Anda di halaman 1dari 23

3.

02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Penyulit Obstetrik Dalam Kehamilan


PERDARAHAN ANTEPARTUM
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah
kehamilan 28 minggu.
Insiden : 2-5% seluruh persalinan
Klasifikasi perdarahan antepartum yaitu :
1. plasenta previa (20% APB)
2. Solusio plasenta (40% APB)
3. Vasa previa / Insersio velamentosa
4.Ruptur sinus marginalis
5. Plasenta sirkumvalata
6. Tak terklasifikasi (35% APB)
Tambahan :
Pada usia kehamilan 28 minggu→ oksitosin↑ → muncul kontraksi Braxton
Hicks/kontraksi palsu
Kontraksi itu sinergistik/bersamaan ( kontraksi rahim: fundal dominan ) →
rahim memendek dan menggendut → proses kelahiran terjadi

Plasenta previa
merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis → plasenta menutupi seluruh OUI
2. Plasenta previa lateralis → plasenta menutupi sebagian OUI
3. Plasenta previa marginalis → plasenta ada dibatas pinggir OUI
4. Plasenta previa letak rendah → plasenta berada 2-3 cm dari OUI

Etiologi
Etiologi plasenta previa belum jelas
Faktor resiko terjadinya plasenta previa:
1. Merokok
2. Pertambahan usia (>35 tahun )
3. Riwayat seksio sesaria sebelumnya
4. Defek Vaskularisasi pada desidua

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


Costae FK UKDW|1
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

5. Plasenta yang besar dan luas


6. Riwayat plasenta previa sebelumnya

Diagnosis
plasenta previa :
- Adanya perdarahan pervaginam pada hamil 28 minggu, tanpa sebab,
berwarna merah segar dan tidak nyeri. (kadang nyeri akibat his. ISK
juga dapat menimbulkan kontraksi )

Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Luar :
- Bagian terbawah janin belum masuk PAP (pada primigravida usia 34
minggu, seharusnya kepala sudah masuk panggul), sering terdapat
kelainan letak janin. (Janin mallposisi / mallpresentasi)
b. Pemeriksaan Inspekulo
Untuk mengetahui asal perdarahan (dari dalam OUE atau kanalis
servikalis seperti varises, polip, myoma. Ca cervix, erosi parah
jadi bukan berasal dari cervix maupun vagina.
c. Perabaan Fornices
Pemeriksaan ini bermakna bila janin letak kepala

( FYI yang syusah itu kalau plasenta letak rendah lateralis


dan dekat persalinan dimana USG tidak akurat memberi hasil
sehingga butuh pemeriksaan dalam yaitu perabaan fornix yang
langsung kepala atau plasenta)

d. Pemeriksaan dalam : tidak dianjurkan


e. Pemeriksaan anjuran : USG

Penatalaksanaan plasenta previa


1) Terapi Ekspektatif ( perawatan berusaha konservatif→
Mempertahankan kehamilan seaterm mungkin sehingga menurunkan
mortilitas bayi dan ibu.
- Rawat inap dan tirah baring
Mobilisasi bertahap : 24 jam pertama ditemati duk saja → gejala
membaik → 24 jam kedua duduk→ gejala membaik →24 jam
ketiga belajar berjalan → gejala membaik → PULANG
- Pemeriksaan USG

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


2|Costae FK UKDW
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

- Berikan tokolitik
Untuk menghentikan kontraksi ( progesteron,MgSO4 dan dll)
- Uji pematangan paru janin
Usia 24-34 minggu
2) Terapi aktif
Untuk perdarahan yang aktif dan banyak
Kriteria perdarahan aktif yang harus dilahirkan
1. Perdarahan banyak
2. Menimbulkan gangguan hemodinamik (syok,dll)
3. Kontinu (walau sedikit perdaeahannya tapi tidak berhenti)
4. Setelah evaluasi serial, Hb turun terus
3) Seksio sesaria
Plasenta previa parsialis dan totalis harus SC
Plasenta previa→ mengejan → yang keluar darah
Kalau mengejan → yang keluar bukan darah → bukan plasenta previa
Plasenta previa → pelepasan plasenta/ separasi plasenta (jadi bukan
solusio plasenta) → perdarahan
Solusio plasenta
merupakan terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang implantasi
normal. (pelepasan plasenta yang letaknya normal tidak seperti plasenta
previa)
Klasifikasi :
1. Ringan 25% placenta lepas
2. Sedang 50% placenta lepas
3. Berat 75% placenta lepas

