Anda di halaman 1dari 25

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319550891

MODEL BISNIS BARU DI ERA MEDIA BARU (New Business Model in the Era of
New Media)--Indonesia version

Conference Paper · March 2016

CITATIONS READS

0 9,066

1 author:

Diah Ayu Candraningrum


Tarumanagara University
14 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

tourism marketing View project

All content following this page was uploaded by Diah Ayu Candraningrum on 08 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODEL BISNIS BARU DI ERA MEDIA BARU

Diah Ayu Candraningrum


Universitas Tarumanagara
sandrasyahrul@gmail.com

Abstrak

Kemajuan teknologi kini semakin memudahkan hidup manusia. Sebagai bukti, adanya
perubahan model bisnis berbasis internet dan munculnya perusahaan perintis atau startup
yang menyediakan berbagai solusi kebutuhan. Dengan berbagai bentuk dan aplikasinya,
mereka menggempur perusahaan besar yang sudah mapan. Ada lima perusahaan berbasis
multimedia yang memilik performa positif sepanjang 2015, yang dibahas di sini.
Fenomena startup sukses ini memunculkan adanya perubahan konsep komunikasi
pemasaran di era internet. Sebuah komunikasi lewat cara yang baru, yang lebih efektif
dalam menyatukan perusahaan baru dengan pelanggannya yang diklasifikasikan: modern,
melek teknologi dan berpendidikan. Masalah timbul, terutama pada perusahaan yang tak
menyadari bahwa jaman telah berubah. Ini biasanya dialami oleh perusahaan besar yang
sudah lama berdiri dan telah menjadi penguasa pasar. Tak semua perusahaan menyadari
tentang hal ini. Mereka masih menggunakan cara-cara komunikasi pemasaran yang
konvensional.
Lalu bagaimana bentuk strategi komunikasi pemasaran dari lima startup yang dilirik
investor ini? Sejauh mana bisa diterima masyarakat? Dengan menggunakan metode
penelitian lewat kajian literatur yang ada, penulis berusaha membandingkan gaya
komunikasi marketing apa saja yang membedakan di antara kelimanya.

Kata kunci: teknologi, internet, bisnis, startup, baru

1
NEW BUSINESS MODEL IN THE ERA OF NEW MEDIA

Diah Ayu Candraningrum


Tarumanagara University
sandrasyahrul@gmail.com

Abstract

Advances in technology now even easier for human life. As evidence, the model
changes and the emergence of Internet-based business or a startup pioneering company
that provides various solutions needs. With a variety of forms and applications, they are
pounding the big companies that are already established. There are five multimedia-based
company, who have a positive performance throughout 2015, which is discussed here.
Successful startup of this phenomenon raises a change in the concept of
marketing communication in the internet era. A communication via a new way, which is
more effective in bringing new companies with customers that are classified: modern,
technologically savvy and educated. Problems arise, especially at companies that do not
realize that times have changed. This is usually experienced by large companies that have
long-standing and has become a market leader. Not all companies are aware of this. They
are still used in ways that conventional marketing communications.
Then how forms of marketing communication strategy of five startup ogled these
investors? To what extent can be accepted by society? Using research methods through
the study of the existing literature, the authors sought to compare the style of any
marketing communication that distinguishes between the fifth.

Keywords: technology, internet, business, startup, new

2
DAFTAR ISI

Abstrak-Abstract
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 4
I.2 Perkembangan Startup di Indonesia ............................................................... 5
I.3 Startup Terpopuler 2015 ................................................................................ 7
I.3.1 BukaLapak ............................................................................................... 7
I.3.2 MatahariMall ........................................................................................... 7
I.3.3 Go-Jek...................................................................................................... 8
I.3.4 Traveloka ................................................................................................. 8
I.3.5 Tokopedia ................................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
II.1 Teori Media Baru ........................................................................................ 10
II.2 Teori Media Sosial ...................................................................................... 11
II.3 Teori e-Word of Mouth .............................................................................. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 12
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
IV.1 Strategi Promosi BukaLapak ..................................................................... 13
IV.2 Strategi Promosi MatahariMall ................................................................. 14
IV.3 Strategi Promosi Go-Jek ........................................................................... 15
IV.4 Strategi Promosi Traveloka ....................................................................... 16
IV.5 Strategi Promosi Tokopedia ...................................................................... 17
IV. 6. Strategi Promosi Untuk Era Baru ............................................................ 18
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
3
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan internet semakin marak di Indonesia. Dengan media sosial,


seseorang menjadi terkoneksi secara global, kapanpun dan dimanapun. Sedangkan
melalui penggunaan aplikasi, semua urusan terasa dimudahkan.
Berdasarkan hasil penelitian lembaga marketing dan digital Public Relations We
Are Social November 2015, tingkat penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi.
Bahkan jumlah pengguna gadget di tanah air, lebih banyak daripada jumlah total
penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan, rata-rata setiap orang Indonesia memiliki
lebih dari satu gadget.1
Gambar I.1.1 Peta Digital Indonesia 2015

Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa begitu pesatnya perkembangan


internet, yang memunculkan banyak bentuk media baru yang berbasis internet.
Menurut McQuail (2000:127), terdapat empat kategori pengelompokan media
baru. Pertama, media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telpon,

1
Digital, Social and Mobile in Southeast Asia in 2015. Tersedia: http://www.slideshare.net/wearesocialsg/digital-social-
mobile-in-southeast-asia-in-2015, [12 Januari 2016]

4
handphone, e-mail. Kedua, media bermain interaktif seperti komputer, videogame
dan permainan dalam internet. Ketiga, media pencarian informasi yang berupa
portal atau search engine. Keempat, media partisipasi kolektif seperti penggunaan
internet untuk berbagi dan pertukaran informasi.2
Mc Omber (dalam Abrar, 2003:7) mengaitkan teknologi komunikasi dengan
kebudayaan. Pertama, teknologi komunikasi dianggap sebagai faktor yang
determinan dalam masyarakat, independen dan bisa menciptakan perubahan di
masyarakat. Kedua, teknologi komunikasi sebagai produk industrialisasi yang
diciptakan secara masal dalam jumlah banyak. Ketiga, teknologi komunikasi
melahirkan alat baru dimana tidak semua orang mengenalnya dengan baik.3
Saat ini bermunculan banyak perusahaan rintisan digital atau startup yang baru,
yang berbasis internet. Baik berupa toko online, hingga pembuatan aplikasi yang
ditujukan untuk berbisnis.

I.2 Perkembangan Startup di Indonesia

Seiring dengan perkembangan era digital yang pesat, kemunculan perusahaan


perintis atau yang biasa disebut startup pun tak terhalang. Perusahaan yang
berhubungan dengan internet dan teknologi ini mulai dikenal sejak akhir tahun
90an hingga tahun 2000an. Berdasarkan catatan portal berita teknologi

2
McQuail. Dennis (2000). Mc Quail’s Communication Theory (4 th edition) dalam “Perkembangan
Teknologi Komunikasi dan Media Baru: Implikasi terhadap Teori Komunikasi”, Novi Kurnia
[Online]. MediaTor,Vol.6 No.2 Desember 2005. Tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117210&val=5336 [13 Januari 2016
3
Abrar, Ana Nadhya (2003). Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
LESFI. dalam “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru: Implikasi terhadap Teori
Komunikasi”, Novi Kurnia (Online). MediaTor Vol.6 No.22 desember 2005. Tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117210&val=5336 [15 Januari 2016]

5
Dailysocial.net, jumlah startup di Indonesia pada tahun 2015 mencapai lebih dari
1500 startup. Jumlah ini diyakini masih akan terus bertambah.4
Perkembangan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial
bagi startup baru dan industri berbasis digital lainnya. Prediksi Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), di tahun 2016, bisnis internet
akan memberi kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional
hingga sebesar US$ 26 miliar atau setara dengan Rp 314 triliun.5
Dengan bermacam model bisnis baru ini, tentunya mampu menciptakan gaya
komunikasi pemasaran yang berbeda, yakni dengan mengandalkan perangkat
komunikasi digital atau digital marketing channels. Jika dalam ilmu pemasaran
konvensional kita kenal dengan konsep word of mouth sebagai salah satu strategi
komunikasi pemasaran yang efektif, kini di era media baru, konsep electronic
word of mouth atau e-wom juga memiliki efek viral yang berpengaruh besar
terhadap bisnis, sehingga tetap merupakan sarana komunikasi yang efektif.
Aneka media sosial yang kini bukan hal aneh bagi masyarakat, justru menjadi
sajian utama yang harus disantap sepanjang hari. Menurut Malita (2011), media
sosial dideskripsikan sebagai teknologi online dan kebiasaan orang-orang yang
menggunakannya, untuk berbagi pendapat, wawasan, pengalaman dan pandangan.
Media sosial sendiri bisa ditemui dalam beberapa bentuk seperti teks, gambar,
suara dan video. Media sosial yang memiliki karakter yang khas seperti blog,
message board, dan podcasts, yang memungkinkan penggunanya untuk
berinteraksi.6

4
Mudo, Sutan (2015). “Apa Itu Bisnis Startup? Dan Bagaimana Perkembangannya?”
https://id.techinasia.com/talk/apa-itu-bisnis-startup-dan-bagaimana-perkembangannya/ [16 Januari
2016]
5
Bhaskoro, Avi Tejo (2014). “Di Tahun 2016 Industri Internet Diperkirakan Bakal Sumbang PDB
Nasional Sebesar USD$26 Miliar” https://dailysocial.id/post/industri-internet-gdp [16 Januari
2016]
6
Malita, Laura (2011). “Social Media Time Management Tolls and Tips” dalam “Pengaruh
Electronic Word-of-mouth di Media Sosial Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Restoran
6
I.3 Startup Terpopuler 2015

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kajian literatur.


