Plasenta previa
merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis → plasenta menutupi seluruh OUI
2. Plasenta previa lateralis → plasenta menutupi sebagian OUI
3. Plasenta previa marginalis → plasenta ada dibatas pinggir OUI
4. Plasenta previa letak rendah → plasenta berada 2-3 cm dari OUI
Etiologi
Etiologi plasenta previa belum jelas
Faktor resiko terjadinya plasenta previa:
1. Merokok
2. Pertambahan usia (>35 tahun )
3. Riwayat seksio sesaria sebelumnya
4. Defek Vaskularisasi pada desidua
Diagnosis
plasenta previa :
- Adanya perdarahan pervaginam pada hamil 28 minggu, tanpa sebab,
berwarna merah segar dan tidak nyeri. (kadang nyeri akibat his. ISK
juga dapat menimbulkan kontraksi )
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Luar :
- Bagian terbawah janin belum masuk PAP (pada primigravida usia 34
minggu, seharusnya kepala sudah masuk panggul), sering terdapat
kelainan letak janin. (Janin mallposisi / mallpresentasi)
b. Pemeriksaan Inspekulo
Untuk mengetahui asal perdarahan (dari dalam OUE atau kanalis
servikalis seperti varises, polip, myoma. Ca cervix, erosi parah
jadi bukan berasal dari cervix maupun vagina.
c. Perabaan Fornices
Pemeriksaan ini bermakna bila janin letak kepala
- Berikan tokolitik
Untuk menghentikan kontraksi ( progesteron,MgSO4 dan dll)
- Uji pematangan paru janin
Usia 24-34 minggu
2) Terapi aktif
Untuk perdarahan yang aktif dan banyak
Kriteria perdarahan aktif yang harus dilahirkan
1. Perdarahan banyak
2. Menimbulkan gangguan hemodinamik (syok,dll)
3. Kontinu (walau sedikit perdaeahannya tapi tidak berhenti)
4. Setelah evaluasi serial, Hb turun terus
3) Seksio sesaria
Plasenta previa parsialis dan totalis harus SC
Plasenta previa→ mengejan → yang keluar darah
Kalau mengejan → yang keluar bukan darah → bukan plasenta previa
Plasenta previa → pelepasan plasenta/ separasi plasenta (jadi bukan
solusio plasenta) → perdarahan
Solusio plasenta
merupakan terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang implantasi
normal. (pelepasan plasenta yang letaknya normal tidak seperti plasenta
previa)
Klasifikasi :
1. Ringan 25% placenta lepas
2. Sedang 50% placenta lepas
3. Berat 75% placenta lepas
Tahunya lepas bagaimana? Denga USG. Dimana pada USG ini terlihat
adanya retroplasental hematom (ada clot)
Ada 2 macam :
1. Perdarahan nyata keluar→ ada perdarahan antempartum
2. Perdarahan tidak keluar → pelepasan plasenta sedikit → area yang lepas
tidak sampai tepi plasma → tidak ada perdarahan plasenta yang keluar
dari OUI
Etiologi
Etiologi solusio plasenta belum jelas.
Beberapa faktor penyebab terjadinya solusio plasenta :
1. Hipertensi (paling banyak)
2. Trauma
3. Kebiasaan merokok
4. Multiparitas dan umur tua
Diagnosis
Anamnesis :
- Perasaan sakit yang tiba-tiba diperut
- Perdarahan pervaginam
- Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya
berhenti.
- Pusing, badan lemas, ibu terlihat anemis (kalau perdarahannya banyak)
- Terdapat riwayat trauma atau penyebab lain
Pemeriksaan fisik
- Pasien tampak pucat, gelisah dan kesakitan
- Terdapat darah keluar pervaginam (bukan tanda utama)
- Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter
- Uterus teraba tegang dan keras (yang khas pada perdarahan
plasenta adalah uterus kontraksi terus)
- Nyeri tekan terutama pada tempat terlepasnya plasenta
- Bagian-bagian janin sulit dikenali karena perut tegang
- Servik sudah terbuka atau masih tertutup
Pemeriksaan Lab :
- urine dan darah
- faal hemostasis (diperiksa karena solusio plasenta bisa memicu kaskade
Prognosis
Prognosis ibu tergantung pada luasnya plasenta yang lepas,
banyaknya perdarahan, penurunan kadar fibrinogen, adanya
uteroplasenter apoplexy, ada tidaknya vaskular disease.
Prognosis janin pada solusio plasenta berat hampir 100%
mengalami kematian. Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian
janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari daindang uterus
dan tuanya kehamilan.
Plasenta sirkumvalata
Pada pinggir pasenta dijumpai cincin yang putih.akibat desidua vera
masuk diantara selaput ketuban.
Plasenta sirkumvalata sering menyebabkan abortus dan solutio
plasenta
Sulit didagnosa kecuali saat post partum / post abortus
DISMATURITAS
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari BB
seharusnya untuk masa kehamilan itu.
Yaitu BB < 10 persentil, atau lingkar perut < 5 persentil, atau Panjang
Paha / Lingkar Perut > 24. Atau biometri USG bayi tak berkembang
bermakna setelah 2 minggu (bayi lahir 2 minggu dari usia seharusnya
Sinonim dismatur adalah Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau Intra
Uterine Growth Restriction (IUGR)
Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK/BBLR) adalah bayi lahir dengan berat
badan kurang , bisa krn dismatur, prematur, salah HPHT, kecil tapi
sehat (80%), kelainan kromosom, infeksi.
Dismatur simetris (semua ukuran sama kecilnya): ukuran proporsional
kecil, gangguan sebelum 20 mg hamil krn kelainan kromosom tau
infeksi
Dismatur asimetris : ukuran badan tak proporsional, gangguan tumbuh
tmt III krn insufisiensi plasenta
Tinggi → panjang femur
Besar → lingkar perut
Perkembangan ssp → lingkar kepala/ biparietal diameter (biasanya lebih
besar 2 minggu dari usia kehamilan
Etiologi
Keadaan umum ibu :
Umur <20 th atau >35 th
BB Ibu sebelum dan selama hamil rendah
Sosio ekonomi :
Pendidikan :pengetahuan tentang kesehatan reproduksi & nutrisi
Pernikahan : bercerai
Hubungan sosial : kurang
Penghasilan : malnutrisi
Geografis :
Hidup di dataran tinggi hipoksia kronis
Kebiasaan :
Merokok → fetalcarboxyhemoglobin → vasokonstriksi
uteroplasental ↑
Alkohol & obat terlarang → Fetal alkoholic syndrome ↓
Opioid & heroin ↓
Riwayat PJT di keluarga atau pada kehamilan sebelumnya
Obat-obat teratogenik :
tetracycline, warfarin, hydantoin, lithium
Kelainan gen janin : trisomi, Turner, triploidi
Penyakit ibu :
Hipertensi
Penyakit ginjal kronis
Penyakit jantung sianosis
Infeksi HIV, toxo, CMV, rubela, herpes, sifilis
Anemia, hemogloginopati, trombofili
Gejala Dismatur
Riwayat hamil dulu abortus, prematur, lahir mati
TFU < 3 cm dari normal
Kenaikan BB ibu kurang (24 mg <5kg, 32 mg <8 kg
Pemeriksaan
USG : AFI, biometri, gerak janin, gerak nafas, tonus
tiap 1-2 minggu
Kardiotokografi jantung janin
Dopler velosimetri pembuluh janin
Tatalaksana
- Pemantauan kondisi janin tiap 1-2 minggu dg
USG (AFI, biometri, gerak janin), KTG, Dopler
- Banyak istirahat, tidur miring kiri
- Diet TKTP extra susu, telor, es krim
- Induksi maturasi paru dg dexametason 4x6 mg IV tiap 12 jam jika
prematur
- Lahirkan jika AFI<5, kesejahteraan janin memburuk End Diastol Flow
hilang atau terbalik pd Dopler
- Persalinan seksio, atau jika bisa pervaginam dg monitor amat ketat
Etiologi
- Idiopatik > 50%
- Perdarahan: plasenta previa, solusio, vasa previa
- Preeklampsi / Eklamsi
- Malnutrisi, PJT
- Kelainan kromosom
- Hipertensi, DM, penyakit darah, penyakit ginjal
- Trauma
- Kelainan talipusat & plasenta
Kelainan tali pusat ada 4 (dapat menyebabkan kematian bayi) :
1. Gemeli (kehamilan kembar)
