Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2085 – 6245 1

PENGARUH INVERSI FILTER Q TERHADAP AMPLITUDO SESAAT


(INSTANSTANEOUS AMPLITUDE) DATA SEISMIK

Khristian Enggar Pamuji


Prodi Fisika, Jurusan Fisika FMIPA UNIPA
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari
k_enggar_p@yahoo.com

Abstrak
Gelombang seismik yang melewati media akan mengalami atenuasi (pelemahan) akibat terjadinya
perubahan energi elastis menjadi panas. Selama mengalami pelemahan, gelombang mengalami perubahan-
perubahan antara lain, penurunan amplitudo, perubahan bentuk gelombang akibat terserapnya frekuensi-
frekuensi tinggi, dan pergeseran fase. Pada penelitian ini, efek pelemahan pada data seismik direduksi dengan
penerapan metode inversi filter Q.
Penerapan inversi filter Q pada data seismik dapat memperbaiki kualitas dan resolusi data seismik.
Peningkatan kualitas dan resolusi data seismik, dapat dilihat pada sesimik atribut (Amplitdo Sesaat) dari data
seismik yang sudah mengalami proses inversi filter Q. Hasil yang diperoleh dalam studi ini menunjukan bahwa
atribut seismik (Amplitudo sesaat) akan lebih baik jika terlebih dahulu diterapkan inversi filter Q.

Kata kunci: Atribut seismik, Inversi Filter Q, Amplitudo sesaat

Abstract

Seismic waves travelling through media are attenuated by the conversion of elastic energy into heat.
Upon being attenuated, the travelling wave changes: amplitude is reduced, travelling waveform is modified due
to high-frequency content absorption, and phase is delayed. In this study, the effect of attenuation on seismic data
was reduced by applying inverse Q filter method.
Application of inverse Q filter on seismic data, can improve the quality and resolution of data. Improving
the seismic data quality and its resolution can be seen at seismic attributes (Instantaneous Amplitude) of seismic
data. The results of study indicate that the seismic attributes (instantaneous amplitude) would be better if the
inverse Q filter was applied.

Keyword: Seismic atribute, Invers Q Filter, Instantaneous Amplitude

I. PENDAHULUAN terutama untuk mengurangi efek atenuasi. Salah


satu cara mengembalikan efek atenuasi data
Seperti kita ketahui bahwa gelombang seismik adalah dengan menggunakan Inversi
seismik akan mengalami pelemahan (atenuasi) Filter Q. Penggunaan Inversi Filter Q juga akan
jika melewati medium bumi. Pelemahan ini akan mempengaruhi resolusi pada atribut-atribut
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk seismik.
gelombang, peluruhan amplitudo dan pergerseran Atribut-atribut tersebut menghadirkan
fase. Dampak negatif yang ditimbulkan tentunya suatu kemajuan dalam resolusi seismik, sehingga
akan sangat banyak, antara lain berkurangnya dari ekstraksi data seismik diperoleh informasi
resolusi data seismik atau tidak terdeteksinya mengenai struktur dan stratigrafi bawah
lapisan-lapisan tipis yang ada, batas kontinyuitas permukaan yang lebih detail. Atribut-atribut ini
perlapisan yang kurang jelas, serta informasi- menawarkan kemudahan bagi interpreter dalam
informasi lain yang hilang, sehingga menginterpretasikan suatu penampang seismik,
menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam sama mudahnya seperti seorang ahli geologi
interpretasi. Untuk itu diperlukan metode yang dalam memetakan sesar dan lapisan langsung dari
lebih baik lagi dalam pengolahan data seismik, singkapan.

