Anda di halaman 1dari 10

ANALISA JURNAL POTENCY OF HONEY IN TREATMENT OF

BURN WOUNDS

Disusun oleh

Kurniawan prasetya

010216A033

Fakultas ilmu keperawatan

Uniersitas ngudi waluyo

Ungaran

2107

Analisa jurnal
A. Deskripsi Artikel

1. Deskripsi Umum

a. Judul

Judul penelitian merupakan cerminan dari keseluruhan isi karya ilmiah. Judul

penelitian harus menarik, jelas, sehingga orang langsung menduga apa materi dan

masalah yang dikaji serta dapat memberikan gambaran global tentang arah, maksud

dan tujuan serta ruang lingkup penelitian.

Judul dalam penelitian tersebut yaitu POTENCY OF HONEY IN TREATMENT OF

BURN WOUNDS. Judul tersebut menarik minat peneliti, mampu dilaksanakan,

berisi variabel yang akan di teliti, jelas, singkat, tepat.

b. Penulis

Penulis artikel penelitian tersebut adalah Vidianka Rembulan

c. Publikasi

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015 |108

d. Penelaah

Kurniawan prasetya

2. Deskripsi content

a. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan.

Tujuan penelitian mencakup langkah-langkah dari penelitian yang akan dilakukan.

Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam dua jenis yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Dalam penelitian tersebut tujuan umum dan tujuan khusus meliputi:

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah meneliti manfaat madu dalam perawatan luka

2. Tujuan khusus
a Mengetahui efek madu pada luka bakar

b Mengetahui keefektifan madu dalam perawatan luka bakar

b. Hasil penelitian

Proporsi wanita yang mengkonsumsi kopi jauh lebih banyak dari

kelompok.felqki, sedangkan kelompok umur terbanyak mengkofisumsi kopi adalah

kelompok umur 45-59 tahun. Kelompok responden yang mempuiiyai riwayat genetik

OU t"Uitt- Uanyaf iiaal mengkonsumsi kopi dibandingkan dengan kelompok yang

tidak mempunyai riwayat genctik .ElvX tipe 2, dilain pihak kebiasaan olah raga lcbih

tinggi pada kelompok yang mengkonsumsi kopi dengan ftekuensi berolahraga lebih

tinggi padakelompok DM tipe 2.Kebisaan makan makanan berlemak lebih tinggi pada

kelompok peminum kopi dibandingkan dengan bukan peminum kopi, demikian juga

kebiasaan merokok lebih, tinggi pada kelompok peminum kopi. Diabetes tipe 2'

sebagian besar diderita oleh kelompok status gizi dengan IMT normal &an obesitas l,

dengan proporsi hipertensi, penyakit jantung koroner, jumlah konsumsi dan lama

merokok lebih tinggi pada kelompok peminum kopi dilain pihak kebiasaan mengemil

lebih tinggi pada kelompok peminum kopidemikian juga kebiasaan makan makanan

fast food lebih tinggi pada kelompok peminum kopi.

kopi yang diminum berperan menurunkan angka kejadian diabetes tipe2. dengan

korelasi spearman:- 0.121. Dari hasil analisa logistik regresi didapatkan seluruh

kekentalan campuran kopi merupakan faktor protektif dari kejadian diabetes tipe 2.

dan takaran 3 sendok tanpa gula mempunyai faktor protektif yang sangat tinggi.

c. Kesimpulan

a. Terdapat hubungan penurunan resiko kejadian DM Tipe 2 pada kelompok

peminum kopi.
b. Frekuensi, kekentalan kopi, jenis kopi, lamanya minum kopi yang tinggi

merupakan faktor protektif terhadap DM tipe 2.

c. Peran kafein dalam dalam metabolisme adalah memblock pengaruh adenopin A

I reseptor pada uptake glucos pada otot"skeletal dilain pihak secara invivo

kafein meningkatkan sensifitas insulin dengan dimediasi oleh peningkatan

kadaradrenalin.

d. Kafein juga meningkat energi basal dan merangsang oxidasi lemak

memobilisasi glikogen dalam'otot dan meningkatkan lipolisis (pelepasan asam

lemak bebas) dari jaringan perifer.

e. Penurun resiko tedadinya diabetes tipe 2 tidak dipangaruhi IMT dan faklor

resiko lainnya. Kopi juga mengandung bahan lainnya seperti potassium, niacin,

magnesium dan antiokidant seperti alfa tocopherol, asam fenol kolinergik dan

bahan ini dapat meningkatkan resiko timbulnya diabetes melalui pengaruh

sinergik metabolisme glucose dan resistensi insulin.

f. Intake kopi tetap menurunkan resiko diabetes tipe 2 walaupun terdapat bahan

tambahan pada kopi

g. Dalam hal ini intake kopi mungkin berhubungan dengan diet dan gaya hidup

yang biasanya peminum kopi mempunyai gaya hidup yang kurang sehat antara

lain merokok, peminum alkohol, diet yang kurang baih akan tetapi setelah

dikontrol dengan analisa stratifikasi faktor-faktor tersebut dapat dikontol dan

kopi tetap menurunkan resiko terjadinya diabetes tipe 2.

Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan terbalik antara intake kopi reguler

dan resiko kejadian diabetes tipe 2 baik pada wanita maupun lelaki dan hubungan

ini tidak dipengaruhi oleh faktor resiko lainnya.

B. Telaah/ Review
1. Fokus penelitian

Fokus penelitian adalah orang yang mengalami luka bakar dan dirawat

menggunakan madu sebagai obat topikal

2. Gaya dan sistematika penulisan

Dalam menulis penelitian , kemampuan yang dimiliki penulis merupakan

kemampuan dasar meliputi kemampuan dalam segi bahasa, metodologi penelitian, dan

materi ilmu yang akan diteliti. Sebagai syarat untuk menghasilkan sebuah usulan

penelitian yang baik, ada beberapa aturan yang hendaknya dipatuhi diantaranya adalah:

a. Sistematika, usulan yang diajukan hendaknya memberi gambaran sistematika

tentang rencana penelitian yang diajukan. Seperti penyampaian latar belakang

masalah, tujuan manfaat, rencana metodologi, alat ukur yang akan

digunakansehingga memeudahkan pembaca.

b. Berencana, yaitu harus sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaan.

c. Mengikuti konsep ilmiah, seperti tata cara penulisan disesuaikan dengan aturan yang

ada, bahasa dan cara analisa.

3. Abstrak

luka bakar dengan menggunakan madu memberikan efek kesembuhan yang

cepat dan efektif sehingga dijadikan alternatif pilihan. Seperti yang sudah

diketahui, madu mempunyai osmolaritas yang tinggi, dan juga memiliki sifat

antibakteri, yakni hidrogen perioksida sehingga dapat mempercepat

penyembuhan. Waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan madu lebih cepat

daripada waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan obat lain.

Madumenyediakan lingkungan lembab, membantu pembersihan infeksi,

mengurangi inflamasi, edema, eksudasi, meningkatkan proses penyembuhan

oleh stimulasi angiogenesis, granulasi, dan epitelisasi sehingga memberikan hasil


kosmetik yang sangat baik. Madu efektif sebagai terapi topikal untuk luka bakar

akibat kandungan zat yang ada

4. di dalamnya.Literatur/ tinjauan pustaka

Pada bagian tinjauan pustaka, harus diuraikan secara mendalam tentang aspek teori

yang mendasari penelitian. Hal yang ditulis dalam latar belakang perlu dirinci dan

hubungan antar variabel perlu dibahas. Dalam literatur/ tinjauan pustaka usahakan

pustaka yang digunakan adalah terbaru, relevan dan asli. Referensi bukan dari buku,

akan tetapi dari jurnal penelitian yeng relevan. Tinjauan pustaka menguraikan teori,

temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuhan untuk selanjutnya

dijadikan landasan.

5. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian tersebut adalah

Bagaimanakah pengaruh madu dalam penyembuhan luka bakar

6. Populasi dan sampel

Populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu. memenuhi

kriteria inklusi.sebanyak 303 pasien yang mengalami luka bakar

7. Pertimbangan Etik

a. Informed concent (lembar persetujuan)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu peneliti

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data calon responden yang

bersedia untuk diteliti diberi lembar persetujuan sedangkan calon responden yang

tidak bersedia atau menolak untuk diteliti, peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak-haknya.

b. Anonimity (tanpa nama)


Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden, maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup

memberikan kode.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti, bahwa

informasi tersebut hanya boleh diketahui oleh peneliti dan pembimbing serta

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

8. Definisi operasional

Mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang

diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena disebut definisi operasional. Definisi

operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur

dan ditentukan karakteristiknya. Definisi operasional dalam penelitian tersebut yaitu

efek madu dalam perawatan luka bakar

9. Data dan analisa data

Data dikumpulkan di proses (dianalisa) kemudian diinformasikan. Dalam artikel

penelitian tersebut didapatkan data sejumlah 303 pasien kemudian diproses (dianalisa)

sesuai karakteristiknya seperti jenis kelamin, usia, luas luka bakar, derajad luka bakar,

lama rawat inap kemudian diinformasikan jumlah hasil dari setiap karakteristik.