2. Knotting (menyimpul)
3. Atrofi
4. Coiling (memutar >2 kali → menutup lumen plasma)
Diagnosa
- Gerak janin tak dirasakan dan tak teraba
- Denyut Jantung Janin tak ditemukan
- Perut tak bertambah besar, TFU < usia kehamilan
- Perut sering kencang dan nyeri
- Pakai USG
Faktor resiko
MATERNAL
- Usia tua, multiparitas, sosek rendah, ANC jarang
- Anemia, malnutrisi, Hipertensi, DM, Rhesus inkompatibilitas
- Plasenta previa, solusio plasenta
- Ketuban pecah dini, Infeksi kehamilan
FETAL
- Kelainan kromosom, malposisi
KELAINAN TALIPUSAT & PLASENTA
- Insersio velamentosa, simpul tali pusat, lilitan tali pusat
Tatalaksana
EVAKUASI
- Induksi persalinan denan oksitosin drip
- Jika cerviks masih belum matang dilakukan pematangan
serviks dg misoprostol
- Jika plasenta previa, APB dg perdarahan aktif, letak lintang :
dengan seksio
- Pendampingan psikologis ibu dan keluarga
- Eksplorasi kausal penyebab
- Tatalaksana penyakit penyerta
INKOMPETENSI SERVIKS
Definisi : Kegagalan serviks mempertahankan buah kehamilan dalam
rahim sebelum waktunya, panjang serviks <25 mm (serviks tidak bisa
tetap menutup)
Etiologi :
- Idiopatik (mayoritas) → kebanyakan bawaan
- Kelainan kongenital Duktus Muleri
- Pajanan DES in utero
- Kelainan jaringan ikat : Sindrom Ehlers-Danlos
- Komplikasi operatif : konisasi serviks
- Kerusakan integritas struktur serviks : dilatasi serviks berulang pada
abortus
- Trauma → kuretase,dll yang terlalu masif → merobek kolagen
Patogenitas
Fungsi serviks selama kehamilan berantung pada regulasi metabolisme
jaringan ikat.
Kolagen adalah komponen utama matriks serviks, bersama
proteoaminoglikan, elastin, fibronektin.
Pematangan serviks disebabkan penurunan kolagen, kenaikan kelarutan
kolagen, kenaikan kolagenolisis.
Juga faktor inflamasi (IL1, IL8, TNFa, PG, NO), enzim degradasi matriks
MMP, Estrogen rangsang degradasi – Progesteron melawannya
Diagnosa
GEJALA KLINIS
- Dilatasi serviks sampai persalinan, tanpa nyeri
- Riwayat persalinan prematur di TMT 2 berulang
- Abortus habitualis > 2x
USG
- Funneling serviks bentuk T, U, V, Y
- Panjang serviks < 25 mm
- Penonjolan selaput ketuban ke vagina
- Adanya bagian janin di cerviks atau vagina
Tatalaksana
Cerclage
Ditali/diikat pakai benang
paling besar dan non
absorbable
Dikerjakan kalau bayi hidup
(DJJ positif), belum ketiban
pecah, kontraksi kuat
INSUFISIENSI PLASENTA
Plasenta tidak mampu memberi nutrisi dan oksigen ke janin untuk
mendukung pertumbuhan
Patofisiologi :
Adanya gangguan fungsi plasenta
• Kurang nutrisi → bayi KMK -oksigenasi → hipoksia janin, Small fordate
baby vernix coceosa (-)
Etiologi
• BOH, toksemia gravidarum, peny. Ginjal dan HDK,DM,isoimunisasi, Rh,
gemelli, postmaturitas
• Gangguan vaskularisasi dan plasentasi → infark → gangguan fungsi
• Isoimunisasi resus → kegagalan jantung Janin → oedema →gangguan
fungsi
Pemeriksaan
• USG : pertumbuhan biometri janin
Tatalaksana
Petunjuk insufisiensi plasenta → IUGR
• Tetapi IUGR bisa juga karena
kelainan ibu (gizi dan oksigenasi jelek) atau kelainan janin
(genetik)
• Tanda-tanda IUGR harus dikenali :
BOH dan fundus uteri, lingkaran perut dan pertambahan berat
badan tidak sesuai
Tindakan dalam kehamilan
- Konservatif :
= Pengobatan kausal
= Memperbaiki fungsi plasenta, istirahat baring, diet yang sesuai,
obat tokolisis.
