, W., A. Esper, E. Stumpf and R. Cooking Stove for Developing
Baumann. 1998. Plant Oil-based Countries.Boiling Point 48. p37.
Cooking Stove – A Technology Update. Makalah Shastri, CM, G Sangeetha and NH Ravindranath.
dalam Workshop Rural Energy, Equity 2002. Desimination of Efficient
and Employment : Role of Atrophy ASTRAStove: Case Study of a Successful
Curcas. Harare, Zimbabwe, 13 – 15 May Entreprenuer in Sirsi India. Energy for
1998. Scientific and Industrial Research Sustainable Development. 6(2). June,
and Development Centre (SIRDC). The 2002. p63-67

18 Volume 6 Nomor 1, Juni 2007 : 10 - 18


Bahan Bakar Nabati Asal Tan. Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk RT (Bambang Prastowo) 19

Anda mungkin juga menyukai