Anda di halaman 1dari 9

UNDANG UNDANG LINGKUNGAN

“ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA MALL”

DISUSUN OLEH:
ALVIANO YOGA PRATAMA (187052198)
ARDI SANJAYA (187052218)
MUHAMMAD FAISAL HAKIM ARROYYAN (187052201)
MUHAMMAD SOFYAN ARIF (187052221)
MUHAMMAD REZA WAGIANTO (187052205)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong
saya untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Lingkungan Hidup”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri kami sendiri maupun yang datang dari luar. Makalah ini menjelaskan
tentang “Lingkungan Hidup”.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap waktunya menuntut


sarana dan prasarana yang semakin memadahi pula, pembangunan adalah
suatu bentuk pemenuh kebutuhan masyarakat akan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan. Faktanya pada kota Yogyakarta yang kerap dijuluki dengan
sebutan Kota Pelajar dengan segudang daya tarik serta keistimewaan di
dalamnya selalu menarik minat masyarakat untuk datang bahkan tinggal di
dalamnya, bukan tidak mungkin dari tahun ke tahun jumlah penduduk di
Yogyakarta selalu menunjukan peningkatan.
Melihat dari adanya fenomena yang ada, membuat para investor dan
perusahaan saling berlomba dalam mendirikan bisnis di dalamnya. Salah
satu bisnis yang menjanjikan adalah bangunan komersil berupa hotel dan
pusat perbelanjaan modern atau biasa disebut mall, mengingat tingginya
kebutuhan akan fasilitas tersebut. Secara umum tentunya mendukung sektor
kepariwisataan DIY karena wisatawan akan semakin dimanjakan dengan
kelengkapan fasilitas, selain itu juga menjadi salah satu sektor penyumbang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat menguntungkan. Hal ini selaras
dengan pemerintah DIY yang sedang mengembangkan pariwisata namun
dengan cacatan tetap berwawasan lingkungan atau dengan sebutan “DIY
menuju ramah lingkungan”.
Demi melestarikan kehidupan di masa mendatang, sebuah pembangunan
seharusnya mengutamakan konsep berkelanjutan. Konsep berkelanjutan
adalah konsep suatu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat di masa sekarang namun tidak merugikan kehidupan di masa
mendatang, hal ini menjadi batasan manusia untuk dapat mengelola
lingkungan dengan tetap menjaga keseimbangannya dengan alam.
Lingkungan memang perlu untuk dilestarikan karena lingkungan adalah
tempat hidup dan bergantungnya manusia. Dalam penerapannya lingkungan
dapat tetap ada tanpa manusia namun manusia tidak akan bisa hidup tanpa
sumber daya alam yang merupakan bagian dari lingkungan (Hadi, 2014).
Hampir di setiap kota-kota besar semakin sulit ditemui kawasan hijau
dengan fungsi dan perannya sebagai fasilitas publik, digantikan perannya
oleh bangunan bangunan beton dan aspal yang berjajar di sepanjang jalan,
dengan kualitas udara yang semakin menurun masyarakat merasa tidak
nyaman bila berkegiatan di alam terbuka. Pada dasarnya kebutuhan
pembangunan memang semakin meningkat dan pengembang kawasan
dituntut untuk dapat mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat akan
pembangunan tersebut, tetapi mengorbankan kelestarian lingkungan
bukanlah pilihan yang tepat.
Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup merupakan tujuan utama dari
pengelolaan lingkungan hidup yang menjadi tumpuan keberlanjutan
pembangunan selanjutnya, oleh karena itu sejak awal perencanaan
usaha/kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan kondisi lingkungan
hidup akibat pembentukan suatu lingkungan yang baru, baik dalam hal
menguntungkan maupun merugikan yang diakibatkan dari adanya
pembangunan tersebut. Dengan kata lain setiap bangunan yang baru berdiri
harus memiliki manajemen lingkungan yang baik untuk dapat mewujdkan
tujuan tersebut.
Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup ditetapkan beberapa instumen, dimana instrumen
tersebut bertugas sebagai tolak ukur dalam perlindungan lingkungan.
Diantaranya Perizinan, Audit Lingkungan Hidup, UKL-UPL, AMDAL, dan
sebagianya. Penerapannya di Indonesia saat ini diatur dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
menetapkan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting dari adanya usaha atau kegiatan yang
direncanakan dan digunakan untuk pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha atau kegiatan tersebut. Merujuk pada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 5 tahun 2012 tentang jenis usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan, menerangkan bahwa pembangunan gedung dengan luas ≥5 ha
atau bangunan ≥10.000 m2 wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) karena diduga dapat
menimbulkan dampak penting berupa ganggungan lalulintas, limbah cair,
timbunan sampah, penurunan kualitas air, penurunan muka air tanah, serta
keresahan masyarakat di kawasan sekitarnya.
Dalam perkembangan pola hidup masyarakat urban, mall dan hotel
bukan lagi hanya menjadi tempat berbelanja namun juga menjadi tempat
rekreasi dan juga sosialisasi, mengingat semakin terbatasnya ruang terbuka
yang digunakan sebagai fasilitas publik. Dari banyaknya kegunaan serta
permintaan, bukan tidak mungkin kebutuhan masyarakat akan mall selalu
meningkat setiap tahunnya.
Dilangsir dari surat kabar digital Satu Harapan.com(2015)
“Pembangunan Mall dan Hotel di Yogyakarta rugikan lingkungan”.
Menengok banyaknya pembangunan gedung-gedung tinggi membuat
masyarakat Kota Yogyakarta tidak tinggal diam, bahkan tidak sedikit dari
mereka yang melontarkan statement “Yogyakarta Berhenti Nyaman”.
Asumsi yang muncul pada masyarakat umum adalah bangunan-bangunan
tinggi tersebut muncul tanpa memikirkan aspek lingkungan di masa depan.
Jogya City Mall sebagai salah satu pusat perbelanjaan modern yang baru
saja didirikan di tahun 2013 lalu, memiliki lokasi yang strategis yakni
berada di pintu gerbang masuk Kota Yogya dari arah utara. Mengusung
Konsep One Stop Entertainment dengan menggabungkan sisi tradisional
yang dengan gaya hidup modern perkotaan, bangunan ini juga akan
dilengkapi hotel didalamnya, sehingga harapannya JCM ini dapat menawarkan
fasilitas berbelanja dan rekreasi bagi wisatawan yang akan
berkunjung ke Yogyakarta (dok Kerangka Acuan Pembangunan JCM &
Hotel).
Lokasi JCM tidak berada dalam kawasan administratif Kota Yogyakarta,
melainkan masuk dalam kawasan administratif Kabupaten Sleman. Menurut
PERDA DIY No 2 tahun 2010 tentang RTRWP DIY, sebagimana
didalamnya dijelaskan mengenai arahan perkembangan sistem perkotaan.
Ditetapkan beberapa kawasan yang termasuk dalam kawasan perkotaan
yogyakarta (aglomerasi perkotaan yogyakarta), salah satunya sebagian
kecamatan mlati. Definisi kawasan perkotaan sendiri adalah wilayah
tersebut memiliki kegiatan utama bukan pertanian dengan beberapa susunan
fungsi kawasan diantaranya sebagai pelayanan sosial dan kegaitan ekonomi.
Hal ini sesuai arahan perkembangan sistem pelayanan wilayah, dimana desa
sinduadi memiliki fungsi sebagai pelayanan dalam skala nasional.
Secara administratif JCM termasuk dalam wilayah Desa Sinduadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Berdasarkan RTRW Kabupaten
Sleman 2011-2031 Perda no 12 tahun 2012 Pasal 65 ayat (2), tertera bahwa
wilayah Desa Sinduadi Termasuk dalam Kawasan Pusat Kegiatan Nasional
(PKN). Kawasan PKN memiliki fungsi sebagai pelayanan dalam skala
nasional, dengan fasilitas yang seharusnya tersedia diantaranya Rumah Sakit
tipe A, Pusat Perbankan serta Pusat Perbelanjaan. Bila mengacu pada RTRW
Kabupaten Sleman sebagaimana telah dipaparkan, pembangunan JCM sendiri
telah sesuai dengan peruntukan tata ruang yang berlaku.
Menengok dari kaca mata perencanaan pembangunan JCM sendiri berada
tepat di sekitar area permukiman yang tergolong sebagai
permukiman padat penduduk. Dengan adanya pembangunan pusat perbelanjaan
modern dengan skala yang besar dan memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi, tentunya akan mengakibatkan dampak lingkungan yang
terjadi dan dirasakan banyak pihak bila. Terlebih bila tidak menerapkan
manajemen lingkungan secara tepat, tentunya dampak negative yang timbul
pasca bangunan tersebut beroperasi akan jauh mendominasi dibanding dengan
dampak positifnya. Dengan demikian penelitian dengan judul Manajemen
Lingkungan JCM dirasa perlu untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Pembangunan kota guna memenuhi fasilitas adalah respon dari perubahan
fisik, tuntutan ekonomi serta keadaan sosial yang ada. Suatu pembangunan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang seharusnya tanpa
meninggalkan konsep berkelanjutan, dimana suatu kota tersebut dapat terus
berkembang tanpa menimbulkan dampak yang buruk untuk kehidupan dimasa
mendatang.
Bangunan komersial merupakan salah satu bentuk pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, dalam perkembangannya bukan lagi
hanya sebagai tempat berbelanja namun juga menjadi tempat rekreasi keluarga,
arena bermain anak serta sosialisasi bagi kaum urban karena semakin
berkurangnya ruang terbuka. Sebelum suatu pembangunan dilakukan tentunya
telah melewati tahapan perizinan serta kelengkapan dokumen lingkungan
sebelumnya. Namun, pada kenyataanya masih terdapat indikasi bahwa adanya
pembangunan mall dan hotel tersebut merugikan lingkungan. Padahal
seharusnya bila tiap bangunan komersil menerapkan pengelolaan lingkungan
yang sesuai dengan dokumen terkait, tentunya hal tersebut tidak akan terjadi.
Maraknya pembangunan Mall dan Hotel di DIY dalam beberapatahun
terakhir menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat di dalamnya. Jogya City
Mall merupakan salah satu bangunan yang baru berdiri pada tahun 2013 silam.
Melihat dari lokasi pembangunan JCM yang termasuk dalam kawasan Pusat
Kegiatan Nasional(PKN), namun disisi lain masih berada di sekitar kawasan
permukiman tentunya akan menimbulkan dampak tersendiri bagi lingkungan
sekitarnya. Dalam penelitian ini, JCM dipilih sebagai salah satu contoh
bangunan komersial yang menerapkan manajemen lingkungan di DIY. Dengan
asumsi bukan tidak mungkin seluruh bangunan komersil yang ada di DIY
menerapkan hal yang serupa dengan JCM.
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh suatu hasil dan
kesimpulan guna menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seperti apakah sistem manajemen lingkungan yang diterapkan
di JCM ?
2. Sudah sesuaikah praktik sistem manajemen lingkungan di JCM
saat ini dengan AMDAL ?
3. Faktor Faktor apa sajakah yang mempengaruhi implementasi system
manajemen lingkungan Jogja City Mall

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah :
1. Mendeskripsikan bentuk sistem manajemen lingkungan yang
diterapkan Jogya City Mall
2. Mengidentifikasi kesesuaian sistem manajemen lingungan
yang dilakukan dengan indikator dalam dokumen AMDAL
3. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
sistem manajemen lingkungan Jogja City Mall

1.4 Batasan Penelitian


Agar penelitian ini tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan
lingkup pengamatan berupa fokus dan batasan lokus, dengan penjabaran sebagai
berikut :
1.4.1 Fokus
Fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian
bentuk penerapan manajemen lingkungan yang telah dilakukan JCM
dengan rencana bentuk pengelolaan dalam dokumen RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan) & RPL (Rencana Pemantaun
Lingkungan) yang terdapat dalam AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) JCM. Dalam Penerapan Manajemen Lingkungan Jogja City
Mall (JCM) penelitian ini ditegaskan bahwa peneliti tidak mendapatkan
akses masuk dan wawancara langsung dari pihak manajemen JCM. Maka
seluruh data dan kesimpulan yang ada dalam penelitian masih memiliki
kelemahan, karena tidak adanya keseimbangan informasi yang didapatkan
dari seluruh pihak pengawas pelaksana AMDAL (dinas/ instansi) dengan
pihak pelaksana utama dari AMDAL itu sendiri, yaitu pihak JCM.

1.4.2 Lokus Penelitian


Lokus dari penelitian ini adalah wilayah di Sekitar JCM, yaitu
Dusun Kutu Patran, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman.Berpatokan pada wilayah yang kerap merasakan dampak secara
langsung dan mengikuti sejak awal tahapan pembangunan JCM dilakukan.
Dimana hal ini selaras dengan dokumen AMDAL terkait yang menetapkan
sasaran dari pengelolaan dampak lingkungan pada warga Kutu Patran.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil Analisis mengenai Manajemen Lingkungan JCM dapat
ditujukan untuk berbagai pihak. Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah
untuk :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan Dari hasil penelitian ini
mampu mengembangkan metode untuk mengevaluasi bentuk
pengelolaan lingkungan pada suatu proyek/perusahaan, yang
berpatokan pada dokumen lingkungan terkait. Sebagai contoh
salah satu dokumen lingkungan yang berupa AMDAL,
merupakan kajian bentuk manajemen lingkungan yang
sempurna. Dengan perencanaan yang tepat dan penerapan sesuai
tentunya dapat mewujudkan kinerja lingkungan yang
berkelanjutan. Karena dokumen tersebut merupakan kunci dari
dikeluarkan atau tidaknya IMB (Izin Mendirikan Bangunan),
seharusnya dokumen tersebut telah melewati hasil uji yang
sesuai.
2. Implementasi Kebijakan
Penerapan Manajemen Lingkungan Jogja City Mall (JCM)Keluaran dari
penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah atau pihak-
pihak terkait terutama Badan Lingkungan Hidup untuk lebih memperhatikan
pemrakarsa proyek yang telah melakukan pembangunan dengan skala besar serta
merencanakan bentuk rencana sistem manajemen lingkungan mereka, sebagai
bentuk tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Agar kedepannya bukan hanya
menjadi dokumen saja, namun benar benar dilakukan dan dipantau bentuk
pengelolaanya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Referensi :
http://etd.repository.ugm.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai