NEWW Word+daftar Isi+kata Pengantar
NEWW Word+daftar Isi+kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penyelesaian praktikum ini dibuat sebagai bentuk pertanggung jawaban setelah melakukan
kegiatan pengujian dengan judul “ Praktikum Bahan Jalan “ di Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Cenderawasih Jayapura. Penulis menyadari jika tanpa dukungan dari berbagai pihak
penulis tidak dapat menyelesaikan pengujian ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Herlina Sanggamele ST., MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahan Jalan.
2. Kakak Bernadus Wanewar ST. selaku asisten dosen mata kuliah Bahan Jalan.
3. Serta teman-teman jurusan Teknik Sipil Universitas Cenderawasih yang telah banyak
membantu memberikan motivasi kepada penulis selama pelaksanaan pengujian ini
berlangsung.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan. Penulis juga menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan
dalam penulisan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan praktikum ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... iv
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................... 26
4.2 Saran ......................................................................................................................................... 26
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 27
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
a. Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume lalu lintas
tinggi.
b. Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu lintas
rendah.
c. Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
BAB IV Penutup
Kesimpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
Berdasarkan bentuknya :
1) Aspal keras/panas : Aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu
ruang berbentuk padat
2) Aspal dingin / Cair : Aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu
ruang berbentuk cair
3) Aspal emulsi : Aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi dan digunakan dalam
kondisi dingin dan cair.
B. Aspal Cair
1) Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
2) Pada suhu ruang berbentuk cair
3) Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair
dibedakan atas :
a) RC (Rapid curing cut back ) : Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin
(premium), RC merupakan curback asphal yang paling cepat menguap. RC cut back
asphalt digunakan sebagai :
1. Tack coat (Lapis perekat)
2. Prime Coat (Lapis resap pengikat)
b) MC (Medium Curing cut back) : Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan
minyak tanah (Kerosine). MC merupakan cutback aspal yang kecepatan menguapnya
sedang.
c) SC (Slow Curing cut back): Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC
merupakan cut back asphal yang paling lama menguap. SC Cut back asphalt
digunakan sebagai :
1. Prime coat
2. Dust laying (lapis pengikat debu)
C. Aspal Emulsi
1) Aspal emulsi adlah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi
2) Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator
3) Partikel aspal melayang-layang dalam air karena partikel aspal diberi muatan listrik.
4) Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :
a) Kationik (disebut juga aspal emulsi asam) : merupakan aspal emulsi yang bermuatan
arus listrik positif
b) Anionik (disebut juga aspal emulsi alkali): merupakan aspal emulsi yang bermuatan
negative
c) Nonionik : merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak
mengantarkan listrik.
5) Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik dan
kationik.
6) Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas :
a) Rapid Setting (RS): aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga
pengikatan cepat terjadi. Digunakan untuk Tack CoatMedium
b) Setting (MS), Digunakan untuk Seal Coat
c) Slow Seeting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap, Digunakan
Sebagai Prime coat
BAB III
ANALISA DATA
110
100.00
95.60 100
86.60 90
80
Persen Lolos
70
64.40
60
50
40
30
24.80
20
10
4.70 0
1.20 0
No. 4 No.8 No. 16 No.30 No.50 No. 100 No. 200 Pan
Nomor Saringan
60
50
40
34.06
30
20
16.94
10
1.20 0.18 0.17 0.16 0.14 0.11 0.08 0.00
0
3/4' 1/2' 3/8' No. 4 No.8 No. 16 No.30 No.50 No. No. Pan
100 200
Nomor Saringan
𝐵𝐾 2.508
BERAT JENIS ( BULK ) ( )
𝐵𝐽 − 𝐵𝐴
𝐵𝐽 2.537
BERAT JENIS KERING PERMUKAAN JENUH ( )
𝐵𝐽 − 𝐵𝐴
𝐵𝐾 2.583
BERAT JENIS SEMU (APPARENT) ( )
𝐵𝐾 − 𝐵𝐴
𝐵𝐽 − 𝐵𝐾 1.15
PENYERAPAN (Absorption) ( × 100 %)
𝐵𝐾
𝐵𝐾 1.995
( )
BERAT JENIS ( BULK ) 𝐵 + 0,5 − 𝐵𝑇
0.5
( ) 2.294
BERAT JENIS KERING PERMUKAAN JENUH 𝐵 + 0,5 − 𝐵𝑇
𝐵𝐾 2.843
BERAT JENIS SEMU (APPARENT) ( )
𝐵 + 𝐵𝐾 − 𝐵𝑇
500 − 𝐵𝐾 14.943
PENYERAPAN ( × 100 %)
𝐵𝐾
1) keringkan agregat dalam oven pada suhu 105°C sampai 110°C minimum selama
4 jam, keluarkan dan tunggu sampa berat tetap
2) pisah-pisahkan agregat kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara
saringan sesuai dengan gradasi dan sifat mutu yang sudah diukur
3) panaskan aspal terpisah sesuai panas yang diinginkan pula, sampai mencapai
kekentalan (viskositas) yang disyaratkan baik dalam pekerjaan pencampuran
maupun untuk pemadatan/penumbukan
Panaskan agregat terpisah kira-kira 28°C diatas suhu pencampuran sekurang-
kurang 4jam dalam oven.
