Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS LAPORAN KEUNGAN

“BANK BRI SYARIAH”

Disusun oleh:

Rafiando Tagore 11170820000083


Bagus Ramadhan 11170820000094
Nanda Akbardin Rais J 11170820000103
Aditia Darma 11170820000116

SEMESTER/KELAS:4/C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
BAB I
PENDAHULUAN

Secara umum bank memiliki peran yang sangat penting untuk perekonomian. Peran
tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana secara efektif dan
efisien kearah peningkatatan taraf hidup rakyat. Bank adalah lembaga keuangan atau badan
usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta
bermotifkan profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.

Seperti yang kita ketahui bahwa lembaga keuangan di Indonesia dibagi menjadi dua
kelompok yaitu lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Kehadiran
bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih dikatakan relatif baru, yaitu baru pada awal
tahun 1990-an.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah disebutkan bahwa perbankan syariah adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah yang mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-
pos yang ada dalam suatu laporan keuangan seperti laporan keuangan neraca dan laporan
keuangan laba rugi. Ada banyak analisis rasio keuangan bank yang bisa digunakan antara lain
rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Dari berbagai rasio tersebut dapat diketahui masing-
masing rasio memiliki tujuan tersendiri.
Dimana, rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban atau hutang yang segera jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan
maupun didalam perusahaan. Dan rasio profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan lama selama periode tertentu, dan mengukur tingkat efisiensi usaha
dan keuntungan yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu.

Bank dapat dikatakan baik apabila bank tersebut telah mencapai kinerja yang baik
pula, sehingga pengukuran kinerja keuangan sangat penting untuk kegiatan operasional bank
tersebut. Kinerja operasional yang baik diharapkan dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan keuangan secara efektif dan efisien.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 BRI SYARIAH

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa
Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16
Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17
November 2008 PT Bank BRIsyariah Tbk secara resmi beroperasi. Kemudian PT Bank
BRIsyariah Tbk merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,
kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT Bank BRIsyariah Tbk hadir mempersembahkan sebuah bank ritel
modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan
termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima
(service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.

Kehadiran PT Bank BRIsyariah Tbk di tengah-tengah industri perbankan nasional


dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini
menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas
PT Bank BRIsyariah Tbk yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern.
Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai
benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Aktivitas PT Bank BRIsyariah Tbk semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008
ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., untuk melebur ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk (proses spin off) yang berlaku efektif
pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku
Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo
selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah Tbk.

Saat ini PT Bank BRIsyariah Tbk menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan
aset. PT Bank BRIsyariah Tbk tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan
dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT Bank
BRIsyariah Tbk menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam
produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT Bank BRIsyariah Tbk merintis sinergi dengan PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan
bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

2.2 Analisi Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interprestasi dana analysis
laporan finansial suatu perusahaan.12 Rasio dalam arti standar laporan keuangan adalah angka
yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan
keuangan.
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Hasil rasio keuangan menunjukkan kondisi kesehataan perusahaan yang
bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai berdasarkan analisis laporan
keuangan maupun analisis rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Analisis rasio merupakan bagian dari analisis laporan keuangan. Analisis rasio adalah
analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada dalam laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan.

Selain itu, analisis rasio keuangan dapat digunakan pada setiap model analisis, baik model
yang digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan jangka pendek maupun
jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektifitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kinerja (corporate financial management model), begitu pula penggunaan
analisis rasio keuangan dalam memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang termasuk
fenomena kebangkrutan (bankruptcy) suatu entitas yang telah banyak dilakukan oleh banyak
peneliti.
Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki
tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur
diinterprestasikan.
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka


pendek maksimal satu tahun dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki. Ada empat
rasio yang dapat digunakan untuk memperkirakan kemampuan perusahaan perbankan
memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, yaitu quick ratio, banking ratio, assets to
loan ratio, dan loan to deposit ratio.

a) Quick Ratio

Quick Ratio merupakan kemampuan bank mengembangkan dana nasabah dengan


menggunakan aktiva lancarnya. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

Rumus:
Quick Ratio =

Keterangan:

1) Cash Assets : Kas + Giro Pada Bank Indonesia + Giro Pada


Bank Lain
2) Total Deposit : Jumlah simpanan + Jumlah simpanan dari bank
lain.

b) Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Formulasinya adalah sebagai berikut:

Rumus:

Banking ratio
Keterangan :

1) Total Loans : Jumlah Pinjaman


2) Total Deposit: Jumlah simpanan + Jumlah simpanan dari bank
c) Loan to Deposit Ratio