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


Costae FK UKDW|3
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Tahunya lepas bagaimana? Denga USG. Dimana pada USG ini terlihat
adanya retroplasental hematom (ada clot)
Ada 2 macam :
1. Perdarahan nyata keluar→ ada perdarahan antempartum
2. Perdarahan tidak keluar → pelepasan plasenta sedikit → area yang lepas
tidak sampai tepi plasma → tidak ada perdarahan plasenta yang keluar
dari OUI
Etiologi
Etiologi solusio plasenta belum jelas.
Beberapa faktor penyebab terjadinya solusio plasenta :
1. Hipertensi (paling banyak)
2. Trauma
3. Kebiasaan merokok
4. Multiparitas dan umur tua
Diagnosis
Anamnesis :
- Perasaan sakit yang tiba-tiba diperut
- Perdarahan pervaginam
- Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya
berhenti.
- Pusing, badan lemas, ibu terlihat anemis (kalau perdarahannya banyak)
- Terdapat riwayat trauma atau penyebab lain

Pemeriksaan fisik
- Pasien tampak pucat, gelisah dan kesakitan
- Terdapat darah keluar pervaginam (bukan tanda utama)
- Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter
- Uterus teraba tegang dan keras (yang khas pada perdarahan
plasenta adalah uterus kontraksi terus)
- Nyeri tekan terutama pada tempat terlepasnya plasenta
- Bagian-bagian janin sulit dikenali karena perut tegang
- Servik sudah terbuka atau masih tertutup

Pemeriksaan Lab :
- urine dan darah
- faal hemostasis (diperiksa karena solusio plasenta bisa memicu kaskade

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


4|Costae FK UKDW
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

gangguan pembekuan darah)


-pemeriksaan USG
Penatalaksanaan solusio plasenta  Tergantung dari berat ringannya
kasus.
Kalau misalnya berat dan bayinya hidup → SC
Kalau gawat materna (udem paru,dll) → SC

Pada solusio plasenta ringan lakukan istirahat/ tirah baring/ bed


rest, pemberian sedative. Selama perawatan dilakukan
pemeriksaan Hb, Fibrinogen, hematokrit dan trombosit.

Pada kasus sedang dan berat penatalaksanaannya meliputi :


 Pemberian transfusi darah
 Pemecahan ketuban
 Pemberian infus oksitosin
 Kalau perlu dilakukan seksio sesaria (kalau tidak memungkinkan
menunggu drip oksitosin)
Komplikasi :
A. Perdarahan
B. Kelainan pembekuan darah, DIC
C. Oliguria, kurang cairan
D. Gawat janin
E. Kematian

Prognosis
Prognosis ibu tergantung pada luasnya plasenta yang lepas,
banyaknya perdarahan, penurunan kadar fibrinogen, adanya
uteroplasenter apoplexy, ada tidaknya vaskular disease.
Prognosis janin pada solusio plasenta berat hampir 100%
mengalami kematian. Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian
janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari daindang uterus
dan tuanya kehamilan.

Vasa previa,Insersio velamentosa → tali pusat normalnya diluar


plasenta tapi pada vasa previa, tali pusat diluar plasenta persis melewati
OUI

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


Costae FK UKDW|5
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 Tali pusat berada diluar plasenta, dan hubungan dengan plasenta


melalui selaput janin.
 Tali pusat melintasi OUI. Bisa putus karena tindakan VT dan kontraksi
 Perdarahan masif bisa mengakibatkan kematian janin
 Pemeriksaan pembuluh darah saat hamil menggunakan USG Doppler

Ruptur sinus marginalis


 Robeknya pembuluh darah ditepi plasenta
 ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari
ruang interviller.

