Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara berkembang, seperti di Indonesia. Di Indonesia, diare masih
merupakan salah satu masalah kesehatan utama dalam masyarakat. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada
bayi dan balita, Berdasarkan survey yang dilakukan Subdit diare, Departemen
Kesehatan mulai tahun 2000 s.d. 2010 angka kesakitan diare cenderung mengalami
peningkatan (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan Riskeet Kesehatan Dasar tahun 2007,
rata-rata 9% penduduk Indonesia mengalami diare, tersebar pada setiap kelompok
umur terutama pada ank-anak dan tingkat kejadian di pedesaan lebih tinggi sekitar
10% di bandingkan perkotan 7,4% (Kemenkes RI, 2011). Diare menempati urutan ke-
13 penyebab kematian dengan proporsi 3,5% (Kemenkes RI, 2013).
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, tetapi juga biasa terjadi pada
orang dewasa. Berdasarkan penyebabnya, diare dapat disebabkan berbagai hal seperti
virus, bakteri, protozoa dan lain-lain. Salah satu bakteri yang bisa menyebakan diare
yaitu Vibrio cholera. Bakteri ini bisa menyebabkan diare yang sangat penyakit yang
sangat serius, yaitu kolera. Kolera adalah diare sekretori akut yang disebabkan oleh
infeksi Vibrio cholerae pada serogrup O1 dan O139 (Harris, 2013). Vibrio Cholera
memproduksi toksin, yang merusak mukosa intestinal, sehingga terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit dan terjadilah diare. Diare berair besar-besaran, hingga 1 liter
per jam, karakteristikya diare seperti air beras dapat menyebabkan syok hipotensi dan
kematian dalam beberapa jam setelah gejala pertama, dan tingkat kematian pada
pasien dengan kolera berat yang tidak diobati dapat melebihi 70% (Harris, 2013).
Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk mengambil kasus diare seperti air cucian
beras (kolera) pada Nn. T karena kolera merupakan diare serius dan mungkin
mengancam nyawa.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Kasus pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare seperti air cucian
beras (kolera).
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui anamnesa pada pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare .
2. Mengetahui Pemeriksaan fisik pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare.
3. Mengetahui Pemeriksaan penunjang pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare.
4. Mengetahui Alogoritma penegakan diagnosis pada Nn. A Umur 20 tahun
dengan diare.
5. Mengetahui Penatalaksanaan tindakan pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare.
6. Mengetahui evaluasi pada Nn. A Umur 20 tahun dengan diare.

1.3 Manfaat Penulisan


Dapat meningkatkan kualitas pelatihan dan bimbingan agar mahasiswa lebih
terampil dan termotivasi dalam menulis makalah. Hasil dari makalah dapat dijadikan
bahan bacaan dan panduan bagi angkatan selanjutnya dalam menyusun laporan
makalah serta untuk menambah referensi di perpustakaan. Serta, menambah
pengetahuan dan wawasan penulis dibidang kesehatan, terutama tentang kolera.

Dapus
Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Kemenkes RI, 2011. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi
Diare di Indonesia

LaRocque, R. C., Qadri, F., Ryan, E. T., & Calderwood, S. B. (2012). Cholera.
Lancet, 379(9835),24662476.http://doi.org/10.1016/S01406736(12)60436X.

Anda mungkin juga menyukai