Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328858021

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI


PERTANIAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PDRB ATAS HARGA BERLAKU DI
KOTA MEDAN

Article · June 2017

CITATION READS
1 739

2 authors:

Koko Tampubolon Fransisca Natalia Sihombing


University of Sumatera Utara University of Sumatera Utara
21 PUBLICATIONS   23 CITATIONS    5 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PMDSU Ristek Dikti View project

All content following this page was uploaded by Koko Tampubolon on 10 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP


PRODUKSI PERTANIAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PDRB
ATAS HARGA BERLAKU DI KOTA MEDAN

Koko Tampubolon1 dan Fransisca Natalia Sihombing 2

1
Program Doktor Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155
2
Program Studi Pendidikan Tataniaga, Fakultas Ekonomi UNIMED, Medan 20221
Penulis Korespondensi : koko.tampubolon@gmail.com

Abstrak

Curah hujan dan hari hujan merupakan faktor iklim yang dapat mempengaruhi produksi pertanian. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi pertanian dan hubungannya
dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas harga berlaku di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan mengambil data curah hujan, hari hujan, produksi pertanian, dan PDRB atas harga berlaku
secara time-series selama 5 tahun (2011-2015). Analisis data menggunakan regresi linier berganda dan sederhana
dengan software IBM SPSS Statistic v.20. pengujian data menggunakan uji F (keseluruhan), uji t (parsial), koefisien
korelasi (r), koefisien determinasi (R), uji autokorelasi (durbin-watson) dan uji multikolinieritas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semakin tinggi curah hujan di Kota Medan maka dapat menurunkan produksi pertanian sebesar
5,90 ton. Sedangkan hari hujan dapat menurunkan produksi pertanian sebesar 16,21 ton. Hubungan curah hujan dan
hari hujan terhadap produksi pertanian sebesar 91,80% dan hubungan produksi pertanian terhadap PDRB atas harga
berlaku sebesar 51,70%.

Kata Kunci ; Curah Hujan, Hari Hujan, Pertanian, Kota Medan

Abstract
Rainfall and rain day are climatic factors which may affect agricultural production. This study aims to
determine the effect of rainfall and rain day on agricultural production and it ’s relation to the GDP (Gross
Domestic Product) at current market prices in Medan city. This research uses descriptive method to retrieve the
data of rainfall, rain day, agricultural production, and GDP at current market prices in a time-series for 5 years
(2011-2015). Analysis of data using multiple linear regression and simple with IBM SPSS Statistics software v.20.
Data testing using F (overall), t test (partial), the correlation coefficient (r), the coefficient of determination (R),
autocorrelation (durbin-watson) and a test multicollinearity. The results showed that the higher the rainfall in
Medan it can reduce agricultural production amounted to 5.90 tons. While the rainy day can reduce agricultural
production amounted to 16.21 tons. Relations rainfall and rain day on agricultural production amounted to 91.80%
and agricultural production relationship to the GDP at current market prices amounted to 51.70%.

Keywords: Rainfall, Rain Day, Agriculture, Medan City

Pendahuluan dan diminimalkan resikonya (Estiningtyas, et al.,


Curah hujan merupakan unsur iklim penting 2008).
dan menentukan neraca air tanaman yang terlihat Curah hujan sangat berpengaruh yang cukup
nyata pengaruhnya akibat anomali iklim. Sementara signifikan terhadap produksi tanaman. Jumlah curah
kejadian anomali iklim di Indonesia telah terbukti hujan secara keseluruhan sangat penting dalam
dominan mempengaruhi produksi pertanian dan menentukan hasil tanaman (Anwar, et al., 2015).
ketahanan pangan. Karakteristik peubah anomali Kejadian iklim ekstrim yang mempengaruhi curah
iklim perlu dikuantifikasi besaran (magnitude) agar hujan, banyak dikaitkan dengan kondisi ENSO.
dampak anomali iklim dapat diantisipasi lebih dini Karakteristik ENSO diwakili oleh kondis i curah
hujan pada tahun-tahun El-Nino dan La-Nina, yaitu

