Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SKAKMAT (EKSTRAK SABUT KELAPA ANTI MRSA): UPAYA


PENCARIAN TERAPI ALTERNATIF INFEKSI BAKTERI Staphylococcus
aureus RESISTEN METISILIN

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Mardelia Nur Fatana; 22010117130156; 2017
Fadzila Nur ‘Aini; 22010118120038; 2018
Vincentius Bonaverrel Dominico; 22010118130176; 2018

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul kegiatan : SKAKMAT (Ekstrak Sabut


Kelapa Anti MRSA): Upaya
Pencarian Terapi Alternatif Infeksi
Bakteri Staphylococcus aureus
Resisten Metisilin
2. Bidang kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mardelia Nur Fatana
b. NIM : 22010117130156
c. Jurusan : S1 - Kedokteran
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No.Tel/HP : Bawang, Rt 01/06, Banjarnegara,
Jawa Tengah / 082226738724
f. Email : 21mardelianurfatana@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : dr.Rebriarina Hapsari, M.Sc,Sp.MK
b. NIDN/NIDK : 0001108302
c. Alamat Rumah dan No. Tel/Hp : Jl.Letjen Suprapto No.20 Ungaran
Timur, Semarang/ 08122810078
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. 9.529.000,-
b. Sumber lain : Rp. 0,-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Semarang, 09 November 2018


Menyetujui,
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

(Dr. dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes., Sp.S (K)) (Mardelia Nur Fatana)
NIP 196607201995121001 NIM. 22010117130156

Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Universitas Diponegoro

(Prof. Dr. Ir Muhammad Zainuri DEA) (dr.Rebriarina Hapsari,M.Sc, Sp.MK)


NIP. 196207131987031003 NIDN. 0001108302

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Urgensi Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Tujuan Program ................................................................................. 2
1.5 Luaran Program ................................................................................. 2
1.6 Manfaat Program ............................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Staphylococcus aureus....................................................................... 3
2.2 Metisilin ............................................................................................. 3
2.3 Sabut Kelapa ...................................................................................... 4
2.4 Zat Aktif Antimikroba ....................................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 5
3.3 Desain penelitian ............................................................................... 6
3.4 Variabel penelitian ............................................................................. 6
3.5 Perhitungan sampel ............................................................................ 6
3.6 Tahapan penelitian ............................................................................. 6
3.7 Luaran dan Indikator Capaian ........................................................... 7
3.8 Analisis Data ...................................................................................... 7
3.9 Rancangan penelitian ......................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………10
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping yang
ditandatangani .......................................................................... 11
Lampiran 2. JustifikasiAnggaranKegiatan .................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........ 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan.............................................. 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sabut Kelapa ...................................................................................... 4


Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Zat Tanin .............................................................. 5
Gambar 3.1 Rancangan Alur Penelitian ................................................................. 8

iv
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyebab utama angka kesakitan dan kematian pertama di negara


berkembang, khususnya Indonesia masih ditempati oleh penyakit infeksi.
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan bakteremia pada anak-anak dan
orang dewasa (Triyana, 2014). Sebenarnya, bakteri bentuk bulat ini merupakan
flora normal yang ada di dalam tubuh manusia. Namun, apabila masuk ke
aliran darah dan menginvasi organ dalam, dapat menyebabkan sindrom syok
toksik dan abses lokal yang mengancam nyawa. Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) pada tahun 2006 melaporkan Staphylococcus
aureus sebagai salah satu bakteri patogen penyebab utama infeksi nosokomial
di rumah sakit.
Terapi untuk infeksi Staphylococcus aureus biasanya dilakukan dengan
pemberian antibiotik beta-laktam yang dapat menghambat sintesis dinding sel
bakteri (Jawetz et al, 2008). Namun, kemampuan adaptasi yang luar biasa dari
bakteri patogen ini menginduksi munculnya strain bakteri yang resisten
terhadap berbagai macam antibiotik (Multi Drug Resistance), salah satunya
adalah Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Hingga saat ini,
terjadi peningkatan frekuensi MRSA di berbagai negara. Penelitian yang
dilakukan oleh Johnston (2007), menunjukan adanya isolat MRSA di Amerika
Serikat yang mencapai lebih dari 50%. Pada tahun 2006, terjadi peningkatan
isolat MRSA di Malaysia melebihi 40%. World Health Organization juga
melaporkan bahwa sebanyak 46% rumah sakit di Denmark terdapat isolat
MRSA. Angka prevalensi MRSA di Irlandia mencapai 45% pada tahun 2002,
57% di Jepang sejak tahun 1989, dan di Indonesia didapatkan 9,4% pada tahun
1993.
Perubahan dalam perawatan kesehatan seperti pemberian antibiotik tanpa
indikasi yang tepat, menginduksi peningkatan angka prevalensi MRSA.
Penggunaan antibiotik generasi baru kerap digunakan sebagai terapi terhadap
MRSA. Namun, hal ini dapat memperbesar risiko resistensi Staphylococcus
aureus terhadap antibiotik generasi baru. Diseminasi informasi mengenai
MRSA sudah dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
(CDC) sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat luas. Pembuatan buku
panduan penggunaan antibiotikpun sudah mulai diinisiasi dan diterapkan oleh
beberapa fasilitas pelayanan kesehatan sebagai usaha untuk menurunkan kasus
kejadian pemberian antibiotik tidak tepat indikasi. Namun, keberhasilan sistem
ini membutuhkan kerjasama yang luas dan terintegratif dari seluruh profesi
kesehatan, pasien, dan pemerintah, serta usaha kontrol yang besar dari semua
pihak. Solusi alternatif diperlukan untuk membatasi penggunaan antibiotik
2

