Anda di halaman 1dari 7

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persalinan dengan Tindakan

Vakum Ekstraksi dan Risikonya


(Factors Affecting Labor with Vacuum Extraction and the Risks)

Putri Uswatun Hasanah


Jurusan Pendidikan Dokter (FK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: putriuswatun22@gmail.com

Abstrak: Persalinan mempunyai risiko baik pada ibu maupun janin, berupa kesakitan
sampai pada risiko kematian. Apabila ibu ataupun janin dalam kondisi yang
menyebabkan terjadinya kesulitan atau macet persalinan, maka perlu tindakan vakum
ekstraksi. Faktor yang memengaruhi tindakan vakum ekstraksi, yaitu prolaps tali pusat,
pemisahan plasenta prematur, pola denyut jantung yang tidak meyakinkan, gawat janin,
umur, paritas, lamanya kala III, khawatir asfiksia, CPD (cephalopelvic disproportion),
ukuran bayi yang tidak normal, dan preeklamsia. Risiko dilakukannya tindakan vakum
ekstraksi yang mungkin terjadi pada ibu, yaitu robekan jalan lahir yang tidak normal,
perdarahan, inkontinensia urine temporer atau jangka panjang, dan kelemahan otot di
sekitar area panggul.

Kata Kunci: Faktor, risiko, dan vakum ekstraksi.

Abstract: Childbirth has risks for both mother and fetus, in the form of pain to the risk
of death. If the mother or fetus is in a problem that is causing labor difficulties, vacuum
extraction is necessary. Factors that influence vacuum extraction, namely umbilical
cord prolapse, premature placental separation, unconvincing heart rate patterns, fetal
distress, age, parity, duration of stage III, worry of asphyxia, CPD (cephalopelvic
disproportion), abnormal baby size, and preeclampsia. The risk of vacuum extraction
actions that may occur in the mother, namely abnormal birth canal tears, bleeding,
temporary or long-term urinary incontinence, and muscle weakness around the pelvic
area.

Keywords: Factors, risks, and vacuum extraction.

PENDAHULUAN berupa kesakitan sampai pada risiko


Setiap persalinan mempunyai kematian. Apabila ibu ataupun janin
risiko baik pada ibu maupun janin, dalam kondisi yang menyebabkan

1
terjadinya kesulitan persalinan, maka persalinan dengan kejadian persalinan
untuk segera menyelamatkan keduanya, tindakan vakum ekstraksi sebanyak 162
perlu segera dilakukan persalinan (9,55%). Dalam hal ini, persalinan
dengan tindakan vakum ekstraksi. dengan tindakan vakum ekstraksi
Beberapa faktor dari ibu maupun janin mengalami peningkatan dari tahun
menyebabkan tindakan vakum 2011.
ekstraksi dilakukan yaitu
ketidakmampuan mengejan, macet METODE PENELITIAN
persalinan, kelelahan, penyakit jantung, Variabel bebas pada penelitian
melebihi batas waktu terlama di kala III ini adalah umur, paritas, kala III lama,
persalinan, khawatir asfiksia, gawat preeklamsia. Variabel terikat pada
janin, dan posisi janin oksiput posterior penelitian ini adalah kejadian
atau oksiput transverse. Vakum persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi dapat mengakibatkan ekstraksi. Jenis penelitian ini adalah
terjadinya robekan pada serviks uteri penelitian survey analitik dan
dan vagina ibu, sehingga pendekatan yang digunakan adalah
mengakibatkan perdarahan yang dapat pendekatan case control. Populasi
meningkatkan angka kesakitan, bahkan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
kematian pada ibu dan kemudian dapat bersalin dengan vakum ekstraksi di
meningkatkan angka kesakitan pada ruang bersalin RSUD Banyumas pada
bayi karena terjadi laserasi pada kepala tahun 2011 sebanyak 162 orang dan ibu
bayi yang dapat mengakibatkan bersalin normal di RSUD Banyumas
perdarahan intrakranial (Depkes RI, tahun 2011 sebanyak 1533 orang.
2005). Data yang di dapat dari RSUD Sampel penelitian ini terdapat dua
Banyumas yaitu pada tahun 2010 kelompok sampel yaitu kelompok
persalinan sebanyak 1687 persalinan sampel kasus dan kelompok sampel
dengan tindakan vakum ekstraksi kontrol. Jumlah masing-masing
sebanyak 157 (9,30%). Data persalinan kelompok sampel, yaitu perbandingan
pada tahun 2011 adalah 1695 1:1 sehingga sampel kasus sebanyak