35
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

pada saat kondisi curah hujan menyimpang dari Domestik Regional Bruto). Sehingga diperlukan
kondisi normalnya. Pada saat terjadi El-Nino, curah analisis pengaruh curah hujan dan hari hujan di Kota
hujan di wilayah Indonesia umumnya akan berada di Medan terhadap produksi pertanian. Penelitian ini
bawah normal (di bawah rata-rata jangka bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan
panjangnya). Sebaliknya pada saat terjadi La-Nina, dan hari hujan terhadap produksi pertanian dan
curah hujan akan berada di atas normalnya. Pada saat bagaimana hubungan antara produksi pertanian
terjadi La-Nina, curah hujan turun lebih awal dan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
dalam selang waktu yang lebih lama sehingga waktu atas harga berlaku di Kota Medan dari tahun 2011
tanam padi bisa lebih awal bahkan dapat dilakukan sampai 2015.
sepanjang tahun. Pada peristiwa El-Nino, semakin
kuat kejadian El-Nino maka curah hujan maksimum Metode
menjadi mundur waktunya dibandingkan pada Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan,
kondisi normal. El-Nino dapat menyebabkan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan
lambatnya onset dan mundurnya awal musim hujan metode deskriptif (descriptive analysis). Jenis data
(Lansigan, et al., 2000). yang digunakan adalah data time-series dengan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan data 5 tahun (2011-2015) di Kota
faktor curah hujan dan hari hujan sangat Medan. Data curah hujan, hari hujan, produksi
mempengaruhi produksi pertanian. Menurut pertanian dan PDRB atas harga berlaku sektor
Simanjutak, dkk., (2014) yang menyatakan bahwa pertanian dikumpulkan, disusun, dan dianalisis
curah hujan dan hari hujan berpengaruh nyata dengan 2 tahap yaitu tahap I analisis regresi linier
terhadap peningkatan produksi TBS (Tandan Buah berganda antara variabel curah hujan dan hari hujan
Segar) kelapa sawit pada umur 5 tahun. Nilai terhadap produksi pertanian. Tahap II yaitu analisis
koefisien determinasi (R) yang diperoleh sebesar regresi inier sederhana antara variabel produksi
53,8%. Hal ini berarti 53,8% variasi produksi TBS pertanian dengan PDRB atas harga berlaku sektor
dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan pertanian menggunakan IBM SPSS Statistic v.20.
hari hujan. Menurut Depari, dkk., (2015) menyatakan
bahwa curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan
yang kuat, nyata dan positif terhadap produksi TBS
pada umur 12, 15 dan 18 tahun dengan nilai korelasi X1 X2
masing-masing 0.895, 0.887, 0.911. (Curah Hujan) (Hari Hujan)
Perubahan produksi pertanian akibat curah
hujan tidak hanya berdampak pada komoditas
perkebunan saja, tetapi akan berdampak pada
komoditas pertanian di perkotaan. Salah satunya Kota
Medan, produksi pertaniannya fruktuatif dari dari Regresi Linier Berganda
2011-2015. Selain itu curah hujan merupakan
karakteristik lahan yang tidak dapat
diperbaiki/diubah. Sehingga terjadi juga perubahan Yawal
karakteristik lahan untuk setiap komoditi pertanian di (Produksi Pertanian)
Kota Medan dari sangat sesuai (S1) menjadi cukup
sesuai (S2), sesuai marginal (S3) bahkan tidak sesuai
(N) untuk proses pertumbuhan dan produksi tanaman
pada setiap tahunnya. Tahap II Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota
Medan, (2016) menyatakan bahwa hari hujan di Kota Yakhir
Medan pada tahun 2015 per bulannya terdapat 14
hari. Sedangkan rata-rata curah hujan sebesar 141
(PDRB Sektor Pertanian)
mm/bulan. Produktifitas pertanian di Kota Medan
pada tahun 2015 sebesar 5,53 ton/ha atau sekitar Gambar 1. Bagan analisis regresi penelitian.
8,37% dari produksi tanaman pertanian (66,09 ton)
Provinsi Sumatera Utara (Badan Pusat Statistik Model regresi linier berganda pada tahap I
Sumatera Utara, 2016). penelitian ini sebagai berikut :
Rendahnya produksi pertanian di Kota Medan Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ɛ
yang disebabkan oleh curah hujan dan hari hujan Y : Produksi pertanian
tidak hanya berdampak pada produktifitas tanaman a : Intersep dari garis pada sumbu Y
pertanian tetapi akan berdampak pada PDRB (Produk b : Koefisien regresi linier berganda