Startup yang dibahas adalah lima perusahaanyang dinobatkan laman khusus
teknologi dan internet Daily Social, sebagai perusahaan baru berbasis teknologi
paling populer sepanjang tahun 2015.
Metodologi yang dipakai oleh Daily Social adalah dengan menyebarkan polling
di Twitter selama 1x24 jam pada tanggal 1 Desember 2015. Polling ini
direspon oleh sebanyak 54 orang. Berdasarkan hasil polling tersebut, startup
yang paling popular adalah: Bukalapak, MatahariMall, Go-Jek, Traveloka dan
Tokopedia.7

I.3.1 BukaLapak

Online marketplace ini didirikan oleh Ahmad Zaky sejak 2010. Berbisnis sebagai
mediator antara penjual dan pembeli, BukaLapak akhirnya dilirik dan disuntik
dana oleh investor EMTEK Group, yang juga memayungi SCTV Group. Sebelum
mendapat partner kerja, startup ini jarang berpromosi secara offline. Kini,
BukaLapak gencar melakukan aktivitas pemasaran melalui kanal konvensional
seperti iklan televisi dan radio.

I.3.2 MatahariMall

Marketplace online to offline (O2O) ini merupakan langkah pertama Lippo Group
memasuki ranah e-commerce. Mulai diluncurkan pada Februari 2015, dengan
modal dana sekitar Rp 6,6 triliun. Berangkat dari dana masif tersebut, startup ini

Cepat Saji Hoka Hoka Bento”, Kutut Prastyo (Online). Tersedia


file:///C:/Users/sandr_000/Downloads/868-1693-1-SM%20(1).pdf [16 Januari 2016]
7
Erlangga, Michael (2015). “5 Startup Indonesia Terpopuler Sepanjang Tahun 2015”
https://dailysocial.id/post/5-startup-indonesia-terpopuler-sepanjang-tahun-2015/# [16 Januari
2016]

7
merekrut nama besar seperti mantan country director Google Indonesia Hadi
Wenas dan mantan Dirut Garuda Emirsyah Satar.

I.3.3 Go-Jek

Inilah aplikasi gratis terpopuler di App Store. Go-Jek adalah gerbang bagi
masyarakat awam bagaimana memahami cara kerja startup digital. Layanannya
yang “mengganggu” sistem transportasi dalam skala besar, mampu menawarkan
alternatif metode transportasi, memberikan kisah inspiratif, dan menuai berita
kontroversial. Di platform Android, Go-Jek terpilih sebagai salah satu aplikasi
terbaik Google Play Indonesia 2015, bersanding dengan Traveloka dan
Tokopedia.
Acap kali diberitakan secara kontroversial, nyatanya jejaring layanan yang
ditawarkan Go-Jek berhasil merebut pasar mayoritas dari industri yang dijajaki.
Sebut saja Go-Ride, Go-Send, Go-Food, dan Go-Mart. Go-Jek yang disuntik dana
oleh Northstar Pacific dan Sequioa, berhasil mengeksekusi layanan yang memang
dibutuhkan dalam keseharian, sehingga masyarakat merasakannya sebagai
kebutuhan setiap hari.

I.3.4 Traveloka

Inilah platform top-of-mind untuk pembelian tiket pesawat, Traveloka juga


dinobatkan sebagai aplikasi terpopuler di Google Play Indonesia dalam segmen
travel. Dalam riset Nielsen dikatakan bahwa belanja iklan Traveloka selama tahun
2015 mengalami peningkatan hingga 700% senilai Rp 547 miliar. Sama seperti
BukaLapak, televisi juga menjadi kanal favorit Traveloka untuk menyuarakan
layanannya.
Startup yang berdiri 2012 dan mendapat pendanaan awal dari east Ventures ini
menawarkan harga tiket penerbangan yang sangat kompetitif. Inilah portal online
untuk penerbangan dan reservasi penginapan terbesar di Indonesia. Pada tahun

8
2013, masuklah investor Global Founders Capital sehingga banyak pihak
meyakini Traveloka akan menjadi startup lokal bernilai triliunan rupiah.

I.3.5 Tokopedia

Inilah startup yang bersinar sepanjang 2015. Mal online yang mengusung model
bisnis marketplace ini berdiri sejak 2009 dan menerima pendanaan senilai Rp 1,2
triliun dari Sequoia dan Softbank di tahun 2014. Menurut lembaga riset Nielsen,
Tokopedia memiliki belanja iklan yang senilai dengan Traveloka. Menariknya,
peningkatan tersebut tercatat hingga 17 kali lipat dari tahun sebelumnya.