4) pencampuran, dilakkan sebagai berikut :
dari setiap benda uji diperlukan agregat ±1200 gram menghasilkan tinggi
benda uji kira-kira (63,5 ± 1,27)mm dengan diameter 101,6 mm
panaskan panic atau wadah pencampuran kira-kira 28°C diatas suhu
pencampura untuk aspal padat
masukkan agregata yang telah dipanaskan kedalam wadah pencampuran
tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan sebanyak yang
dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian
aduk dengnan cepat pada suhu yang disyaratkan sampai agregat terselimuti
aspal secara merata.
5) pemadatan/ penumbukkan, dilakukan ssebagai berikut :
siapkan cetakan pada perlengkapannya, panaskan dalam oven pada suhu
antara 93,3°C sampai 148,9°C
keluarkan cetakan dan letakkan pada landasan pemadat tahan dengan
pemegang cetakan, letakan selembar kertas saring atau kertas penghisap (
ukurannya sama dengan diameter cetakan ) kedalam dasar cetakan
masukkan campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran dengan
spatula yang dipanaskan sebanyak 10x pada bagian tengah dan 15x pada
bagian tepi
lakukan pemadatan/penumbukan dengan alat penumbuk setinggi 457,2 mm
sebanyak :
- 75 x tumbukkan untuk lalu lintas berat
- 50 x tumbukkan untuk lalu lintas sedang
- 35x tumbukkan untuk lalu lintas ringan
pelat alas dan leher sambung dilepas, kemudian cetakan berisi benda uji
dibalikkan, dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung.
B. Pelaksanaan Pengujian :
1) Rendam dalam bak perendamm (water bath) yang mempunyai temperature ( 60
± 1 )°C selama 30 – 40 menit.
2) Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakan kedalam
segmen bawah kepala penekan
3) Pasang segmen atas di atas benda uji, dan letakkan keseluruhannya dalam mesin
penguji
4) Pasang arloji pengukur alir (flow) pada kedudukkannya diatas salah satu batang
penuntun dan atur jam penunjuk pada angka nol, sementara tangkai arloji di
pegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan.
5) Kepala penekan beserta benda uji naikkan hingga menyentuh alas cincin
penguji, dan atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol
6) Lakukan pengujian dengan memberikan beban pada benda uji dengan kecepatan
tetap sekitar 50 mm/menit sampai dengan pembebanan maksimum tercapai atau
pembebanan menurun sebagaimana ditunjukan oleh jarum arloji tekan dan catat
pembebanan maksimum ( stability ) yang dicapai, untuk benda uji dengan tebal
tidak sama dengan 63,5 mm beban harus dikoreksi dengan faktor korelasi
berdasarkan volume benda uji sesuai dengan ketentuan
7) Berikut catatan nilai air (flow) yang ditunjukan oleh jarum arloji pengukur alir
pada saat pembebanan maksimum tercapai
C. Perhitungan :
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus sebagi berikut :
a. % aspal terhadap campuran
= {(% aspal terhadap batuan) / (% aspal terhadap batuan + 100 %)} X 100 %
b. Berat isi [t/m3] = (Berat benda uji) / (Isi benda uji )
c. Stabilitas [kg] = (Pembacaan arloji tekan) x ( Angka korelasi beban )
d. Alir (flow) [mm] = Pembacaan pada arloji pengukur alir
Dimana :
95.60−35
Split = × 100% = 63.51 %
95.60−0.18
Untuk menghitung Filler didapat dari pengurangan Idel Spec dengan hasil pertambahan
split dan screen (yang masing-masing sudah dikalikan butiran lewat No.200).
63.51
Hasil dari Split= × 0.08 = 0.050%
100
36.49
Hasil dari Screen= × 1.20 = 0.438%
100
Jumlah butiran lewat No.200 = Hasil dari Split + Hasil dari Screen
= 0.050 + 0.438 = 0.487 %
= 4,65 % = 5 %
5. Panaskan sampai temperatur 150⁰C ( mangkuk uji harus dikasi alas besi )
7. Setelah aspal yang di panasi mencapai 150⁰C masukan aspal kedalam container kecil
dinginkan selama 65 menit .
8. Setelah 65 menit masukan container di air dalam panci dengan suhu 25⁰C yang telah
disiapkan tadi ( temperatur dalam panci harus dijaga di 25⁰C )
11. Atur jarum dan penunjuk sampai angka 0 (nol) di skala penetrasi.
12. Setelah 0 (nol ) pasang container uji dibawah jarum dan atur hingga posisi jarum tepat
menyentuh permukaan aspal dalam container.
14. Pegang dan lepaskan penahan jarum selama 5 detik,catat angka yang tercatat minimal 3X
dalam container.
% Rongga antara agregat Persen rongga terhadap Persen rongga Pembacaan Stabilitas ( l x Stabilitas ( m x
100 - (( F x ( 100 - A )) / Bj. campuran terisi aspal arloji provil ring koreksi benda uji
Bulk Agregat ) 100 - ( 100 * F / G ) 100 x ( H - I ) / H Stabilitas ( kg ) (Kg )
H I J K L M
26.88 24.46 8.99 432 5689.44 4323.97
27.42 24.06 12.25 331 4359.27 3313.05
28.24 23.96 15.16 391 5149.47 3913.60
28.92 23.72 17.98 228 3002.76 2282.10
27.95 21.69 22.38 250 3292.50 2502.30
29.94 22.89 23.54 226 2976.42 2321.61
Hasil bagi
Kelelehan
marshall
( mm )
( kg / mm )
N O
3.1 1394.83
0.71 4666.26
0.75 5218.13
2.6 877.73
3.6 695.08
3.9 595.28
Keterangan Tabel :
Kolom E
Kolom
= Stabilitas ( m x koreksi benda uji ) (kg)
M
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pengujian yang sudah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Modulus halus butir yang di dapat dari hasil pengujian pada agregat halus sebesar 4,23%
2. Modulus halus butir yang di dapat dari hasil pengujian pada agregat halus sebesar 9,51%
3. Dari pengujian penyerapan dan berat jenis agregat kasar didapat hasil berat jenis (bulk)
sebesar 2,508 gram, berat jenis kering permukaan jenuh sebesar 2,537 gram, berat jenis
semu (apparent) sebesar 2,583 gram dan penyerapan sebesar 1,15.
4. Dari pengujian penyerapan dan berat jenis agregat halus didapat hasil berat jenis (bulk)
sebesar 1,995 gram, berat jenis kering permukaan jenuh sebesar 2,294 gram, berat jenis
semu (apparent) sebesar 2,843 gram dan penyerapan sebesar 14,943.
4.2 Saran
Penelitian ini tentunya memiliki kekurangan sehingga penulis memberikan saran untuk
penelitian ini yang dapat dilakukan di masa mendatang yaitu :
1. Kurangnnya fasilitas yang menunjang pengujian ini karena keterbatasan alat
2. Waktu yang sangat singkat.
LAMPIRAN
Proses Penimbangan Material Kerikil, Pasir dan Semen untuk Pembuatan Aspal
Proses Penimbanga Benda Uji Dalam Air Untuk Mendapatkan Isi Dari Benda Uji Tersebut