Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai
pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi penerus
yang akan menentukan nasib bangsa. Apabila keluarga dapat menjalankan fungsi dengan baik,
maka dimungkinkan tumbuh generasi yang berkualitas dan dapat diandalkan yang akan menjadi
pilar-pilar kemajuan bangsa. Diberbagai belahan dunia dengan beragam budaya dan sistem
sosial, keluarga merupakan unit sosial terpenting dalam bangunan masyarakat. Keluarga
merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan keberadaannya dan tidak lekang
oleh perubahan zaman. Berbagai perubahan oleh faktor perkembangan zaman tentu saja
memengaruhi corak dan karakteristik keluarga, namun substansi keluarga tidak terhapuskan.
Keluarga adalah suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan
pernikahan dan hubungan darah. Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat,
akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluargalah akan
terlahir generasi penerus yang akan menentukan nasib bangsa.
Keluarga sangat berperan penting dalam pewarisan nilai-nilai kehidupan yang mulia
kepada generasi penerusnya. Keluarga yang sehat akan menyumbang terbinanya masyarakat
yang sehat. Keluarga akan berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya, jika anggota keluarga
didalamnya berperan menurut fungsinya masing-masing serta mampu menyikapi problema yang
kerap kali menghampiri. Kebahagiaan didalam keluarga tentulah menjadi salah satu tujuan yang
ingin diperoleh mereka yang mendirikannya. Keluarga yang tentram, bahagia dan sejahtera
merupakan dambaan setiap manusia. Untuk mewujudkan keluarga sebagaimana yang
didambakan merupakan usaha yang tidak mudah, karena terbentuknya keluarga merupakan
sebuah proses yang panjang dan melalui penyesuaian yang juga tidak mudah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keluarga bahagia bukanlah keluarga yang
tanpa konflik, tanpa masalah. Masalah akan selalu muncul dan selalu ada. Keluarga yang bahagia
ialah keluarga yang dapat mengelola setiap problem kehidupan/konflik yang muncul dalam
keluarga mereka.Temasuk kehilangan salah satu anggota dalam keluarga merupakan salah satu
bentuk problema dalam keluarga apabila salah satu dari anggota keluarga yang lain merasa tidak
terima (belum siap) untuk ditinggalkan yang kemudian dapat berakibat terjadinya stres.
Stres adalah keadaan jiwa dan raga, fisik dan psikis seseorang yang tidak berfungsi secara
normal. Stres merupakan salah satu jenis gangguan jiwa ringan yang bisa dialami oleh siapa saja.

1
Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua sampai lansia, dengan kadar gangguan yang berbeda-
beda.
Dari fenomena-fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang
konsep keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian keluarga ?
2. Apa saja ciri-ciri keluarga ?
3. Apa saja tipe Keluarga ?
4. Bagaimana struktur keluarga ?
5. Apa saja fungsi keluarga ?
6. Apa tugas keluarga dalam bidang kesehatan ?
7. Bagaimana peran keluarga ?
8. Apa saja tahap perkembangan keluarga ?
9. Apa peran perawat ?
10. Apa prinsip perawatan kesehatan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian keluarga
2 Mengetahui ciri-ciri keluarga
3 Mengetahui tipe Keluarga
4 Mengetahui struktur keluarga
5 Mengetahui fungsi keluarga
6 Mengetahui tugas keluarga dalam bidang kesehatan
7 Mengetahui peran keluarga
8 Mengetahui tahap perkembangan keluarga
9 Mengetahui peran perawat
10 Mengetahui prinsip perawatan kesehatan keluarga

2
1.4 Manfaat Penulisan
1) Bagi ilmu keperawatan
Diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi untuk dijadikan bahan dalam
mengembangakan program pendidikan keperawatan terhadap konsep keluarga
2) Bagi perawat
Dapat menambah wawasaan perawat tentang pengetahuan tentang konsep keluarga

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama
yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling
menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan
saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan,
1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

2.2 Ciri-ciri Keluarga


a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
senganja dibentuk atau dipelihara.

4
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan
garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)


1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.
2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah.

2.3 Tipe Keluarga


Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional


1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.

5
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan
berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners).
6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

2.4 Struktur Keluarga


Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.

6
2.5 Fungsi keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.

7
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik,
mental, sosila dan spiritual.
c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2.6 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007) yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

2.7 Peran Keluarga


Peran Keluarga Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

8
2.8 Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan,
yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi
klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :


a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan
memberi sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / dana Child Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

9
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).


Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai
memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

10
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerim,a
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan
sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

11
2.9 Peran Perawat
Peran Perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Dalam (Setiadi,2008),
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain :
a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga.
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang Asuhan
Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi
masalah-masalah perawatan keluarga.

2.10 Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip
penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh
keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah.

12
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok
dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan rumah.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah Unit terkecil dari masyarakat terdiri atas dua orang atau lebih dan
dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah yang hidup dalam satu rumah tangga di
bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
dimana setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing umtuk menciptakan,
mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga sangat berperan penting dalam pewarisan nilai-nilai kehidupan yang mulia
kepada generasi penerusnya. Keluarga yang sehat akan menyumbang terbinanya masyarakat
yang sehat. Keluarga akan berjalan sesuai dengan peran dan fungsinya, jika anggota keluarga
didalamnya berperan menurut fungsinya masing-masing serta mampu menyikapi problema yang
kerap kali menghampiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung Seto.

Arita, Murwani.2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Jogjakarta : Mitra
Cendikia Press.

Setyowati, Sri, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, Jogjakarta: Mitra
Cendekia.

Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

15

Anda mungkin juga menyukai