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk


menjelaskan model bisnis perusahaan perintis yang baru berdiri kurang dari
sepuluh tahun, namun telah menerima kucuran dana yang tidak sedikit dari
investor. Setelah itu, penulis akan menganalisa konsep komunikasi pemasarannya,
sehingga bisa didapatkan strategi komunikasi yang efektif untuk diterapkan di era
internet ini.
Beberapa teori yang melandasi penelitian penulis adalah New Media, Media
Sosial dan Word of Mouth. Pemilihan teori tersebut didasari oleh kesesuaian
dengan tema yang penulis sampaikan dalam penelitian ini.

II.1 Teori Media Baru

Internet sebagai bentuk computer mediated communication (CMC). CMC adalah


suatu proses komunikasi atau pertukaran informasi yang dilakukan melalui
medium, dalam hal ini komputer. Dalam praktiknya, CMC biasanya dikaitkan
dengan komunikasi manusia pada, melalui atau menggunakan internet dan
website (Thurlow&Tomic, 2007:16).8
Media baru sendiri memiliki karakteristik khusus. Menurut Lister et al. media
baru memiliki karakteristik sebagai berikut: digital, interactive, hypertextual,
virtual, network dan simulated (Lister, Dovey &Giddings, 2003:130). Dari
keenam karakteristik tersebut, interaktivitas adalah konsep utama dalam new
media (Flew, 2005:13)9

8
Thurlow, Crispin, Laura Lengel dan Alice Tomic (2007). “Computer Mediated Communication:
Social Interaction and The Internet”. London: SAGE Publication. Dalam “Conversation di New
Media Sebagai Upaya Mencapai Keberhasilan Periklanan,” Prida Ariani Ambar Astuti dalam “The
Repotition of Communication In The Dynamic of Convergence” Prenada Media Group, Jakarta.
9
Flew, Terry (2005). “New Media: An Introduction. 2nd edition. New York: Oxford Dalam
“Conversation di New Media Sebagai Upaya Mencapai Keberhasilan Periklanan,” Prida Ariani
10
II.2 Teori Media Sosial

Sama halnya dengan teori fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi.
Teori media social ini terdiri atas empat fungsi yakni fungsi menginformasikan,
fungsi mendidik, fungsi menghibur dan fungsi mempengaruhi (Effendi, 206:36)10

II.3 Teori e-Word of Mouth

Word of mouth atau WOM merupakan sarana komunikasi personal dari orang per
orang yang bertujuan untuk penyampaian dan penerimaan informasi seputar
merek, produk dan jasa (Arndt, 1967). Karena di jaman digital, semua
menggunakan alat digital, maka kini WOM lazim disebut e-WOM.
Para pemasar yang rajin menggunakan sarana komunikasi oral, kini banyak yang
melakukan viral marketing kepada pelanggannya. Kini, apa yang dikatakan
masyarakat tentang sebuah produk tidak dapat lagi dikontrol oleh penjual (Woerdl
et al, 2008)11
Salah satu cara untuk menggerakkan WOM adalah dengan menemukan para
pemandu sorak, yakni konsumen yang akan memulai pembicaraan. Biasanya, para
pemandu sorak merupakan kelompok sasaran yang terseleksi secara hati-hati.
Bagaimanapun, WOM yang positif adalah elemen peting dalam kesuksesan
produk atau jasa baru..12

Ambar Astuti dalam “The Repotition of Communication In The Dynamic of Convergence”


Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
10
Uchjana, Onong Effendy (2006). “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”. Dalam “Fungsi
Komunikasi Media Sosial Twitter Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta”, Shirley dan Susy
Azeharie. Jurnal Komunikasi Univesitas Tarumanagara Vol 6 No 3 Desember 2014
11
Woerdl, M, S. Papagiannidis, M. Bourlakis. “Internet-Induced Marketing Techniques: Critical
Factors in Viral Science and Applied” dalam “How Do Teaser Advertisements Boost Word of
Mouth about New Products?” Thorbjornsen, Helge; Ketelaar, Paul; Van T’Riet, Jonathan; Dahlen,
Micael, the Journal of Advertising Research, March 2015, Volume 65, No. 1
12
Shimp, Terence A. (2012) “Periklanan Promosi aspek tambahan komunikasi pemasaran
terpadu.” Penerbit Erlangga, Jakarta dibunuh.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kajian literatur


dengan teknik pengumpulan data kepustakaan. Startup yang dibahas adalah
lima startup yang dinobatkan laman khusus teknologi dan internet Daily Social,
sebagai startup paling popular sepanjang tahun 2015, sebagai perusahaan baru
berbasis teknologi.
Metodologi yang dipakai oleh Daily Social adalah dengan menyebarkan polling
di Twitter selama 1x24 jam pada tanggal 1 Desember 2015. Polling ini
direspon oleh sebanyak 54 orang. Berdasarkan hasil polling tersebut, startup
yang paling popular adalah: BukaLapak, MatahariMall, Go-Jek, Traveloka dan
Tokopedia.13
Kelima perusahaan rintisan ini akan diperbandingkan strategi promosi yang
dilakukan sejak berdiri hingga saat ini. Analisa pun akan dilakukan dan
dihubungkan dengan tiga teori utama yang telah penulis pilih dalam tinjauan
pustaka.

