Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM PELAYANAN INFORMASI OBAT

Efikasi, Keamanan, dan Interaksi dari Stimuno® dan Lelap®

Oleh :
Kurnia Yogyanti 148114101
Mercy Tiara Kezia Zebua 148114102
Aprithalia Theresia 148114103
Satriavi Yanuar Deny 148114104
Novia Ariella Rangkai 148114105

Golongan E3

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
STIMUNO®

- Indikasi/Kegunaan
Meningkatakan sistem kekebalan tubuh dan mencegah penyakit serta
mempercepat waktu pemulihan penyakit yang disebabkanoleh bakteri, virus,
jamur, dan parasit lainnya.
- Dosis
Kapsul: Dewasa: 3 kapsul setiap hari
Sirup : Dewasa: 2 sendoh teh (10 mL) 3 kali sehari. Anak-anak >1 tahun: 1 sdt
(5 mL) 3 kali sehari atau sesuai dengan resep dokter.
- Efek Samping
Pada saat ini, tidak ada efek samping dari stimuno yang dilaporkan
- Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap ekstrak Phyllanthus niruri L dan pasien yang
menderita penyakit autoimun.
- Mekanisme:
Stimuno mengaktifkan sistem kekebalan tubuh baik seluler maupun
humoral.
 Virus: Stimuno mengaktifkan sistem kekebalan spesifik sehingga
meningkatkan proliferasi limfosit (Sel T), memungkinkan Sel T
berdiferensiasi menjadi Th, Tc, Tthth, dan Ts. Th memiliki peran
mengaktifkan sel B dan Tc yang memiliki kemampuan untuk
menghancurkan sel yang terinfeksi virus, peningkatan proliferasi
limfosit B sehingga mempercepat produksi antibodi, mencegah
terjadinya infeksi virus dan menghancurkan visrus melalui opsonisasi,
fagositosis, dan aktivasi sistem komplemen.
 Parasit: Stimuno mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sehingga
meningkatkan produksi IgE dengan meningkatkan sekresi IL-4 dari
subset Th2. IgE akan terikat pada parasit oleh eosinofil (yang diproduksi
oleh IL-5), kemudian mensekresikan enzim granulasi yang
menghancurkan parasit.

Stimuno merupakan produk obat herbal yang termasuk fitofarmaka yang terbuat
dari ekstrak meniran. Produk Stimuno mulai dipasarkan sejak 1999 oleh PT.Dexa
Medica melalui resep dokter dan kemudian pada tahun 2005 telah dipasarkan secara
bebas Over the Counter (OTC). Stimuno telah memperoleh sertifikat fitofarmaka dari
BPOM karena telah terstandarisasi dan telah lolos uji pra-klinis maupun klinis.
Stimuno mengandung imunomodulator yang bekerja sebagai pengatur sistem
imun tubuh. Imunomodulator juga berperan dalam meningkatkan sistem imun menjadi
lebih aktif dalam menjalankan fungsinya menguatkan sistem imun tubuh, sehingga
kekebalan dan daya tahan tubuh dapat selalu optimal menjaga tubuh agar tetap sehat
ketika diserang oleh bakteri, virus dan mikroba lainnya.
Ekstrak meniran sebagai bahan utama pembuatan Stimuno ini memiliki efek
farmakologi sebagai astringent, peluruh air seni (menghambat pembentukan kristal
kalsium oksalat), penurun panas, anti aldosereductase hepatotoksik, anti bakteri
terhadap Escherichiacoli, staphylococcus aureus, bacillus subtilis, hipoglikemik.
Meniran memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Klasifikasi Botani tanaman meniran :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotylae
Order : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus LINN
Species : Phyllanthus niruri LINN

Komposisi : tiap 1 sendok takar (5 mL) sirup Stimuno mengandung 25 mg


ekstrak meniran, dan setiap 1 kapsul mengandung 50 mg ekstrak meniran.
Stimuno dapat dikonsumsi aman secara jangka panjang dan dapat digunakan
bersamaan dengan obat lain.
Produk kompetitor, Imboost, Imunos, Stimuno.
Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa Medica Jakarta (Sembiring
2009)

Daftar Pustaka
Anonim, “STIMUNO”, 24 Oktober 2017,
http://www.mims.com/Philippines/drug/info/stimuno
Dexa Medica, “STIMUNO”, 24 Oktober 2017, www.stimuno.com.
Sembiring, L.Atania BR., 2009. Strategi Pemasaran Produk Stimuno Pada PT Dexa
Medika Jakarta.Skripsian. Institut Pertanian Bogor.
LELAP

