EKO PUJIANTO
Sari
Banyaknya penambangan batubara dengan cara tambang terbuka yang sudah cukup dalam (25-150 m dari permukaan
air awal) di daerah Kalimantan Selatan, diperkirakan berpotensi pada penurunan potensi air tanah di daerah tambang
tersebut berada. Penurunan potensi air tanah bisa berupa penurunan dalam hal kuantitas dan kualitas. Penurunan dalam
hal kuantitas dapat diindikasikan dengan adanya penurunan muka air tanah dan penurunan debit sumur, sedangkan
penurunan dalam hal kualitas berupa perubahan sifat fisika dan kimia air tanah. Beberapa cara dapat digunakan untuk
mengukur indikasi penurunan kuantitas, antara lain dengan cara pengukuran elevasi muka air tanah, pendugaan zona
jenuh air tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis, pengukuran debit sumur. Tujuan penelitian ini adalah menge-
tahui apakah terjadi penurunan muka air tanah atau tidak di sekitar tambang, yang diasumsikan akibat adanya proses
dewatering berdasarkan perubahan nilai tahanan jenis batuan. Dari data pengukuran geolistrik, air tanah yang keluar
secara otomatis karena gravitasi dalam bentuk rembesan dan karena adanya drain hole/dewatering hole, jumlahnya
cukup besar. Dari pendugaan geolistrik resistivitas menunjukkan hasil ada kenaikan tahanan jenis dari empat kali peng-
ukuran di titik 01, 02, 04 dan 05 berdasarkan kurva regresi linier dari empat data tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya penurunan kejenuhan air tanah di lokasi pengukuran yang bisa ditafsirkan sebagai penurunan muka air tanah
di lokasi pengukuran; sedangkan di titik 03 terjadi penurunan tahanan jenis, tetapi diperkirakan datanya kurang akurat
karena adanya hujan pada saat pengukuran data lapangan. Adanya penurunan muka air tanah juga dapat diamati dari
hasil pengukuran muka air tanah di beberapa sumur lainnya.
Kata kunci : penurunan potensi air tanah, kejenuhan air tanah dalam batuan, geolistrik tahanan jenis, tambang batubara
terbuka, penurunan kuantitas dan kualitas air tanah
Abstract
Some coal minings by open pit that reach depth of pit 25-150 meters from the initial ground surface in South Kalimantan
region, are predicted to decrease the potential groundwater in the areas where the mines are located. The decrease of
the potential groundwater covered a decrease in quantity and quality. The decrease in quantity can be indicated by a
decrease in groundwater level and groundwater wells discharge, while a decrease in the groundwater quality can be
indicated by the change of physical and chemical properties of the groundwater. Several methods can be used to measure
the quantity of such indication, that are the groundwater surface elevation measurements, estimation of groundwater
saturated zone by using geoelectric resistivity method, groundwater well discharge measurement. The purpose of this
study was to determine whether a decline or not in groundwater surface around the mine which is assumed due to the
dewatering process, based on changes in the value of resistivity of rocks. Based on the measurement data, the amount
of groundwater which had been drained out automatically by gravitation (as seepage) and also by the drain/dewatering
holes were large enough. Based on the geoelectric resistivity survey, the results show that there are an increase in the
Naskah masuk : 01 Agustus 2013, revisi pertama : 05 Maret 2014, revisi kedua : 24 Juni 2014, revisi terakhir : September 2014 113
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
resistivity value at points 01, 02, 04 and 05 based on linear regression curves of the four measurement data. This condi-
tion might be caused by a decrease in groundwater saturation and furthermore a decrease of groundwater surface at
the location of measurement. While the point 03 shows a decline in resistivity data. However, this is less accurate due
to the rain occured at the time of field data measurement. The subsidence of groundwater surface can also be observed
from the results of measurements of groundwater surface in some other wells.
114
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
UTARA
Lokasi Penelitian
Skala : 1: 300.000
Gambar 2. Vertical dan inclined dewatering hole untuk mengurangi kandungan air tanah
115
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
sekitar 1.000 sampai 107 Ωm, tergantung pada sar wilayah Kalimantan Tengah dan bagian barat
keadaannya, apakah basah atau kering. Batuan sedi- Kalimantan Selatan, dengan bagian baratnya ber-
men, biasanya lebih berpori dan memiliki kandung- batasan dengan Sesar Sunda dan bagian timurnya
an air lebih tinggi dan juga memiliki nilai tanahan berbatasan dengan lajur sesar naik dari landasan
jenis lebih rendah dibandingkan dengan batuan batuan yang membentuk Jajaran Meratus. Formasi
beku dan metamorf, yakni antara 10 - 10.000 Ωm, Warukin adalah rangkaian utama di wilayah yang
dengan nilai rata-rata <1.000 Ωm. mengandung lapisan batubara. Formasi ini dibagi
menjadi tiga sub-unit dengan permukaan batubara
utama terdapat pada lapisan sub-unit paling atas.