13
Erlangga, Michael (2015). “5 Startup Indonesia Terpopuler Sepanjang Tahun 2015”
https://dailysocial.id/post/5-startup-indonesia-terpopuler-sepanjang-tahun-2015/# [16 Januari
2016]
12
BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Strategi Promosi BukaLapak

Sejak berdiri tahun 2009, BukaLapak tak pernah melakukan promosi besar-
besaran. Karena selain membutuhkan biaya tak sedikit untuk beriklan di media
mainstream, sebagian bantuan yang dimiliki dari setoran awal investor, lebih
banyak digunakan untuk menutup biaya operasional dan pengembangan
infrastruktur.
Namun yang menarik, di awal masa berdirinya, BukaLapak membuat forum maya
komunitas bukalapak. Semua orang yang berkesempatan berinteraksi dengan
bukalapak, baik penjual maupun pembeli, sama-sama bisa bertukar pikiran dan
berbagi ilmu. Di sinilah awal mula terjadinya proses kedekatan antara pengelola
dan pasar. Di sini pula proses engagement terjadi dan secara tidak langsung akan
mempererat kedekatan satu dengan yang lain.
Gambar IV.1 Komunitas BukaLapak

Baru setelah mendapat kucuran dana dari pihak ketiga di tahun 2014, BukaLapak
mulai aktif beriklan di media mainstream (tv dan radio). Tak tanggung-tanggung,

13
BukaLapak langsung menggaet bintang muda sebagai brand ambasadornya.
Tujuannya, supaya bisa lebih dikenal di masyarakat dan mampu membukukan
keuangan yang leih baik.
Terbukti, sepanjang 2015 jumlah pelapak atau penjual di portal ini tumbuh 3,5
kali lipat dari tahun 2014 (145.000) menjadi 510.000. Kenaikan jumlah barang
yang diperdagangkan juga turut meningkat hingga 5-6 kali lipat. Dari 1,4 juta unit
pada tahun 2014 lalu, menjadi 7,5 juta di akhir 2015.

IV.2 Strategi Promosi MatahariMall

Karena merupakan unit usaha di bawah Lippo Grup, marketplace MatahariMall


ini tak pusing soal modal. Diluncurkan Februari 2015, modal dana yang disiapkan
untuk investasi 5 tahun ke depan mencapai Rp 6,9 triliun. Dari jumlah tersebut,
alokasi dana yang disiapkan untuk biaya promosi sebesar Rp 50 miliar. Tak heran,
startup baru yang dimiliki perusahaan yang menguasai pasar retail offline ini,
berani banyak beriklan, baik di media konvensional dan media digital.
Masih dengan kekuatan finansial yang kuat tadi, salah satu yang banyak
dipromosikan adalah harga diskon atau potongan harga. Terutama di awal
launching, MatahariMall menggebrak dengan memberikan potongan harga yang
fantastis. Promosi habis-habisan ini memberikan prestasi: tiga bulan setelah
launching, situs e-commerce ini sudah menghasilkan 180 ribu produk, 200 ribu
pelanggan, dan 1200 penjual.14

14
Laut, Rimba (29 September 2015), “MatahariMall Siapkan Budget Iklan Rp 50 Miliar” dalam
http://www.ift.co.id/posts/mataharimall-com-siapkan-budget-iklan-rp-50-miliar [17 Januari 2016]
14
Gambar IV.2 Iklan Google Adsense MatahariMall

IV.3 Strategi Promosi Go-Jek

Sejak berdiri tahun 2011 hingga saat ini, Go-Jek tak pernah berpromosi dan
beriklan di media. Namun kini, hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengenal
layanan transportasi ini.
Memang, Go-Jek tidak mengalokasikan khusus biaya iklan. Namun biaya yang
dikeluarkan untuk promosi potongan harga, besaran subsidi untuk supirnya, juga
pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan supir Go-Jek seperti jaket, helm,
masker dan penutup kepala, jumlahnya hampir sama dengan biaya iklan sebuah
perusahaan. Ada hitung-hitungan tidak resmi yang menyebutkan, total biaya
operasional yang dikeluarkan Go-Jek mencapai Rp 3 miliar per hari.15
Dengan pemberian seragam beridentitas perusahaan tersebut dan supir Go-Jek
bersliweran di jalan setiap harinya, secara tidak langsung hal ini merupakan
bentuk promosi produk dan perusahaan. Tak heran, dalam waktu dekat,
perusahaan ini cepat dikenal masyarakat.