Plasenta sirkumvalata
 Pada pinggir pasenta dijumpai cincin yang putih.akibat desidua vera
masuk diantara selaput ketuban.
 Plasenta sirkumvalata sering menyebabkan abortus dan solutio
plasenta
 Sulit didagnosa kecuali saat post partum / post abortus

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


6|Costae FK UKDW
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

DISMATURITAS
 Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari BB
seharusnya untuk masa kehamilan itu.
 Yaitu BB < 10 persentil, atau lingkar perut < 5 persentil, atau Panjang
Paha / Lingkar Perut > 24. Atau biometri USG bayi tak berkembang
bermakna setelah 2 minggu (bayi lahir 2 minggu dari usia seharusnya
 Sinonim dismatur adalah Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau Intra
Uterine Growth Restriction (IUGR)
 Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK/BBLR) adalah bayi lahir dengan berat
badan kurang , bisa krn dismatur, prematur, salah HPHT, kecil tapi
sehat (80%), kelainan kromosom, infeksi.
 Dismatur simetris (semua ukuran sama kecilnya): ukuran proporsional
kecil, gangguan sebelum 20 mg hamil krn kelainan kromosom tau
infeksi
 Dismatur asimetris : ukuran badan tak proporsional, gangguan tumbuh
tmt III krn insufisiensi plasenta
Tinggi → panjang femur
Besar → lingkar perut
Perkembangan ssp → lingkar kepala/ biparietal diameter (biasanya lebih
besar 2 minggu dari usia kehamilan

Latar belakang dan dampak


 Angka kejadian dismaturitas cukup tinggi :
 Negara maju 3-10%
 2005 Di Indonesia pada 4 RSP 4,4%
 2005 di RS Sardjito 6,44 %
IUGR → stunting,kurus,pucat,imun menurun→sakit-sakitan→ otak kurang
berkembang
PJT (semua penyakit perinatologi meningkat) →morbiditas & mortalitas
3-8 x
Akibat : asfiksia, aspirasi mekonium, gawat janin, hipoglikemia,
hipotermia, ikterus, apneu, kejang, sepsis, diare, gangguan ginjal,
gangguan pembekuan darah, gangguan pertumbuhan neurologis.

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


Costae FK UKDW|7
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Etiologi
 Keadaan umum ibu :
 Umur  <20 th atau >35 th
 BB Ibu sebelum dan selama hamil rendah
 Sosio ekonomi :
 Pendidikan :pengetahuan tentang kesehatan reproduksi & nutrisi
 Pernikahan : bercerai
 Hubungan sosial : kurang
 Penghasilan : malnutrisi
 Geografis :
 Hidup di dataran tinggi  hipoksia kronis
 Kebiasaan :
 Merokok → fetalcarboxyhemoglobin → vasokonstriksi
uteroplasental ↑
 Alkohol & obat terlarang → Fetal alkoholic syndrome ↓
Opioid & heroin ↓
 Riwayat PJT di keluarga atau pada kehamilan sebelumnya
 Obat-obat teratogenik :
 tetracycline, warfarin, hydantoin, lithium
 Kelainan gen janin : trisomi, Turner, triploidi
 Penyakit ibu :
 Hipertensi
 Penyakit ginjal kronis
 Penyakit jantung sianosis
 Infeksi HIV, toxo, CMV, rubela, herpes, sifilis
 Anemia, hemogloginopati, trombofili

Gejala Dismatur
 Riwayat hamil dulu abortus, prematur, lahir mati
 TFU < 3 cm dari normal
 Kenaikan BB ibu kurang (24 mg <5kg, 32 mg <8 kg

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


8|Costae FK UKDW
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 TBJ < 10 persentil


 Indeks volume ketuban AFI < 5
 Gerak janin lambat atau lemah
 Bayi kurus, kepala besar, kulit tipis transparan berlipat2, kulit
kurang lemak dan verniks, tonus otot kurang, gerak kurang.