10. Hasil penelitian

11. Hasil penelitian bahwa osmolaritas yang tinggi dari agen perawatan luka

diyakini sebagai suatu hal yang dapat mencegah infeksi dan mempercepat

penyembuhan. Madu mempunyai osmolaritas yang tinggi, dan juga memiliki


sifat antibakteri, yakni hidrogen perioksida.10 Kandungan madu lainnya tersusun

atas 17,1% air, 82,4% karbohidrat total dan 0,5% protein, asam amino, vitamin

dan mineral.11 Dengan kandungan tersebut madu memiliki kemampuan untuk

membersihkan luka, menyerap cairan edema, memicu granulasi

jaringan,epitelialisasi dan peningkatan nutrisi.

12. Referensi

Referensi merupakan salah satu syarat bagi sebuah karya untuk diakui dan dikatakan

ilmiah. Untuk menyusun karya ilmiah, pengarang sebaiknya mencari sumber acuhan

dari pustaka primer seperti jurnal, monograf, dan tulisan asli lain. Sebaiknya buku ajar

berupa diktat kuliah, textbook dan penuntun praktikum harus dihindari, karena tujuan

tujuan utama dari buku tersebut adalah sebagai bahan pengajaran. Penulisan secara

cermat akan memepermudah pembaca untuk menelusuri kembali masalah yang dicari.

Pengacuan yang umum dilakukan mengikuti sistem nama tahun (sistem harvard) dan

sistem nomor (sistem vancouver).

13. Kesimpulan dan saran

Dalam artikel penelitian tersebut terdapat kesimpulan.

Madu memiliki sifat osmolaritas yang tinggi dan sebagai antibakteri yang efektif

untuk dijadikan terapi topikal untuk penyembuhan luka bakar akibat kandungan zat

yang ada di dalamnya.

14. Penutup

Tidak terdapat penutup dalam penelitian tersebut

A. Analisa abstrack

Penulis menguraikan hasil penelitian penyembuhan luka bakar derajat 2 dengan

menggunakan madu sebagai obat topikal. Hasil penelitian dicamtumkan secara jelas pada
abstrak, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengetahui hasil penelitian yang

disampaikan.

Analisa pendahuluan

a. Problem

Proses penyembuhan luka bakar dengan pmberian madu sebagai obat topikal

b. Intervention

Perawatan luka bakar dilakukan pada 20 ekor marmut dengan berbagai perlakuan

seperti:

kelompok 1(kelompok kontrol), kelompok perlakuan 2 (perawatan luka 2 hari

sekali), kelompok perlakuan 3 (perawatan luka 1 kali per hari), kelompok perlakuan

4 (perawatan luka 2 kali per hari), dan kelompok perlakuan 5 (perawatan 3 kali per

hari)

c. Compare

Penulis membandingkan efektifitas perawatan luka dengan madu pada masing-

masing kelompok perlakuan

d. Out Come

penyembuhan luka pada kelompok 1 (kontrol) sebesar 14,5 hari, kelompok 2 adalah

13,5 hari, kelompok 3 adalah 11,75 hari, kelompok 4 adalah 10,5 hari, dan kelompok

5 adalah 10 hari. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1)

perawatan luka bakar derajat II dengan menggunakan madu yang dilakukan 2 hari

sekali memiliki rata-rata lama penyembuhan luka yang hampir sama dengan

kelompok kontrol. Sedangkan perawatan yang dilakukan 1 kali per hari lebih efektif

dibandingkan dengan perawatan 2 hari sekali secara klinis; 2) perawatan luka yang

dilakukan 2 kali per hari memiliki pengaruh yang hampir sama dengan kelompok
perawatan 3 kali per hari. Dengan demikian perawatan luka bakar derajat II dengan

menggunakan madu yang dilakukan 2-3 kali per hari terbukti paling efektif (secara

klinis) dalam mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II dibandingkan dengan

perawatan luka yang dilakukan 1 kali per hari dan 2 hari sekali, serta perawatan luka

dengan tidak menggunakan bahan apapun

Anda mungkin juga menyukai