15
Edy Kristianto, Agustinus (15 Agustus 2015), “Berapa Valuasi Perusahaan Go-Jek?” dalam
http://akakristianto.com/2015/08/15/berapa-valuasi-perusaahaan-go-jek/ [17 Januari 2016]
15
Tak hanya karena bentuk promosi ruang luar tadi, filosofi perusahaan yang
mengedepankan aspek-aspek sosial untuk membantu tukang ojek pangkalan pun
menjadi cerita tersendiri karena disebarluaskan dimana-mana melalui media
sosial. Belum lagi saat pendiri Go-Jek diwawancara media atau munculnya
pemberitaan tentang supir Go-Jek yang menimbulkan rasa simpatik masyarakat,
hal ini menjadi bagian dari kegiatan public relations untuk membentuk citra
perusahaan yang positif.
Gambar IV.3 Pasukan Supir Go-Jek

IV.4 Strategi Promosi Traveloka

Dari awal berdiri tahun 2012, portal Online Travel Agent (OTA) Traveloka
memang agresif dalam berpromosi di layar kaca. Hasil riset yang dilakukan oleh
Ads Tensity, sebuah aplikasi riset iklan televisi, menyebutkan bahwa belanja iklan
di TV local Traveloka mampu menyaingi perusahaan rokok Djarum pada Mei
2015.16
Di 13 stasiun televisi nasional, Djarum menghabiskan dana iklan sekitar Rp
272,924 miliar sepanjang Mei 2015. Djarum menduduki dua besar di antara 10
besar pembelanja iklan, dengan nilai total belanja iklan sebesar Rp 6,494 triliun

16
“Urusan Iklan, Traveloka Saingi Produk Rokok” dalam
http://www.indotelko.com/kanal?c=ecm&it=Traveloka-Saingi-Produk-Rokok [17 Januari 2016]

16
pada Mei 2015. Ini artinya, Djarum mengeluarkan dana sekitar Rp 4,19% dari
total nilai belanja iklan.
Meski mengeluarkan biaya paling tinggi, namun jumlah iklan tv yang paling
banyak tayang adalah Traveloka, yakni sebanyak 5.345 kali tayang atau rata-rata
172,419 iklan per hari, dengan dua tayangan iklan. Secara bujet, Traveloka kurang
dari 1/3 total belanja Djarum, sekitar Rp 77,18 miliar. Namun jumlah iklannya
lebih banyak tayang karena durasinya hanya 15 detik. Berbeda dengan iklan
djarum yang berdurasi 30 detik.
Gambar IV.4 Iklan Traveloka

IV.5 Strategi Promosi Tokopedia

Startup ini konsisten dengan promosi iklannya sejak awal berdiri tahun 2009
hingga saat ini, baik di media mainstream maupun internet. Namun ada yang
membedakan antara iklan Tokopedia dibanding kompetitornya.
Jika iklan kompetitor lebih banyak menonjolkan potongan harga atau lengkapnya
produk yang dijual, iklan Tokopedia justru dibuat dengan pendekatan sosial dan
emosional. Tujuannya supaya ada ikatan atau engagement antara Tokopedia
dengan konsumennya, melalui tiga fitur yang terdapat dalam website nya: success
story, behind the scene dan kisah berdirinya Tokopedia. Iklan-iklan yang disajikan
marketplace yang mendapatkan suntikan pendanaan senilai Rp 1,2 triliun pada
2014 ini pun, selalu menginspirasi siapapun yang melihatnya.

17
Perusahaan pimpinan William Tanuwijaya ini juga selalu menggunakan nama
besar yang menginspirasi sebagai Duta Tokopedia. Jika dulu ada Chelsea Islan
yang dianggap seniman muda yang aktif membangun bangsa, kini ada Isyana
Sarasvati yang mewakili generasi muda yang telah menemukan peluangnya dan
sukses di bidangnya.
Gambar IV.5 Iklan Tokopedia

IV. 6. Strategi Promosi Untuk Era Baru

Dari penjelasan tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan kelima


perusahaan perintis tersebut, diperoleh gambaran bahwa masing-masing startup
sama-sama menggunakan media baru yang berbasis internet, menyebarluaskannya
lewat media sosial dan mengedepankan persebaran informasi atau sistem viral
dari para penggunanya. Namun, meski sama-sama bertujuan untuk memasarkan
supaya produknya laku di pasar, masing-masing startup memiliki cara yang
berbeda dalam penyampaiannya. Mana cara yang dipilih, disesuaikan dengan
karakter produk, pangsa pasar dan juga diferensiasi dari kompetitor supaya brand
awareness terbentuk.
Dalam teori Media Baru, kelima startup yang mewakili perusahaan rintisan yang
telah ada di Indonesia, semuanya mengedepankan teknologi informasi terkini.
Penggunaannya bisa dilakukan melalui komputer, smartphone dan gadget lainnya,
yang memungkinkan untuk berkomunikasi via website atau aplikasi. Tentu saja,

