Disusun oleh:
Kelompok 3
CUT SARWATI
HANDAYANI
INDAH
MUHAMMAD FIRDAUS
SUQIA RAHMAH
ZULFIKAR
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG..........................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.......................................................................3
C.TUJUAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN INTERVENSI.............................................................4
B.TIPE-TIPE INTERVENSI.....................................................................5
C.SYARAT INTERVENSI........................................................................6
D.LANGKAH-LANGKAH INTERVENSI...............................................7
E.FAKTOR-FAKTOR INTERVENSI.......................................................8
BAB IV PENUTUP
A.KESIMPULAN........................................................................................10
B.SARAN......................................................................................................10
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmatdaan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“INTRVENSI KEPERAWATN"dalam penulisan makalah ini kami
banyak sekali mendapatkan bantuan dariberbagai pihak,oleh karena itu kami
menyampaikan ucapan terimakasih kepadasemua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan tugas kami,makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan rendah hati kami mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah (Kozier et al 1995).
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
A.Tujuan umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
intervensi keperawatan.
B.Tujuan khusus
PEMBAHASAN
Pengertian
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan
atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau
intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab
perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai,
hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk
klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.
Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan
asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan
keperawatan yang ingin dicapai.
Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis
keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi
keperawatan.
Tipe intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
A.Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan
diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek &
McCloskey, 1994).Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang
adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah
tindakan keperawatan mandiri.Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau
profesi lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi
keperawatan mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di
sebagian besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas
kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada
dalam domain praktik keperawatan.
B.Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan perawat
menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan
medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh dari intervensi tersebut.Intervensi
ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk meresepkan atau
menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan
bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x sehari,
medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D. Perawat memadukan
setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D sehingga instruksi ini diselesiakan
secara aman dan efisien.
C.Intervensi Kolaboratif
Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia
beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi dan mobilitas, dan
tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan
agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi
keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah
perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari
berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka
panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.
Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperawatan :
1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan
oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis /
perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter bukan
merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh
perawat jika ada indikasi.
Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :
Syarat intervensi
Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan terhadap
profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat dievaluasi.
Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi dan perbaiki
posisi pasien setiap 2 jam”.
Spesifik
Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja dalam
sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan spesifik waktu
intervensi diharapkan.
Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan semua
langkah pada rencana tertulis.
Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan bahwa pilihan
pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang digunakan,
dicantumkan.
Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.
Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi fisik
tentang aspek khusus perawatan pasien.
Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama perawatan komunitas,
petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi dan peralatan
yang diperlukan pasien.
Faktor – faktor intervensi
Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:
Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
Memuat informasi yang selalu baru.
Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-
jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah:
KASUS
Kasus
Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien tersebut
jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan denyut nadinya 100 x
/ menit.
Intervensi :
Hari / TTD /
No Dx Tujuan Intervensi
Tanggal Nama
a. – Menganjurkan
makan makanan berserat.
Tujuan: Setelah
dilakukan tidakan
Selasa, b. – Menganjurkan
keperawatan selama
banyak minum air.
1×24 jam. Diharapkan
20 – 9 –
Pasien mampu BAB
11 c. – Kolaborasi
pemberian analgetik.
Dengan normal
d. – Mengukur TTV.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih
dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh perawat,
dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan klien. Satu
klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya mungkin
hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
Saran
Untuk membuat perencanaan, anda harus belajar menentukan prioritas, merumuskan tujuan,
dan membuat intervensi. Melalui perencanaan perawatan yang berkomitmen pada waktu,
maka anda akan dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan memiliki
kemampuan menentukan validitas keputusan yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=O3y5bNnwND0C&pg=PA177&dq=inter