Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Manfaat Penggunaan KB pada Wanita Usia Subur

Disusun Oleh :
Kelompok 1

FerdinanAlpiansa G1B218036
QoriAuliya G1B218022
RistiraArgawani G1B218023
PratiwiOktafia A G1B218018
YuyunPuspita Sari G1B218037
RahmaSusanti G1B218033
Melan Sari G1B218032
Rena AdhaSabtriatna G1B218025
Fiana Nanda Syafitri G1B218016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Manfaat Penggunaan KB pada Wanita Usia Subur

Topik : Manfaat Penggunaan KB pada Wanita Usia


Subur
Sasaran : Wanita UsiaSubur
Hari/Tanggal : Sabtu, 27April 2019
Jam/waktu :Pukul 90.30 Wib
Tempat : Ruang Aula Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
Waktu : 35 Menit

I. Latar Belakang
Menurut World Health Organization ( WHO) penggunaan kontrasepsi
telah meningkat di dunia. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah
meningkat secara signifikan dari 54% pada tahun 1990 dan menjadi 57,4% pada
tahun 2014. Sedangkan berdasrakan data dari dinas kesehatan pada tahun 2011,
jumlah peserta KB di Indonesia terbanyak adalah menggunakan KB suntik
(51,21%), pil (40,2%), IUD (4%), implant (4,93%). (Riskesdas, 2013).
Daftar Pencapaian Peserta KB di Klinik KB Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi Tahun 2018
Tabel 1.1
ALAT KONTRASEPSI
Bulan IUD KONDOM IMPLAN SUNTIK PIL
Januari 7 11 2 58 21
Februari 5 5 3 58 16
Maret 4 5 4 45 27
April 3 3 14 35 9
Mei 5 6 4 46 14
Juni 1 4 2 40 13
Juli 4 2 2 40 13
Agustus 4 4 4 23 10
September 2 3 39 8
Oktober 3 1 3 46 7
November 7 2 3 38 16
Desember 3 8
Jumlah 48 46 59 468 154
Upaya pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yaitu
dengan mengeluarkan kebijakan program Keluarga Berencana (KB) yang berguna
untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta mampu
menciptakan keluarga berkualitas dan sejahtera dengan tingkat kelahiran dapat
terkendali (Hanafi, 2010).
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu program yang dirancangkan
pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Hanafi, 2010).
Pengetahuan merupakan hasil ‘tahu’ dan terjadi setelah seseorang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang, yaitu termasuk partisipasi dalam suatu kegiatan (Notoadmojo, 2012).
Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi, kemudahan
untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2011). Dan informasi dapat
diberikan melalui penyuluhan.
Dari latar belakang diatas, maka kelompok sepakat mengangkat topic
penyuluhan tentang ‘Manfaat Penggunaan KB pada Wanita Usia Subur”

II. Tujuan instruksional umum


Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan wanita di usia subur dapat
memahami tentang KB dan dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari
nya.
III. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran diharapkan dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian KB
b. Menyebutkan jenis-jenis dari KB
c. Menyebutkan kerugian dari KB
d. Menyebutkan efek samping dari KB
e. Menyebutkan keuntungan dari KB
IV. Sasaran
Wanita yang sudah menikah dalam usia subur berjumlah 5-10 orang.
V. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demostrasi

V. Media dan Alat


1. LCD
2. Power point
3. Leaflet

VII. Daftar Pustaka


(Terlampir)

VIII. Setting Tempat


LCD
PM U U

MODERATOR PEMATERI N

F P P P P p F

F P P p p P F

Keterangan:
PM : Pembimbing U : Undangan
F : Fasilitator P : Peserta
O : Observer N : Notulen
IX. Penugasan
1. Moderator
a. Mengatur dan memberi arahan kepada peserta penyuluhan. Moderator
juga biasa disebut sebagai pemimpin diskusi
b. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Qori Aulia.
2. Pemateri
a. Menyajikan hasil diskusi dan memberitahukan kepada moderator agar
moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada peserta-peserta
diskusinya.
b. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Ristira Argawani
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi, member alternative sehingga peserta bisa belajar sendiri
dan juga menghargai keberhasilan kecil agar peserta memiliki semangat
untuk terus belajar
b. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah:
1) Rena Adha S.
2) Yuyun Puspitasari
3) RahmaSusanti
4) Melan Sari
5) Fiana Nanda S.
4. Notulen
a. Mencatat jalannya penyuluhan dan mencatat pertanyaan yang diajukan
oleh peserta.
b. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Pratiwi Oktafia
5. Observer
c. Menjalankan observasi membuat interpretasi terhadap apa yang diamati
dan informasi siapa yang direkam dalam bentuk nilai tertentu, dan juga
seorang observer menyimpulkan tentang apa yang diamati.
d. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah:
Ferdinan Alpiansa Nainggolan
X. KegiatanPembelajaran
Hari dan tanggalkegiatan :Sabtu, 27 April 2019

No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta


1. 5menit Pembukaan: Moderator
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan pembimbing lapangan dan 1. Menjawab salam
pembimbing akademik dan rekan-rekan 2. Mendengarkan dan
sesama mahasiswa. memperhatikan
3. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
4. Menjelaskan kontrak waktu
2. 30menit Pelaksanaan : Penyaji
1. Mengkaji pengetahuan peserta
2. Penyampaian materi
a. MenjelaskanPengertian KB
b. Menjelaskan jenis-jenis KB
c. Menjelaskan efek samping KB 1. Menyimak dan
d. Menjelaskan kerugian KB memperhatikan
e. Menjelaskan keuntungan KB
Pelaksanaan : Demonstran
3. Demonstrasi jenis-jenis KB
4. Memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya
4 5 menit Penutup : Moderator
1. Evaluasi hasil
2. Menyimpulkan materi yang telah dibahas. 1. Menjawab salam
3. Memberikan salam penutup

XI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan peserta (waktu dan tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
a. Peserta berada di tempat sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas

4. Evaluasi Hasil
a. Sebesar 75% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar
b. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian KB
Keluarga Berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan. (Sulistyawati, 2013)
1. Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,
berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil
kombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen.
Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan
kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat
menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur. Uji
klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,75 di
Indonesia. (Handayani, 2011)
1. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
b. estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
c. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
d. Estrogen/ progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpa hormon.
e. Trifasi : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
estrogen/ progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon (Manuaba. 2010).
2. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika
pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia
mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker
endometrium dan ovarium.
3. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara
teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit
menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu
yang merokokpada usia 35tahun. (Everett, 2010).
4. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki
anak, ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang
siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2012).
5. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi,
depresiberat dan obesitas. (Everett, 2010).
6. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi
Luitenezing Hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan
tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu,
ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti beserta lendir
sevik mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis
menghilang sehingga penetrasi sperma menurun.
7. Efek Samping
Efek samping kontrasepsi Pil kombinasi adalah pertambahan berat badan,
perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. (Hanifa. 2011).
8. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid,
dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu,
agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah
28 tablet. (Hanifa, 2011).
b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntik yang
sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera), akan
tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik
sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang
menyebabkan spoting. (Pendit, 2013).
1. Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegah kehamilan. Dan tinggkat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian. (Everett, 2010).
2. Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya
berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan
kemungkinan terjadi tumor hati. (Saifuddin. 2010).
3. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu
pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2011).
4. Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak,
ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan
ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Saifuddin. 2010).
5. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan
yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang
menderita diabetes militus disertai komplikasi.
6. Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi,
berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan
amenore.
7. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH
dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir
serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba
fallopi sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana endometrium
sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi
8. Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg
setiap 8 minggu. Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
(Everett, 2010).
9. Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat
dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus : Depopropera
harus diberikan dalam 5 hari pertama haid, tidak dibutuhkan kontrasepsi
tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus
diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan
setelah itu diberikan setiap 8 minggu. Cyclopem diberikan melaui suntikan
setiap 4 minggu (Everett, 2010).
c. Kontrasepsi Implan
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka
panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan
darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen. (Hanifa, 2011).
1. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah
serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat
mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan
menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi.
2. Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
di isi dengan 36 mg levonol gestrel dengan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira
40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang
di isi dengan 75 mg levonol gester dengan lama kerjanya 3 tahun.
(Saifuddin. 2010)
3. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, kontrol
medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu
tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2011).
4. Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
jerawat, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
5. Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin
kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
6. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan
yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat,
obesitas dan depresi. (Everett, 2010).
7. Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan mood, perubahan
berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. ( Everett,
2010).
8. Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap
saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid,
klien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi
lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra
ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
(Hanifa. 2010).
9. Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
a. Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkan lengan yang akan dipasang.Yaitu lengan yang jarang
digunakan.
b. Gunakan cara pencegahan infeksi.
c. Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan siku
di daerah media lengan.
d. Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil, hanya
sekedar menembus kulit.
e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
f. Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu
implant masuk kedalam bawah kulit.
g. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
h. Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin. 2010).
10. Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
a. Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
b. Suntikkan lidocain 5cc.
c. Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul
implant.
d. Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
e. Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
f. Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
g. Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan atau
lebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2011).
d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastik lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang megandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat
efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang
mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.
Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan
ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2011).
a. Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2012, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe
lopp yang terbuat dari plastik, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah
alat yang berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan
lilitan tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD
tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat
tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips.
Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada batang dan
sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel adalah alat
yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan vertical.
b. Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2010 dan V Taree. 2011 keuntungan pemakaian
kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan.
Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak
mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.
Dapat di pasang segera setelah melahirkan. Meningkatkan kenyamanan
hubungan suami istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan.
Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat
efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama
pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka
panjang (8 – 10 tahun pemakaian). Tidak mempengaruhi hubungan
seksual. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi
kualitas dan volume asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada
interaksi dengan obat – obatan.
c. Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang
disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD menurut Saifuddin. 2010 antara lain :
Haid lebih banyak dan lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting.
Terjadinya pedarahan yang banyak.
d. Indikasi
Menurut Glasier. 2011 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi
IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan
kontrasepsi lain.
e. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.
Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma dan
ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi,
menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks sehingga
menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2012). Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium
dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat
khasiat anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya
sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
fallopi dan menonaktifkan sperma. IUD dapat menimbulkan infeksi
benda asing sehingga akan terjadi migrasileokosit, makrofag dan
menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan
menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya
menjadi lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba. 2010).
IUD bentuk insert, contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda
asing dengan terjadinya migrasi leokosit, limfosit dan makrofag.
Pemadatan lapisan endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil
konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi (Manuaba. 2010).
f. Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih
banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak
steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim).
Sedangkan kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi
lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak – bercak). Kadang –
kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk memasangkan
dan membuka IUD.
g. Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2010 dan Burns. 2011 yang merupakan kontra
indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang
hamil.Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan
vagina yang tidak diketahui.Wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita yang pernah
menderita infeksi rahim.Wanita yang pernah mengalami pedarahan
yang hebat.
h. Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2010 antara lain :
bersamaan dengan menstruasi, segera setelah menstruasi, pada masa
akhir masa nifas, bersamaan dengan seksio secaria, hari kedua dan
ketiga pasca persalinan, Segera setelah post abortus.
i. Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut Manuaba 2010 antara lain :
ingin hamil lagi, terjadi infeksi, terjadi perdarahan, terjadi kehamilan
insitu.
j. Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal
pemeriksaan ulang menurut Manuaba 2010 antara lain :
1. Dua minggu setelah pemasangan
2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
3. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
4. Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
5. Jika ada keluhan
k. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD
menurut Manuaba 2010 yaitu :
1. Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras
sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi
terhadap infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan
kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD
2. Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi
kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena
terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah
terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.
e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi
yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi
yang hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap
pada pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap
wanita kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah
alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan mempunyai
nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan
pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.
Metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di
rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.
1. Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen,
dapat segera efektif setelah pemasangan.
2. Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan
dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.
3. Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai
anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
4. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari
salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang
dapat meningkatkan resiko saat operasi.
5. Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka
ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan
kehilangan. (Everett. 2010).
6. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular
untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas
deferen, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari
epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
7. Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka
kegagalan lanjutnya adalah antara 1dalam 3000.
8. Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang
tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana
9. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidakmampuan fisik yang serius,
masalah urologi, tidak didukung oleh pasangan.
10. Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
f. Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis (
kondom pria) atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom
pertama kali dipakai untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kelamin
terbuat dari karet tipis ( Lateks). (Saifuddiin, 2011).
a. Cara Kerja

1. Barier penis sewaktu melakukan coitus

2. Mencegah pengumpulan sperma pada vagina


b. Efektifitas

1. Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan pemakai.

2. Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai

3. Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh

4. Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk

menampung sperma

5. Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya, jepit ujung kondom

sehingga yakin tidak ada udara

6. Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan atau

sobeknya kondom

7. Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan

tahan sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke dalam atau

dekat vagina

8. Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk

9. Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak karet

10. Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan

ataukah masih utuh atau tidak

c. Keuntungan

1. Memberi perlindungan terhadap PMS

2. Tidak menggangu kesehatan klien

3. Murah dan dibeli secara umum

4. Tidak perlu pemeriksaan medis

5. Tidak mengganggu produksi ASI

6. Metode kontrasepsi sementara


d. Kerugian

1. Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita pertahun)

2. Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual

3. Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual

4. Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual

e. Indikasi

1. Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara

2. Pasangan yang ingin menjarangkan anak

3. Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain

4. Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS

5. Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama hamil

f. Efek Samping

1. Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina

2. Infeksi ringan

3. Reaksi alergi terhadap kondom karet

2. Manfaat KB

a. Menurunkan risiko melahirkan

Secara umum alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan difungsikan


untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, penggunaan alat
kontrasepsi juga bermanfaat untuk menurunkan risiko saat wanita melahirkan.
Risiko yang dimaksud di sini adalah melahirkan terlalu muda atau terlalu tua.
Dengan melakukan KB melahirkan terlalu muda bisa dihindari.Sebelum usianya
sesuai untuk melahirkan pasangan bisa melakukan KB. Hal senada juga berlaku
pada pasangan yang sudah terlalu tua. Kalau wanita yang terlalu tua dan belum
mengalami menopause melakukan seks tanpa kontrasepsi, ada kemungkinan
terjadi kehamilan. Selanjutnya, melahirkan di atas usia 35 tahun berisiko pada
wanita dan bisa sebabkan kematian. (Sulistiyawati, 2011)
b. Risiko kanker pada wanita menurun
Kontrasepsi hormonal yang digunakan oleh wanita baik itu jenis suntik, pil,
atau IUD biasanya mengandung progesteron dan juga estrogen. Dua
hormon ini bisa membantu wanita mengendalikan kehamilan dan
menurunkan risiko kanker yang terjadi pada sistem reproduksi. Salah satu
jenis kanker yang bisa diatasi dengan adanya dua hormon di atas adalah
kanker indung telur atau ovarium dan kaker endometrium atau dinding
rahim. Selanjutnya KB hormonal juga menurunkan risiko tumbuhnya
mioma pada rahim. (Sulistyawati, 2011)

c. Tumbuh kembang anak tidak terganggu

Tumbuh kembang anak akan terganggu kalau belum satu tahun sudah
memiliki adik. Padahal normalnya jarak anak pertama dan kedua adalah 3-5
tahun. Kalau anak belum genap 2 tahun sudah memiliki adik, ASI yang
diberikan juga tidak bisa penuh 2 tahun sehingga ada kemungkinan
gangguan kesehatan. Selain itu, orang tua yang memiliki dua anak kecil
juga akan kerepotan untuk membagi waktu. Akhirnya anak yang lebih
besar akan sering terbengkalai meski mereka masih membutuhkan
perhatian ekstra dari ibu dan ayahnya. (Sulistyawati, 2011)

d. Menurunkan risiko radang panggul

Hormon yang digunakan untuk KB juga bermanfaat untuk menurunkan


radang pada panggul. Penyakit ini akan menyerang area rahim, ovarium,
dan area sekitar vagina lainnya. Risiko terkena penyakit ini akan menurun
kalau wanita menggunakan KB jenis implan atau susuk. Selanjutnya
tubektomi juga menurunkan wanita mengalami gangguan pada panggul
yang bisa membahayakan nyawa wanita. (Herbett, 2010)/

e. Menjaga kesehatan jiwa

Setelah melahirkan anak, beberapa wanita mengalami depresi yang cukup


hebat. Depresi ini biasanya akan hilang jika ada dukungan dari pasangan.
Selanjutnya, kalau kelahiran terjadi dengan jarak yang dekat, kemungkinan
terjadi depresi akan semakin besar. Depresi ini juga bisa terjadi pada ayah
yang tidak siap secara fisik dan mental. Dengan melakukan KB, dua
kondisi ini bisa saja dihilangkan. Bahkan, dengan melakukan pengaturan
kehamilan, pasangan bisa hidup dengan lebih sehat.Anak bisa tumbuh
dengan maksimal dan perencanaan kehamilan bisa berjalan matang.
(Saifuddin, 2010)

3. Efek Samping

1. Berhenti menstruasi

Efek samping KB suntik yang paling umum terjadi adalah perubahan pola
menstruasi. Menurut dr. Jason James, direktur medis dari Miami’s FemCare
Ob-Gyn, wanita yang menggunakan KB suntik kemungkinan mengalami
menstruasi yang tidak teratur, bahkan dapat berlangsung lebih lama dari
biasanya. Setelah beberapa bulan kemudian, kandungan progesteron yang
ada di dalam KB suntik dapat membuat lapisan rahim menjadi tipis.
Akibatnya, akan berhenti menstruasi. Menstruasi akan kembali secara
perlahan setelah berhenti menggunakan KB suntik, walaupun pola
menstruasinya menjadi tidak teratur. (Manuaba, 2011)

2. Butuh waktu lebih lama untuk kembali hamil setelah stop KB


KB suntik dinilai bukan pilihan yang tepat bila Jika ingin segera hamil
kembali setelah menunda. Pasalnya, kesuburan akan kembali setelah 10
sampai 22 bulan setelah berhenti menggunakan KB suntik. Bila ingin
segera memiliki momongan setelah sekian lama menunda, baiknya gunakan
pil KB saja agar kesuburan kembali lebih cepat. (Manuaba, 2011)
3. Berat badan naik

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada American Journal of


Obstetrics and Gynecology di tahun 2010, wanita yang menggunakan KB
suntik rata-rata mengalami kenaikan berat badan hingga 5 kilogram selama
tiga tahun. Sementara itu, alat kontrasepsi lainnya hanya memberikan 1
sampai 2 kilogram saja sebagai efek sampingnya.
4. Menurunkan kepadatan tulang

Menggunakan KB suntik selama lebih dari dua tahun dapat menyebabkan


turunnya kepadatan tulang.Efek samping KB suntik ini ditemukan pada
beberapa wanita yang telah menggunakan KB suntik dalam waktu yang
cukup panjang. Sekalipun berhenti menggunakan KB suntik, kepadatan
tulang belum tentu dapat dikembalikan seperti semula.Ini sebabnya KB
suntik tidak dianjurkan untuk wanita muda yang berusia di bawah 18 tahun
atau wanita yang memasuki masa menopause. Oleh karena itu, beberapa
dokter menganjurkan wanita dengan KB suntik untuk mengonsumsi
kalsium dan suplemen vitamin D bersamaan dengan penggunaan KB
suntik. (Everett, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

1. Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


SarwonoPrawiroharjo. 2010
2. Manuaba IBG. 2011.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
3. Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepasi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Everett, S., 2011.Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduktif.
Jakarta:EGC
5. Glasier Anna dkk, 2010. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta :
EGC
6. Arif, Mansjoer, dkk., ( 2012 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta.
7. Burn.A. (2012) pemberdayaan wanita dalam bidang kesehatan.editor edisi
Indonesia. Tanuan achmad. Yogyakarta: yayasan esentria medica

Anda mungkin juga menyukai