Pemeriksaan
 USG : AFI, biometri, gerak janin, gerak nafas, tonus
tiap 1-2 minggu
 Kardiotokografi jantung janin
 Dopler velosimetri pembuluh janin

Tatalaksana
- Pemantauan kondisi janin tiap 1-2 minggu dg
USG (AFI, biometri, gerak janin), KTG, Dopler
- Banyak istirahat, tidur miring kiri
- Diet TKTP extra susu, telor, es krim
- Induksi maturasi paru dg dexametason 4x6 mg IV tiap 12 jam jika
prematur
- Lahirkan jika AFI<5, kesejahteraan janin memburuk End Diastol Flow
hilang atau terbalik pd Dopler
- Persalinan seksio, atau jika bisa pervaginam dg monitor amat ketat

Intra Uterine Fetal Death


Kematian janin/hasil konsepsi sebelum dikeluarkan sempurna dari rahim,
>500 gr, >20 minggu kehamilan

Etiologi
- Idiopatik > 50%
- Perdarahan: plasenta previa, solusio, vasa previa
- Preeklampsi / Eklamsi

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


Costae FK UKDW|9
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

- Malnutrisi, PJT
- Kelainan kromosom
- Hipertensi, DM, penyakit darah, penyakit ginjal
- Trauma
- Kelainan talipusat & plasenta
Kelainan tali pusat ada 4 (dapat menyebabkan kematian bayi) :
1. Gemeli (kehamilan kembar)
2. Knotting (menyimpul)
3. Atrofi
4. Coiling (memutar >2 kali → menutup lumen plasma)

Diagnosa
- Gerak janin tak dirasakan dan tak teraba
- Denyut Jantung Janin tak ditemukan
- Perut tak bertambah besar, TFU < usia kehamilan
- Perut sering kencang dan nyeri
- Pakai USG

Faktor resiko
MATERNAL
- Usia tua, multiparitas, sosek rendah, ANC jarang
- Anemia, malnutrisi, Hipertensi, DM, Rhesus inkompatibilitas
- Plasenta previa, solusio plasenta
- Ketuban pecah dini, Infeksi kehamilan
FETAL
- Kelainan kromosom, malposisi
KELAINAN TALIPUSAT & PLASENTA
- Insersio velamentosa, simpul tali pusat, lilitan tali pusat

Tatalaksana

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


10 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

EVAKUASI
- Induksi persalinan denan oksitosin drip
- Jika cerviks masih belum matang dilakukan pematangan
serviks dg misoprostol
- Jika plasenta previa, APB dg perdarahan aktif, letak lintang :
dengan seksio
- Pendampingan psikologis ibu dan keluarga
- Eksplorasi kausal penyebab
- Tatalaksana penyakit penyerta

INKOMPETENSI SERVIKS
Definisi : Kegagalan serviks mempertahankan buah kehamilan dalam
rahim sebelum waktunya, panjang serviks <25 mm (serviks tidak bisa
tetap menutup)
Etiologi :
- Idiopatik (mayoritas) → kebanyakan bawaan
- Kelainan kongenital Duktus Muleri
- Pajanan DES in utero
- Kelainan jaringan ikat : Sindrom Ehlers-Danlos
- Komplikasi operatif : konisasi serviks
- Kerusakan integritas struktur serviks : dilatasi serviks berulang pada
abortus
- Trauma → kuretase,dll yang terlalu masif → merobek kolagen

Patogenitas
Fungsi serviks selama kehamilan berantung pada regulasi metabolisme
jaringan ikat.
Kolagen adalah komponen utama matriks serviks, bersama
proteoaminoglikan, elastin, fibronektin.
Pematangan serviks disebabkan penurunan kolagen, kenaikan kelarutan
kolagen, kenaikan kolagenolisis.
Juga faktor inflamasi (IL1, IL8, TNFa, PG, NO), enzim degradasi matriks
MMP, Estrogen rangsang degradasi – Progesteron melawannya

