Anda di halaman 1dari 15

BAB XI

SISTEM EKSKRESI

XI.1. Sasaran pembelajaran :


Setelah mengikuti proses pebelajaran sistem Ekskresi selesai, mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan : Pengertian ekskresi; fungsi sistem ekskresi;
perbandingan sistem ekskresi pada hewan vertebrata; struktur ginjal; organ ekskresi
lainnya.
XI.2. Pengertian Ekskresi
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang
berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh
alat ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ
paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut
adalah ginjal.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul
kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara
lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Fungsi pokok sistem ekskresi
- Pembuangan limbah nitrogen dan CO2
- Keseimbangan air, garam, dan ion-ion anorganik
Dengan Kata lain Fungsi system ekskresi yaitu:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis

Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang
paling primitive pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya,
terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan
metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva.
Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan

140
dewasa berubah lagi menjadi metanefros. Opistonefros terdapat pada kelompok hewan
Anamniota (Cyclostomata, Pisces, dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat pada
fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun setelah dewasa, mesonefros
ini berubah menjadi metanefros.

XI.3. Ekskresi pada Ikan


Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran
yang disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran
ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang
hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak.
Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga
penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat. Sistem eksresi ikan seperti juga
pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar
air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari
metabolisme protein.

Alat pengeluaran ikan terdiri dari:

 Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O


 Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
 Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.

Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;

 Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya
akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine)
dan lamprey.
 Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota.

Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah,
tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih
banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.

141
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan
adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya
memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di
dalam tubuhnya.

Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam
rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus
berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki
kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan
garam. Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan
hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan
penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus
nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus renalis
lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak
banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh tidak terlalu
encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis
yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine
sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

OSMOREGULASI
Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga
proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal.

 Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:

-ginjal

-kulit
- membran mulut

142
Gambar 11.1. Osmoregulasi pada ikan air tawar

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_nIAkVs7bLs/sfvWmdeiXvI/AAAAAAAAAB4/oBV-
Yn1gxfo/s1600-h/air+twar.jpg

 Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara
osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan
ke dalam tubuh.
 Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai
glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk
lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus
memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi
memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis
dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal
bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.
 Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.

Gambar 11.2. Osmoregulasi pada ikan air laut

Sumber: http://3.bp.blogspot.com

143
 Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air
laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses
osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari
tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-
banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat
dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan
garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air
tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.
 Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil
daripada ikan air tawar.

XI.4. Sistem Ekskresi pada Amphibi

Gambar 11.3. sistem ekskresi pada amphibi


Sumber : emwan9.blogspot.com/

Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan
ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri
tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak
jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak.
Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini

144
terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan,
ginjal pada katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.

Gambar 11.4. sttruktur filtrasi pada ginjal amphibi


Sumber : emwan9.blogspot.com/

Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada
saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia
berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak
menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan
cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi
untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran
darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk
konservasi air. Apabila sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer.
Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang
hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama
dengan ADH.

145
XI.5. Sistem Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi
utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika
urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di bagian
posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptile
memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk
mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria
tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ
respirasi.

Gambar 11.5. sistem ekskresi pada reptil


Sumber : emwan9.blogspot.com/

Pada kura-kura betina, alat respirasinya juga berperan membasahi tanah yang
dipersiapkan untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan tanah lebih lunak dan
mudah digali. Hasil ekskresi reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi, Reptil
hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena
sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun dalam
bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Pada
beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain mengekskresikan asam
urat juga mengekskresikan amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam
dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering
terlihat seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan
alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
Pada beberapa jenis reptil seperti kura-kura, dan buaya mengeluarkan asam urine dari
kelenjar kulitnya berguna untuk mengusir musuh.

146
XI.6. Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria.
Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung
sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan
500 tabung ginjal yang membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan
melalui reabpsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang
menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang
dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.

Gambar 11.6. sistem ekskresi pada burung


Sumber : emwan9.blogspot.com/

Khusus pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan
laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi
garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat
nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki
kelenjar kulit, tetapi memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya.
Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter
ke kloaka. Tabung ginjal membentuk lengkung Henle kecil. Di dalam Kloaka terjadi
reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.

