A. Definisi
obstruksi atau infeksi persisten yang ditimbulkan ole berbagai penyebab. !ika suda terbentuk,
bronkiektasis akan menimbulkan kompleks gejala yang didominasi ole batuk dan pengeluaran
sputum purulent dalam jumla yang besar ( Maitra & Kumar, 2007 ).
"i *merika +erikat, bronkiektasis bukan merupakan penyakit yang umum. 'etapi
jumla penyakit bronkiektasis di *merika +erikat biasanya berkaitan dengan infeksi
my/oba/teria atau faktor lingkungan yang lain yang dilaporkan meningkat ( mmons, 20
1 ).
C. Etiologi
1
. 3nfeksi rimer
aspirasi kronik.
6. ibrosis Kistik
transport klorida pada jaringan eksokrine. $al ini terjadi karena defisiensi
al
yang umum ditemukan pada fibrosis kistik.
8. "efek anatomi kongenital
2
Kuhn syndrome, S$yer"%ames syndrome dan &ello$"nail syndrome.
9. "efisiensi *lp a #antitripsin
$ampir semua pasien dengan bronkiektasis memiliki batuk dan produksi sputum
kronis. "a ak bersifat lendir, mukopurulen, tebal, ulet, atau kental. emoptisis berlebi an
juga dapat diakibatkan ole kerusakan saluran napas erosif yang disebabkan infeksi
akut. 78 ; pasien mengalami dyspnea dan mengi. yeri dada pleuritik terjadi pada 80 ;
pasien yang mempeli atkan adanya saluran udara perifer bun/it atau pneumonitis distal
berdekatan dengan permukaan pleura -is/eral. +elain itu bunyi nafas ad-entif pada
pemeriksaan fisik dada, demam <1=,0>/, malaise, kelela an, lethargy ( Barker, 2008 ).
F. !enegakan Diagnosis .
*namnesis
a. Batuk kronik yang produktif merupakan gejala yang menonjol. +putum yang di
asilkan dapat berbagai ma/am, tergantung berat ringannya penyakit dan ada
dan purulen. !ika terjadi infeksi berulang sputum menjadi purulent dengan bau
yang tidak sedap. "a ulu, jumla total sputum arian digunakan untuk
3
membagi karakteristik berat ringannya bronkiektasis. +putum yang kurang
dari 0 ml digolongkan sebagai bronkiektasis ringan, sputum dengan jumla 0#
80 ml per ari digolongkan sebagai bronkiektasis moderat, dan sputum lebi dari
80 ml digolongkan sebagai bronkiektasis berat. amun sekarang, berat
ringannya bronkiektasis diklasifikasikan berdasarkan temuan radiologis. ada
pasien fibrokistik, -olume sputum pada umumnya lebi banyak disbanding
penyakit penyebab bronkiektasis lainnya ( mmons, 2007).
mungkin terjadi massif dan berba aya bila terjadi perdara an pada arteri
/ "yspnea terjadi pada kurang lebi 72; pasien bronkiektasis tapi bukan
merupakan temuan yang uni-ersal. Biasanya terjadi pada pasien dengan
bronkiektasis luas yang terli at pada
gambaran radiologisnya ( mmons, 2007).
e. yeri dada pleuritik kadang#kadang ditemukan, terjadi pada 69; pasien pada
sekali obser-asi. aling sering merupakan akibat sekunder pada batuk kronik,
tetapi juga terjadi pada eksaserbasi akut ( mmons, 2007).
f. enurunan berat badan sering terjadi pada pasien dengan bronkiektasis yang
berat. $al ini terjadi akibat peningkatan kebutu an kalori berkaitan dengan
peningkatan kerja pada batuk dan pembersi an sekret pada jalan nafas. amun,
pada umumnya semua penyakit kronik disertai dengan penurunan berat badan
( mmons, 2007).
4
g. "emam biasanya terjadi akibat infeksi yang berulang ( mmons, 2007).
2. emeriksaan enunjang
a. oto t ora?
5
:ambaran ini dapat terli at pada bagian perifer paru#paru. Bayangan
ini terli at terdiri atas dua garis paralel yang puti dan tebal yang dipisa
kan ole daera ber5arna itam. :ambaran seperti ini sebenarnya normal
ditemukan pada daera para ilus yang sebenenarnya terli at lebi tebal dan
bukan pada daera para ilus ( Kusuma, 2009 ).
'+) Tubular shado$
b. Bronkografi
6
'#+/an dengan resolusi tinggi menjadi pemeriksaan penunjang
terbaik untuk mendiagnosis bronkiektasis, mengklarifikasi temuan dari foto t
ora? dan meli at letak kelainan jalan nafas yang tidaj dapat terli at pada foto
polos t ora?. '# +/an resolusi yinggi mempunyai sensiti-itas sebesar 7; dan
spesifitas sebesar 1; ( atel, 2008).
kongenital sering berkaitan dengan adanya dekstrokardia dan sinusitis, jika ketika
keadaan ini (bronkiektasis, dekstrokardia dan sinusitis ) adir bersamaan, keadaan ini
disebut sebagai sindrom Kartagener. !ika disertai pula dengan dilatasi trakea dan
7
Bronkiektasis yang didapat sering berkaitan dengan obstruksi bronkus. "ilatasi
/enderung terjadi pada bagian paru yang bergantung (dependent part) yang
menyebabkan aliran drainase discharge ter ambat. :aya berat menyebabkan akumulasi
sputum se ingga infeksi dan supurasi lebi muda terjadi ( "jojodibroto, 200 ).
". !atofisiologi
8
:ambar 6. :ambaran $istopatologi bronkiektasis
+umber ( "amjano-, 20 0)
9
:ambar 8. eruba an mukosa pada bronkiektasis
+umber ("amjano-, 20 0)
/. !aringan paru peribronkial
ada parenkim paru peribronkial dapat ditemukan kelainan antara 7
10
Baru#baru ini bsa dilakukan pengobatan pembeda an untuk
yang terkena. 3ndikasinya pada pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel, yang
tidak berespon ter adap tindakan# tindakan konser-atif yang adekuat, selain itu juga
pada pasien bronkiektasis terbatas, tetapi sering mengalami infeksi berulang atau
emoptisis yang berasal dari daera tersebut. asien dengan emoptisis masif seperti ini
Beberapa penyakit yang bisa enjadi komplikasi dari bronkiektasis antara lain
(Cnder5ood, 2000)
a. neumonia
b. mpiema
/. +epti/emia
d. Meningitis
e. Metastasis abses misalnya di otak
f. embentukan amiloid
11
DAFTAR !(STAKA
2. "amjano-, 3-an. 20 0. 4u5u Te5s dan 6tlas 4er$arna Histopatologi. !akarta enerbit Buku
Kedokteran : .
7. Kusuma EK. 2009. Radiologi 7iagnosti5 0disi Kedua. !akarta Balai enerbit KC3.
= Maitra *, Kumar F. 2007. 8aru dan Saluran /apas 6tas. "alam Kumar F, otran %+,
%obbins + (eds). Buku *jar atologi %obbins. "iterjema kan ole endit BC. !akarta
enerbit Buku Kedokteran : .
12
0. %a matulla . 200 . 4ron5ie5tasis. "alam +uyono *E, +etiyo adi B, *l5i 3, +imadibrata M,
+etiati + (eds). Buku *jar 3lmu enyakit "alam !ilid 333 disi F. !akarta 3nterna ublis ing.
2. +utton ". 20 . Textboo5 of Radiology and :maging 1olume ( . 'otten am ur/ illli-ing stone.
9. %a matulla , asiyan. 200=. 4ron5ie5tasis dalam 4u5u 6<ar :lmu 8enya5it 7alam. !akarta
Balai enerbit K C3
=. Kusuma5idjaja K. %adiologi "iagnostik disi Kedua. ditor 35an kayuda. Balai enerbit
KC3. !akarta. 2009. al 0=# 8.
. +utton ". 'e?tbook of %adiology and 3maging -olume . ur/ ill li-ingstone. 'otten am. 200 .
al 68, 91, 96 & 9=.
20. atel %. e/ture otes %adiologi disi Kedua. rlangga. !akarta. 2008. al 60#6
22. :reif !. Medi/al 3maging in atients 5it ysti/ ibrosis. 555.eradimaging./om. ast update
ebruari 200=.
13