sebagai usaha untuk menurunkan angka prevalensi MRSA, salah satunya


adalah dengan melihat potensi antimikroba yang terkandung dalam tanaman.
Sabut kelapa mengandung zat antimikroba berupa tannin dan flavonoid.
Zat aktif tanin mampu menghambat enzim-enzim yang berperan dalam sintesis
DNA, sehingga sel bakteri baru tidak dapat terbentuk (Ngajow et al, 2013). Zat
aktif flavonoid dinilai dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
melisiskan membran sel bakteri melalui pembentukan senyawa kompleks
dengan protein seluler yang dapat merusak membran sel (Rahmawati et al,
2014). Sudah dilakukan beberapa penelitian mengenai uji daya hambat ekstrak
sabut kelapa terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jatiningrum (2015)
dalam penelitiannya menemukan bahwa ekstrak sabut kelapa mampu
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi <40%.
Namun, pengujian ekstrak sabut kelapa terhadap Staphylococcus aureus strain
MRSA masih perlu untuk dilakukan. Dalam peneltian ini, dilakukan uji daya
hambat ekstrak sabut kelapa terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus Resisten Metisilin dan mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) dari ekstrak sabut kelapa.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh ekstrak sabut kelapa terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus strain MRSA?
b. Berapakah Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak sabut kelapa
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus strain
MRSA?
c. Berapakah kadar efektif ekstrak sabut kelapa dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus strain MRSA?
1.3 Urgensi Penelitian
Penelitian ini penting dilakukan untuk mendapatkan terapi alternatif
terhadap infeksi bakteri MRSA sebagai upaya mengurangi penggunaan
antibiotik tanpa indikasi yang tepat sehingga dapat mengurangi angka
prevalensi bakteri resistensi antibiotik atau dalam hal ini adalah MRSA.
Disiplin ilmu penelitian ini meliputi mikrobiologi, biokimia, farmakologi, dan
kesehatan masyarakat.
1.4 Tujuan Program
a. Mengetahui pengaruh ekstrak sabut kelapa terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus strain MRSA.
b. Mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak sabut kelapa
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus strain
MRSA.
c. Mengetahui kadar efektif ekstrak sabut kelapa dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus strain MRSA.
1.5 Luaran Program
Hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah. Luaran
3

lain yang diharapkan adalah hasil dan data yang diperoleh dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pembuatan produk inovatif ke depannya.
1.6 Manfaat Program
1.6.1 Bagi Pemerintah dan Industri
Sebagai dasar pertimbangan untuk menggunakan sabut kelapa sebagai
terapi alternatif terhadap infeksi bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA) dan memperkenalkannya kepada masyarakat.
1.6.2 Bagi Masyarakat
Memberi pengetahuan tentang potensial antimikroba yang dimiliki oleh
sabut kelapa untuk digunakan sebagai terapi alternatif terhadap infeksi bakteri
Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
1.6.3 Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai potensial zat antimikroba
yang dimiliki oleh sabut kelapa terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri
Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Staphylococcus aureus


Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok seperti buah
anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Bakteri
ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20-25 ºC). Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan
Staphylococcus aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis
yang berperan sebagai faktor virulensi (Jawetz et al., 2008).
Sebagian bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit,
saluran pernafasan, dan saluran pencernaan pada manusia. Bakteri ini juga
ditemukan di udara dan lingkungan sekitar. Staphylococcus aureus yang
patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan
mampu meragikan manitol (Warsa, 1994). Beberapa penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah bisul, jerawat, impetigo, dan
infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis,
meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis.
Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial,
keracunan makanan, dan sindroma syok toksik.
2.2 Metisilin
Metisilin adalah golongan antibiotik beta-laktam yang sering digunakan
4

dalam terapi bakteri Staphylococcus aureus. Sebelum adanya metisilin,


digunakan antibiotik penisilin. Antibiotik beta-laktam bekerja dengan cara
mengganggu sintesis dinding sel bakteri, menghambat langkah terakhir dalam
sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas
mekanik pada dinding sel bakteri (Kemenkes, 2011). Namun seiring
berjalannya waktu, satu demi satu bakteri mulai resisten terhadap pemberian
antibiotik, termasuk bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap
antibiotik metisilin. Sifat resistensi Staphylococcus aureus berkembang cepat
terhadap antibiotik beta-laktam terutama penisilin dan metisilin sehingga
menimbulkan strain baru yang dikenal sebagai Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) (Azis,2016).
2.3 Sabut Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman keluarga Palmae yang sangat
lazim ditemukan di daerah tropis. Kelapa sangat populer di masyarakat karena
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Beragam manfaat tersebut
diperoleh dari daging buah, air, sabut, tempurung, daun, dan batangnya.
Berdasarkan data Asia Pasific Coconut Community (APCC) luas kebun kelapa
di Indonesia tahun 2010 seluas 3.859.000 ha adalah yang terluas di dunia
dengan produksi 15,4 miliar butir (Basri, 2008). Sabut kelapa merupakan
limbah pengolahan kelapa yang paling tinggi persentasenya, saat ini sabut
kelapa diolah menjadi cocofiber dan cocopeat. Namun pengolahan tersebut
masih belum optimal. Dengan pola pemanfaatan yang selama ini ada,
tempurung, sabut, dan air kelapa praktis tidak termanfaatkan secara maksimal,
bahkan cenderung diperlakukan
sebagai limbah.
Mahmud dan Fery (2005)
menyebutkan komposisi kimia
sabut kelapa terdiri atas selulosa,
lignin, pyrolegnoeus acid, gas,
arang, tannin, dan potassium.
Berdasarkan skrining fotokimia
dengan menggunakan aseton, zat
yang paling signifikan adalah Gambar 2.1 Sabut Kelapa
tannin, flavonoid, dan beberapa Sumber : www.mediatani.co
polifenol lain.
2.4 Zat Aktif Antimikroba
2.4.1 Tanin
Tanin yang terkandung dalam sabut kelapa adalah tanin terkondensasi
terdiri atas catechin dan epi catechin. Kadar tanin yang termasuk dalam
komponen polihidroksil ekstrak sabut kelapa berkisar 8-13%. Hal ini
bergantung pada umur kelapa, semakin muda akan semakin tinggi kandungan
taninnya (Victor,2013). Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah
5

menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel


bakteri tidak dapat terbentuk. Tanin memiliki aktivitas anti bakteri yang
berhubuhungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan adhesin sel
mikroba, juga menginaktifkan enzim. Tanin juga berperan sebagai koagulator
enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel, sehinnga
menggannggu aktivitas fisiologis bakteri dan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan bahkan kematian bakteri (Ngajow et al., 2013).

Pembukaan untaian DNA Enzim Topoisomerase untuk


menurangi tegangan untaian DNA

Inhibisi
Replikasi DNA
Tanin

Pembelahan Biner Bakteri

Bakteri Baru

Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Zat Tanin

2.4.2 Flavonoid
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri ialah membentuk senyawa
kompleks dengan protein ekstraselular dan terlarut, sehingga dapat merusak
membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa intraselular.
Flavonoid juga dapat mendenaturasi protein sel bakteri (Rahmawati et al.,
2014). Flavonoid mempunya daya inhibisi sintesis DNA-RNA dengan
interkalasi atau ikatan hidrogen dengan penumpukan basa asam nukleat. Selain
itu, flavonoid juga berperan dalam menghambat metabolisme energi,
mengakibatkan penyerapan aktif berbagai metabolit untuk biosintesis
makromolekul aktif menjadi terganggu (Ngajow et al., 2013).
6