Loans to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit
yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan. Berikut formulasinya:

Rumus:

Loan to Deposit Ratio =

Keterangan:

1) Total Loans: Jumlah Pinjaman


2) Total Deposit : Jumlah simpanan + Jumlah simpanan dari bank lain
3) Equity Capital : Modal saham

d) Loan to Asset Ratio

Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan
dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai
berikut:

Rumus:

Loan to assets ratio =

Keterangan:
1) Total Loans: Pinjaman Qard

2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
atau laba. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba mengindikasikan bahwa
terdapat aliran kas masuk. Rasio yang umum digunakan untuk menganalisis
Profitabilitas perusahaan perbankan adalah Net Profit Margin (NPM), Return On
Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA), Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional (BO/PO)
a) Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara
membagi net income dengan operating income. Rasio ini menunjukan keuntungan
bersih dengan total penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan. Formulasi dari
rasio ini adalah:

Rumus:

Net profit margin =

Keterangan:
1) Pendapatan Operasional: Pendapatan pengelolaan dana dari bank + Hak
bagi hasil milik bank + Pendapatan operasional lainya

b) Return on Equity (ROE)


Return on equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh
laba dan efesiensi secara keseluruhan operasional melalui penggunaan modal sendiri.
Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Rumus:

Return on equity =

Keterangan:

1) Modal sendiri: Modal saham

c) Return on Assets

Return on asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba
atas pemanfaatan aset yang dimiliki.Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Rumus:

Return on assets =
d) Beban Operasional / Pendapatan Operasional (BO/PO)

BO/PO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/pendapatan operasi


intermediasi terhadap pendapatan operasinyang diperoleh oleh bank. Rasio ini
diformulasikan sebagai berikut :

Rumus:
(BO/PO) = Beban Operasinal

Pendapatan Operasional

Keterangan:

1) Pendapatan Operasional: Pendapatan pengelolaan dana dari bank


+ Hak bagi hasil milik bank + Pendapatan operasional lainya
BAB III
ANALISIS RASIO KEUANGAN

A. Rasio Likuiditas

Berdasarkan dari perhitungan diatas maka, perkembangan rasio likuiditas (liquidity


ratio) pada bank BRISyariah tahun 2014-2015 dapat dilihat dari tabel sebagai
berikut:

B
a Ratio Loan to Deposit Loan to Assets
Tahun Quick Ratio Banking
n Ratio Ratio
k
2014 77,77% 12,10% 9,29% 2,90%
2015 93,39% 7,19% 5,30% 1,64%

Sumber: Data diolah (2017)

1) Quick Ratio

Peningkatan terjadi pada tahun 2014 dan 2015 dimana nilai quick ratio pada tahun
2014 mengalami peningkatan sebesar 5,45% menjadi 77,77% dan pada tahun 2015
mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 15,62% menjadi 93,39%, peningkatan ini
disebabkan jumlah cash assets dan total deposit bank BRISyariah mengalami peningkatan
dimana pada tahun 2014 cash assets bank BRISyariah meningkat menjadi Rp.
3.801.000.000.- dari tahun 2013 dan tahun 2015 cash assets bank BRISyariah meningkat
menjadi Rp. 5.179.410.000.- dan total deposit bank BRISyariah meningkat menjadi
Rp.4.887.435.000.- dari tahun 2013 dan total deposit bank BRISyariah meningkat menjadi
Rp. 5.545.612.000.000.- dari tahun 2014.

Dari tabel diatas dapat dilihat perkembangan quick ratio menunjukkan kecenderungan
berfluktuatif, hal ini berarti semakin tinggi nilai quick ratio bank maka semakin likuid
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Artinya semakin tinggi jumlah quick ratio
bank BRISyariah maka semakin likuid kemampuan bank BRISyariah dalam memenuhi
kewajibanya kepada deposan.
2) Banking Ratio

Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 11,6% menjadi 12,10% dan tahun 2015
mengalami penurunan sebesar 4,91% menjadi 7,19%. Penurunan ini disebabkan jumlah
pinjaman yang disalurkan bank BRISyariah pada tahun 2014 sebesar Rp. 591.849.000.000.-
lebih kecil dibandingan dengan jumlah simpanan yang dimiliki oleh deposan sebesar
Rp.4.887.435.000.000.- dan pada tahun 2015 Penurunan ini disebabkan jumlah pinjaman
yang disalurkan bank BRISyariah sebesar Rp. 398.874.000.000.- lebih kecil dibandingan
dengan jumlah simpanan yang dimiliki oleh deposan sebesar Rp.5.545.612.000.000.-

Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan banking ratio menunjukkan


kecenderungan mengalami penurunan, hal ini berarti semakin rendah nilai banking ratio maka
semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut.Artinya semakin rendah jumlah banking ratio
yang dimiliki oleh bank BRISyariah maka semakin tinggi tingkat likuiditas atau kemampuan
bank BRISyariah dalam memenuhi kewajibannya.

3) Loan to Deposit Ratio

Pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 11,6% menjadi 12,10%, dan di tahun
2015 mengalami penurunan lagi sebesar 4,91% menjadi 7,19%. Penurunan ini disebabkan
karena jumlah pinjaman yang disalurkan bank BRISyariah tahun 2014 sebesar Rp.
591.849.000.000.- lebih kecil dibandingan jumlah pinjaman sebelumnya yaitu sebesar Rp.
959.824.000.000.- dan pada tahun 2015 penurunan juga disebabkan karena jumlah pinjaman
yang disalurkan bank BRISyariah tahun 2015 sebesar Rp. 398.874.000.000.- lebih kecil
dibandingan jumlah pinjaman sebelumnya yaitu sebesar Rp.7.524.612.000.000.-
Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan loan to deposit ratio menunjukkan
kecenderungan mengalami penurunan, hal ini berarti semakin rendah nilai loan to deposit
ratio maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut. Artinya semakin rendah jumlah
loan to deposit ratio bank BRISyariah maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank
BRISyariah tersebut.
4) Loan to Deposit Asset

Tahun 2014 mengalami penurunan lagi sebesar 2,61% menjadi 2,90%, dan di tahun
2015 mengalami penurunan sebesar 1,26% menjadi 1,64%. Penurunan ini juga disebabkan
jumlah pinjaman tahun 2014 dan tahun 2015 sebesar Rp. 591.849.000.- dan Rp.
398.874.000.000.- lebih kecil dibandingkan jumlah pinjaman tahun sebelumnya.

Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan loan to assets ratio menunjukkan
kecenderungan mengalami penurunan, hal ini berarti semakin rendah nilai loan to assets ratio
maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut. Artinya semakin rendah jumlah loan to
assets ratio maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank BRISyariah dalam memenuhi
permintaan para debitur dengan jumlah aset yang dimiliki.

B. Rasio Profitabilitas (Profitability ratio)

Berdasarkan dari perhitungan diatas maka, perkembangan rasio profitabilitas


(profitability ratio) pada bank BRISyariah tahun 2014-2015 dapat dilihat dari tabel di
bawah ini sebagai berikut:

Beban
Net Profit Return on Return on Operasional/
Tahun
Margin Equity Assets Pendapatan
Operasional
2014 0,20% 0,44% 0,03% 33,41%
2015 3,10% 6,33% 0,51% 28,77%
Sumber: Data diolah (2017)

1) Net Profit Magin

Tahun 2014 nilai net profit margin mengalami penurunan yang signifikan sebesar
4,34% menjadi 0,20% penurunan ini disebabkan terjadinya penurunan pada jumlah laba
bersih tahun 2014 menjadi Rp. 6.577.000.000.- yang berarti pada tahun 2014 bank
BRISyariah belum cukup baik dalam menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari kegiatan
operasi pokoknya. Tahun 2015 nilai net profit margin mengalami kenaikan sebesar 2,9%
menjadi 3,10% peningkatan ini disebabkan jumlah laba bersih mengalami peningkatan
sebesar Rp.3.952.522.000.000.- dari tahun sebelumnya.
Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan net profit margin menunjukkan
kecenderungan berfluktuatif, hal ini berarti nilai net profit margin bank BRISyariah sudah
cukup baik dalam menghasilkan laba bersihnya dari jumlah kegiatan operasinya.

2) Return on Equity

Pada tahun 2014 return on equity mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu
sebesar 8,32% menjadi 0,44% penurunan ini disebabkan karena modal bank semakin
meningkat namun imbal bagi hasil yang diperoleh belum meningkat secara signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya.
Dan di tahun 2015 kembali mengalami kenaikan sebesar 5,89% menjadi 6,33%
kenaikan ini disebabkan karena jumlah laba bersih yang dimiliki bank BRISyariah meningkat
menjadi Rp. 125.322.000.000.- dari tahun 2014 sebesar Rp. 6.577.000.000.-
Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan return on equity menunjukkan
kecenderungan berfluktuatif, hal ini berarti nilai return on equity bank BRISyariah sudah
cukup baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan jumlah modal yang
dimilikinya.

