Malang
I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang. Apabila
dibandingkan dengan Negara maju, Indonesia memiliki potensi pertambahan
penduduk yang sangat tinggi namun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Negara Indonesia tidak memenuhi kebutuhan penduduk. Masalah utama yang
dihadapi di Indonesia adalah tentang kepadatan penduduk.
Malang merupakan kota yang terletak di propinsi Jawa Timur. Secara
geografis Malang dikelilingi beberapa gunung yaitu Gunung Arjuno, Gunung
Semeru, Gunung Kawi, Gunung Kelud. Malang juga merupakan kota wisata dan
pendidikan yang mayoritas penduduknya berasal dari pelajar, mahasiswa,
pegawai, dll. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang penduduk kota
Malang dalam lima tahun terakhir bertambah 19.384 orang. Banyak dari kalangan
pelajar, mahasiswa, maupun pegawai yang berdatangan ke Malang untuk belajar
dan berkerja mencari nafkah guna memenuhi kehidupannya. Selain itu Malang
juga merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun regional, sehingga disetiap harinya Kota Malang telah dipenuhi
penduduk dari dalam maupun luar kota dan tingkat kepadatan penduduk di Kota
Malang terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya penduduk, maka tidak
luput dengan meningkatnya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan. Kota Malang
menyajikan beberapa tempat wisata sehingga tersedia lapangan pekerjaan dan
dapat mendatangkan banyak pengunjung wisata di Malang. Namun, salah satu
efek kepadatan penduduk yakni kurangnya lapangan pekerjaan. Masalah
pengangguran masih menjadi salah satu titik berat dalam pembangunan di kota
Malang. Salah satu faktor penyebab ketidak setimbangan antara ketersedian dan
kebutuhan pekerjaan adalah faktor pertumbuhan penduduk. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat angka pengangguran di Kota Malang masih cukup tinggi dan
menyentuh angka 30. 898 ditahun 2018.
II. TUJUAN
1. Menganalisis Dampak Dinamika Penduduk Terhadap Pekerjaan
masyarakat di Kota Malang
2. Menganalisis Solusi Minimnya Lapangan Pekerjaan akibat Dinamika
Penduduk
V. HASIL
Data survei dari Badan Pusat Statisik tentang jumlah penduduk dari tahun
2015 – 2017
jumlah
kecamatan
penduduk
2015 2016 2017 2018 2019
kedungkandang 186068 188175 190274 192316 194341
sukun 190053 191513 192951 194321 195659
klojen 104127 103637 103129 102584 102018
blimbing 177729 178564 179268 180104 180805
lowokwaru 193321 194521 195692 196793 197859
Didapatkan dari data statistik Badan pusat statistic (BPS) kota Malang ,
penduduk kota Malang relatif bertambah setiap tahunnya. Bertambahnya
penduduk di Kota Malang disebabkan karena adanya pendatang baru (warga yang
pindah dari daerah lain ke Kota Malang) yang lebih signifikan daripada angka
kelahiran. Sementara angka pengurangan penduduk dipengaruhi oleh kematian
dan perpindahan penduduk ke luar Kota Malang.
jumlah
Kecamatan
penduduk
2015 2016 2017 2018 2019
kedungkandang 186068 188175 190274 192316 194341
Sukun 190053 191513 192951 194321 195659
Klojen 104127 103637 103129 102584 102018
Blimbing 177729 178564 179268 180104 180805
Lowokwaru 193321 194521 195692 196793 197859
Menurut data yang diperoleh dari web Badan Pusat Statistik diketahui bahwa jumlah
penduduk dstiap kecamatan naik setiap tahunnya, dari data tersebut terlihat bahwa pada 2015
jumlah penduduk kota Malang 851298 jiwa dan pada tahun 2019 jumlah penduduk kota malang
870682 jiwa terlihat bahwa kenaikan jumlah penduduk sebesar 19384 jiwa.