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas
Diponegoro dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro selama 3 bulan.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu cawan petri, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, erlenmeyer, jarum osse, lampu bunsen, pipet, gelas ukur,
oven, evaporator, neraca analitik, blender, baskom plastik, dan inkubator.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu sabut kelapa, isolat bakteri
Staphylococcus aureus resisten metisilin (MRSA), media Nutrient Agar (NA),
media Mueller Hinton, antibiotik vancomycin, etanol 70%, Dimetilsulfoksida
(DMSO) 2%, dan Mc Farland 0,5.
3.3 Desain Penelitian
Desain percobaan yang digunakan bersifat eksperimental laboratorik (post
test only with control group design).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri
Staphylococcus aureus Resisten Metisilin sebagai variabel terikat, ekstrak
sabut kelapa sebagai variabel bebas, dan antibiotik vancomycin yang
memberikan daya hambat MRSA sebagai variabel kontrol.
3.5 Perhitungan Jumlah Sampel
Penghitungan sampel menggunakan rumus Federer:
[(𝑡 − 1)(𝑛 − 1)] ≥ 15
Keterangan:
t = Jumlah perlakuan, n = Jumlah sampel
Penelitian ini menggunakan 6 kelompok perlakuan dengan konsentasi
ekstrak sabut kelapa yang berbeda yaitu 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan
100%. Maka jumlah sampel yang dibutuhkan dalam kelompok adalah :
[(𝑡 − 1)(𝑛 − 1)] ≥ 15
[(6 − 1)(𝑛 − 1)] ≥ 15
5𝑛 ≥ 20
𝑛≥4
Jumlah sampel ideal untuk 6 kelompok adalah 6 x 4 = 24 sampel.
3.6 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.
7

3.6.1 Tahap Persiapan


3.6.1.1 Sterilisasi Alat
Menyiapkan dan mencuci bersih alat-alat yang digunakan sebagai tempat
menumbuhkan bakteri dan uji antibakteri. Setelah itu, alat-alat dibungkus
dengan kertas dan disterilkan secara panas kering menggunakan oven suhu
160o C selama 90 menit. Untuk kawat osse, dapat disterilkan dengan cara
memanaskannya sesaat dalam api tepat sebelum digunakan.
3.6.1.2 Pembuatan Suspensi Bakteri Strain MRSA
Suspensi bakteri dibuat dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 09% 5 ml
dengan cara menyetarakan kekeruhannya dengan Mc Farland’s 0,5.
3.6.1.3 Ekstraksi Sabut Kelapa
Sabut kelapa direduksi ukurannya dan dihaluskan. Kemudian, sebanyak 500
gram serbuk sabut kelapa dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ampas
sabut kelapa dimaserasi lagi hingga diperoleh maserat jernih. Seluruh maserat
digabung menjadi satu dan diuapkan untuk menghilangkan etanol
menggunakan rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 40o C. Setelah itu
dilanjutkan dengan freeze dryer pada suhu 40oC selama 24 jam. Pengenceran
dilakukan menggunakan Dimetilsulfoksida (DMSO) 2% hingga diperoleh
konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%.
3.6.1.3 Tes Sterilisasi Ekstrak
Sebelum digunakan, diperlukan pemeriksaan sterilitas dari ekstrak sabut
kelapa menggunakan media blood agar dan Mc Conkey agar. Kemudian
diinkubasi dalam waktu 18-24 jam dengan suhu 37oC. Bila tidak ditemukan
pertumbuhan kuman, maka ekstrak dinyatakan steril dan siap untuk digunakan.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan
3.6.2.1 Pembagian Kontrol Positif dan Kontrol Negatif
Membuat media agar dalam cawan petri yang masing-masing dicampurkan
dengan antibiotik dan ekstrak sabut kelapa dengan konsentrasi yang berbeda.
Membagi cawan petri dalam 8 kelompok.
a. Kelompok 1, kontrol positif dengan antibiotik vancomycin
b. Kelompok 2, perlakukan 1 (P1) dengan ekstrak sabut kelapa 10%.
c. Kelompok 3, perlakukan 2 (P2) dengan ekstrak sabut kelapa 20%.
d. Kelompok 4, perlakuan 3 (P3) dengan ekstrak sabut kelapa 40%.
e. Kelompok 5, perlakuan 4 (P4) dengan ekstrak sabut kelapa 60%.
f. Kelompok 6, perlakuan 5 (P5) dengan ekstrak sabut kelapa 80%.
g. Kelompok 7, perlakuan 6 (P6) dengan ekstrak sabut kelapa 100%.
h. Kelompok 8, kontrol negatif dengan DMSO 2%
Setelah itu, suspensi bakteri yang telah sesuai dengan Standar Mc Farland
0,5 dioleskan pada media Muller-Hinton plate yang sudah dicampur dengan
antibiotik dan ekstrak sabut kelapa dengan kapas lidi steril. Bakteri diinkubasi
dan diamati pertumbuhanya setiap 24 jam.
3.6.2.2 Uji Antimikroba
8

Tujuan dilakukan uji ini adalah untuk mengetahui efektivitas daya hambat
ekstrak sabut kelapa dengan konsentrasi berbeda terhadap pertumbuhan
Bakteri Strain MRSA. Dilakukan dengan pengamatan pertumbuahan dan
pembentukan koloni bakteri yang dilakukan setiap 24 jam. Luaran yang
diharapkan dari uji ini adalah didapatkan data kuantitatif konsentrasi efektif
dan konsentrasi inhibisi minimum ekstrak sabut kelapa terhadap Bakteri Strain
MRSA.
3.7 Luaran dan Indikator Capaian
Data kuantitatif berupa konsentrasi efektif dan inhibisi minimum ekstrak
sabut kelapa terhadap Bakteri Strain MRSA. Indikator capaian tahapan
penelitian ini yaitu pembuatan ekstrak sabut kelapa. Indikator capaian tahapan
pelaksanaan berupa data dan analisis daya hambat, konsentrasi efektif, dan
inhibisi minimum ekstrak sabut kelapa terhadap Bakteri Strain MRSA.
3.8 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Data yang diperoleh
dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan One Way Analysis of
Variance (ANOVA) dengan nilai p dianggap bermakna jika <0,05.
3.9 Rancangan Penelitian

Pembiakan koloni Bakteri Strai MRSA dalam Sterilisasi Alat dan Persiapan
suspense Bahan

Standardisai Pembuatan ekstrak sabut kelapa dengan maserasi dan


Mc Farland 0,5 pembuatan konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%

Penanaman bakteri pada media agar


Mueller-Hinton

DMSO 2 % Vancomyci Ekstrak Sabut Kelapa dengan konsentrasi 10% (P1),


(K negatif) n (K positif) 20% (P2), 40% (P3), 60% (P4), 80% (P5), dan 100%
(P6)

Disk Disk Disk

Inkubasi 37oC
selama 24 jam
Amati dan Hitung Analisis Data
Koloni Bakteri

Gambar 3.1 Rancangan Alur Penelitian


9

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang 1.452.000
2 Bahan habis pakai 7.180.000
3 Perjalanan 225.000
4 Lain-lain (administrasi, publikasi, laporan) 1.672.000
Jumlah 10.529.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


No Kegiatan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
2 Persiapan alat
dan bahan
3 Kegiatan
penelitian
4 Analisa Data
4 Pembuatan
Laporan Akhir
5 Publikasi
artikel ilmiah
10

DAFTAR PUSTAKA

Adelberg, Jawetz, Melnick. 2008. Medical Microbiology Edisi 23. Jakarta:


Penerbit Buku. Kedokteran EGC.
Asian and Pacific Coconut Community (APCC). 2011. Coconut Stastistical
Yearbook 2010. Asian and Pacific Coconut Community (APCC).
Azis et al. 2016. Deteksi Gen Penyandi Sifat Resistensi Metisilin, Penisilin, dan
Tetrasiklin pada Isolat Staphylococcus aureus Asal Susu Mastitis Subklinis
Sapi Perah. Jurnal Sain Veteriner 34 (1).
Basri, H. 2008. Grand Strategy. Jakarta : Dewan Kelapa Indonesia.
Jatiningrum Alifiana. 2015. Daya Hambat Ekstrak Sabut Kelapa (Cocos nucifera)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
dari Infeksi Luka Pasca Operasi secara In Vitro. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kementerian
Republik Indonesia.
Mahmud Z, Ferry Y. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 4 (2): 55-63.
Ngajow et al. 2013. Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia
pinnata) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In Vitro. Jurnal
Mipa Unsrat Vol.2 No.2.
Putri DH, Fifendi M, Febrianti R. 2010. Daya Hambat Sari Tanaman Obat
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Strain Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA). Jurnal Sainstek Vol. II No.2: 125-129, Desember 2010.
Rahmawati et al. 2014. Skrinning Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama
Ekstrak Methanol Kulit Durian (Durio zibethinus murr.) Varietas Petruk.
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VL Prodi Pendidika Kimia
Jurusan FMIPA FKIP Universitas Surakarta.
Saxena, Sonia et al. 2010. Increasing Skin Infections and Staphylococcus aureus
Complications in Children, England, 1997-2006. Emerging Infectious
Disease Vol.16 No.3 March 2010.
Triana, Dessy. 2014. Frekuensi Beta-Lactamase Hasil Staphylococcus aureus
Secara Iodometri di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Jurnal Gradien Vol. 10 No. 2 Juli 2014 : 992-995.
Victor, E. 2013. Cocos nucifera (Coconut) fruit: A review of its medical properties.
Journal of Advance in Agriculture, Sciences and Engineering, 3, 718-723.
Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara.
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mardelia Nur Fatana
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 - Kedokteran
4 NIM 22010117130156
5 Tempat dan Tanggal Wonosobo, 03 Maret 1998
Lahir
6 Alamat E-mail 21mardelianurfatana@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 082226738724

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Gebyar Ramadhan Dekor FK Undip 2018
2 PKKMB FK Undip Humas FK Undip 2018
3 Training Kerohanian Acara FK Undip 2018

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 1 Poster Publik IMSF UII 2018
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – P

Semarang, 09 November 2018


Pengusul,

Mardelia Nur Fatana


12

Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Fadzila Nur ‘Aini
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Kedokteran
4 NIM 22010118120038
5 Tempat dan Tanggal Sukoharjo, 07 November 2000
Lahir
6 Alamat E-mail fadzila234@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 082329655195

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 2 Kompetisi Matematika Universitas Veteran 2017
Se Karesidenan Surakarta Sukoharjo
2 Juara 2 KTI KRENOVA BAPPEDA 2017
Surakarta Surakarta
3 Finalis KTI ECODAYS UNS 2017
4 Semifinalis Math Olympiad UNS 2017
5 Semifinalis ELECTRA 6 ITS 2017
Competition

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM - P

Semarang, 09 November 2018


Pengusul,

(Fadzila Nur ‘Aini)


13

Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Vincentius Bonaverrel Dominico
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi S1-Kedokteran
4 NIM 22010118130176
5 Tempat dan Tanggal Bekasi, 25 Agustus 2000
Lahir
6 Alamat E-mail www.bovan@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 087831488910

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Instritusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara 1 Tingkat Kota Lomba KEMENDIKBUD 2013
Poster Publik “Larangan Jawa Tengah
Merokok”
2 2nd Prize Asia Pasific Company Junior Achivement 2017
of the Year

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – P

Semarang, 09 November 2018


Pengusul,

(Vincentius Bonaverrel Dominico)


14

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap dr. Rebriarina Hapsari, M.Sc, Sp.MK
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran
4 NIP/NIDN 0001108302
5 Tempat dan Tanggal Kab. Semarang, 1 Oktober 1983
Lahir
6 E-mail rebriarina@gmail.com
r.hapsari@fk.undip.ac.id
7 Nomor Telepon/ HP 024 – 6921791/ 08122810078

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Erasmus University
Diponegoro Rotterdam
Jurusan Pendidikan dokter Infection&Immunity
& Profesi dokter
Tahun Masuk- 2001-2007 2013-2015
Lulus

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1.Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Modul 3.1 Pengenalan proses Wajib 7
terjadinya penyakit
2 Modul 3.2 Hemato-onkologi Wajib 6
3 Modul 3.3 Masalah pada Wajib 6
sistem dermatomuskuloskeletal
4 Modul 4.1 Masalah pada Wajib 6
sistem kardiorespirasi
5 Modul 4.2 Masalah pada Wajib 6
sistem gastrointestinal
6 Modul 4.3 Masalah pada Wajib 6
sistem genitourinarius
7 Virologi Wajib 2
8 Biologi Molekuler Wajib 2
9 Mikrobiologi Farmasi Wajib 2
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
15

