Anda di halaman 1dari 13

INTERVENSI KEPERAWATAN

Disusun oleh:

Kelompok 3

CUT SARWATI

HANDAYANI

INDAH

MUHAMMAD FIRDAUS

SUQIA RAHMAH

ZULFIKAR

Mata kuliah : Konsep Dasar Keperawatan II

Dosen pembimbing : Ns.Novia Rizana, M.Kep

STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE

Tahun Ajaran 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG..........................................................................3

B.RUMUSAN MASALAH.......................................................................3

C.TUJUAN.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN INTERVENSI.............................................................4

B.TIPE-TIPE INTERVENSI.....................................................................5

C.SYARAT INTERVENSI........................................................................6

D.LANGKAH-LANGKAH INTERVENSI...............................................7

E.FAKTOR-FAKTOR INTERVENSI.......................................................8

BAB III KASUS

BAB IV PENUTUP

A.KESIMPULAN........................................................................................10

B.SARAN......................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmatdaan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“INTRVENSI KEPERAWATN"dalam penulisan makalah ini kami
banyak sekali mendapatkan bantuan dariberbagai pihak,oleh karena itu kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepadasemua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan tugas kami,makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan rendah hati kami mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Lhokseumawe,Selasa 26 Maret 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah (Kozier et al 1995).

Langkah – langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi : penetapan


prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, menentukan intervensi
keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah diagnosa
keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan kemampuan berfikir kritis
untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi yang penting sesuai
dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).

2. Rumusan masalah

Adapun permasalahan yang ingin kami bahas yaitu :

 Mengidentifikasi pengertian intervensi?


 Mengidentifikasi tipe intervensi?
 Mengidentifikasi syarat intervensi?
 Mengidentifikasi langkah – langkah intervensi?
 Mengidentifikasi faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan?
 Mengidentifikasi hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan intervensi?

3. Tujuan

A.Tujuan umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
intervensi keperawatan.

B.Tujuan khusus

Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian intervensi


2. Menjelaskan tipe intervensi
3. Menjelaskan syarat intervensi
4. Menjelaskan langkah – langkah intervensi
5. Menjelaskan faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan
6. Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan intervensi
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan
atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau
intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).

Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi; meletakkan


pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter dan Perry, 1997). Tahap perencanaan memberi
kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan
rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini
merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab
perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai,
hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk
klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.

Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan
asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan
keperawatan yang ingin dicapai.

Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis
keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi
keperawatan.

Tipe intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

A.Intervensi Perawat

Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan
diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek &
McCloskey, 1994).Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang
adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah
tindakan keperawatan mandiri.Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau
profesi lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi
keperawatan mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di
sebagian besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas
kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada
dalam domain praktik keperawatan.

B.Intervensi Dokter

Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan perawat
menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan
medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh dari intervensi tersebut.Intervensi
ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk meresepkan atau
menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan
bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x sehari,
medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D. Perawat memadukan
setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D sehingga instruksi ini diselesiakan
secara aman dan efisien.

Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik dan


pengetahuan keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat – obatan, perawat
bertanggung jawab untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja fisiologisnya, dosis normal,
efek samping, dan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan kerja obat atau efek
sampingnya. Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan pemberian medikasi bergatung
pada instruksi tertulis dokter.

C.Intervensi Kolaboratif

Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan


keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan.

Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia
beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi dan mobilitas, dan
tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan
agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi
keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah
perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari
berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka
panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.

Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif membutuhkan


penilaian keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi
dokter atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan
terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperawatan :

1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan
oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis /
perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter bukan
merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh
perawat jika ada indikasi.

Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat secara


legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan sebagai masalah bersama sehingga
bukan disebut instruksi.

Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :

1. Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan klien terhadap


perawatan kesehatan dan diagnosis keperawatan. Tindakan memiliki otonomi yang
berdasarkan pada rasional ilmiah. Intervensi ini tidak membutuhkan intruksi dokter
atau profesi.
2. Mencegah timbulnya masalah.
3. Memonitor kejadian.

Syarat intervensi

Berikut merupakan syarat dalam pembuatan intervensi :

 Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.


 Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
 Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
 Sesuai dengan terapi lain.
 Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari
ilmu pengetahuan yang relevan.
 Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara bagian, asosiasi
profesional (American Nurses Association), dan kebijakan institusi.
Langkah – langkah intervensi

Berikut langkah – langkah dalam pembuatan intervensi :

 Beri tanggal dan tanda tangan rencana.

Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan terhadap
profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat dievaluasi.

 Gunakan judul katogori “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal


evaluasi pada tiap tujuan.
 Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat lengkap untuk
menyampaikan ide anda.

Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi dan perbaiki
posisi pasien setiap 2 jam”.

 Spesifik

Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja dalam
sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan spesifik waktu
intervensi diharapkan.

 Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan semua
langkah pada rencana tertulis.

Misalnya “Lihat buku prosedur unit untuk perawatan trakeostomi”.

 Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan bahwa pilihan
pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang digunakan,
dicantumkan.
 Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
 Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
 Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.

Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi fisik
tentang aspek khusus perawatan pasien.

 Sertakan rencana pemulangan pasien dan kebutuhan perawatan di rumah.

Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama perawatan komunitas,
petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi dan peralatan
yang diperlukan pasien.
Faktor – faktor intervensi

Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

 Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
 Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
 Memuat informasi yang selalu baru.
 Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-
jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.

Hal – hal yang harus diperhatikan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah:

 Mengidentifikasi alternatif tindakan.


 Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan dilakukan.
 Melibatkan klien dan keluarganya.
 Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
 Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
 Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
 Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin
rasa aman klien.
 Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
 Bersifat realistik dan rasional.
 Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.
BAB 3

KASUS

 Kasus

Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien tersebut
jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan denyut nadinya 100 x
/ menit.

Intervensi :

Hari / TTD /
No Dx Tujuan Intervensi
Tanggal Nama

a. – Menganjurkan
makan makanan berserat.
Tujuan: Setelah
dilakukan tidakan
Selasa, b. – Menganjurkan
keperawatan selama
banyak minum air.
1×24 jam. Diharapkan
20 – 9 –
Pasien mampu BAB
11 c. – Kolaborasi
pemberian analgetik.
Dengan normal
d. – Mengukur TTV.
BAB 4

PENUTUP

 Kesimpulan

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.

Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh perawat,
dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan klien. Satu
klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya mungkin
hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

 Saran

Untuk membuat perencanaan, anda harus belajar menentukan prioritas, merumuskan tujuan,
dan membuat intervensi. Melalui perencanaan perawatan yang berkomitmen pada waktu,
maka anda akan dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan memiliki
kemampuan menentukan validitas keputusan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

https://books.google.co.id/books?id=O3y5bNnwND0C&pg=PA177&dq=inter

Anda mungkin juga menyukai