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 11
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Diagnosa
GEJALA KLINIS
- Dilatasi serviks sampai persalinan, tanpa nyeri
- Riwayat persalinan prematur di TMT 2 berulang
- Abortus habitualis > 2x

USG
- Funneling serviks bentuk T, U, V, Y
- Panjang serviks < 25 mm
- Penonjolan selaput ketuban ke vagina
- Adanya bagian janin di cerviks atau vagina

Tatalaksana

Cerclage
 Ditali/diikat pakai benang
paling besar dan non
absorbable
 Dikerjakan kalau bayi hidup
(DJJ positif), belum ketiban
pecah, kontraksi kuat

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


12 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

INSUFISIENSI PLASENTA
Plasenta tidak mampu memberi nutrisi dan oksigen ke janin untuk
mendukung pertumbuhan

Patofisiologi :
Adanya gangguan fungsi plasenta
• Kurang nutrisi → bayi KMK -oksigenasi → hipoksia janin, Small fordate
baby vernix coceosa (-)

Plasenta → harusnya menua → tapi bisa terlambat menua


Seharusnya ada 3 grade penuaan plasenta
1. Grade 1 → mulai ada lobus
2. Grade 2 → mulai ada vakuola pembuluh darah vena plasenta
3. Grade 3 → mulai ada kalsifikasi → dari permukaan fetal (kotiledon)
ke permukaan maternal

Etiologi
• BOH, toksemia gravidarum, peny. Ginjal dan HDK,DM,isoimunisasi, Rh,
gemelli, postmaturitas
• Gangguan vaskularisasi dan plasentasi → infark → gangguan fungsi
• Isoimunisasi resus → kegagalan jantung Janin → oedema →gangguan
fungsi

Pemeriksaan
• USG : pertumbuhan biometri janin

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 13
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

• Amnioskopi : volume dan warna air ketuban


• Stres test janin : kerja ringan atau oxytocin infus → deselerasi
lambat
• Kadar estriol urine 24 jam : > 36 mgg.
Kadar 12 – 18 ųg/24 jam,
kalau turun > 20% → insifisiensi plasenta
• Hormon HPL darah: kadar puncak kehamilan 37 mgg.
• Enzym Alkaline Phosphatase dan oksitosinase membantu
metabolisme janin

Tatalaksana
Petunjuk insufisiensi plasenta → IUGR
• Tetapi IUGR bisa juga karena
kelainan ibu (gizi dan oksigenasi jelek) atau kelainan janin
(genetik)
• Tanda-tanda IUGR harus dikenali :
BOH dan fundus uteri, lingkaran perut dan pertambahan berat
badan tidak sesuai
Tindakan dalam kehamilan
- Konservatif :
= Pengobatan kausal
= Memperbaiki fungsi plasenta, istirahat baring, diet yang sesuai,
obat tokolisis.
- Tindakan aktif, kalau :
= Konservatif tidak dapat dipertahankan
= Kehamilan > 36 minggu → terminasi kehamilan
• Pada terminasi kehamilan, pengawasan ketat dilakukan dengan :
- Mendengar DJJ : monoaural, phonocardiogram
- Melihat air ketuban : amniotomi
- Variasi DJJ dan his : Kardiotokografi
- Pengukuran pH darah janin
Ketuban keruh, sedikit (< 5cc) → dilahirkan sc

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


14 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Polihidramnion
Jumlah air ketuban
Tergantung usia kehamilan, keadaan ibu dan keadan janin

Jumlah air ketuban pada berbagai umur kehamilan :


10 minggu : +30 cc
20 minggu : + 350 cc
38 minggu : + 1000 cc
42 minggu : + 500 cc

Produksi air ketuban


Permulaan kehamilan – pertengahan kehamilan → Transudasi cairan
plasma melalui selaput amnion dan chorion
Proses menelan dan produksi urine janin
Sirkulasi air ketuban masuk – keluar kantong ketuban ± 500 cc/jam

Volume air ketuban lebih 2000 cc


• Muncul sesudah kehamilan lebih 20 minggu
• Dibagi atas akut dan kronik ; akut 2%
• Angka kejadian 1 : 150 – 200 kehamilan
• Penyebab : Rh isoimunisasi, DM,
gemelli, kelainan kongenital, infeksi toxoplasma dan cytomegalovirus,
dan idiophatic.

Diagnosis
 Sering pada trimester terakhir kehamilan.
 Fundus uteri ≥ tua kehamilan.
 Djj sulit didengar.
 Ringan : sesak nafas ringan
 Berat : air ketuban > 4000 cc.

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 15
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 Dyspnoe & orthopnea, oedema pada extremitas bawah


 Dengan palpasi
 Pemeriksaan USG : jumlah air ketuban di empat kuadrant > 25 cm

Penyebab dan angka kejadian


Idopatik 34 %
Diabetes mellitus 25 %
Kelainan congenital 20 %
Eritoblastosis fetalis 11 %
Gemelli 8%
Akut 2%
Cacat kongenital, infeksi, kelainan genetik

Tatalaksana
Telusuri penyebab
 Kronik hidramnion : diet protein ↑, cukup istirahat, k/p sedatif.
 Polihidramnion sedang/beat, aterm → terminasi.
 Penderita diopname, istirahat total dan dimonitor
 Kronik hidramnion, amniosintesis jarang.
 Jika dyspnoe berat, orthopnea, janin kecil → amniosintesis 500–1000
cc/hari→ ulangi 2–3 hari
 K/p diberi tokolitik
 Diobati → sebelum kontraksi → kalau kontraksi → mudah ketuban
pecah dini
 Persalinan → sesuai posisi → lintang/sungsang → sc
 Ketuban dipecah secara terencana sehingga mengalir sedikit demi
sedikit (kalau pecah sendiri akan langsung banyak seperti banjir)

Komplikasi
 Kelainan letak janin
 Inersia uteri

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


16 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 partus lama,
 solusio plasenta,
 tali pusat menumbung
 Atonia uteri post partum
 Prematuritas
 Kematian perinatal

Infeksi Intra Uteri


 Infeksi Selaput Ketuban / chorioamnionitis → ibu demam, air ketuban
berbau →sudah terlambat
Anatomi dan fisiologi tidak mampu memberi nutrisi dan oksigen kepada
janin
– Sering pada KPD dan partus terlantar
– 5 – 20% kasus KPD → amnionitis
– Amnionitis dapat berlanjut : endometritis dan infeksi neonatal
– Kemungkinan amnionitis tergantung pada lamanya KPD,laten period
persalinan, jumlah VT dan jumlah air ketuban.
Periode laten = ketuban pecah sampai dengan persalinan

Awal infeksi, diagnosa sulit → gejala klinik dan laboratorium tidak spesifik
• Pemeriksaan : gram, klutur dan sensitivity test, bakteri aerob &
anaerob perlu segera dilakukan
• Untuk menghindari peritonitis → persalinan pervaginam ; k/p SC
• Pemberian antibiotika → sesuai dengan sensitivity test

Sering karena : ketuban pecah dini, E.coli bisa masuk ke ketuban

Penyebaran :
 Transcervical → selaput ketuban
 Transcervical → desidua → lapisan khorion
 Infeksi langsung ke jaringan cervical

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 17
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 Systemic → plasenta → chorion

Gejala
 demam maternal
 fetal takikardi
 uterus nyeri
 cairan ketuban berbau

Tatalaksana
Awal infeksi, diagnosa sulit → gejala klinik dan laboratorium tidak spesifik
• Pemeriksaan : gram, klutur dan sensitivity test, bakteri aerob &
anaerob perlu segera dilakukan
• Untuk menghindari peritonitis → persalinan pervaginam ; k/p SC
• Pemberian antibiotika → sesuai dengan sensitivity test