Tabel 1. Tahanan jenis beberapa jenis tanah, Susunan stratigrafinya terdiri atas tanah penutup,
batuan dan mineral batupasir, batulempung, batulumpur, batulanau dan
batubara (Heryanto dan Sanyoto, 1994). Rata-rata
Jenis batuan Kisaran resistivitas (W.m) lapisan-lapisan batuan ini berkedudukan miring dari
15°-75° ke arah selatan dan arah jurus perlapisan
Granit 3.10-2 – 106
hampir barat-timur dengan ketebalan bervariasi
Dasit 2.104 (basah) antara 0,5-150 meter. Karena poros bukaan tambang
Andesit 4,5.104 (basah) – 1,7.102 yang berarah hampir barat-timur (garis putus-putus
(kering) berwarna merah di Gambar 8), sejajar dengan jurus
Diabas 20 – 5.107 perlapisan batuan, maka batuan di bagian utara
Basal 10 – 1,3.107 poros bukaan tambang adalah low wall, sedangkan
di bagian selatan adalah high wall.
Tufa 2.103 (basah) – 105 (kering)
Marmer 102 – 2,5.108 (kering)
Tanah (lapukan batuan) 10 – 2.102 PENGUKURAN DAN PEMROSESAN DATA
Lempung 1 – 100 LAPANGAN
Aluvial dan pasir 10 – 800
Pengambilan data lapangan dilakukan dengan
Batugamping 50 – 107
menggunakan alat SuperSting R8/IP buatan AGI,
Konglomerat 2,5 – 104 USA, multi elektroda (56 elektroda) dengan output
Batubara (insitu) 60 – 2200 arus 2.000mA, kisaran pengukuran +/-10V dan
Air tanah (di batuan) 10 – 100 output tegangan 800V DC. Sebagai sumber tenaga,
digunakan dua buah aki basah berkemampuan
Air payau (3%) 0 -15
masing-masing 12 Volt/150 AH (Gambar 3).
Air laut 0–2
Pengambilan data lapangan memakai konfigurasi
Wenner dan Schlumberger (Bhattacharya dan Pa-
Material tak terkonsolidasi (tanah dan material hasil tra, 1968; Dobrin, 1988; Telford dkk., 1990), jarak
sedimentasi) umumnya memiliki nilai tahanan jenis antarelektroda 5 meter dan jumlah elektroda 56,
lebih rendah daripada batuan sedimen, sekitar 10 sehingga panjang bentangan 275 meter (Gambar
Ωm sampai <1.000 Ωm. Tahanan jenis tergantung 4). Untuk konfigurasi Wenner, variasi jarak MN =
pada nilai porositas (dengan asumsi semua pori- 5-90 meter dan AB = 15-270 meter, sedangkan
porinya jenuh terisi air tanah) serta kandungan konfigurasi Schlumberger jarak MN = 5-50 meter
mineral lempung. Tahanan jenis tanah bervariasi dan AB = 35-275 meter. Pengalihan dan peng-
dari 10 hingga 100 Ωm, tergantung pada konsen- aturan perpindahan fungsi elektroda dari dan ke
trasi garam terlarut. Air laut mempunyai tahanan M, N, A dan B (pasangan MxNx dan AyBy) secara
jenis rendah (sekitar 0-2 Ωm). bergantian, diatur otomatis oleh alat dengan selang
waktu 3,2 detik setiap pengukuran. Untuk kecepa-
tan pengukuran tersebut diperlukan waktu sekitar
TATANAN GEOLOGIS 3 jam untuk setiap metode Wenner dan Schlum-
berger, sehingga setiap hari hanya bisa dilakukan
Wilayah penelitian terletak di perbatasan timur satu titik pengukuran (8 jam kerja siang). Setiap kali
laut lembah Sungai Barito, yang merupakan suatu pengukuran menghasilkan rata-rata 450 sampai 490
cekungan kratonik besar dari umur Eosen sampai data untuk konfigurasi Wenner dan untuk Schlum-
Pliosen di zaman Tersier yang lebarnya mencapai berger. Skema susunan multi-elektroda pada saat
250 km. Lembah sungai ini meliputi sebagian be- pengambilan data seperti pada Gambar 5.