36
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

X1 : Curah hujan tahunan Koefisien determinasi (R) digunakan untuk


X2 : Hari hujan tahunan mengetahui seberapa besar perubahan atau variasi
ɛ : Error suatu variabel yang dijelaskan oleh perubahan atau
Model regresi linier sederhana pada tahap II variasi pada variabel lainnya. Jika nilai R semakin
penelitian ini sebagai berikut : mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi
Y = a + bX + ɛ model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya
Y : PDRB atas harga berlaku semakin mendekati satu, model semakin baik untuk
a : Intersep dari garis pada sumbu Y menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap
b : Koefisien regresi linier sederhana variabel terikat.
X : Produksi pertanian tahunan Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui
ɛ : Error ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan
Pengujian pada tahap I penelitian ini adalah uji lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada
F (keseluruhan), uji t (parsial), koefisien korelasi (r), tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin
koefisien determinasi (R), uji autokorelasi (durbin- Watson (d) dibandingkan dengan nilai Tabel Durbin
watson) dan uji multikolinieritas dari persamaan Watson. Model regresi yang baik adalah tidak adanya
regresi linier berganda. Sedangkan pengujian pada autokorelasi. Hubungan autokorelasi dapat dilihat
tahap II penelitian ini adalah pengujian koefisien pada tabel 2.
korelasi (r), koefisien determinasi (R) dari persamaan
regresi linier sederhana. Tabel 2. Interpretasi uji autokorelasi
Uji F untuk mengetahui apakah variabel- Nilai Durbin
Interpretasi
variabel independen (X) secara simultas Watson
(keseluruhan) signifikan terhadap variabel dependen 1,65 < DW < tidak terjadi
(Y). Dalam pengujian ini Fhitung (Sig) dibandingkan 2,35 autokorelasi
dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 1,21 < DW <
5% dengan ketentuan sebagai berikut : jika sig < 0,05 1,65
maka H0 ditolak (nyata). Jika sig > 0,05 maka H0 tidak dapat disimpulkan
2,35 < DW <
diterima (tidak nyata) 2,79
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah DW < 1,21
variabel-variabel independen (X) secara pars ial terjadi autokorelasi
DW > 2,79
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel (Sumber : Trihendardi, 2007).
dependen (Y) dengan tingkat kepercayaan 95%.
Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat Uji multikolinearitas digunakan untuk
kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Jika yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah
sig < 0,05 maka X berpengaruh nyata terhadap Y dan tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas
H1 diterima. Jika sig > 0,05 maka X tidak dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor
berpengaruh nyata terhadap Y dan H0 diterima. (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model
Koefisien korelasi (r) digunakan untuk regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas
mengetahui kuat-lemahnya hubungan antara variabel yang dibuktikan dengan nilai VIF < 5 dan nilai
bebas dan terikat serta hubungan antar variabel Tolerance > 0.1.
komponen produksi. Hubungan antar variabel dapat
dilihat pada tabel 1. Hasil Dan Pembahasan
Tahap I : Analisis Pengaruh Curah Hujan dan
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Hari Hujan terhadap Produksi
Interval Pertanian di Kota Medan
Tingkat Hubungan
Koefisien Data yang digunakan dalam tahap I pada
0,80 – 1,00 Sangat Kuat penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.
0,60 – 0,79 Kuat Tabel 3. Data penelitian tahap I
0,40 – 0,59 Cukup Kuat Curah Produksi
0,20 – 0,39 Rendah Hari Hujan
Tahun Hujan Pertanian
0,00 – 0,19 Sangat Rendah (Hari)*
(mm)* (Ton)**
(Sumber : Helmi, 2010). 2011 2593 258 30074

37
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

2012 2162 201 31120 Hasil pengujian nilai t (parsial) dari curah
hujan dan hari hujan terhadap produksi pertanian
2013 1179 204 38589 dapat dilihat pada tabel 6.
2014 2040 176 34670 Tabel 6. Hasil uji t (parsial)
2015 1696 165 36798
Model t Sig.
Sumber :
Stasiun Klimatologi Sampali Medan * (Constant) 11.678 .007
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan ** Curah Hujan -3.584 .070
Hari Hujan -.668 .573
Hasil analisis regresi linier berganda dari curah
hujan dan hari hujan terhadap produksi pertanian
Uji t di atas menunjukkan bahwa nilai t atau
dapat dilihat pada tabel 4.
sig curah hujan (0,070) maupun hari hujan (0,573)
lebih besar dari nilai probabilitas (Sig > 0,05) maka
Tabel 4. Analisis regresi linier berganda
curah hujan dan hari hujan secara parsial tidak
Unstandardized Standardized berpengaruh nyata (H0 diterima) terhadap produksi
Model Coefficients Coefficients pertanian di Kota Medan.
B Std. Error Beta Nilai koefisien korelasi (r) dan koefisien
(Constant) 48921.18 4189.02 determinasi (R) dari curah hujan dan hari hujan
Curah Hujan -5.90 1.65 -.862 terhadap produksi pertanian dapat dilihat pada tabel
Hari Hujan -16.21 24.26 -.161 7.
Tabel 7. Koefisien korelasi dan determinasi
Berdasarkan tabel 4 diperoleh persamaan R Adjusted R Std. Error of
Model R
regresi linier berganda, yaitu : Square Square the Estimate
Y = 48.921,18 – 5,90 X1 – 16,21 X2 1 .958a .918 .836 1469.383
Hasil persamaan atau uji regresi linier berganda
diatas menunjukkan bahwa : nilai variabel curah Uji koefisien korelasi menunjukkan bahwa
hujan (X1 ) sebesar -5,90 artinya setiap kenaikan 1 nilai (r) sebesar 0,958. Hal ini menunjukkan bahwa
(satu) nilai variabel curah hujan akan menurunkan curah hujan dan hari hujan berkorelasi linier yang
produksi pertanian di Kota Medan sebesar 5,90 ton. positif, searah dan tergolong sangat kuat terhadap
Nilai variabel hari hujan (X2 ) sebesar -16,21 artinya produksi pertanian di Kota Medan.
setiap kenaikan 1 (satu) nilai variabel hari hujan akan Uji determinasi menunjukkan bahwa nilai (R
menurunkan produksi pertanian di Kota Medan Square) sebesar 0,918. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 16,21 ton. pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap
Hasil pengujian nilai Fhitung dari curah hujan produksi pertanian di Kota Medan sebesar 91,80%
dan hari hujan terhadap produksi pertanian dapat melalui hubungan linier dan sisanya 8,20%
dilihat pada tabel 5. dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Tabel 5. Hasil uji F Hasil pengujian autokorelasi dari curah hujan
Model SS df MS F Sig. dan hari hujan terhadap produks i pertanian dapat
Regressio 48413325.3 24206662.6 .082 dilihat pada tabel 8.
2 11.21 b Tabel 8. Hasil uji autokorelasi
n 7 9
2159087.71 Model Durbin-Watson
Residual 4318175.43 2
3
52731500.8 1 2.158
Total 4
0
Uji autokorelasi di atas menunjukkan bahwa
Uji F di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung nilai Durbin Watson model regresi ini sebesar 2,158.
sebesar 11,21 dengan Sig 0.082 yang lebih besar dari Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya
nilai probabilitas (Sig > 0,05) maka curah hujan dan autokorelasi atau tidak adanya penyimpangan yang
hari hujan tidak berpengaruh nyata (H0 diterima) terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
terhadap produksi pertanian di Kota Medan. pengamatan lain pada model regresi ini.

38
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

Hasil pengujian multikolinearitas dari curah Ubi Jalar S3


hujan dan hari hujan terhadap produksi pertanian
Kacang Tanah N
dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji multikolinearitas Kacang Kedelai N
Collinearity Statistics Kacang Hijau S3
Model
Tolerance VIF Bawang Merah N
(Constant) Cabai S3
Curah Hujan .708 1.412
Petsai N
Hari Hujan .708 1.412
Mangga N
Uji multikolinearitas di atas menunjukkan bahwa Durian S1
nilai tolerance pada faktor curah hujan maupun hari Pisang S2
hujan sebesar 0,708 > 0,1 serta nilai VIF sebesar
Pepaya S3
1,412 < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas artinya
ada hubungan linear antara curah hujan dan hari Nenas S3
hujan terhadap produksi pertanian di Kota Medan 2012
dalam model regresi tersebut. Maka model regresi
linier ini memenuhi syarat regresi yang baik. Padi Sawah S1
Padi Gogo S1
Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap
Jagung S3
Produksi Pertanian di Kota Medan
Curah hujan dan hari hujan merupakan faktor Ubi Kayu S2
iklim yang mempengaruhi produksi pertanian. Curah Ubi Jalar S2
hujan dan hari hujan di Kota Medan meningkat maka
Kacang Tanah N
produksi pertanian akan menurun. Apabila curah
hujan meningkat maka dapat menurunkan produksi Kacang Kedelai N
pertanian di Kota Medan sebesar 5,90 ton. Sedangkan Kacang Hijau 2162 S3
hari hujan dapat menurunkan produksi pertanian
Bawang Merah N
sebesar 16,21 ton. Hal ini disebabkan tingginya curah
hujan dan hari hujan di Kota Medan. Cabai S3
Hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap Petsai N
produksi pertanian di Kota Medan sebesar 91,80%
Mangga S3
dan sisanya 8,20% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Tingginya Durian S1
hubungan ini sangat mempengaruhi produksi Pisang S1
pertanian di Kota Medan. Hal ini dapat dikaji
Pepaya S3
berdasarkan ketidaksesuaian karakteristik lahan
terhadap faktor curah hujan dan hari hujan pada Nenas S3
komoditas pertanian di Kota Medan. Kelas 2013
kesesuaian lahan untuk komoditi pertanian di Kota
Medan dapat dilihat pada tabel 10. Padi Sawah S3
Padi Gogo S1
Tabel 10. Kelas kesesuaian lahan aktual komoditi
pertanian di Kota Medan Jagung S1
Curah Kelas Ubi Kayu S1
Tahun/
Hujan Kesesuaian Ubi Jalar S1
Tanaman 1179
(mm) Aktual
Kacang Tanah S2
2011
Kacang Kedelai S2
Padi Sawah S1 Kacang Hijau S3
Padi Gogo 2593 S1 Bawang Merah S3
Jagung S3 Cabai S1
Ubi Kayu S2 Petsai N

39
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

Mangga S2 S3 : Sesuai marginal


N : Tidak sesuai
Durian N
Pisang S3 Berdasarkan tahun terakhir (2015) maka dapat
Pepaya S1 diperoleh beberapa komoditas pertanian di Kota
Medan yang tergolong sangat sesuai (S1) dengan
Nenas S1
faktor curah hujan yaitu tanaman padi sawah, padi
2014 gogo, ubi kayu, mangga dan pisang. Berdasarkan
tabel 10 diperoleh komoditas pertanian yang cukup
Padi Sawah S1 banyak pada kategori sesuai marginal (S3) dan tidak
Padi Gogo S1 sesuai (N). Ketidaksesuaian lahan ini mengakibatkan
Jagung S3 produksi tanaman menjadi rendah. Ketidaksesuaian
ini diakibatkan curah hujan setiap tahunnya yang
Ubi Kayu S2 berubah-ubah.
Ubi Jalar S2
Kacang Tanah N Tahap II : Analisis Hubungan Produksi Pertanian
terhadap PDRB Atas Harga
Kacang Kedelai N Berlaku di Kota Medan
Kacang Hijau 2040 S3 Data yang digunakan dalam tahap II pada
Bawang Merah N penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Data penelitian tahap II
Cabai S3
Produksi PDRB Atas Harga
Petsai N Tahun Pertanian Berlaku (Miliar
Mangga S3 (Ton)* rupiah)**
Durian S1 2011 30074 104059,43
2012 31120 117487,21
Pisang S1
2013 38589 131604,64
Pepaya S3
2014 34670 147683,86
Nenas S3 2015 36798 164628,27
2015 Sumber :
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan *
Padi Sawah S1 Badan Pusat Statistik Kota Medan **
Padi Gogo S1
Hasil analisis regresi linier sederhana dari
Jagung S3
produksi pertanian terhadap PDRB atas harga berlaku
Ubi Kayu S1 sektor pertanian dapat dilihat pada tabel 12.
Ubi Jalar S2
Kacang Tanah S3 Tabel 12. Analisis regresi linier sederhana
Unstandardized Standardized
Kacang Kedelai S3 Coefficients Coefficients
Model
Kacang Hijau 1696 S3 B Std. Error Beta
Bawang Merah N (Constant) -29360.46 91122.27
Cabai S3 Produksi 4.74 2.65 .719
Petsai N
Berdasarkan tabel 11 diperoleh persamaan
Mangga S1
regresi linier sederhana, yaitu :
Durian S3 Y = -29.360,46 + 4,74 X
Pisang S1 Hasil persamaan atau uji regresi linier sederhana
diatas menunjukkan bahwa nilai produksi pertanian
Pepaya S2
sebesar 4,74 artinya setiap kenaikan 1 (satu) nilai
Nenas S2 produksi pertanian akan meningkatkan PDRB atas
Keterangan : harga berlaku di Kota Medan sebesar 4,74 miliar
S1 : Sangat sesuai rupiah.
S2 : Cukup sesuai

40
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017
Volume 5 Nomor 1
p-ISSN: 2338-6754

Nilai koefisien korelasi (r) dan koefisien Berdasarkan Prakiraan Curah Hujan Di
determinasi (R) dari produksi pertanian terhadap Sentra Produksi Pangan. Balai Penelitian
PDRB atas harga berlaku dapat dilihat pada tabel 13. Agroklimat dan Hidrologi, Bogor. Jurnal
Tabel 13. Koefisien korelasi dan determinasi Meteorologi dan Geofisika, 9 (2) : 65 – 77.
R Adjusted R Std. Error of the Helmi, S. 2010. Analisis Data. USU Press , Medan
Model R Lansigan, F. P., Santos, W. L. D. L., Coladilla, J. O.
Square Square Estimate
2000. Agronomic Impacts of Climate
1 .719a .517 .356 19233.26320
Variability on Rice Production in the
Philippines. Agric Ecosyst Environ, 82 :
Uji koefisien korelasi menunjukkan bahwa 129-137.
nilai (r) sebesar 0,719. Hal ini menunjukkan bahwa Simanjuntak, L. N., R. Sipayung dan Irsal. 2014.
produksi pertanian berkorelasi linier yang positif, Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan
searah dan tergolong kuat terhadap PDRB atas harga terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 5,
berlaku di Kota Medan. 10 dan 15 Tahun di Kebun Begerpang Estate
Uji determinasi menunjukkan bahwa nilai (R PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
Square) sebesar 0,517. Hal ini menunjukkan bahwa Jurnal Online Agroekoteknologi, vol. 2 (3) :
hubungan produksi pertanian terhadap PDRB atas 1141-1151
harga berlaku di Kota Medan sebesar 51,70% melalui Trihendardi, C. 2007. Kupas Tuntas Analisis Regresi,
hubungan linier dan sisanya 48,30% dipengaruhi oleh Strategi Jitu Melakukan Analisis Hubungan
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kausal. Penerbit Andi, Yogyakarta

Kesimpulan
Pengaruh curah hujan di Kota Medan dapat
mengakibatkan penurunan produksi pertanian sebesar
5,90 ton sedangkan hari hujan mengakibatkan
penurunan produksi pertanian sebesar 16,21 ton.
Hubungan curah hujan dan hari hujan terhadap
produksi pertanian di Kota Medan sebesar 91,80%.
Hubungan produksi pertanian terhadap PDRB atas
harga berlaku sebesar 51,70%.

Daftar Pustaka
Anwar, M. R., Liu, D. L., Farquharson, R.,
Macadam, I., Abadi, A., Finlayson, J.,
Wang, B., Ramilan, T. 2015. Climate
Change Impacts on Phenology and Yields of
Five Broadacre Crops at Four
Climatologically Distinct Locations in
Australia. Agricultural Systems , 132 : 133-
144.
Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2015. Kota
Medan Dalam Angka 2015. Medan
_______________________________. 2016. Kota
Medan Dalam Angka 2016. Medan
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2016.
Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka
2016. Medan
Depari, C. N., Irsal., dan J. Ginting. 2015. Pengaruh
Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap
Produksi Kelapa Sawit Berumur 12,15,18
Tahun di PTPN II Unit Sawit Seberang –
Babalan Kecamatan Sawit Seberang
Kabupaten Langkat. Jurnal Online
Agroekoteknologi, vol. 3 (1) : 299-309
Estiningtyas, W., Surmaini, E., dan Kharmila, S.H.
2008. Penyusunan Skenario Masa Tanam

41
Jurnal Pembangunan Perkotaan, Vol.5 No.1, Juni 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai