Anda di halaman 1dari 3

Demografi dan Masalah Kependudukan

Pertambahan dan pertumbuhan penduduk baik secara alami maupun migrasi


membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kota. Namun harus
diakui secara empirik pertambahan penduduk kota terutama dari arus pendatang
menimbulkan permasalahan baru yang cukup kompleks baik fisik maupun non fisik,
terutama bagi kota yang tidak mempunyai daya dukung terhadap pertambahan
penduduk. Fungsi Kota Bekasi yang pada awalnya sebagai wilayah penyangga,
bergeser menjadi wilayah penyeimbang Ibu Kota Negara Republik Indonesia, sebagai
pusat pemerintahan, bisnis dan perdagangan, serta kegiatan jasa dan usaha lainnya
menjadi tarik bagi pendatang untuk mencari kerja maupun bertempat tinggal, sehingga
memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Kota Bekasi tergolong sebagai
wilayah yang padat penduduknya. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Bekasi
2.084.420.Sampai dengan tahun 2015 jumlah penduduk Kota Bekasi telah mencapai
2.384.413. Dengan demikian, selama kurun waktu 6 tahun pertumbuhan penduduk
Kota Bekasi mencapai 14,39 persen. Tabel dibawah ini menunjukkan persebaran
penduduk di Kota Bekasi berdasarkan jenis kelamin:
Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Kota Bekasi tahun 2015 cenderung
seimbang, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebesar 2.384.413 jiwa terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 1.216.260jiwa (51,39 persen), dan penduduk perempuan
sebanyak 1.168.153jiwa (48,61 persen) dan rasio jenis kelamin 104,12. Berdasarkan
data persebaran penduduk di Kota Bekasi pada tahun 2015, penyebaran tertinggi pada
Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 13,46 persen, Bekasi Barat 11,47 persen, Pondok
Dede 11,19 persen dan terendah di Kecamatan Bantargebang sebesar 4,04 persen.
Di samping itu, bila diperhatikan lebih cermat, terjadi pemusatan kepadatan penduduk
pada beberapa wilayah Kota Bekasi.Kepadatan penduduk Kota Bekasi 11.328
jiwa/km2.Terdapat enam kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yaitu
Kecamatan Bekasi Timur, Pondok Gede, Bekasi Utara, Bekasi Barat, Rawalumbu, dan
Bekasi Selatan yang dihuni oleh 64,68 persen jumlah penduduk Kota Bekasi,
sementara lima kecamatan tersebut hanya memiliki luas wilayah sekitar 47,01 persen
dari luas wilayah Kota Bekasi secara keseluruhan. Laju pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan dinamis dari unsur-
unsur laju pertambahan dan unsur-unsur yang mengurangi jumlah penduduk.Laju
pertumbuhan penduduk mengidentifikasikan kecenderungan besarnya penduduk pada
waktu mendatang.

Penduduk Kota Bekasi juga diklasifikasikan berdasarkan status pendidikan mulai dari
belum sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat D.II, tamat,
D.III, tamat S.1, tamat S.2, dan tamat S.3, sebagaimana ditujunjukkan pada tabel 2.12.
dibawah ini.

Permasalahan Kkependudukan dan Sosial –


Permasalaha kependudukan di wilayah Kota Bekasi adalah sebagai berikut :
Perkembangan jumlah dan laju penduduk Kota Bekasi yang sangat tinggi dihadapkan
pada ketersediaan lahan jntjk dikembakan hyang relative terbatas. Hal ini pada masa-
masa mendatang dapat menimbulkan pearmasalahan, antarai lain : sultnya penduduk
untuk mendapatkan lokasi lahan yang cukup dan terjangkau harganya untuk
pembangunan perumahan dan sarana prasaarananya, serta terancamnya kualitas
lingkungan hidup kota karena batas ambang kepadatan penduduk telah terlampaui,
terutama di wilayah Kecamatan Bekasi Timur.
Tingkat penyerapan tenaga kerja dari sector-sektor ekonomi Jota Bekasi masih relative
rendah, sementara ketersediaan tenaga kerja atau pencari kerja yang cukup besar
pada akhirnya dapat menimbulkan masalah pengangguran.
Tingkat pendidikan tenaga kerja di Kota Bekasi masih relative rendah, hal ini dapat
menyebabkan rendahnya lupah tenaga kerja dan posisi tenaga kaerja hanya sebatas
sebagai tenaga kasar.
Heterogenitas masyarakat, baik secara social-ekonomi maupun social-budaya, yang
menuntut pemenuhan kebutuhan yang beragam belum terakomodasikan dalam
pemanfaatan ruang kota.

Anda mungkin juga menyukai