Kandungan: Valerianae Radix 250 mg, Myristicae Semen 115 mg, Eleuthroginseng
Radix 100 mg, dan Polygalae Radix 135 mg

Valerianae Radix
1. Efikasi
Dosis yang direkomendasikan oleh ESCOP monograph adalah 1-3 gram,
diberikan sekali sehari atau beberapa kali sehari.
Pada sebuah penelitian double-blind, randomized crossover trial, 7 pasien
berusia antara 33 dan 59 tahun yang mengalami gangguan tidur diberi 450 mg
atau 900 mg aqueous valerian root extract atau placebo sebelum tidur. Hasilnya
menunjukkan, Kesulitan tidur (sleep latency) menurun secara signifikan dengan
kedua dosis ekstrak akar valerian. Dengan dosis yang lebih tinggi dari ekstrak
akar valerian, pasien akan merasakan kantuk pada pagi berikutnya daripada
dengan placebo.
Hasil :
Pada percobaan lainnya pada 10 sukarelawan sehat (usia antara 24 dan 44
tahun), yang menggunakan plasebo, 450 atau 900 mg ekstrak akar valerian yang
sesuai dengan 1,2 atau 2,4 g zat herbal dalam crossover schedule. Perkiraan
sleep latency dan waktu bangun setelah onset tidur dikurangi lebih dari 50%
setelah dosis yang lebih tinggi, sementara dosis yang lebih rendah memiliki
efek yang agak rendah.

Akar valerian kemungkinan memiliki efikasi lebih baik pada pasien geriatric

2. Safety
Dosis tinggi ekstrak akar valerian dapat menyebabkan sedikit sedasi selama
beberapa jam pertama setelah dikonsumsi, tetapi pada akar valerian
benzodiazepines tidak mengurangi tingkatv kewaspadaan pada pagi berikutnya
bila dikonsumsi pada malam hari.

3. Interaksi
Tidak ditemukan adanya interaksi antara ekstrak akar valerian dengan obat lain,
makanan atau alkohol.
Sumber :
Anonim, 2007, Assessment Report on Valeriana Officinalis L., Radix, European
Medicines Agency (Evaluation of Medicines for Human Use), London, pp. 1-
22.

Eleuthroginseng Radix (Radix Eleutherococci)


1. Efikasi
Pemberian secara intraperitoneal dari aqueous Radix Eleutherococci 320 mg/kg
BB terbukti mampu meningkatkan waktu tidur hingga 228% pada tikus, dan
berefek pada penurunan sleep latency ketika dikombinasi dengan pemberian
Hexobarbital.

2. Safety
Pada study 64 pasien dengan atherosclerosis, beberapa efek samping merugikan
yaitu ekstrasistol dan hypertonia telah dilaporkan pada beberapa kasus
insomnia, aritmia (termasuk takikardia) dengan dosis pemberian 4,5-6 mL
selama 6-8 siklus (25-35 hari). Pada study lainnya sebanyak 55 pasien dengan
rheumatic heart lesions, 2 pasien mengalami hipertensi, pericardial pain,
palpitasi, dan sakit kepala setelah diberi 3 mL dari 33% ekstrak 1x sehari selama
28 hari. Efek samping Insomnia juga dilaporkan pada percobaan klinis lainnya.
3. Interaksi
Terdapat 1 laporan kasus pada pemberian ekstrak Radix Eleutherococci dengan
digoksin menyebabkan peningkatan serum digoksin. Tidak ada informasi
bahwa terjadi interaksi pada pemberian pada pediatric.

Sumber :
Role of the WHO monograph on selected medicinal plants (1999)

Polygalae Radix (Radix Senegae)


1. Efikasi
Penggunaan Radix Senegae methanolic extract pada tikus terbukti mampu
meningkatkan aktivitas depresan system saraf pusat (CNS) sehingga
meningkatkan waktu tidur selama 30-40 menit, dibandingakan dengan
chlorphomazine hydrochloride. Ekstrak methanol dari Radix Senegae dapat
menginduksi tidur (Sharma et al., 2015)
2. Safety
Overdosis dari Radix Senegae mungkin dapat menyebabkan nausea, diare, dan
muntah berhubungan dengan gangguan GI
3. Interaksi
Tidak ada laporan terkait interaksi obat, penggunaan pada ibu menyusui dan
pediatric, namun Radix Senegae tidak dianjurkan diberikan selama masa
menyusui atau pada anak dengan pengawasan medis.

Sumber :
Sharma et al., 2015,
Role of the WHO monograph on selected medicinal plants (1999)

Myristicae Semen (biji Pala)

Ekstrak Pala diambil dari biji buah kering dari Myristica Fragrans. Biji pala merupakan
rempah asli Indonesia yang berasal dari Banda dan Maluku, sering digunakan sebagai
ramuan untuk terapi gangguan tidur, stress, mencegah dehidrasi, dan meningkatkan
stamina.

Ekstrak Pala biasanya berwarna oranye gelap, agak kasar, kental sangat hangat, Aroma
balsamik dan aromatik pedas. Rasa sedikit terbakar, hangat dan pedas, benar-benar
mengingatkan pala. Ekstrak dinemukan sekarang dan kemudian digunakan dalam jenis
kuno parfum oriental. Aroma aromatik, karminatif, pencernaan, antiinflamasi, diuretik,
laktagog, hipnotis, zat halusinogen, antispasmodik dan stimulan.

http://www.chemfaces.com/extract/Semen-Myristicae-Extract-CFP99254.html
OBAT PEMBANDING (CTM)
Kegunaan Obat CTM
CTM adalah singkatan dari chlorfeniramin maleat, merupakan jenis obat dari
golongan antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu
biasa. Gejala ini termasuk ruam, mata berair, gatal pada mata / hidung / tenggorokan /
kulit, batuk, pilek, dan bersin. Sesuai dengan nama golongannya (antihistamin, obat
CTM bekerja dengan cara menghalangi zat alami tertentu (histamin) yang dihasilkan
tubuh selama reaksi alergi. Histamin memiliki efek melebarkan pembuluh darah dan
membuat rasa gatal.
Sumber: Obat CTM : Kegunaan dan Efek Samping - Mediskus
Interaksi obat
Mempotensiasi efek sedatif obat psikotropika mis. barbiturat, hipnotik, analgesik
opioid, anxiolitik dan antipsikotik. Interaksi dengan alkohol bisa berbahaya (sedasi /
eksitasi).
Mekanisme Aksi
Keterangan: Chlorphenamine adalah antagonis reseptor H1 yang secara kompeten
memblokir situs reseptor H1 pada jaringan.
Durasi: 4-6 jam
Farmakokinetik:
Penyerapan: Diserap relatif lambat dari saluran pencernaan (oral); konsentrasi plasma
puncak setelah 2,5-6 jam.
Distribusi: didistribusikan secara luas; SSP. Protein-binding: 70%.
Metabolisme: Ekstensif; diubah menjadi desmethyl- dan didesmethylchlorphenamine.
Ekskresi: Via urine (sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah).
Inkompatibilitas:
Tidak sesuai dengan kalsium klorida, kanamisin sulfat, asam tartrat noradrenalin,
natrium pentobarbital dan adipiodon meglumin.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, neonatus.
(MIMS, 2017).
Cara Aman Menggunakan Obat CTM
Untuk mengurangi risiko efek samping yang serius, gunakanlah sesuai dengan dosis
anjuran. Jangan gunakan obat CTM untuk membuat anak mengantuk. Selama
menggunakan obat ini jangan mengonsumsi obat batuk pilek lainnya yang mungkin
mengandung bahan-bahan yang sama atau mirip. Jangan berkendara atau melakukan
perjalanan ketika meminum obat ini.
Sumber: Obat CTM : Kegunaan dan Efek Samping - Mediskus
Efek Samping CTM
Mengantuk pusing, sakit kepala sembelit, sakit perut, penglihatan kabur, penurunan
koordinasi dan kering pada mulut, hidung, dan tenggorokan
Sumber: Obat CTM : Kegunaan dan Efek Samping - Mediskus
Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan sistem saraf pusat
dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan dan waktu reaksi yang
lambat. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat
namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan
kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau obat yang mengandung CTM
dilarang mengendarai kendaraan.
Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan CTM
merupakan efek samping dari obat tersebut, dimana indikasi CTM adalah sebagai
antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada reseptor histamin.
Sumber :
https://mediskus.com/obat-ctm-kegunaan-efek-samping
http://www.mims.com/singapore/drug/info/chlorphenamine?mtype=generic

KESIMPULAN :
Dibandingkan dengan CTM, Lelap lebih efektif karena memang diindikasikan untuk
pasien dengan gangguan tidur, sedangkan CTM pada dasarnya diindikasikan untuk
pasien yang mengalami alergi sebagai antihistamin. Selain itu, Lelap terbuat dari bahan
herbal sehingga efek sampingnya lebih ringan dibandingkan CTM.

Anda mungkin juga menyukai