147
XI.7. Sistem Ekskresi pada Mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit
berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya.
Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi
liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas
berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi
paru-paru jenis ini. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity),
dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding
dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru
dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair
pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan
menghalang ia daripada terpisah dengan mudah. Sistem ekskresi pada manusia dan
vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati.
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan
bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba
dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya
berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular
dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan
asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.

148
Gambar.11.7. Alat-alat ekskresi pada manusia yang berupa ginjal, kulit, paruparu, dan kelenjar
keringat ; Sumber : Wijaya, R. S., 2007.

a. Struktur Ginjal

Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan
kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat
badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang
mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi
banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang.
Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau
piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus.
Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah
tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat
banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

149
Gambar.11.8. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang
Sumber : Wijaya, R. S., 2007.

Gambar. 11.9. Struktur dalam (anatomi) ginjal Sumber : Wijaya, R. S., 2007.

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh
ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing
menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.

150
2. Paru-paru (Pulmo)

Gambar 11.10. Paru-paru. Sumber: Wijaya, R. S., 2007.

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang
dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru
kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh
selaput yang disebut selaput pleura.

FUNGSI PARU-PARU
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai
hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida
dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar
dalam sistem pencernaan. Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam
tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua
dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus,
kanan dan kiri. Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di
hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma
menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin
dap biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang
memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash
pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke
ginjal. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran

151
darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu. Jika
saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan
masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning.
Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.

FUNGSI HATI
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya
5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin
6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung
dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya,
akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.
4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa
metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas
kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang
berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral
sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai
organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
1. stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
2. stratum lusidum
3. stratum granulosum yang mengandung pigmen
4. stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.

152
Gambar. 11.11. anatomi kulit sebagai oergan ekskresi.
Sumber : Ecka, 1999

b.Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut
saraf, serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena
letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di
permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap
panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan
berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi,
gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas
tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk
menghasilkan energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat
rangsangan pada saraf simpatik
Fungsi Sistem Ekskresi:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostais.

153
XI.8. Tugas Untuk Mahasiswa
Mahasiswa pada kelompok tertentu diharuskan membuat makalah tentang
Sistem Ekskresi, dengan mencari/membaca dari sumber-sumber buku-buku literature,
materi bahan ajar, atau penelusuran melaui Internet. Makalah tersebut dibuatkan power
point dan dipresentasikan dikelas. Lakukan tanya jawab atau diskusi oleh semua
kelompok peserta matakuliah. Dari hasil presentase, hasil diskusi/tanya jawab
kemudian dibuatkan suatu rangkuman atau kesimpulan.
XI.9. Soal
1. Jelaskan pengertian dan fungsi ekskresi
2. Uraikan perbandingan sistem ekskresi pada hewan vertebrata
3. Jelaskan struktur ginjal
4. Tuliskan dan jelaskan organ ekskresi lainnya selain ginjal
XI.10. Bahan Bacaan
Ecka, 1999. Sistem ekskresi pada hewan vertebrata. www.google.com. Diakses
pada tanggal 31 Agustus 2009.
Wijaya, R. S., 2007. Sistem ekskresi pada hewan vertebrata. www.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2009.
Gladys, Priskha., 2007. Alat ekskresi hewan vertebrata. www.purplegirlsblog.com.
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2009.
Edward, G. H., 2002. Sistem Ekskresi Hewan. www.wikipedia,com. Diakses pada
tanggal 2 September 2009.
Yulianti, W. N., 2007. Sistem Ekskresi. www.wiwiyuliantinitablog.com. Diakses pada
tanggal 2 September 2009.
Meliani, 2003. Sistem Ekskresi. www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 2
September 2009.
http://1.bp.blogspot.com/_nIAkVs7bLs/sfvWmdeiXvI/AAAAAAAAAB4/oBV-
Yn1gxfo/s1600-h/air+twar.jpg
http://emwan9.blogspot.com/

154

Anda mungkin juga menyukai