Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Perencanaan Lapangan Terbang

Dikerjakan Oleh :

ASRI NURDIN
(16.1.05.2.1.028)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami selaku penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah Perencanaan Lapangan Terbang.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai sifat-
sifat mesin pesawat, berat, muatan dan jarak tempuh, pusaran angin, pemisahan arus
penerbangan dan kemampuan pesawat terhadap panjang pengaruh landas pacu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran para pembaca.

Palu, 28 September 2019

Asri Nurdin

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum kita merancang sebuah lapangan terbang lengkap dengan
fasilitasnya, dibutuhkan pengetahuan mengenai sifat-sifat pesawat terbang
secara umum untuk merencanakan prasarananya. Pesawat terbang yang
digunakan dalam operasi penerbangan mempunyai kapasitas yang bervariasi
mulai dari 10-500 penumpang atau lebih. Selain sifat-sifat pesawat, kita juga
perlu mengetahui mengenai berat pesawat, seperti dasar pesawat, berat
maksimum pesawat, berat muatan, dan lain sebagainya.
Didalam perencanaan lapangan terbang, banyak factor yang harus
diperhitungkan, salah satunya yaitu jarak tempuh pesawat terhadap pay load
(muatan).
Didalam dunia penerbangan, terdapat banyak jenis-jenis pesawat terbang
dan memiliki ukuran yang berbeda-beda pula, oleh karena itu pemisahan arus
penerbangan perlu diperhitungkan dalam perencanaan lapangan terbang.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa itu sifat-sifat mesin pesawat ?
b) Apa itu berat, muatan dan jarak tepuh, dan pusaran angin ?
c) Bagaimana pemisahan arus penerbangan ?
d) Bagaimana kemampuan pesawat terhadap panjang pengaruh landas pacu ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat-Sifat Mesin Pesawat


Mesin-mesin pesawat dapat di kategorikan dalam 4 jenis, yaitu:
a) Piston Engine Aircraft, Pesawat jenis ini di gerakan oleh perputaran baling-
baling dengan tenaga mesin piston. Jenis ini biasanya digunakan pada
pesawat-pesawat kecil.

b) Turbo Propeler, Pesawat jenis ini digerakkan oleh baling-baling dengan


tenaga mesin turbin.

2
c) Turbo Jet, Pesawat ini tidak digerakkan oleh baling-baling melainkan oleh
daya dorong dari tenaga semburan jet. Turbo jet pemakaian bahan bakarnya
sangatlah boros. Mesin ini terdiri dari atas kompresor, kamar bakar dan
turbin yang terletak di belakang mesin.

d) Turbo Fan, Turbo fan pada dasarnya adalah mesin turbo jet hanya saja di
tambah fan (kipas) pada bagian belakang atau depan dari turbin. Dengan
bahan bakar yang sama pada turbo jet akan didapat tenaga penggerak yang
lebih besar. Sebagian besar pesawat-pesawat komersil yang sekarang
beroperasi menggunakan jenis mesin turbo fan.

3
2.2 Bagian- Bagian Berat Pesawat
Komponen-komponen berat pesawat adalah yang paling menentukan
dalam menghitung panjang landas pacu serta kekuatan perkerasannya.
Pengertian komponen berat pesawat terdiri atas 6 macam, yaitu:
a) Operating Weight Empty (OWE) Adalah berat dasar pesawat termasuk crew
serta seluruh peralatan pesawat tidak termasuk bahan bakar, penumpang
serta barang. OWE berbeda-beda untuk setiap jenis.
b) Pay Load (PL) Adalah seluruh beban muatan yang membayar yang
termasuk didalamnya penumpang, barang, surat-surat, paket-paket, bagasi,
dll. Maksimum yang di ijinkan untuk tipe pesawat tertentu oleh suatu badan
penerbangan nasional.
c) Zero Fuel Weight (ZFW) Adalah batasan berat maksimum dari OWE di
tambah Pay load. Diatas batasan berat ini tambahannya harus berupa bahan
bakar.
d) Maximum Ramp Weight (MRW) Adalah berat maksimum pesawat yang
diijinkan untuk taxi dari apron menuju ujung landasan untuk take off. Beda
antara MTOW dan MRW sangat sedikit hanya sekitar beberapa ratus
kilogram.
e) Maximum Structural Landing Weight (MLW) Adalah berat structural
pesawat pada waktu mendarat. Roda pendaratan (Main gear) direncanakan
untuk menyerap gaya berat pada waktu mendarat. Main gear biasanya di
rencanakan untuk mampu menahan gaya berat yang lebih kecil dari MTOW
karena pada waktu terbang berat bahan bakar telah hilang.
f) Maximum Structural Take-Off Weight (MTOW) Adalah berat maksimum
pesawat yang di ijinkan yang terdiri atas OWE, PL dan bahan bakar. Berat
maksimum ini biasanya di tetapkan oleh pabrik pembuat pesawat sehingga
momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat rata-rata masih dalam batas
kemampuan material pesawat.
Bahan bakar pesawat terdiri dari dua komponen, yaitu :
a) Bahan bakar yang diperlukan untuk perjalanan
b) Bahan bakar yang digunakan untuk cadangan menerbangi lapangan
terbang alternative

