Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR

KEHAMILAN GAMELI

A. Pengertian
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
diketemukan obat-obatan dan cara induksi ovulasi. Kehamilan kembar dapat
memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu.

B. Etiologi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah:
a. Bangsa
b. Hereditas
c. Umur, makin tua makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan
menurun lagi setelah 40 tahun.
d. Paritas ibu, pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara)
naik jadi 18,9 per 1000 persalinan.
e. Keturunan, keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar
yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara
maternal.
f. Obat-obatan induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon
gonadotropin.

C. Fisiologi
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik
atau disebut juga hamil kembar identik atau kembar monolog atau hamil
kembar uniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozygotik.
Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama, mata, kuping, gigi, rambut,
kulit dan ukuran antropologi pun sama. 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta,
kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu.
Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga
mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusa, tetapi
kehamilan ini jarang terjadi

D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu
ovum di tuba falloppi, ovum yang telah dibuahi bergerak turun dari tuba fallopi
ke uterus.
Nidasi dan pertumbuhan fetus selama proses ini kembar dapat terbentuk.
Kehamilan kembar dapat fraternal atau identikal. Kebanyakan kembar fraternal
berkembang dari telur dan sperma yang terpisah. Kembar fraternal memiliki
plasenta dan kantong amnion yang terpisah. Berbeda dengan kembar identikal,
dapat terjadi ketika telur yang dibuahi membelah lebih awal saat kehamilan,
dan berkembang menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta, tapi
fetus biasanya memiliki kantung amnion yang terpisah.

E. Diagnosa Kehamilan Kembar


1. Anamnesis
a. Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
c. Uretus terasa lebih cepat membesar.
d. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
2. Inspeksi
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uretus lebih besar dan
lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering.
c. Bagian-bagian kecil teraba lebih banyak.
d. Teraba ada 3 bagian besar janin.
e. Teraba ada 2 balotemen.
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan
dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila
dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
4. Rontgen foto abdomen
Tampak gambaran 2 janin.
5. Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
a. Elektrokardiogram total
Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari keduan janin.
b. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umunya plasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif,
kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat di kacaukan dengan mola
hidatidosa. Kadang kala diagnosa baru diketuhui setelah bayi pertama
lahir, uretus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim.
Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan
toksemia gravidarum.

F. Pertumbuhan Janin Kembar


1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari
janin tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500gr, triplet
dibawah 2000gr, quadriplrt dibawah 2000gr, dan quintuplet dibawah
1000gr.
3. berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,
umumnya berselisih antara 50 sampai 100gr, dan karena pembagian
sirkulasi darah tidak sama maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang
lain.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik :
a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain,
karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
menghindari pendarahan.
b. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum, seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma transfusi fetal seperti pada janin yang mendapat
darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema, dan
pertumbuhan yang baik sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis,
dehidrasioligohi drami dan mikrokardia, karena kurang mendapatkan
darah.
5. Pada kehamilan kembar dizigotik :
a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang tunbuh sampai cukup bulan.
b. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada
kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus
atau kompresus.

G. Pengaruh Terhadap Ibu Dan Janin


1. Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia
dan defisiensi zat-zat lainnya.
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c. Frekuensi pre-eklamasi dan eklamasi lebih sering.
d. Karena uretus yang besar, ibu mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta
terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri, pendarahan postpartum, dan solusio plasenta
sesudah anak pertama lahir.
2. Terhadap janin
a. Usia kehamilan bertambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin
pada kehamilan kembar : 25% pada gemeli; 50% pada triplet; dan 75%
pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup buklan. Jadi
kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
kematian janin.

H. Penanganan Dalam Kehamilan


1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah di tegakkan
pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 x seminggu pada kehamilan lebih
dari 32 minggu).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang prastus prematurus.
3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat di perbolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

Anda mungkin juga menyukai