Khristian E Pamuji : Pengaruh Inversi Filter Q Terhadap Amplitudo Sesaat (Instantaneous Ampl…..
II. TINJAUAN PUSTAKA Konvolusi adalah suatu proses
matematika yang mana diperoleh keluaran dari
2.1 Gelombang seismik suatu masukan pulsa gelombang ke dalam sistem
Gelombang seismik adalah gelombang LTI (linear time invariant) yang dioperasikan
elastik yang menjalar di dalam bumi. Gelombang dengan notasi asterik (*), sehingga:
elastik yang menjalar di dalam medium seperti Jejak seismik = wavelet sumber gelombang *
gelombang suara, berdasar sifat-sifatnya dapat reflektivitas
dikategorikan sebagai gelombang seismik.
Gelombang seimik dapat diklasifikasikan menjadi 2.3 Atribut Seismik
dua kelompok, yakni gelombang badan dan Pemrosesan data seismik merupakan
gelombang permukaan. Gelombang badan tahapan yang penting dalam eksplorasi seismik
merambat dalam badan medium yang berarti refleksi, karena tahap ini akan menentukan
dapat pula merambat di permukaan medium. kualitas data yang akan diinterpretasi. Data
Gelombang permukaan adalah gelombang yang seismik 2-D yang telah termigrasi terkadang
terpandu oleh suatu permukaan bidang batas masih memperlihatkan karakter refleksi yang
medium. Oleh karena itu gelombang permukaan kurang jelas sehingga menimbulkan ambiguitas
ini mempunyai amplitudo yang mengecil dengan dalam proses interpretasi. Untuk itu dibutuhkan
cepat terhadap kedalaman atau jarak dari pemrosesan dan analisa sinyal seismik yang
permukaan pemandu. Persamaan gelombang sesuai dengan karakteristik sinyal tersebut, salah
seismik untuk 1 dimensi adalah : satunya adalah atribut seismik.
𝜕 2𝑦 2
𝜕 2𝑦 Atribut seismik menghadirkan suatu kemajuan
= 𝑐 (1) dalam resolusi seismik, sehingga dari ekstraksi
𝜕𝑡 2 𝜕𝑥 2
dimana c adalah kecepatan gelombang, t adalah data seismik diperoleh informasi mengenai
waktu, x adalah arah penjalaran gelombang dan y struktur dan stratigrafi bawah permukaan yang
merupakan fungsi x, dalam seismologi y lebih detail. Atribut seismik ini menawarkan
menunjukan komponen kemudahan bagi interpreter dalam
pergeseran [1][2]. menginterpretasikan suatu penampang seismik,
sama mudahnya seperti seorang ahli geologi
2.2 Jejak Seismik (Seismic Trace) dalam memetakan sesar dan lapisan langsung dari
Jejak seismik (seismic trace) atau sinyal singkapan.
seismik adalah data seismik yang terekam oleh Karakteristik bumi muncul akibat bumi
satu perekam (geophone). Jejak seismik bertindak sebagai filter yang kompleks. Sinyal
mencerminkan respon dari medan gelombang seismik merupakan sinyal yang kompleks,
elastik terhadap kontras impedansi akustik sehingga dalam pengolahan data seismik, sinyal
(reflektivitas) pada batas lapisan batuan yang satu seismik harus diperlakukan sebagai sinyal yang
dengan batuan yang lain. Secara matematika, kompleks. Sebuah jejak seismik f(t) merupakan
jejak seismik merupakan konvolusi antara bagian riil dari jejak kompleks F(t)=f(t)+ih(t),
wavelet sumber gelombang dengan reflektivitas dan h(t) merupakan komponen imajiner
bumi (Gambar 1). (kuadratur atau konjugasi) dari jejak kompleks.
Jejak kuadratur h(t) dapat dideterminasi dari jejak
real f(t) dengan menggunakan Transformasi
Hilbert (Gambar 2), h(t)=1/πt*f(t).
Bagian riil trace kompleks 𝑓(𝑡), dapat
dinyatakan dalam persamaan yang melibatkan
perubahan amplitudo terhadap waktu 𝐴(𝑡) dan
perubahan fasa terhadap waktu 𝜃(𝑡) seperti
berikut :
𝑓(𝑡) = 𝐴(𝑡) cos 𝜃(𝑡) (2)
Sedangkan bagian imajinernya :
ℎ(𝑡) = 𝐴(𝑡) sin 𝜃(𝑡) (3)
sehingga persamaan jejak kompleksnya menjadi:
Gambar 1. Jejak seismik yang merupakan hasil konvolusi
𝐹(𝑡) = 𝑓(𝑡) + 𝑖ℎ(𝑡) = 𝐴(𝑡)𝑒 𝑖𝜃(𝑡) (4)
antara sumber gelombang dengan koefisien refleksi

