Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO 4

Seorang laki-laki 27 tahun dating ke puskesmas dengan nyeri pada


telinga kanan. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yg lalu dgn demam.
Sehari kemudian timbul perubahan pada otot wajah dan plenting berair
dikulit telinga dan belakang telinga kanan. Pasien pernah menderita
sakit cacar air saat usia 12 tahun. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan klinis dgn hasil pada gambar.

STEP 1

 Plenting : Sesuatu yg menonjol dari kulit tubuh bias berisi cairan


ataupun massa
 Cacar air : Infeksi akut primer menular disebabkan oleh varisela yg
menyerang kulit dan mukosa yg ditandai adanya vesikel

STEP 2 & 3

1. Interpretasi gambar
Beberapa penonjolan dibelakang telinga warnanya hitam tapi
tidak menonjol. Penonjolan vesikel yg kehitaman kusta.
2. Apa hubungan antara penyakit sekarang dgn yg dulu?
Ada
3. Mengapa timbul nyeri dan demam?
Karena adanya peradangan
4. Mekanisme terjadinya vesikel?
Masuknya cairan dan leukosit dari dermis. karena adanya celah.
5. Mengapa demam dulu baru tumbuh plenting?
Karena demam itu merupakan reaksi awal tubuh
6. Pemeriksaan apasaja yg dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
 Anamnesis
 Px fisik
 Px penunjang
7. Penyakit apasaja yg didahului gejala sprt tsb?
 Impetigo vesikabulosa
 Varisella
 Harpes zoster
 Harpes simplex
 Bells palsy

STEP 4

1. Interpretasi gambar
Beberapa penonjolan dibelakang telinga warnanya hitam tapi
tidak menonjol. Penonjolan vesikel yg kehitaman kusta. Vesikel
berukuran kurang dari 1 cm,
krusta itu cairan tubuh yg aga kehitaman yg mongering biasanya
bercampur dgn jaringan yg nekrosis. Krusta pengeringan yg warna
kekuningan serum kalo kehijauan pengeringan purulen, coklat
merah kehitaman darah
2. Apa hubungan antara penyakit sekarang dgn yg dulu?
Ada. Cacar air disebaban virus varissela jika cacair air sembuh
virusnya tidak hilang akan tetapi terjadi infeksi laten virus tdk
kembali melurae dan tdk bermultifikasi tapi tetap
mempunyakemampuan untuk menjadi ifeksius apabila terjadi
reaktivasi virus akan kembali bermultfikasi terjadi radang dan
merusak gaglion sensoris lalu virus enyebar ke sumsum tulang dan
btang otak dan melalui saraf sensoris akan smpai ke kulit dan
timbul gejala klinis. Tumbuhnya mengikuti serabut saraf dia itu
timbul gerombolan atau benjolan kecil ( blister ) berisi cairan
lama2 pecah menjadi krusta akan hilang. Infeksi primer yg muncul
verisella jika sekunder .
Selama dia dorman berada di ganglion dorsalis, terreaktivasi lagi
jika imun penderita turun lalu bis menjadi herpes zoster. Dorman
diganglion dorsal muncul sesuai dermatom.
Epidemiologi verissa terjadi pada anak-anak, zoster pada dewasa
usia 20 tahunan.
3. Mengapa timbul nyeri dan demam?
Karena adanya peradangan ada mikroorganisme masuk dlm tubuh
dia akan berinteraksi dgn IgE akan mengaktifkan sel mast dan
bsofil menrangsang histamine, pertahana pertama akan
mengeluarkan makrofag dan monosit yg dpt mengeluarkan
mediasi febris.
4. Mekanisme terjadinya vesikel?
Virus masuk lewat udara ke pernafasan lslu ke nasofaring ada
limfonodi dan tonsil lalu virus menempel terjadi reflikasi pertama
karea semakin banyak melepaskan diri lalu ke pembuluh darah
viremial primer disaring oleh hepar dan limfa, reflikasi kedua
melepaskan diri masuk lagi ke pembuluh darah viremia sekunder
lalu ke kulit , Masuknya cairan dan leukosit dari dermis menuju ke
epidermis karena terdapat infeksi masuknya cairan akan
menyebbakan edema intraseluler diantara sel2 keratinosit jika
terjadi edem katan anatar sel akan melebar dan meyebabkan
ikata putus sehingga akan menjadi vesikel. Vesikel untuk
mempertahakan kan dia melebar , infeksi menybabkan
megeluarkan virus dri dlm tubuh agar diserang limfosit.
Degenerasi balon vesikel yg terjadi nya edem yg kecil biasanya
respon dari bentu infeksi virus, virus masuk pertama kali dpt
respon dari epidermis akibat dari virus herpes.
karena adanya celah.
5. Mengapa demam dulu baru tumbuh plenting?
Karena demam itu merupakan reaksi awal tubuh. Dikeluarkan
lewat vesikel nanti seminggu akan menjadi krusta biasnya
meniggalkan scar.
6. Pemeriksaan apasaja yg dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
 Identitas ( nma, umur, alamat, pekerjaan )
 Anamnesis
 Keluhan utama
 RPS
 Onset
 Letak lesi pertama kali
 Lesi timbul tunggal lalu menyebar atau langsung
banyak
 Gatal/tidak
 Adakah pemicunya (makanan, obat, paparan sinar
matahari)
 Gejala penyerta ( demam, nyeri)
 Gejala sistemik atau prodomal yg mendahului
atau menyertai
RPD :
 Riwayat penyakit sebelumnya