- Tindakan aktif, kalau :
= Konservatif tidak dapat dipertahankan
= Kehamilan > 36 minggu → terminasi kehamilan
• Pada terminasi kehamilan, pengawasan ketat dilakukan dengan :
- Mendengar DJJ : monoaural, phonocardiogram
- Melihat air ketuban : amniotomi
- Variasi DJJ dan his : Kardiotokografi
- Pengukuran pH darah janin
Ketuban keruh, sedikit (< 5cc) → dilahirkan sc
Polihidramnion
Jumlah air ketuban
Tergantung usia kehamilan, keadaan ibu dan keadan janin
Diagnosis
Sering pada trimester terakhir kehamilan.
Fundus uteri ≥ tua kehamilan.
Djj sulit didengar.
Ringan : sesak nafas ringan
Berat : air ketuban > 4000 cc.
Tatalaksana
Telusuri penyebab
Kronik hidramnion : diet protein ↑, cukup istirahat, k/p sedatif.
Polihidramnion sedang/beat, aterm → terminasi.
Penderita diopname, istirahat total dan dimonitor
Kronik hidramnion, amniosintesis jarang.
Jika dyspnoe berat, orthopnea, janin kecil → amniosintesis 500–1000
cc/hari→ ulangi 2–3 hari
K/p diberi tokolitik
Diobati → sebelum kontraksi → kalau kontraksi → mudah ketuban
pecah dini
Persalinan → sesuai posisi → lintang/sungsang → sc
Ketuban dipecah secara terencana sehingga mengalir sedikit demi
sedikit (kalau pecah sendiri akan langsung banyak seperti banjir)
Komplikasi
Kelainan letak janin
Inersia uteri
partus lama,
solusio plasenta,
tali pusat menumbung
Atonia uteri post partum
Prematuritas
Kematian perinatal
Awal infeksi, diagnosa sulit → gejala klinik dan laboratorium tidak spesifik
• Pemeriksaan : gram, klutur dan sensitivity test, bakteri aerob &
anaerob perlu segera dilakukan
• Untuk menghindari peritonitis → persalinan pervaginam ; k/p SC
• Pemberian antibiotika → sesuai dengan sensitivity test
Penyebaran :
Transcervical → selaput ketuban
Transcervical → desidua → lapisan khorion
Infeksi langsung ke jaringan cervical
Gejala
demam maternal
fetal takikardi
uterus nyeri
cairan ketuban berbau
Tatalaksana
Awal infeksi, diagnosa sulit → gejala klinik dan laboratorium tidak spesifik
• Pemeriksaan : gram, klutur dan sensitivity test, bakteri aerob &
anaerob perlu segera dilakukan
• Untuk menghindari peritonitis → persalinan pervaginam ; k/p SC
• Pemberian antibiotika → sesuai dengan sensitivity test
KEHAMILAN KEMBAR
Etiologi
MONOZYGOT TWINS ( kembar identic )
Satu telur
Sel telur yg telah dibuahi → membelah diri jadi 2 bagian → janin
Identik,homolok,uniovuler 1/3 kehamilan kembar
Tidak bergantung ras,umur,jumlah kehamilan.
Wajah,sifat,dan jenis kelamin sama
DIZYGOTIC TWINS
2 telur 2 sperma
1 telur 2 sperma
Matangnya 2 telur / lebih folikel de Graf atau terbentuknya 2 ovum
atau lebih dalam 1 folikel
Heterolog,binovuler,fraternal
2/3 kehamilan kembar
Ras,umur,BB,fertilitas,multiple gestasi
Laki, perempuan
Tambahan :
Kalau Conjugated twins tergantung seperasi seberapa telat
Vanishing twins
Kembar monokorionik memiliki resiko abortus yang bermakna
lebih besar daripada kembar dikorionik (Sebire, 1997)
Vanishing twin : satu kembar meninggal atau “sirna” (vanish)
sebelum trimester kedua pada 21 sampai 63 persen konsepsi
kembar spontan (Kol dkk., 1993)
Misalkan : satu blighted ovum dan yang satu berkembang
Tanda : elevasi serum AFP maternal, AFP cairan amnion.
Asetilcolinesterase assay (+)
Kembar arkadiak
Satunya tidak berkembang pembuluh darahnya, tdk ada
kepalanya
Twin reverse-arterial-perfusion
Gestasi multipel monozigotik monokorionik
Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan yang lain
yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya (Jones, 1997)
jadwal imunisasi
o untuk post partum/abortus → sebelum 72 jam →
diimunisasi