3) Return on Assets

Pada tahun 2014 return on assets mengalami penurunan yang sangat signifikan
sebesar 0,71% menjadi 0,03% penurunan ini disebabkan karena tidak seimbangnya
peningkatan pada laba ditahun 2014 sebesar Rp. 6.577.000.000.- dibandingkan dengan
peningkatan dari jumlah aset sebesar Rp.20.343.249.000.000.-
Dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,48% menjadi 0,51%. Kenaikan
ini disebabkan karena jumlah laba tahun 2015 meningkat sebesar Rp. 125.322.000.000.-
dibandingkan dengan jumlah laba pada tahun 2014 sebesar Rp. 6.577.000.000.-

Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan return on assets menunjukkan


kecenderungan berfluktuatif, hal ini berarti nilai return on assets bank BRISyariah sudah
cukup baik dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan aktiva yang dikuasainya.
4) Beban Operasional / Pendapatan Operasional

Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,41% menjadi 33,41% peningkatan
yang terjadi pada tahun 2014 disebabkan karena jumlah biaya operasional mengalami
kenaikan sebesar di tahun 2014 sebesar Rp. 1.069.775.000.-

Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4,64% menjadi 28,77%. Penurunan ini
disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah biaya operasional sebesar Rp.
1.137.438.000.- dengan pendapatan operasional sebesar Rp. 3.952.522.000.000.-

Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan biaya opersional/pendapatan operasional


(BO/PO) menunjukkan kecenderungan berfluktuatif, hal ini berarti nilai biaya
opersional/pendapatan operasional (BO/PO)bank BRISyariah sudah sangat baik dalam
mengukur perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional yang
diperoleh bank BRISyariah.
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan perkembangan


rasio likuiditas (likuidity ratio) bank BRISyariah pada tahun 2011-2015 dengan indikator
banking ratio, loan to deposit ratio, dan loan to assets ratio menunjukkan kecenderungan
mengalami penurunan dan quick ratio menunjukkan kondisi keuangan cenderung
berfluktuatif. Kenaikan yang sangat signifikan terjadi pada quick ratio tahun 2014 ke tahun
2015 yaitu sebesar 15,62%. Kenaikan yang sangat signifikan tersebut terjadi diakibatkan
jumlah cash assets bank BRISyariah meningkat menjadi Rp.5.179.410.000.000.- dan total
deposit menjadi Rp.5.545.612.000.000.-

Dan perkembangan rasio profitabilitas (profitability ratio) bank BRISyariah pada


tahun 2011-2015 dengan indikator net profit margin, return on equity, return on assets dan
biaya operasional/pendapatan operasional (BO/PO) menunjukkan kecenderungan
berfluktuatif. Penurunan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2014 dengan nilai net profit
margin sebesar 4,34%, return on equity sebesar 8,32% dan return on assets sebesar 0,71%.
Penurunan yang sangat signifikan tersebut terjadi diakibatkan tidak seimbangnya peningkatan
laba dengan jumlah aktiva yang dimiliki bank BRISyariah dan tidak seimbangnya modal bank
BRISyariah dengan imbal bagi hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Albahi. Muhammad. 2015 “Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Rasio Solvabilitas
Pada kinerja Keuangan PT. Bank Sumut Cabang Pirngadi Medan”. Jurnal Ilmiah “ DUNIA
IlMU” Vol. 1 No. 2 April 2015

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

2014. Analisis Laporan Keuangan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Fahmi,

Irham. 2011 Analisis Kinerja Keuangan Bandung: Alfabeta

Hasibuan, Malayu. 2006 Dasar-dasar Perbankan Jakarta: PT. Bumi Aksara

Http:// www. BRISyariah. Co. Id

Kristina, Eva. 2014. Analisis Likuiditas dan Rentabilitas PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tahun 2012. Tugas Akhir
Tidak Diterbitkan

Ramadaniar, Buyung. Dkk. 2014 “Analisis Rasio Keuangan Perbankan Untuk


Menilai Kinerja Keuangan Bank (studi pada PT. Bank Mandiri (persero). Tbk. Yang
Listing di BEI Untuk Periode Tahun 2009-2001)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
(vol. 1 no.1 April 2014) administrasi bisnis. Studentjournal. ub. ac. id

Lemiyana. 2015 Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer Palembang:


NoerFikri Offset

Anda mungkin juga menyukai