RPK :

 Keluarga ada yg sakit seperti itu atau kanker kulit


RPSOS :

 Lingkungannya
 Kebersihannya
 Px fisik
 Kesadaran
 Tanda vital
 Pemeriksaan generalis
 Pemeriksaan khusus
 Status dermatovenereologi sesuai keluhan
 Pemeriksaan dermatologi dilihat dgn sinar putih atau
matahari
 Kaca pembesar
 Pemeriksaan kulit UKK biasanya dilihat lokasi dan
distribusimya, jenis UKK ( vesikel, bula, dll )
Bagaimana warna eritem atu hperpigmentasi, diberi
garis imaginasi utuk memastikan bentuknya, ukuran
penting untuk mebedakan vesikula atau bula,
susunannya apakah berkelompok atau tunggal
 Px penunjang
 Tzanck smear basanya digunkan untuk membedakan
dari varisella ke herpes simplex. Craya : cari yg paling
aru diinstisi dikerok bgian dasarya lalu keroka dioles ke
objeglas difiksasi alcohol 70% sampai kering lalu
dilakukan cat diensa ditunggu 20 menit lalu dialiri air
kemudian dikeringkan dilihat di mikroskop. Jika positif
terkena herpes simplx keratinosit yg multinuclear dan
ukuraannya besar berwarna biru, px penunjang lebih
caggih bias dgn DNA virus.
 DFA untuk menentukan antigen pd virus

7. Penyakit apasaja yg didahului gejala sprt tsb?


 Impetigo vesikabulosa
 Varisella
 Harpes zoster
 Harpes simplex
 Bells palsy

TRIGGER 2
Pasien megeluh telinga berdenging kanan, sariawan pd
langit2 bagian kanan, otot wajah tampak paralisis N.VII
mukosa palatum erosi dan multiple pemeriksaan tes
ditemukan multi nuclear giant sel, edema intraseluler
generasi balon beberapa sel menyatu menjadi MNC, dokter
member obat sistemik dan topical selama 7 hari. Dx : herpes
zoster N.VII

LO.
1) Interpretasi trigger 2
2) Definisi
3) Etiologi
4) Epidemiologi
5) Tanda gejala
6) Tatalaksana
7) Komplikasi
8) Prognosis

Anda mungkin juga menyukai