116
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
Pengukuran dilakukan di lima titik/lintasan (diberi minimal sekitar tiga minggu, dengan asumsi untuk
notasi WEN01-WEN05 dan SCH01-SCH05), masing- mendapatkan kontras tahanan jenis yang cukup
masing empat kali pengukuran. Tiap-tiap titik signifikan apabila memang terjadi perubahan nilai
pengukuran tersebut diukur dengan selang waktu tahanan jenis (tetap, naik atau turun) yang disebab-
117
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
kan adanya perubahan kejenuhan batuan. Waktu culated apparent resistivity. Data yang mempunyai
(tanggal bulan) dilakukannya pengukuran untuk nilai anomali, yaitu data yang nilainya terlalu besar
masing-masing titik dapat dilihat pada Tabel 2. ataupun terlalu kecil dibandingkan data lainnya
(misfit data) dihilangkan setelah dilakukan proses
Karena keterbatasan teknis, maka pengukuran tidak inversi (dengan smooth model inversion). Proses ini
bisa dilakukan pada periode dan kondisi curah hu- dimaksudkan untuk meminimalkan jumlah misfit
jan yang sama. Dengan pengukuran pada kondisi data antara data pengukuran lapangan dengan data
yang sama, diharapkan tingkat kejenuhan airtanah hasil perhitungan pada model rekonstruksi sampai
dalam batuan hanya murni dipengaruhi oleh air diperoleh nilai RMS error ≈ 15%.
tanah. Lokasi masing-masing titik pengukuran dapat
dilihat pada Gambar 6. 2
dipred − dipeng
n
05 02 04
LOW WALL
01
= Catchment area
1 2 3 4 5 = Jalan tambang
kilometer = Batas areal tambang
118
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
Gambar 7. Distribusi vertikal tahanan jenis (ra) pada konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 02
119
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
Sebuah data yang kesalahannya besar akan ber- agar meningkatkan kestabilan lereng bukaan tam-
pengaruh pada nilai RMS error. Oleh karena itu, bang. Penurunan potensi yang dimaksudkan adalah
besarnya nilai RMS error tidak selalu menunjukkan penurunan muka air tanah, debit dan kemungkinan
persentase jumlah misfit data. juga kualitas air tanah (Rauch, 2009).
Meskipun sebelum pengukuran sudah dilakukan uji Pada Gambar 13a, air tanah dalam keadaan tidak
coba (cable test dan contact resistance test), kesa- terganggu, muka air tanah melebihi ketinggian
lahan data pengukuran tetap ada. Nilainya berkisar permukaan tanah, sehingga terdapat sumur yang
antara 1-10%, termasuk kesalahan pembulatan angka airnya mengalir tanpa harus dipompa (flowing well),
(rounding error) dan kesalahan akibat noise. sedangkan pada Gambar 13b, air tanah terganggu
karena adanya bukaan tambang yang memotong
Untuk mengetahui tren perubahan tahanan jenis, akuifer. Air tanah akan mengalir ke dalam pit seba-
dibuat kurva regresinya (Gambar 8-12). Perubahan gai rembesan (seepage), sehingga akuifer menjadi
tahanan jenis karena adanya perubahan kejenuhan berkurang kandungan airnya.
air tanah pada batuan diasumsikan bersifat linier; y
= ax + b dari data calculated ra dan inverted ra; Dari pengolahan data geolistrik diperoleh keda-
y adalah nilai tahanan jenis. Dari kurva tersebut laman deteksi di setiap titik pengukuran rata-rata
dilihat kemiringan garis regresi liniernya; positif sekitar 55 m, yang terdiri atas 3 zona, yaitu zona
atau negatif dan koefisien a pada persamaan kering terdapat bervariasi dari permukaan sampai
tersebut. Apabila koefisien a bernilai positif, maka kedalaman 10 m, zona kurang jenuh bervariasi
berarti terjadi kenaikan tahanan jenis dan demikian antara 3 m-25 m, sedangkan zona jenuh air tanah
sebaliknya. Contoh hasil pemrosesan untuk titik berada di bagian paling bawah.
02 dan 03 ditampilkan berupa distribusi vertikal
tahanan jenis; ra (calculated apparent resistivity Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa kemiringan
pseudosection) dan distribusi vertikal hasil proses garis regresi liniernya positif dan koefisien a pada
inversi (inverted resistivity section) dalam Gambar persamaan regresi linier (y = ax + b) dari kurva
8 dan Gambar 9. pada 4 kali pengukuran di titik 02 bernilai positif.
Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 02 terdapat
tendensi kenaikan tahanan jenis sejak September
HASIL DAN PEMBAHASAN 2011 sampai Juli 2012. Sedangkan dari Gambar
9 dapat dilihat bahwa pada titik 03 menunjukkan
Penurunan potensi air tanah adalah sangat mung- tendensi penurunan tahanan jenis yang ditandai
kin karena elevasi lantai bukaan tambang sudah dari kemiringan negatif garis regresi linier dan
berada di bawah permukaan air tanah, terutama koefisien a yang bernilai negatif. Koefisien regresi
permukaan air tanah dangkal. Di samping itu, juga masing-masing titik pengukuran ditampilkan dalam
adanya dewatering untuk mengeringkan batuan Tabel 3.
Gambar 8. Regresi linier calculated ra dan inverted ra konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 02
120
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
Gambar 9. Regresi linier calculated ra dan inverted ra konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 03
Gambar 10. Regresi linier inverted ra konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 01
Gambar 11. Regresi linier inverted ra konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 04
Gambar 12. Regresi linier inverted ra konfigurasi Wenner dan Schlumberger di titik 05
121
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
Sumur kering
Muka airtanah
Flowing well
Lapisan kedap
Lapisan kedap
Akuifer tertekan Akuifer tertekan
b). terganggu
Gambar 13. Air tanah dalam akuifer terganggu dan tak terganggu
Karena kejenuhan berbanding terbalik dengan disebabkan titik 03 berada di bagian high wall,
tahanan jenis, maka apabila tahanan jenis naik sehingga drainase akuifer hanya dipengaruhi oleh
dari waktu ke waktu, maka bisa diinterpretasikan adanya sumur-sumur dewatering saja dan hanya
terjadi penurunan kejenuhan air tanah pula dan sebagian kecil air tanah yang mengalir melalui
hal itu berarti terjadi penurunan muka air tanah dinding bukaan tambang berupa rembesan. Di
dari waktu ke waktu. Dari Tabel 3 dapat diamati samping itu, pada saat pengukuran ke 3 dan ke 4
bahwa rata-rata di setiap titik pengukuran (01, 02, di titik pengukuran 03 telah terjadi hujan di lokasi
04 dan 05) telah terjadi kenaikan tahanan jenis dari pengukuran. Akibat adanya air hujan, maka data
waktu ke waktu. menjadi tidak akurat, karena konduktivitas listrik
tanah akan naik. Idealnya di titik 03 ini dilakukan
Posisi titik-titik tersebut terletak di bagian utara pengukuran ulang setelah tidak hujan dan permu-
bukaan tambang yang bila ditinjau dari susunan kaan tanah menjadi lebih kering. Hasil interpretasi
stratigrafi batuan, berada di wilayah low wall. Di ini sesuai dengan adanya penurunan kontur muka
wilayah low wall ini, sebagian besar air tanah akan air tanah dari tahun 2009–2011 seperti yang terlihat
otomatis mengalir ke dalam bukaan tambang oleh pada Gambar 14, 15 dan 16.
gaya gravitasi melalui lereng bukaan tambang da-
lam bentuk rembesan, di samping itu juga masuk Dari data pengukuran kedalaman muka air tanah di
melalui sumur-sumur dewatering. Hal ini akan sumur-sumur sekitar lokasi pengukuran geolistrik,
menyebabkan berkurangnya kejenuhan batuan, menunjukkan bahwa tahun 2009 muka air tanah
sehingga secara bertahap batuan menjadi lebih ke- berada pada kedalaman 6,3 m, tahun 2010 pada
ring dan menyebabkan meningkatnya nilai tahanan kedalaman 10,3 m dan tahun 2011 pada kedalaman
jenis batuan. 12,2 m. Berdasarkan data ini, memperkuat dugaan
adanya penurunan zona jenuh air tanah, karena
Untuk titik pengukuran 03 terjadi sebaliknya, yaitu batas antara zona jenuh air dan zona tidak jenuh
penurunan tahanan jenis. Hal ini kemungkinan air adalah muka air tanah.
122
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
Gambar 14. Kontur dan penampang kedalaman muka air tanah tahun 2009
123
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
Gambar 15. Kontur dan penampang kedalaman muka air tanah tahun 2010
124
Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang ... Eko Pujianto
Gambar 16. Kontur dan penampang kedalaman muka air tanah tahun 2011
125
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 10, Nomor 3, September 2014 : 113 – 126
126