4
Bahan bakar (b) jumlahnya ditentukan oleh Direktorat Jendral
Perhubungan Udara di Indonesia atau Federal Aviation Regulation / FAR di
Amerika. Bahan bakar (a) tergantung jarak yang akan ditempuh pesawat
ketinggian yang akan dijelajahi dan Pay Load.
Bahan bakar cadangan tergantung jarak lapangan terbang
alternative,waktu tunggu untuk mendarat, jarak penerbangan kembali
kelapangan terbang asal (untuk penerbangan international).
Dan dapat dilihat bahwa berat pesawat terdiri dari Operating Weight Empty
dan 3 komponen yaitu:
- Pay Load
- Bahan bakar perjalanan
- Bahan bakar cadangan

2.3 Muatan Dan Jarak Tempuh (Pay Load And Range)


Banyak faktor yang mempengaruhi jarak tempuh pesawat, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah pay load. Pada dasarnya pay load bertambah,
jarak tempuh berkurang atau sebaliknya pay laod berkurang, jarak tempuh
bertambah.
Pay load dan jarak tempuh bergantung pada faktor-faktor:
- Kondisi meteorologi sepanjang perjalanan
- Ketinggian terbang
- Kecepatan
- Bahan bakar
- Angin
- Bahan bakar cadangan

2.4 Pusaran Angin


Pada saat sayap mengangkat pesawat, timbul pusaran angin diujung-
ujung sayap. Pusaran angin terbentuk oleh dua silinder massa udara yang
berputar berlawanan sepanjang sayap, meluas dan memanjang dibelakang
pesawat sepanjang garis terbang.

5
Kecepatan silinder ngin yang terbentuk dibelakang pesawat akan
membahayakan pesawat yang terbang dibelakangnya,terutama bahaya bagi
pesawat kecil yang mengikuti jalur pesawat-pesawat besar,pusaran angin yang
terbentuk oleh pesawat disebut “Wake Turbulance”. Seketika pusaran angin
terbentuk dia bergerak kebawah dan kemudian dilanjutkan kesamping searah
tiupan angin. Lamanya pusaran angin terbentuk dan mengarah kebawah
tergantung kepada berat pesawat, semakin berat pesawat semakin cepat
pusaran angin.Bila sayap-sayap pesawat sudah cukup tinggi dari tanah, pusaran
angin akan mulai mengalir kesamping menjauhi garis terbang pesawat.
Silinder pusaran angin akan bertahan lama, bila tidak ada angin bisa lebih
dari 2 menit, tetapi akan segera ditiup oleh angin bila ada aliran angin. Bahaya
pusaran angin dirasakan ketik pesawat berbadan besar B.747 mulai beroperasi
dilapangan terbang, pengaruhnya bagi pesawat-pesawat yang lebih kecil sangat
membahayakan.
Untuk mengatasi pusaran angin , FAA (Federal Aviation Agency)
membagi pesawat menjadi dua macam :
- Pesawat Ringan
Adalah pesawat-pesawat yang mempunyai Maximum Take Off Weight
lebih kecil dari 300.000 lbs (150 Ton). Pesawat-pesawat ringan seperti ; DC
9 ; B 737 ; F 28 ; Pesawat-pesawat propeller
- Pesawat Berat
Adalah pesawat-pesawat yang mempunyai berat diatas 300.000 lbs (150
Ton). Pesawat-pesawat berat seperti ; B 747 ; 320 B; DC 8-61 dan Pesawat-
pesawat berbadan lebar Boeing 747 ; DC 10 ; Air Bus 300.