KEHAMILAN KEMBAR

US:Frekuensi ↑ meningkat dalam dua dekade

• Terapi infertilitas memegang peranan (Jewell,1995)


• Resiko neonatus : prematuritas,malformasi, twin to twin
transfusions
Resiko ibu : preeclampsia, HPP, kematian maternal

Etiologi
MONOZYGOT TWINS ( kembar identic )
 Satu telur
 Sel telur yg telah dibuahi → membelah diri jadi 2 bagian → janin
Identik,homolok,uniovuler 1/3 kehamilan kembar
 Tidak bergantung ras,umur,jumlah kehamilan.
 Wajah,sifat,dan jenis kelamin sama

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


18 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

DIZYGOTIC TWINS
 2 telur 2 sperma
 1 telur 2 sperma
 Matangnya 2 telur / lebih folikel de Graf atau terbentuknya 2 ovum
atau lebih dalam 1 folikel
 Heterolog,binovuler,fraternal
 2/3 kehamilan kembar
 Ras,umur,BB,fertilitas,multiple gestasi
 Laki, perempuan

Tambahan :
Kalau Conjugated twins tergantung seperasi seberapa telat

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 19
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Kalau conjugated twins separasinya sangat telattt


Separasi awal→pemecahan zigot sebelum pembentukan korion di
amnion→ paling sering dan bagus
Monokorionik, monoamnionik, Conjugated twins :
1. harus lahir SC tidak boleh pervaginam,
2. resiko selama kehamilan dengan anastomose yang menimbulkan
masalah di bayi

Pada gmeli sangat penting menentukan korionitas


dan amnionitas dengan USG !!! terutama pada awal
kehamilan.

• Super fetasi: terdapat interval selama 1/> lebih siklus ovulatorik di


antara dua fertilisasi.
• Superfekundasi : pembuahan dua ovum dalam jangka waktu yang
pendek, tetapi bukan pada waktu koitus yang sama dan tidak harus
oleh sperma dan pria yang sama.

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


20 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

Vanishing twins
 Kembar monokorionik memiliki resiko abortus yang bermakna
lebih besar daripada kembar dikorionik (Sebire, 1997)
 Vanishing twin : satu kembar meninggal atau “sirna” (vanish)
sebelum trimester kedua pada 21 sampai 63 persen konsepsi
kembar spontan (Kol dkk., 1993)
 Misalkan : satu blighted ovum dan yang satu berkembang
 Tanda : elevasi serum AFP maternal, AFP cairan amnion.
Asetilcolinesterase assay (+)

Kembar arkadiak
 Satunya tidak berkembang pembuluh darahnya, tdk ada
kepalanya
 Twin reverse-arterial-perfusion
 Gestasi multipel monozigotik monokorionik
 Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan yang lain
yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya (Jones, 1997)

Melahirkan bayi pada gemeli → satu lahirkan → dipotong tali pusat →


pecahkan ketuban bayi → lahirkan bayi kedua → klem tali pusatnya

INKOMPABILITAS GOLONGAN DARAH


 Cek golongan darah
 99% orang Indonesia rhesus (+)

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 21
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

 Ada hemolysis pada kehamilan kedua dan kelainan bawaan

 jadwal imunisasi
o untuk post partum/abortus → sebelum 72 jam →
diimunisasi

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


22 | C o s t a e F K U K D W
3.02 Gangguan Gastrointestinal Week 1

o kalau bayi berkembang normal → 28 minggu imunisasi


o supaya kehiamilan berikutnya aman

NB : untuk materi kehamilan kembar dan inkompabilitas golongan darah,


hanya noters masukan yang dijelaskan saja, untuk lebih lengkapnya dapat
dilihat di ppt

Copyright © 2016-2018 by Caem, All right Reserved


C o s t a e F K U K D W | 23

Anda mungkin juga menyukai