INTRANATAL
Oleh:
Kelompok 2 Kelas 2B
1. Indriani P17210183081
2. Duwi Yuliana Irawati P17210183082
3. Yusmita Via Andriani P17210183083
4. Bayu Rama Wicaksana P17210183084
5. Ilma Amalia P17210183085
6. Fathya Ridhanissa P17210183086
7. Novita Eka Susilowati P17210183087
8. Antan Febriana Dewi P17210183088
9. Muhammad Arief P17210183089
10. Fraditya Nikmatul Mahmudah P17210183090
11. Ratna Cempaka P17210183091
Kala I
o
Dilatasi
uterus 4-8 cm
Oksitosin ↑
Tekanan pada
Kadar jaringan
prostaglandin ↑
Kelahiran Bayi
Kelahiran Plasenta
Mengeran involunter
Terjadi laserasi
Trauma jaringan
Menekan
saraf/penegangan jaringan
Nyeri akut
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, ketuban pecah atau baru
pecah spontan, dengan frekuensi kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4
kali tiap 10 menit. Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian
terbawah janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan
kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah
masuk ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka,
labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk
lagi di luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan
badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam
dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III
Pada tahap ini disebut dengan kala uri yaitu plasenta ikut keluar dari dalam
rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta.
Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas
rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan
membutuhkan bantuan tambahan. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post
partum. Pada fase ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada
pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat
dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc.
Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.
Kala 4 dimaksudkan untuk pelaksanaan observasi karena umumnya
pendarahan setelah melahirkan paling sering terjadi pada 2 jam pertama setelah
kelahiran. Adapun observasi yang dilakuakn meliputi:
1. Kondisi ibu apakah bahagia dan sadar. Sebab tugas beratnya sudah selesai
dan bayi lahir dengan selamat.
2. Di cek tekanan darah, nadi, pernapasn, dan suhu tubuh
3. Kontraksi uterus
4. Tidak adanya pendarahan pervaginam
5. Plasenta dan selaput ketuban semua harus sudah terlahir dengan lengkap
6. Luka-luka pada perineum (jika ada) akan dirawat dan dipastikan tidak ada
hematom.
7. Kandung kemih harus kososng.
8. Bayi yang telah dibersihkan akan diletakkan di samping ibu untuk
pemberian ASI
9. Observasi dilakukan setiap 2 jam.
2. Relaksasi
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang
dengan sengaja diupayakakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk relakasasi
secara disengaja dan sadar. Teknik relaksasi dapat dilakukan selama 15 kali.
Tujuan : untuk menurunkan tegangan otot dam menurunkan laju metabolisme.
Relaksasi sadar terhadap seluruh tubuh selama persalinan tampak meningkatkan
keefektifan kontraksi uterus. Ketika dikombinasikan dengan pernapasan, relaksasi
dapat membantu ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada setiap kontraksi
dan istirahat lebih penuh di antara kontraksi (Patree., Walsh. 2007).
Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah ( seperti rasa
sakit yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah bagian yang
normal dari proses melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam kandungan
sedang mengikuti waktunya untuk dilahirkan. Mengetahui beberapa metode
mengatasi rasa sakit akan membantu ibu untuk tidak merasa begitu takut. Tak
hanya itu, menggunakan beberapa keterampilan ini selama persalinan akan
membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley, Simkin & Keppleer, 2008).
Manfaat Relaksasi :
a. Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan
Jika tidak secara sadar merelakskan otot-otot, ibu cenderung membuat otot
selama kontraksi.Ketegangan ini meningkatkan nyeri yang dirasakan,
memboroskan energi, menurunkan pasokan oksigen ke rahim dan bayi, serta
membuat ibu lelah.
b. Mengurangi rasa nyeri
Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan
nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Juga memungkinkan
ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi
nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi sakit jika
kekurangan oksigen.
Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara sadar merelakskan
otot membantu mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan
karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan rasa sakit (Whalley, Simkin, &
Keppleer, 2008).
Cara Kerja:
a. Teknik pernafasan pada kala I awal
Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi
ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan
keluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah dengan ringan dan
pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa
mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
5) Posisi berlutut
Caranya adalah Bunda bertumpu dengan kedua kaki di tekuk dan terbuka
sehingga memungkinkan bayi keluar dengan bantuan gravitasi bumi.
Sama seperti posisi jongkok, posisi melahirkan dengan berlutut memanfaatkan
gaya gravitasi untuk mempermudah proses kelahiran. Selain itu ibu masih bisa
melakukan kontrol saat mengejan.
6) Posisi merangkak
Caranya, ibu mengambil posisi merangkak dengan kedua lengan di depan
menopang tubuh. Posisi merangkak sangat membantu meringankan rasa sakit di
punggung. Selain itu posisi ini akan mempercepat penurunan kepala bayi ke
dalam panggul.
7) Posisi Berdiri tegak
Dikatakan posisi berdiri tegak bukan berarti Bunda pasif. Bunda bisa
bersandar ke belakang atau ke depan. Walaupun pada nanti kenyataannya saat
melahirkan posisinya bisa menjadi berubah.
Posisi berdiri tegak membuat ibu lebih leluasa bergerak dan mengalihkan
perhatian saat mengalami kontraksi. Selain itu gerakan-gerakan bisa membantu
posisi bayi mendekati jalan lahir.
6. Terapi Hipnoteraphy
Tujuan : Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
Manfaat : Mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian
Cara Kerja : yang terpenting pilih tempat yang tenang, duduk tenang, dengan
posisi yang nyaman, tutup mata, lakukan relaksasi dengan konsentrasi tertuju
kepada tarikan dan hembusan nafas, lalu ucapkan dalam hati skrip ini :
1. ” Setiap kali saya menghembuskan nafas….saya akan memasuki rasa rileks dan
nyaman yang lebih dalam dari sebelumnya ….[lakukan ini sekitar 3 menit]….
3. Mata… saya perintahkan kamu menjadi sangat rileks dan sangat nyaman.
Sedemikian nyamannya….sehingga kamu tidak mau membuka walaupun kamu
berkeinginan untuk membuka…bahkan untuk bergerakpun kamu tidak bisa
….[Baca skrip ini berulang-ulang, sampai anda sudah sangat sangat santai]….
4. Lalu coba anda buka mata, bilamana sudah terasa berat atau tidak mau terbuka,
maka lanjutkan dengan skrip berikut ini
5. Wahai kedua belah tangan…saya perintahkan kamu menjadi sangat rileks dan
sangat nyaman. Sedemikian nyamannya….sehingga kamu tidak mau membuka
walaupun kamu berkeinginan untuk membuka. [Baca skrip ini berulang-ulang,
sampai anda merasakan tangan anda sudah sangat sangat santai]……
6. Lalu coba gerakkan tangan, bilamana sudah terasa lemas dan tidak mau
bergerak, maka lanjutkan dengan skrip berikut ini.
7. Saya akan menghitung mundur dari 5 ke 1….dan setiap menghitung saya akan
merasakan santai dan nyaman……lebih nyaman dari sebelumnya…..
8. Lalu lanjutkan dengan sugesti yang ingin anda masikkan ke bawah sadar anda.
Setelah selesai akhiri dengan skrip berikut ini.
9. Setelah anda merasa cukup, maka akhiri dengan terminasi, dengan skrip berikut
ini. Dalam 5 hitungan, saya akan membuka mata, dan bangun dalam kondisi yang
sangat segar sekali….[Mulai lakukan hitungan dan buka mata anda]….