2.5 Pemisahan Arus Penerbangan


Dalam hal ini pemisah diatur secara horizontal, pemisah maksimum
pesawat ringan yang mengikuti pesawat adalah 3 nautical mile atau sekitar 4,8
kilometer. Pesawat berat 5 nautical mile, dan jarak pesawat berat yang saling
membuntuti harus dipisahkan maxsimum 4 nautical mil

6
2.6 Kemampuan Pesawat Terhadap Panjang Pengaruh Landas Pacu
Dalam penentuan panjang runway ada 3 kasus yang perlu ditinjau, yaitu
kasus landing, kasus take-off normal dan kasus take-off mesin pesawat gagal.
Untuk menjelaskannya dikenal beberapa istilah berikut :
a) Kecepatan Putusan (V1), kecepatan yang ditentukan :
- Bila mesin mengalami kegagalan pada saat kec. V1 belum tercapai, pilot
harus menghentikan pesawat.
- Bila mesin gagal sesudah kec. V1 dicapai, pilot harus take-off.
b) Kecepatan Awal untuk mendaki (V2), kecepatan min, diperkenankan untuk
mendaki sesudah pesawat ketinggian 10,5 m diatas permukaan runway
c) Kecepatan Rotasi (Vr), kecepatan pada saat pilot mulai mengangkat hidung
pesawat agar pesawat mulai lepas landas.
d) Kecepatan Angkat (Vlof), kecepatan saat badan pesawat mulai terangkat
dari landasan pacu.
e) Jarak Angkat (Lift off distance), jarak yang diperlukan oleh pesawat untuk
mencapai kecepatan angkat.
f) Jarak Lepas Landas (Take off distance), jarak horizontal yang diperlukan :
- Untuk take off dengan mesin tidak bekerja, tetapi pesawat telah mencapai
ketinggian 10,5 m diatas runway
- 115 % untuk take off dengan mesin masih bekerja, pesawat telah
mencapai ketinggian 10,5 m diatas runway
g) Take off run, jarak dari awal take off ke suatu titik :
- Dimana dicapai Vlof + ½ jarak pesawat mencapai ketinggian 10,5 m dari
Vlof pada keadaan mesin gagal
- Dimana dicapai Vlof dikalikan 115 % + ½ jarak pesawat mencapai
ketinggian 10,5 m dari Vlof dalam keadaan mesin pesawat bekerja.
h) Accelerate stop distance, jarak yang diperlukan untuk mencapai kec. V1 +
jarak yang diperlukan untuk berhenti dari titik V1.
i) Stopway, perpanjangan landasan yang digunakan untuk menahan pesawat
pada waktu gagal take off.
j) Clearway, area di luar akhir landasan yang lebarnya paling sedikit 500 feet
dengan panjang tidak boleh melebihi ½ panjang take off run.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan
Pesawat terbang memiliki mesin yang berbeda-beda, ada yang bermesin
turbin dan ada yang bermesin piston. Kemampuan pesawat tergantung dari
mesin yang digunakan, umumnya pesawat dengan mesin turbin lebih unggul
dibanding pesawat bermesin piston.
Banyak faktor yang mempengaruhi jarak tempuh pesawat, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah pay load. Pada dasarnya pay load bertambah,
jarak tempuh berkurang atau sebaliknya pay laod berkurang, jarak tempuh
bertambah.
Pemisahan arus penerbangan diatur secara horizontal, pemisah
maksimum pesawat ringan yang mengikuti pesawat adalah 3 nautical mile atau
sekitar 4,8 kilometer. Pesawat berat 5 nautical mile, dan jarak pesawat berat
yang saling membuntuti harus dipisahkan maxsimum 4 nautical mil

3.2 Saran
Dalam merencakanan suatu lapangan terbang lengkap dengan
fasilitasnya, dibutuhkan pengetahuan mengenai sifat-sifat pesawat terbang,
berat pesawat, muatan dan jarak tempuh, pusaran angina, pemisahan arus
penerbangan, serta kemampuan pesawat terhadap panjang pengaruh landas
pacu. Semuanya perlu dipahami agar perencanaan yang dilakukan dapat
terlaksana dan dapat menghindari kekeliruan pada saat perencanaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35884391/TUGAS_BESAR_PERENCANAAN_LAP
ANGAN_TERBANG_AIR_PORT
https://www.academia.edu/33398461/Bahan_Ajar_Lapangan_Terbang?auto=dow
nload
http://player.slideplayer.info/download/11/3628289/79VgWGjhPa0myL9Un6JO-
w/1569903920/3628289.ppt
http://www.ilmuterbang.com/blog-mainmenu-9-60730/blog-umum-mainmenu-
82/808-starting-engine-bagaimana-caranya-menyalakan-mesin-pesawat-
udara

Anda mungkin juga menyukai