Anda di halaman 1dari 4

Wawasan kebangsaan

H. TEORI BERNEGARA BANGSA INDONESIA

Bernegara adalah berorganisasi artinya hidup berkelompok


berdasarkan suatu pola ketertiban untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berorganisasi berarti bekerja sama berdasarkan suatu pembagian kerja
yang tetap (permanen).

Pekerjaan tetap dalam organisasi disebut fungsi yang


diselenggarakan atau diemban oleh seseorang, sifat fungsi tetap sedang
pelakunya berganti-ganti. Dengan cara pandang demikian, maka
organisasi negara berbentuk organisasi fungsional yang karena berubah
pelaku-pelakunya, sedangkan yang tetap adalah jabatannya, maka
disebut organisasi jabatan, sehingga kita berhadapan dengan tata
jabatan.

Menurut Padmo Wahyono teori bernegara bangsa Indonesia


haruslah bersumber pada alam dan budaya bangsa atau suasana
kebatinan bangsa Indonesia (menurut Soepomo).1

Cara pandang bernegara dapat ditinjau dari:

1. Cara pandang individualistik, berdasarkan teori perjanjian masyarakat


(Thomas Hobbes, John Locke dan JJ Rousseau) yang memandang
negara sebagai status hukum (state), suatu masyarakat hukum (legal
society) sebagai hasil perjanjian masyarakat (social contract)

1 Padmo Wahyono, Ibid, halaman 88


2. Cara pandang Sosialis-Komunis, berdasarkan teori kelas (Marx,
Engels dan Lenin) bahwa negara adalah alat bagi mereka yang
ekonominya kuat menekan ekonomi yang lemah

3. Cara pandang Integralistik, berdasarkan kesatuan organis (Hegel,


Adam Muller, Spinoza). Menurut Soepomo, cara pandang ini
berpotensi menimbulkan negara kekuasaan. Cara pandang ini
dianggap termaktub dalam Alinea ketiga Pembukaan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Soepomo,
cara pandang ini tidak memiliki kepentingan sendiri (kepentingan
pemerintah) dan tidak bertentangan dengan rakyatnya. Kesemuanya
menjalankan fungsi masing-masing dalam suatu totalitas.

Cara pandang ini kemudian secara utuh mewujudkan Proklamasi


Tanggal 17 Agustus Tahun 1945 (Alinea kedua Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945) yang berarti:

 Perjuangan kemerdekaan mempunyai peran dalam pembentukan ide


dasar yang dicitakan
 Proklamasi hanya mengantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan
 Negara yang dicita-citakan bukan sekedar pemerintahan, rakyat dan
wilayah tetapi harus diisi untuk menuju keadaan merdeka, berdaulat,
bersatu, adil dan makmur
 Terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa
 Adanya unsur religienitas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
Tujuan bernegara bangsa Indonesia terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu:2

2 Isrok, Reading Materials Ilmu Negara: Bentuk-bentuk Negara dan Bentuk-bentuk Pemerintahan
yang disampaikan dalam perkuliahan tanggal 27 Nopember 2007 di Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya
1) Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat adil dan makmur (res publica atau
kepentingan umum bangsa Indonesia)

2) Tujuan Khusus
Berdasarkan Alinea keempat Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mana menyebutkan
bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Aliran yang meneliti negara dari sudut hukum semata-mata dipelopori oleh
Paul Laband (1838-19180 dari Jerman); kemudian aliran ini diteruskan oleh
Sarjana Australia, Hans Kelsen, pendiri Mazhab Wina. Hans Kelsen yang
mengemukakan pandangan yuridis yang paling ekstrem menyamakan negara
dengan tata hukum nasional (national legal order) dan berpendapat bahwa
masalah kenegaraan harus diselesaikan dengan cara normatif. Ia menolak
memperhitungkan faktor sosiologis oleh karena mengaburkan analisis yuridis.
Ia memperjuangkan suatu teori hukum yang murni (Reine Rechtslehre), yaitu
teori mengenai pembentukan dan perkembangan hukum secara formal

terlepas dari isi materiil atau idiil norma-norma

hukum yang bersangkutan.

bangsaan

Anda mungkin juga menyukai