18
koneksi internet yang super cepat sangat penting karena hanya dengan cara itulah,
sistem startup bisa dioptimalkan dengan baik.
Dengan penggunaan media baru ini pula, interaktif menjadi kata kuncinya.
Dimana teknologi yang dipakai kelima startup tadi sangat memungkinkan adanya
dialog meski versinya masih offline seperti kontak antara supir Go-Jek dan calon
penumpang atau pembayarn Cash On Delivery (COD) pada BukaLapak.
Terkait dengan teori Media Sosial, semua perusahaan baru tersebut memiliki
empat fungsi yang disyaratkan. Pertama, fungsi informasi dimana mereka
memberikan informasi mengenai potongan harga, produk baru yang bisa
ditemukan, dan fitur baru yang disediakan. Kedua, fungsi mendidik dimana
startup tersebut memberikan pembelajaran bagi masyarakat tentang hal-hal baru
yang nyaris tidak pernah ditemui sebelumnya. Misalnya bagaimana Tokopedia
mengajak pelaku Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) untuk bergabung dan
berjualan di lapak online-nya, sehingga mereka tak perlu mencari pelanggan
karena justru perlangganlah yang akan mendatangi mereka.
Fungsi berikutnya adalah fungsi hiburan. Hal ini bisa dicontohkan saat hari
belanja online nasional yang jatuh pada bulan desember setiap tahunnya. Banyak
portal e-commerce yang berlomba-lomba menawarkan potongan harga sebesar
mungkin dalam program promosinya untuk menarik pembeli.
Fungsi terakhir, yakni fungsi mempengaruhi. Hal ini sangat terlihat saat seseorang
berniat membeli satu produk secara online, misalnya power bank. Saat itu, dia
akan melihat dan meneliti beberapa website penjualan untuk mengecek produk
yang dia inginkan di kisaran harga yang pas di kantongnya. Contoh lain, sebelum
menggunakan jasa, pengguna Go-Jek akan membandingkan harga promosi yang
ditawarkan Go-jek dan kompetitornya.
Terkait dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing startup
yang tak beriklan di media mainstream karena biaya yang amat besar, perusahaan
baru itu sangat bergantung pada proses rekomendasi dari penggunanya kepada
orang lain. Di era serba internet ini, lebih praktis berkomunikasi lewat ponsel atau
19
media social daripada bertemu langsung. Karena itu sebagai sarana penghubung,
perusahaan pun membuat iklan digital untuk disebarluaskan di media sosial
seperti Facebook, Instagram, atau Twitter.
Perusahaan pun membutuhkan marketing maven atau penggerak. Karena itulah
hadir brand ambassador atau Duta Tokopedia yang memiliki banyak penggemar
di dunia nyata. Ada pula CEO Go-Jek Nadiem Makarim yang memanfaatkan
pengikutnya yang banyak di media sosial, untuk bisa mensosialisasikan kebijakan
perusahaannya. Juga para anggota komunitas bukalapak yang secara aktif bertukar
info seputar website kebanggaan mereka.
Dengan konsep electronic-word of mouth, proses komunikasi antara perusahaan
dengan konsumennya dapat terjalin tanpa ada distori atau kesalahan informasi.

20
BAB V KESIMPULAN

Dari hasil analisa, penulis menyimpulkan bahwa strategi komunikasi pemasaran


yang telah dilakukan oleh lima perusahaan perintis berbasis multimedia ini baik,
unik dan sesuai dengan karakter bisnis masing-masing startup. Inilah yang
membuat kelima startup tersebut dilirik investor dan mampu mengembangkan diri
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Untuk startup lain yang ingin mengembangkan diri, ada beberapa hal yang bisa
diadopsi dari strategi komunikasi kelima perusahaan baru tersebut. Di antaranya:
1. Beriklan di media sosial. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 500
pemasar yang diterbitkan di Adweek, menghasilkan 70 persen perusahaan
mengatakan anggaran digital marketing mereka akan lebih banyak
dihabiskan untuk beriklan di media sosial. Karena 66 persen perusahaan
tersebut beranggapan, peran media sosial penting bagi bisnis mereka.
2. Menarik perhatian calon pelanggan melalui konten yang bermanfaat atau
menghibur, sehingga mampu mengurangi pengeluaran iklan.
3. Gunakan video sebagai iklan digital dalam bauran pemasaran. Sepanjang
2015, pemasar disibukkan dengan meng-upload iklan videlo mereka ke
situs seperti Youtube dan mempromosikannya lewat media sosial.
Platform Facebook, Twitter dan Instagram juga telah siap dengan iklan
video. Google juga tengah mengembangkan iklan video di lapak iklan
mereka (Google Adsense).
4. Gunakan jasa influencer atau sebagai penggerak marketing. Karena
mendapatkan seseorang yang berpengaruh untuk menyebut atau
mempromosikan produk atau merek, terbukti lebih cepat daripada
pencarian kata kunci (SEO), iklan page per view (PPC) atau konten
marketing.