2
162 dan sampel kontrol sebanyak 162. multipara, karena belum
Analisis data penelitian menggunakan berpengalaman melahirkan, otot-otot
uji chi square. jalan lahir masih kaku dan belum dapat
mengejan dengan baik. Sedangkan
HASIL PENELITIAN pada multipara proses persalinan pada
Ibu bersalin di RSUD kala III akan terjadi lebih cepat karena
Banyumas tahun 2011 sebagian besar adanya pengalaman persalinan yang
pada kategori umur tidak berisiko, lalu dan disebabkan otot-otot jalan lahir
sebanyak 208 orang (64,2%). Umur ibu yang lebih lemas (Lia, 2010).
hamil yang sebagian besar pada Ibu bersalin di RSUD
kategori tidak berisiko menunjukkan Banyumas tahun 2011 sebagian besar
banyaknya ibu yang hamil pada umur tidak mengalami kala III lama sebanyak
antara 20-35 tahun. Pada kelompok 208 orang (64,2%). Kala III dapat
umur tersebut, ibu bersalin dapat membuat ibu kelelahan yang
mengurangi risiko kehamilan dan disebabkan oleh penggunaan energi
persalinan. Menurut Kusumawati dalam jumlah besar oleh tubuh. Selain
(2006), ibu hamil yang berumur kurang itu jika persalinan adalah persalinan
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun yang pertama, pasien tersebut mungkin
berisiko 4 kali untuk terjadi distosia, mengalami kecemasan yang
dibandingkan ibu hamil yang berumur selanjutnya akan menimbulkan
antara 20 hingga 35 tahun. Paritas ibu ketegangan, menghalangi relaksasi
bersalin di RSUD Banyumas tahun bagian tubuh lainnya (Lia, 2010).
2011 sebagian besar pada kategori Faktor yang memengaruhi kala III lama,
rendah sebanyak 210 orang (64,8%). antara lain kelainan letak janin,
Paritas merupakan salah satu faktor kelainan-kelainan panggul, kelainan his
yang dapat memengaruhi terjadinya dan mengejan, pimpinan partus yang
komplikasi persalinan. Pada primipara salah, janin besar atau ada kelainan
proses persalinan kala III akan kongenital, paritas, ketuban pecah dini
berlangsung lebih lama dibanding pada (Oxorn, 2010). Ibu bersalin di RSUD

3
Banyumas tahun 2011 sebagian besar berumur kurang dari 20 tahun atau lebih
tidak mengalami preeklamsia sebanyak dari 35 tahun berisiko 4 kali untuk
294 orang (90,7%). Preeklamsia terjadi distosia, dibandingkan ibu hamil
merupakan penyakit yang banyak yang berumur antara 20 hingga 35
dialami oleh ibu hamil. Preeklamsia tahun.
ialah penyakit yang muncul setelah Paritas ibu yang berpengaruh
umur kehamilan 20 minggu dengan terhadap persalinan dengan tindakan
tanda-tanda hipertensi, edema, dan vakum ekstraksi sesuai dengan teori
protiennuria yang timbul karena yang dikemukakan oleh Varney (2001),
kehamilan (Kusumawati, 2006). Ibu bahwa paritas dapat memengaruhi
hamil yang sebagian besar tidak durasi persalinan pada persalinan
mengalami preeklamsia dapat primigravida berlangsung lebih lama,
disebabkan karena umur ibu bersalin multipara bersalin lebih cepat dan
yang sebagian besar pada kelompok grandmultipara kemungkinan bersalin
umur tidak berisiko, yaitu umur 20-35 lebih lama. Hal ini sependapat juga
tahun. dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lubis (1998) di RSUD Langsa
PEMBAHASAN Aceh Timur selama tahun 1998 bahwa
Kusumawati (2006) terdapat persalinan 629 persalinan
menyatakan bahwa faktor risiko untuk diantaranya sebanyak 69 (12,96%)
persalinan sulit pada ibu yang belum adalah persalinan dengan ekstraksi
pernah melahirkan pada kelompok vakum yang banyak terjadi pada
umur ibu di bawah 20 tahun dan pada kelompok ibu primigravida sebanyak
kelompok umur diatas 35 tahun adalah 20,0%.
3 kali lebih tinggi dari kelompok umur Menurut penelitian Rusydi
reproduksi sehat (20-35 tahun). Umur (2004) di RS M. Hoesin Palembang
ibu hamil merupakan faktor risiko menyimpulkan bahwa persalinan
distosia (kesulitan persalinan) yang tindakan dengan ekstraksi vakum
memerlukan tindakan. Ibu hamil yang adalah indikasi kala III lama. Demikian

