Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Penelitian
Karya tulis ilmiah ini bersifat deskriptif yaitu memberi penjelasan tentang
suatu fenomena atau situasi yang dialami manusia dalam bentuk narasi, dapat
berupa rangkaian kata atau gambar yang diperoleh dari wawancara, observasi,
ataupun dari penelusuran dokumen (Yati A & Rachmawati, 2014 p. 6) .Karya tulis
ilmiah ini berbentuk studi kasus yang menggambarkan pengelolaan keperawatan
intoleransi aktivitas pada pasien anak dengan bronchopneumonia. Studi kasus
adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara
intensif terhadap satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi
(Nursalam, 2015 p. 161).

B. Subjek Penelitian
Responden dalam studi kasus ini adalah dua pasien anak dengan
bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi aktivitas di Ruang
Sekarjagad RSUD Bendan Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah convinience sampling dimana penetapan sampel dengan mencari
responden atas dasar hal-hal yang dapat mempermudah penulis (Nursalam, 2015 p.
174). Penulis memilih menggunakan metode convinience sampling dengan alasan
agar penulis lebih mudah menentukan waktu dan cara penulis untuk mengakses atau
menemui para responden.
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, pengambilan
sample karya tulis ilmiah ini berdasarkan pada:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
popolusi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015 p 172).
Kriteria inklusi dalam karya tulis ilmiah ini antara lain:

20
21

a. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi


aktivitas yang berusia 3 sampai 5 tahun.
b. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi
aktivitas dan keluarganya yang bersedia untuk menjadi responden
pengelolaan kasus dibuktikan dengan penanda tanganan informed consent.
c. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi
aktivitas yang kesadarannya composmentis dan pasien serta keluarga pasien
kooperatif.
d. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi
aktivitas yang dikelola oleh penulis di ruang Sekarjagad RSUD Bendan Kota
Pekalongan tidak kurang dari 2 hari.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari
studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2015 p 172). Kriteria eksklusi dalam
karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah intoleransi
aktivitas yang sedang dalam keadaan kritis.
b. Pasien anak dengan bronchopneumonia yang mengalami masalah
intoleransi aktivitas yang pulang paksa sebelum 2 hari dalam pengelolaan
perawat.

C. Tempat dan Waktu


1. Tempat
Studi kasus ini akan dilakukan di ruang Sekarjagad RSUD Bendan Kota
Pekalongan.
2. Waktu
Studi kasus ini akan dilakukan pada bulan Februari – Maret 2019.
22

D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2015 p. 181)
Asuhan keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa
pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun
sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2015 p. 20)
Intoleransi aktivitas adalah resiko mengalami ketidakcukupan energi
fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari –
hari yang harus atau ingin dilakukan (Wilkinson dan Ahern, 2013 p. 30)
Bronchopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada paru – paru yang
disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti : bakteri virus, jamur dan
benda asing. Bronchopneumonia merupakan bagian dari pneumonia menurut
dasar anatomic. Pembagian pneumonia menurut dasar anatomic yaitu :
pneumonia lobaris, pneumonia loburalis (bronchopneumonia), pneumonia
interstisialis (bronchiolitis) (Wijaya & Putri, 2013).

E. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010), instrument penulisan karya tulis ilmiah
merupakan alat ukur dalam studi kasus. Instrumen yang digunakan penulis
sebagai alat pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Format asuhan keperawatan anak
b. Format pengkajian aktivitas sehari – hari
c. Alat tulis
d. Alat kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan fisik, meliputi:
tensimeter, stetoskop, thermometer, jam tangan / stopwatch
e. Laporan hasil pemeriksaan meliputi : pemeriksaan laboratorium dan
rontgen thoraks
23

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara
Menurut Yusuf S (2015 p. 19), pengumpulan data dari teknik wawancara
dilakukan dengan bertanya langsung sesuai dengan objek yang diteliti,
permasalahan atau focus penelitian. Pada karya tulis ilmiah ini wawancara
berisi tentang anamnesis identitas pasien dan keluarga, keluhan utama,
riwayat kesehatan sekarang, riwayat penyakit yang diderita keluarga, dll).
Penggalian data bersumber dari pasien, keluarga, perawat lain.
b. Observasi
Menurut Yusuf S (2015 p. 19), observasi adalah pengamatan dengan
melakukan pencatatan / pengkodean perilaku individu dan kondisi.
Observasi dilakukan sesudah pemberian terapi dan tindakan
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
d. Studi Dokumen
Menurut (Yati A & Rachmawati, 2014 p. 6), pengumpulan data dengan
metode studi dokumen digunakan karena dokumen dapat memberi
informasi tentang situasi yang tidak dapat diperoleh langsung melalui
observasi langsung atau wawancara. Sumber dokumen bisa dari yang
informal sampai formal misalnya jadwal, laporan, dan catatan kasus,
standar asuhan keperawatan.

F. Analisis dan Penyajian Data


Analisis data yang dilakukan penulis dengan menggunakan pendekatan
asuhan keperawatan metode pemecahan masalah keperawatan berupa proses
keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Dimana penulis mencari
kesenjangan antara teori dan kenyataan pada dua pasien anak dengan
24

bronchopneumonia yang mengalami intoleransi aktivitas kemudian penulis


membahas kesejangan yang ditemukan.
Setelah dilakukan analisis data dan didapatkan hasil penulisan maka data
hasil studi kasus disajikan dalam bentuk teks (terstruktur) atau narasi dan dapat
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subjek yang menjadi kelolaan yang
merupakan data pendukungnya. Kerahasiaan pasien dijamin dengan cara
merahasiakan identitas pasien.

G. Etika Penelitian
Menurut Yati A & Rachmawiati (2014 p. 29 – 33) Prinsip dasar etik
merupakan landasan untuk mengatur iikegiatan suatu penelitian. Pengaturan ini
dilakukan untuk mencapai kesepakatan sesuai kaidah penelitian antara peneliti
dan subjek penelitian. Subjek pada penelitian kualitatif adalah manusia dan
peneliti wajib mengikuti seluruh prinsip etik penelitian selama melakukan
penelitian.
1. Prinsip Menghargai Harkat dan Martabat Partisipan
Penerapan prinsip ini dapat dilakukan peneliti untuk memenuhi hak-
hak partisipan dengan cara menjaga kerahasiaan identitas partisipan
(anonymity), kerahasiaan data (confidentiality), menghargai privacy dan
dignity dan menghormati otonomi (respect for autonomy).
2. Prinsip Memerhatikan Kesejahteraan Partisipan
Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti dengan memenuhi hak – hak
partisipan dengan cara memerhatikan kemanfaatan (beneficience) dan
meminimalkan risiko (nonmaleficience) dari kegiatan penelitian yang
dilakukan dengan memerhatikan kebebasan dari bahaya (free from harm),
eksploitasi (free from exploitation), dan ketidaknyamanan (free from
discomfort).
3. Prinsip Keadilan (Justice) untuk Semua Partisipan
Hak ini memberikan semua partisipan hak yang sama untuk dipilih
atau berkontribusi dalam penelitian tanpa diskriminasi. Semua partisipan
25

memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama dengan menghormati


seluruh persetujuan yang disepakati. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap
partisipan penelitian memiliki hak untuk diperlakukan adil dan tidak dibeda –
bedakan di antara mereka selama kegiatan riset dilakukan. Setiap peneliti
memberi perlakuan dan penghargaan yang sama dalam hal apa pun selama
kegiatan riset dilakukan tanpa memandang suku, agama, etnis, dan kelas
sosial.
4. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Pernyataan persetujuan diberikan para partisipan setelah memperoleh
berbagai informasi berupa tujuan penelitian, prosedur penelitian, durasi
keterlibatan partisipan, hak – hak partisipan dan bentuk partisipasinya dalam
penelitian yang dilakukan dari peneliti. Bentuk pernyataan persetujuan
partisipan dengan memberikan tanda tangan atau bentuk lainnya, seperti cap
jari.pada lembar persetujuan tersebut. pada partisipan yang tidak memiliki
kemampuan baca tulis.

Anda mungkin juga menyukai