21
DAFTAR PUSTAKA

BUKU dan JURNAL

Flew, Terry (2005). “New Media: An Introduction. 2nd edition. New York: Oxford
Dalam “Conversation di New Media Sebagai Upaya Mencapai Keberhasilan
Periklanan,” Prida Ariani Ambar Astuti dalam “The Repotition of Communication
In The Dynamic of Convergence” Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Shimp, Terence A. (2012) “Periklanan Promosi aspek tambahan komunikasi


pemasaran terpadu.” Penerbit Erlangga, Jakarta
Thurlow, Crispin, Laura Lengel dan Alice Tomic (2007). “Computer Mediated
Communication: Social Interaction and The Internet”. London: SAGE
Publication. Dalam “Conversation di New Media Sebagai Upaya Mencapai
Keberhasilan Periklanan,” Prida Ariani Ambar Astuti dalam “The Repotition of
Communication In The Dynamic of Convergence” Prenada Media Group, Jakarta.

Uchjana, Onong Effendy (2006). “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”. Dalam
“Fungsi Komunikasi Media Sosial Twitter Pelaksana Tugas Gubernur DKI
Jakarta”, Shirley dan Susy Azeharie. Jurnal Komunikasi Univesitas Tarumanagara
Vol 6 No 3 Desember 2014
Woerdl, M, S. Papagiannidis, M. Bourlakis. “Internet-Induced Marketing
Techniques: Critical Factors in Viral Science and Applied” dalam “How Do
Teaser Advertisements Boost Word of Mouth about New Products?”
Thorbjornsen, Helge; Ketelaar, Paul; Van T’Riet, Jonathan; Dahlen, Micael, the
Journal of Advertising Research, March 2015, Volume 65, No. 1
Abrar, Ana Nadhya (2003). Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: LESFI. dalam “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media
Baru: Implikasi terhadap Teori Komunikasi”, Novi Kurnia (Online). MediaTor
Vol.6 No.22 desember 2005. Tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117210&val=5336 [15
Januari 2016]
Malita, Laura (2011). “Social Media Time Management Tolls and Tips” dalam
“Pengaruh Electronic Word-of-mouth di Media Sosial Twitter Terhadap Minat
Beli Konsumen Pada Restoran Cepat Saji Hoka Hoka Bento”, Kutut Prastyo

22
(Online). Tersedia file:///C:/Users/sandr_000/Downloads/868-1693-1-
SM%20(1).pdf [16 Januari 2016]
McQuail. Dennis (2000). Mc Quail’s Communication Theory (4th edition) dalam
“Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru: Implikasi terhadap Teori
Komunikasi”, Novi Kurnia [Online]. MediaTor,Vol.6 No.2 Desember 2005.
Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117210&val=5336
[13 Januari 2016]

ARTIKEL ONLINE

Bhaskoro, Avi Tejo (2014). “Di Tahun 2016 Industri Internet Diperkirakan Bakal
Sumbang PDB Nasional Sebesar USD$26 Miliar”
https://dailysocial.id/post/industri-internet-gdp [16 Januari 2016]
Digital, Social and Mobile in Southeast Asia in 2015. Tersedia:
http://www.slideshare.net/wearesocialsg/digital-social-mobile-in-southeast-
asia-in-2015, [12 Januari 2016]
Edy Kristianto, Agustinus (15 Agustus 2015), “Berapa Valuasi Perusahaan Go-
Jek?” dalam http://akakristianto.com/2015/08/15/berapa-valuasi-perusaahaan-go-
jek/ [17 Januari 2016]

Erlangga, Michael (2015). “5 Startup Indonesia Terpopuler Sepanjang Tahun


2015” https://dailysocial.id/post/5-startup-indonesia-terpopuler-sepanjang-tahun-
2015/# [16 Januari 2016]

Laut, Rimba (29 September 2015), “MatahariMall Siapkan Budget Iklan Rp 50


Miliar” dalam http://www.ift.co.id/posts/mataharimall-com-siapkan-budget-iklan-
rp-50-miliar [17 Januari 2016]
Mudo, Sutan (2015). “Apa Itu Bisnis Startup? Dan Bagaimana
Perkembangannya?” https://id.techinasia.com/talk/apa-itu-bisnis-startup-dan-
bagaimana-perkembangannya/ [16 Januari 2016]
“Urusan Iklan, Traveloka Saingi Produk Rokok” dalam
http://www.indotelko.com/kanal?c=ecm&it=Traveloka-Saingi-Produk-Rokok [17
Januari 2016]

23
LAMPIRAN

GAMBAR

I.1.3 Peta Digital Indonesia 2015

IV.1 Komunitas BukaLapak

IV.2 Iklan Google Adsense MatahariMall

IV.3 Pasukan Supir Go-Jek

IV.4 Iklan Traveloka

IV.5 Iklan Tokopedia

24

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai