Anda di halaman 1dari 2

1.

Skema Kerja
A. Pembuatan larutan uji analgetika
a. Pembuatan larutan paracetamol

Timbang CMC- Na, panaskan aquadest secukupnya kemudian ambil 20x


dari berat CMC-Na. taburkan CMC- Na pada aquadest, aduk hingga
mengembang dan homogen

Ambil 1 tablet paracetamol 500 mg, masukkan kedalam mortir dan gerus
sampai halus

Campurkan CMC - Na dengan paracetamol yang telah dihaluskan dalam


mortir kemudian aduk hingga homogen dan dicampurkan kedalam labu
takar serta aquadest hingga 50 ml

b. Pembuatan Larutan Asam Mefenamat

Timbang CMC- Na, panaskan aquadest secukupnya kemudian ambil 20x


dari berat CMC-Na. taburkan CMC- Na pada aquadest, aduk hingga
mengembang dan homogen

Ambil 1 tablet asam mefenamat 500 mg, masukkan kedalam mortir dan
gerus sampai halus

Campurkan CMC - Na dengan asam mefenamat yang telah dihaluskan


dalam mortir kemudian aduk hingga homogen dan dicampurkan kedalam
labu takar serta aquadest hingga 50 ml
c. pembuatan

prosedur uji analgetika

Tikus dan mencit jantan masing-masing sebanyak 15 ekor diaklimatisasi


selama 7 hari, tandai kemudian ditimbang dan dicatat berat badannya
Buatlah perhitungan dosis menurut berat badan dari masing-masing
mencit dan tikus pada masing-masing kelompok uji analgesic yaitu
kelompok control negative, kelompok1 (larutan paracetamol), kelompok 2
(larutan asam mefenamat), kelompok3 (larutan metamisol injeksi)

Tikus dimasukkan kedalam restrainer yang terbuat dari modifikasi botol


air mineral 600 ml sehingga tikus terfiksasi dengan ekor menjuntai keluar.
Bagian ujung ekor tikus yang ditandai sebelumnya 3 cm dari distal
ekor.celupkan kedalam beakerglass berisi air yang dipanaskan
menggunakan hotplate hingga suhu 55°C dan suhu dijaga konstan

Lakukan pengamatan terhadap reaksi reflex tikus mengangkat ekor akibat


stimulus termal pada saat sebelum diberiperlakuan, serta setelah diberi
perlakuan : menit ke -15,menit ke-30, menit ke-45,dan menit ke-60.waktu
pencelupan ekor tikus dalam air panas dibatasi maksimal 15 detik hingga
muncul reaksi refleks mengangkat ekor. Periodelatensi dihitung
dalamsatuan detik menggunakan stopwatch.

Data periode latensi yang diperoleh kemudian dihitung rata-ratanya


sehingga diperoleh hasil rata-rata periode latensi. Dari nilai rata-rata
periode latensi tersebut dihitung persentase analgesic menggunakan rumus

%𝐴𝑛𝑎𝑙𝑔𝑒𝑠𝑖𝑘
𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 − 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
= 𝑋 100
𝐶𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓 𝑡𝑖𝑚𝑒 (15 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) − 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

Kemudian data diolah menggunakan IBMSPSS. Dilakukan uji Shapiro-


Wilk untuk mengetahui distribusi data dan uji Levene untuk mengetahui
homogenitas data. Bila hasil analisa distribusi bersifat tidak normal,maka
dilakukan uji Kruskal-Wallis,dan selanjutnya uji Post-Hoc-Mann Whitney

Anda mungkin juga menyukai