875000
870000
865000
860000 Series 3
Series 2
855000
Series 1
850000
845000
840000
2015 2016 2017 2018 2019
Kenaikan jumlah penduduk pada Kota Malang dapat dilihat pada grafik diatas, terlhat
bahwa jumlah kenaikan penduduk terjadi setiap tahunnya dan dalam jumlah yang signifikan.
Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa di Kota Malang setiap tahunnya
mengalami kenaikan jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan adanya perpindahan penduduk ke
kota Malang untuk belajar, bekerja, dll karena Kota Malang sendiri merupakan Kota pelajar, dan
menyediakan tempat wisata yang dapat menjadi lahan pekerjaan serta memancing wisatawan
luar kota atau luar negara untuk datang berkunjung ke Kota Malang.
Luas Kecamatan dan Persentase Luas Kecamatan di Kota Malang Terhadap Luas Kota
Malang
(BPS Kota Malang)
Salah satu dampak kepadatan penduduk ialah kurangnya jumlah lapangan pekerjaan. Sesuai
hasil survey Ketersediaan lapangan kerja masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota
(Pemkot) Malang. Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Kota
Malang masih cukup tinggi dan menyentuh angka puluhan ribu pada tahun 2018. Berdasarkan
data BPS Kota Malang, jumlah angkatan kerja di Kota Malang mencapai 454.849 jiwa.
Sementara itu, jumlah warga yang bekerja sebanyak 423.951 jiwa pada tahun 2018 . Artinya, ada
sebanyak 30.898 jiwa orang warga yang menjadi pengangguran. Angka itu menempatkan kota
pendidikan ini di urutan tertinggi kota dengan angka pengangguran terbesar di Jawa Timur selain
Kota Surabaya. Tingginya angka pengangguran tidak hanya disebabkan warga asli Kota Malang
yang tidak memiliki pekerjaan.
Data yang didapatkan pada survey pusat statistic (BPS) kota Malang 2019 Jika dilihat dari
sisi latar belakang pendidikan, mayoritas pengangguran justru merupakan warga lulusan akademi
atau universitas. Yaitu pada tahun 2018 yang terdaftar dalam jumlah pencari kerja 948 lulusan
universitas yang mencari pekerjaan, data tersebut hanya yang terdaftar dalam jumlah pencari
kerja dinas tenaga kerja kota Malang, padahal kenyatannya masih banyak di Kota Malang yang
belum mendapakan pekerjaan, dilansir dari antara news menyebutkan bahwa suvei BPS
menyebutkan anga penganguran kota Malang sekitar 29 ribu karena BPS menghitung secara
keeluruhan angka produktif mahasiswa.
Pada data dari Badan Pusat Statistik diketahui dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami
penurunan jumlah pengangguran dari 31993 menjadi 30898 jiwa, turun 1095 orang penurunan
dialami oleh penduduk bukan angkatan kerja kota malang yang kegiatan utamanya mengurus
rumah tangga dan lainnya, terjadinya pengurangan pengangguran dikota Malang dari tahun 2017
– 2018 karena penduduk bukan angkatan kerja (terutama yang kegiatan utamanya mengururs
rumah tangga dan lainnya) sudah banyak yang memulai menyiapkan usaha atau mencari
pekerjaan atau bahkan sudah mulai bekerja atau berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Dan, K., Pangan, K., & Kalangan, D. I. (2013). Forum ilmu sosial. Forum Ilmu Sosial, 40(2),
178–188. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS JURNAL
Grootjen, F. A., & Weide, T. P. Van Der. (2013). PDF hosted at the Radboud Repository of the
Radboud University.
Pitoyo, A. J. (2016). DINAMIKA SEKTOR INFORMAL Dl INDONESIA Prospek,
Perkembangan, dan Kedudukannya dalam Sistem Ekonomi Makro. Populasi, 18(2).
https://doi.org/10.22146/jp.12081