ISTECH Vol. …, No. 1, Februari 2015 : ........


ISSN: 2085 – 6245 3

Jika 𝑓(𝑡) dan ℎ(𝑡) diketahui, maka dapat dicari gelombang dalam medium homogen dapat
besarnya nilai 𝐴(𝑡) dan nilai 𝜃(𝑡), yaitu : dideskripsikan oleh persamaanberikut [1][2][3] :
𝐴(𝑡) = [𝑓 2 (𝑡) + ℎ2 (𝑡)] = |𝐹(𝑡)| (5)
Dan 𝑦(𝑥) = 𝐴(𝑥0 ) exp[−𝛼(𝑥 − 𝑥0 )] , (9)

𝜃(𝑡) = 𝑡𝑎𝑛−1 |ℎ(𝑡)/𝑓(𝑡)| (6) Dengan 𝛼 adalah koefisien atenuasi, 𝐴0 adalah


simpangan mula-mula pada jarak x = 0 dari
𝐴(𝑡) sering disebut instantaneous amplitude dan sumber atau pada titik acuan dan x adalah jarak
𝜃(𝑡) didebut instantaneous phase. Kecepatan antara sumber dan titik pengukuran.
perubahan fase dinamakan instantaneous
frequency 𝜔(𝑡). Dapat dirumuskan sebagai
berikut : 2.5 Metode spektral rasio
𝑑𝜃(𝑡)
Metode rasio spektral adalah salah satu
𝜔(𝑡) = (7) metode yang digunakan untuk menghitung nilai
𝑑𝑡
faktor kualitas suatu medium (Q) dari data
Atau seismik. Nilai Q yang diperoleh dapat digunakan
untuk melakukan koreksi amplitudo dan fasa
𝑑ℎ(𝑡) 𝑑𝑓(𝑡) akibat adanya efek atenuasi. Metode rasio spektral
𝑓(𝑡) − ℎ(𝑡)
𝜔(𝑡) = 𝑑𝑡 𝑑𝑡 pada hakekatnya membandingkan spektrum
𝑓 2 (𝑡) + ℎ2 (𝑡) amplitudo di suatu tempat A1(ω) terhadap
Atau dapat juga dinyatakan dalam bentuk spektrum amplitudo di satu referensi A2(ω),
𝐴1 (𝜔)
konvolusi sebagai berikut [9]: 𝐵(𝜔) = .
𝐴2 (𝜔 (10)

𝜔(𝑡) = ∫−∞ 𝑑(𝜏)𝜃(𝑡 − 𝜏)𝑑𝜏 (8) Sementara secara umum, amplitudo pada posisi
tertentu A(ω) dapat dituliskan sebagai fungsi dari
amplitudo pada posisi awal A0(ω)
𝐴(𝜔) = 𝐺(𝑥)𝐴0 (𝜔)𝑒 −𝛼(𝜔)𝑥 (11)
dengan catatan 𝐺(𝑥) = 1⁄𝑥 adalah faktor
geometri. Untuk 2 posisi yang berbeda, yaitu
posisi 1 dan 2, maka:
𝐺(𝑥1 )𝐴0 (𝜔)𝑒 −𝛼(𝜔)𝑥1
𝐵(𝜔) =
𝐺(𝑥2 )𝐴0 (𝜔)𝑒 −𝛼(𝜔)𝑥2 (12)