4
pula dengan hasil penelitian di RS gangguan pertumbuhan serta hipoksia
Perjan Dr. Moch Hoesin tahun 1999- yang akhirnya dapat menyebabkan
2004, menunjukkan kejadian persalinan gawat janin sampai kematian, sehingga
tindakan ekstraksi vakum sebanyak untuk mempercepat persalinan harus
3,46% dengan indikasi terbanyak dilakukan tindakan vakum ekstraksi
adalah kala III lama untuk ekstraksi (Kusumawati, 2006).
vakum (45,33%) (Kusumawati, 2006).
Kala III lama dapat membuat KESIMPULAN
ibu kelelahan yang disebabkan oleh Kontraksi ritmik terkoordinasi,
penggunaan energi dalam jumlah besar biasanya tak-nyeri pada awalnya,
oleh tubuh. Ditambah lagi jika dimulai pada awitan persalinan. Seiring
persalinan ini adalah persalinan yang dengan kemajuan persalinan, frekuensi,
pertama, pasien tersebut mungkin intensitas, dan rasa tidak nyaman yang
mengalami kecemasan yang ditimbulkan kontraksi bertambah.
selanjutnya akan menimbulkan Kontraksi kuat dan berirama ini
ketegangan, menghalangi relaksasi mendorong janin menekan serviks
bagian tubuh lainnya (Lia, 2010). sehingga mendilatasikannya.
Preeklamsia yang terus Kemudian, setelah membuat serviks
berlangsung selama kehamilan hingga terbuka cukup lebar untuk dapat dilalui
berkembang menjadi eklamsia janin, kontraksi-kontraksi ini
merupakan kesulitan utama dalam mendorong janin keluar melalui jalan
persalinan normal, karena adanya lahir.
vasospasme pembuluh darah secara Saat terjadinya kesulitan atau
menyeluruh. Vasospasme arteri spiralis kemacetan persalinan, seperti hanya
pada preeklamsia dan eklamsia kepala bayinya saja yang keluar dan
menyebabkan berkurangnya sirkulasi badannya tidak mau keluar dikarenakan
uteroplasenta yang berakibat ukuran badan bayi yang tidak normal,
berkurangnya nutrisi dan oksigenasi ke harus segera dilakukan tindakan vakum
janin, sehingga janin mengalami ekstraksi untuk menyelamatkan ibu dan

5
bayi. Faktor lainnya, yaitu sudah perdarahannya terjadi di bawah
melebihi dari batas waktu terlama di tengkorak disebut subgaleal hematoma;
kala III persalinan; tetapi bayinya tidak Kasus ini jarang terjadi tetapi cukup
lahir juga, khawatir asfiksia, bayi sudah serius. Efek samping yang dirasakan
gawat janin; tetapi ibu tidak bisa ibu, misalnya robekan jalan lahir yang
mengejan lagi dan bayi harus segera berlebihan, lebih nyeri dari persalinan
dilahirkan, menggunakan tindakan normal/spontan, perdarahan,
vakum pun kepala bayi harus sudah inkontinensia urine temporer atau
berada di introitus vagina, kondisi jangka panjang, dan kelemahan otot
tubuh ibu yang tidak bisa secara medis disekitar area panggul.
jika melahirkan normal, ukuran tubuh
bayi yang kebesaran, CPD UCAPAN TERIMA KASIH
(cephalopelvic disproportion), umur, Dengan selesainya penyusunan
paritas, dan preeklamsia. jurnal ini, penyusun ucapkan terima
Risiko atau efek samping kasih kepada Ibu Sundawati Tisnasari,
dilakukannya tindakan vakum ekstraksi selaku dosen mata kuliah Bahasa
pada bayi terjadi ketika kepala bayi Indonesia yang telah memberikan
mulai di sedot dengan vakum ekstraksi, materi pendukung dan bimbingan
sedangkan garis sutura yang kepada penyusun, dr. Inez Talitha,
menghubungkan seluruh tengkorak kakak dari penyusun jurnal ini yang
bayi belum tertutup sempurna sehingga telah memberikan banyak informasi
dikhawatirkan bisa terjadi perdarahan. tentang masalah yang dibahas pada
Perdarahannya memiliki derajat yang jurnal ini, dan teman-teman sejawat
berbeda; ada yang perdarahannya penyusun yang telah membantu dalam
minimal, yaitu dapat diserap lagi oleh proses penyusunan jurnal ini.
tubuh dan tidak menimbulkan bahaya
bagi bayi; ada yang perdarahan nya
menutupi seluruh permukaan
tengkoraknya; dan ada yang

6
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia:
Dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.

Wulandari, E. J. (2014). Faktor-faktor yang


memengaruhi persalinan dengan
tindakan vakum ekstraksi di RSUD
Banyumas. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 5(1), 43-51.

Anda mungkin juga menyukai