1 Potensi Tegurt (Yogurt Tempe) LPPM UNDIP 2017


Sebagai Probiotik Dalam
Pengelolaan Hiperglikemia
Dan Hiperlipidemia
2 Seroepidemiologi dan tingkat PNBP FK Undip 2016
pengetahuan terhadap hepatitis
B pada mahasiswa kedokteran
dan keperawatan Universitas
Diponegoro
3 Hepatitis B in Indonesian Virology dept. 2015
blood donors ErasmusMC
Eijkman Institute,
Jakarta
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1 Penyuluhan Leptospirosis Dinas Kesehatan 2018
Kota Semarang
2 Edukasi di radio tentang Radio Trijaya dan 2018
TORCH Rumah Sakit
Nasional Diponegoro
3 Pemeriksaan Kesehatan UNDIP 2017
pegawai Universitas
Diponegoro

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – P

Semarang, 9 November 2018


Dosen Pendamping

(dr. Rebriarina Hapsari, M.Sc, Sp.MK)


16

Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Sewa Evaporator
1 100.000 100.000
- Sewa Inkubator
1 40.000 40.000
- Jarum osse 4 8.000 32.000
- Pipet 5 12.000 60.000
- Blender 1 100.000 100.000
- Baskom plastic 2 10.000 20.000
- Cawan Petri 30 20.000 600.000
- Pisau 1 30.000 30.000
- Alu dan Lumpang 1 70.000 70.000
- Sewa Peralatan
Laboratorium 1 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 1.452.000
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Mueller Hinton
1 pak 1.700.000 1.700.000
Agar
- Nutrient Agar 1 pak 600.000 600.000
- MacConkey Agar I pak 600.000 600.000
10
- Isloat Bakteri
tabung 250.000 2.500.000
MRSA
kecil
- Sabut Kelapa 2 kg 10.000 20.000
- Antibiotik
1 botol 500.000 500.000
vancomycin
- Etanol 70% 6 liter 40.000 240.000
- Aquadest 5 liter 12.000 60.000
- Masker Wajah 1 box 40.000 40.000
- Sarung Tangan 1 box 60.000 60.000
3
- Tissue gulung 10.000 30.000
- DMSO 200 ml 180.000 360.000
- McFarland 1 set 470.000 470.000
SUB TOTAL (Rp) 7.180.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Bensin ( Pembelian
bahan baku, alat- 30 liter 7.500 225.000
alat, larutan bahan
17

kimia, dan
transportasi ke
laboratorium)
SUB TOTAL (Rp) 225.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Penggandaan 4
Laporan Paten rangkap 40.000 160.000
5
- Poster lembar 10.000 50.000
- Publikasi Ilmiah 1 paket 1.000.000 1.000.000
- Kertas HVS 2 rim 60.000 120.000
- Paket Internet 3 bulan 100.000 300.000
6
- Materai lembar 7.000 42.000
SUB TOTAL (Rp) 1.672.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 10.529.000
(Terbilang Sepuluh juta lima ratus dua puluh sembilan ribu rupiah)
18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
Nama / Program Bidang Waktu
No. Uraian Tugas
NIM Studi Ilmu (jam/mi
nggu)
Mardelia Mengatur rencana
Nur Fatana kegiatan, analisis
S1-
1. / Kesehatan 18 data, dan
Kedokteran
220101171 pembuatan
30156 proposal
Fadzila Nur Mengatur
‘Aini / S1- keuangan,
2. Kesehatan 18
220101181 Kedokteran kesekretariatan,
20038 dan penelitian.
Vincentius
Membeli alat dan
Bonaverrel
S1- bahan, ekstraksi
3. Dominico / Kesehatan 18
Kedokteran sabut kelapa, dan
220101181
penelitian.
30176
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jalan Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang Kotak Pos 1269, Kode Pos 50275
Telepon (024) 76928010, Faksimile (024) 76928011, Email : dean_fmdu@undip.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mardelia Nur Fatana


NIM : 22010117130156
Program Studi : S1 - Kedokteran
Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Penelitian saya dengan judul


SKAKMAT (EKSTRAK SABUT KELAPA ANTI MRSA): UPAYA
PENCARIAN TERAPI ALTERNATIF INFEKSI BAKTERI Staphylococcus
aureus RESISTEN METISILIN yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.
Semarang, 09 November 2018

Mengetahui, Yang menyatakan,


Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,

(Dr. dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes., Sp.S (K)) (Mardelia Nur Fatana)
NIP 196607201995121001 NIM. 22010117130156

Anda mungkin juga menyukai