Bila ditulis 𝛼(𝜔)(𝑥1 − 𝑥2 ) = 𝜔𝑡/2𝑄 maka


persamaan tersebut menjadi
𝜔𝑡
−2𝑄 (13)
𝐵(𝜔) = 𝐵0 (𝜔)𝑒 ,
Atau
Gambar 2. Jejak kompleks, bagian riil (hitam) dan bagian 𝜔𝑡
imajiner (merah) ln[𝐵(𝜔)] = ln[𝐵0 (𝜔)] [− ], (14)
2𝑄
Persamaan tersebut menyatakan bahwa jika
2.4 Atenuasi dibuat plot antara rasio spektrum ln[𝐵(𝜔)]
Perambatan gelombang seismik yang terhadap frekuensi , maka grafiknya akan berupa
melalui bumi mengalami pelemahan (atenuasi) suatu garis lurus dengan kemiringan (slope)
yang disebabkan oleh perubahan energi elastis −𝜋𝑡⁄𝑄 . Jika didefinisikan slope sebagai
menjadi energi panas. Simpangan pada dua jarak konstanta 𝑚 maka faktor kualitas kini dapat
dihitung dari
berbeda x0 dan x dari sumber untuk perambatan 𝜋𝑡
𝑄= (15)
𝑚

Khristian E Pamuji : Pengaruh Inversi Filter Q Terhadap Amplitudo Sesaat (Instantaneous Ampl…..
Atau [4] amplitudo di satu referensi A2(ω). Dua buah
window didesain untuk menganalisis spektrum
27,3𝑡 amplitudo pada masing-masing window. Window
𝑄= (16)
𝑚 yang pertama untuk melihat spektrum amplitudo
didaerah dangkal, sedangkan window yang kedua
2.6 Inversi Filter Q untuk melihat spektrum amplitudo didaerah yang
Cara yang paling mendasar untuk dalam. Nilai Q yang diperoleh nantinya digunakan
menerapkan inversi filter Q adalah dengan sebagai acuan untuk melakukan koreksi
membangun suatu matrik Q dan kemudian amplitudo dan fasa akibat adanya efek atenuasi
membalik atau menginversnya. Jejak seismik melalui Invers Q Filter.
merupakan konvolusi antara wavelet, Q, dan
refleksivitas. 3.2.2 Invers Q Filter
𝑠
(17)
=𝑊∗𝑄∗𝑟 Invers Q-Filter (IQF) merupakan sebuah teknik
Sehingga reflesivitas dapat ditentukan dalam yang dirancang untuk mengkompensasi hilangnya
hubungan antar matrik Q-1 dan W-1 dari persamaan energi akibat gelombang teratenuasi ketika
tersebut sebagai berikut : melewati medium inelastik. Cara yang paling
mendasar untuk menerapkan invers filter Q invers
𝑟 = 𝑊 −1 𝑄 −1 𝑠 + [𝑄 −1 , 𝑤 −1 ]𝑠 (18) adalah dengan membangun suatu matrik Q dan
Hale (1981) mengusulkan sebuah metode untuk kemudian membalik atau menginversinya.
membangun sebuah matriks yang ekivalen
dengan Q, yaitu matrik QE, dan kemudian 3.2.3 Amplitudo Sesaat (Instantaneous
membalik matrik tersebut. Matriks QE dihasilkan Amplitude)
oleh perkalian matriks Q dengan matriks Langkah selanjutnya adalah menentukan
pembantu, P, yang kolom-kolomnya adalah Amplitudo sesaat. Amplitudo sesaat adalah fungsi
invers (konvolusional) dari kolom matriks Q selubung (envelope) jejak seismik yang
(invers dalam arti bahwa konvolusi antara dua merupakan ukuran energi jejak seismik yang kuat
kolom adalah fungsi delta). Sehingga Jejak (robust), halus (smoothed), dan tidak bergantung
seismik terbalik dihitung sebagai [4][5][6][7][8] pada polaritas pada waktu yang diberikan.
Amplitudo sesaat dapat diperloleh dengan
𝑟 ≈ 𝑊 −1 (𝑃𝑄)−1 𝑃𝑠 (19) menghitung nilai absolut dari komponen riil dan
komponen imajiner suatu sinyal.
III. METODOLOGI PENELITIAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data dan Perangkat Lunak
Data yang dijadikan objek dalam
Data Seismik yang dijadikan objek dalam
penelitian adalah rekaman Seg-Y data seismik
penelitian adalah rekaman Seg-Y dari data seismik
USGS Central Alaska. Perangkat lunak yang
NPRA (National Petrolium Reserve-Alaska)
digunakan dalam penelitian ini meliputi sistem
USGS Central Alaska, yang diambil pada tahun
operasi Window, Program MATLAB, OpendTech,
1981. Alaska merupakan Negara bagian Amerika
beberapa Office yang bekerja pada sistem operasi
Serikat yang kaya akan minyak. Di daerah North
window.
Slope minyak bumi berasal dari beberapa
cekungan, antara lain cekungan Beaufort dan
3.2 Pengolahan data
Chukchiyang berasal dari era Cenozoic dan
3.2.1 Metode Spektral Rasio
cekungan Colvine dari era Mezosoic, dan di
dominasi oleh sandstone dan limestone.Dari
Langkah pertama yang dilakukan dalam
beberapa lintasan yang ada dipilih salah satu
pengolahan data adalah menentukan besarnya
lintasan yaitu Line C, kemudian Data tersebut
nilai faktor kualitas (Q) dari data seismik. Metode
difilter dengan menggunakan filter bandpass,
yang digunakan untuk menetukan nilai Q adalah
dengan pita frekuensi 0.5 – 80 Hz, untuk
metode rasio spektral. Metode rasio spektral pada
menghindari noise frekuensi rendah (seperti
hakekatnya membandingkan spektrum amplitudo
ground roll) dan noise frekuensi tinggi (ambient
di suatu tempat A1(ω) terhadap spektrum
noise).

ISTECH Vol. …, No. 1, Februari 2015 : ........


ISSN: 2085 – 6245 5

Gambar 3. Densitas variabel data seismik USGS Central Alaska ( Line C, Trace 1 –2688)

Perubahan ini menunjukan bahwa efek atenuasi


dapat direduksi.

Gambar 4.Spektrum amplitudo data seismik pada


gambar 3

Gambar 4 merupakan spektrum amplitudo data Gambar 5 Spektrum amplitudo data seismik
seismik sebelum dilakukan inversi filter Q. Dari setelah inversi filter Q.
kurva tersebut terlihat bahwa kandungan
frekuensi tinggi cenderung menurun bahkan akan Dampak dari inversi filter Q dampak juga dilihat
menghilang. Kandungan frekuensi tinggi yang pada atribut seismik (Amplitudo sesaat), seperti
membawa informasi detail berkurang, sehingga pada gambar 6. Amplitudo sesaat merupakan nilai
resolusi data seimik juga mengalami penurunan. mutlak dari suatu trace sismik. Amplitudo seismik
Penurunan ini disebabkan oleh adanya atenuasi. akan menurun nilainya seiring dengan
Selanjutnya metode perbandingan spektrum bertambahnya kedalaman, yang tentu saja akan
(Spectrum Ratio Method) digunakan untuk membuat atribut amplitudo sesaat akan berkurang
menentukan besarnya nilai Q medium yang resolusinya. Dengan adanya inversi filter Q,
dilewati gelombang. Setelah dilakukan filter otomatis akan mengembalikan amplitudo yang
bandpass dan inversi filter Q pada data seismik, terserap akibat adanya atenuasi bumi, sehingga
spektrum amplitudo mengalami perubahan, akan memperbesar nilai mutlak pada amplitudo
seperti terlihat pada gambar 5. Frekuensi 30-50 sesaat.
Hz lebih stabil (tidak mengalami penurunan).

Khristian E Pamuji : Pengaruh Inversi Filter Q Terhadap Amplitudo Sesaat


(Instantaneous Ampl…..
Gambar 6. a) Amplitudo sesaat sebelum inversi filter Q (atas),
b) Amplitudo sesaat setelah dilakukan inversi filter Q (bawah)

Pada gambar 6 (lingkaran hitam) terdapat tegas. Reflektor-reflektor yang memberikan


perbedaan yang jelas pada amplitudo sesaat antara respon amplitudo yang sama (yang berasosiasi
sebelum dan sesudah inversi. Sebelum inversi, dengan lithology yang sama) akan terlokalisasi
pada kedalaman 1800-1900 ms tidak terlihat
dengan baik. Hal ini tentunya akan lebih mudah
secara jelas pemisah reflector horisontalnya. Hal
ini berbeda amplitudo sesaat sesudah bagi interpreter dalam menginterpretasi data
diterapkannya inversi, reflector secara tegas seismik.
terpisahkan. Begitu juga dengan yang ditandai
dengan anak panah merah (kedalaman 1700-1800 5.2 Saran
ms). Pada gambar 6.a, meskipun gambar sangat
jelas (warna unggu), tetapi tidak dapat Perlu diaplikasikan pada atribut-atribut
membedakan dua even horizontal yang berbeda seismik yang lain (Fase sesaat, Frekuensi sesaat)
pada kedalaman tersebut. Perlu diingat bahwa untuk melihat pengaruh inversi filter Q.
adanya atenuasi akan mengakibatkan  (panjang
gelombang) bertambah panjang dan amplitudo
akan berkurang, hal ini menyebabkan dua buah
reflektor yang berdekatan (yang berjarak kurang Daftar Pustaka
[1] Bullen, K, E., And Bolt, B, A. An introduction
dari 1) tidak dapat dipisahkan. Sedangkan ketika
to the theory of seismology: Cambridge
inversi filter Q diterapkan, amplitudo dan panjang
University Press.
gelombang akan kembali seperti semula, sehingga
[2] Grant, F, S., And West, G, F., 1965.
pada gambar 6.b terlihat terpisah.
Interpretation theory in applied geophysics:
Mc-Graw-Hill Book Company
V. PENUTUP
[3] Schon, J, H., 1996. Physical Properties of
Rock: Fundamentals and Priciples of
5.1 Kesimpulan Petrophysics: Institute of Applied
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
Geophysics, Austria
bahwa inversi filter Q pada data seismik akan [4] Hauge, P., 1981, Measurements of attenuation
berdampak juga pada atribut seismik (Amplitudo from vertical seismicprofiles: Geophysics, 46,
Sesaat). Amplitudo sesaat terlihat lebih jelas dan 1548–1558

ISTECH Vol. …, No. 1, Februari 2015 : ........


ISSN: 2085 – 6245 7

[5] Hale, D., 1981, An Inverse Q filter: SEP [8] Montana, C, F., And Margrave, G, F.,
report 26 . 2005.Comparing three methods for inverse-
[6] Kjartansson,E.,1979, Constant Q-wave Q filtering; CSEG National Convention
propagation and attenuation: J. Geophys. [9] White, R. E., 1991, Properties of
Res., 84, 4737-4748. instantaneous seismic attributes. Geophysic,
[7] Chuandong Xu and Robert Stewart. 2006. The Leading Edge of Exploration, July, 1991
Estimating seismic attenuation (Q) from VSP
data: CSEG Recorded P 57-61.

Khristian E Pamuji : Pengaruh Inversi Filter Q Terhadap Amplitudo Sesaat (Instantaneous Ampl…..

Anda mungkin juga menyukai