Anda di halaman 1dari 15

Modul 14

PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL


Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap
masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala
ini pasti dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa
di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali,
mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah.
Adam Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang
hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari
keuntungan perdagangan. Sedangkan Thorstein Veblen membagi masyarakat ke
dalam dua golongan yang pekerja, berjuang untuk mempertahankan hidup dan
golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.
Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup
dan dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini
adanya sistem pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut
pelapisan.

Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para
warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya
kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam
masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai
demikian menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya
“Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-
benda yang lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam
masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam
pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang
dipikul dari warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan
pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil,
sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang lebih
tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah.
Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau
organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu
dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun
kelompok, setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk
mengambil posisi sosial tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi
sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial
merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam
masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap
lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Boumanmenggunakan istilah tingkatan
atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai
dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu
dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

PERBEDAAN SYSTEM PELAPISAN DALAM MASYARAKAT

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari


berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang
terdiri dari kelompok-kelompok social.
Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan
bahwa:

1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya


2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.

Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strafukasi sosial diantaranya
menurut Pitirin A. Sorikin bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
Theodorson dkk berpendapat bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status
dan peranan yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal
perbedaan hak,pengaruh dan kekuasaan”.
Masyarakat yang berstatifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida,
dimana lapiasan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas.

Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial

Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin


nampaknya menjadi dasar dari seluruh system sosial masyarakat kuno.
Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan.
Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai
berikut:

1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-


pembedaan hak dan kewajiban
2. Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki
hak-hak istimewa
3. Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar
perlindungan hukum
5. Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu
secara umum
Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang
komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar.
Ekonomi primitive bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir
produktif kolektif.
TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL

Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :


• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)

Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :


1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure,
yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada
di tengah-tengahnya.

2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa
selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan
setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

3) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap
waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada
perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian
dan kapasitas yang berbeda-beda.

4) Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh
masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat
yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama
(jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).

5) Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak
mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses
produksi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan
social, yaitu :

 ukuran kekayaan
 ukuran kekuasaan
 ukuran kehormatan
 ukuran ilmu pengetahuan

KESAMAAN DERAJAT DAN PERSAMAAN HAK

Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang dan pelapisan sosial yang berbeda-
beda. Pelapisan sosial merupakan pemilah-milah kelompok sosial berdasarkan status,
strata dan kemampuan individu tersebut yang terjadisecara alami didalam
masyarakat. Terjadinya pelapisa sosial berdasarkan adanya cara pandang masyarakat
yang berbeda-beda dengan dilatarbelakangi oleh status sosial, strata sosial dan
kemampuan ekonomi yang berbeda-beda. Adapun perbedaan sistem pelapisan
dalam masyarakat;

1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup diantaranya, Kasta Brahmana (pendeta),


Kasta Ksatria (golongan bangsawan), Kasta Waisya (golongan pedagang), Kasta
Sudra (golongan rakyat jelata) dan Kasta Paria (golongan orang yang tidak memiliki
kasta).
2. Sistem pelapisan masyarakat terbuka. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk
menempati jabatan, jika orang tersebut menpunyai kemampuan pada bidang
tersebut.

Kesamaan derajat terjadi karena adanya perbedaan kemampuan yang terjadi dalam
bermasyarakat. Oleh sebabitu munculah lapisan-lapisan yang dapat menyatukan hal
yang awalnya berbeda kemudian menjadi satu, hal tersebut tercantum dalam
Undang-Undang 1945 tentang hak asasi manusia.

Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar
rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal ..

1. Pasal 27
ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga
negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,


menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.

3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh
negara

4. Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

ELITE DAN MASSA

Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam


kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut
sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang
dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite
adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam
masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam
masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil
yang mempunyai posisi kunci ataumereka yang memiliki pengaruh yang besar
dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat tugas,
ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.Para pemuka
pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan
memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang
lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada
kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan
yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka
jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini

Didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan


dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan,dasar-dasar kehidupan
yang akan dating. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas yang secara
fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite.
Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu
kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.

Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam
masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di
dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat
menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama
sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.

Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk


penampilan antara lain :

1. Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros


kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
2. Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan
keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun
psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
3. Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar
jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
4. Ciri-Ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah
imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.

Ada dua kecenderungan untuk menetukan kelompok elite di dalam masyarakat


yaitu; menitik beratakan pada fungsi sosial dan pertimbangan-pertimbangan yang
bersifat moral.

Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite
eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang
berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan
keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan
adaptasi berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang
keras masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.

Istilah “massa” dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif


lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t
etapi yang secara fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku misal seperti
mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka
yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebgai dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti luas. Ciri-ciri massa adalah :

1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial,


meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan
kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang
bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang
mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
2. Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonym
3. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat banyak kita jumpai di lingkungan kita ,
berbagai hal dalam hal apa pun pasti tak luput dari perbedaan dalam pemberian ,
kesamaan , kesetaraan , pembagian yang setimbang dengan yang lainya.

Kesamaan derajat terkadang membuat orang berwibawa dan sangat disegani di


sekitar lingkungannya, tetapi ada juga dari mereka yang ingin sama dengan apa
yang orang lain rasakan. Karena mereka tak ingin diberlakukan tak adil terhadap
semua yang akan dilakukan atau dilaksanakan oleh orang itu.

Pelapisan sosial bisa dikategorikan sebagai sebuah urutan atau tingkatan ,


sedangkan kesamaan derajat, sama seperti pelapisan sosial tetapi kesamaan derajat
ialah sesuatu yang bisa dikatakan memiliki status, tingkatan yang sama dalam
lingkungan atau daerahnya.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial


Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

 Ukuran kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana
ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang
rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal,
benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya
dalam berbelanja.

 Ukuran kekuasaan dan wewenang


Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab
orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.
 Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.
Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem
pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa
pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang
yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur.

 Ukuran ilmu pengetahuan


Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya
terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang
oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi
ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang
dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak
benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi,
menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Jenis Terjadinya Pelapisan Sosial

– Terjadi dengan sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun
orang – orang yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan
atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan
sacara alamiah dengan sendirinya ( seperti takdir atau nasib ).Pengakuan-pengakuan
terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.

– Terjadi secara disengaja

Sistem pelapisan ini memiliki tujuan khusus karena dibuat dengan unsur
kesengajaan. Biasanya ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem ini
ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan
kepada seseorang.

4 Dasar Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Abimuda Tuesday, 22 November 2016 sosialisasi

Terbentuknya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial setidaknya didasari oleh empat
hal. Keempat hal tersebut merupakan sesuatu yang dihargai ditengah masyarakat,
sehingga siapa yang memilikinya dalam nilai atau jumlah lebih, secara otomatis kelas
sosialnyapun akan naik. Sebaliknya jika keempat hal tersebut tidak dimiliki atau
jumlahnya sedikit, maka kelas sosial yang diperolehnyapun semakin rendah.

Berikut 4 Dasar Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Kekayaan (capital)

Di mata manusia, seorang yang memiliki kekayaan yang melimpah akan memiliki
kedudukan yang tinggi. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin tinggi pula
kelas sosialnya di tengah masyarakat. Maka tak heran, jika manusia selalu saja
berlomba-lomba untuk merauk harta sebanyak-banyaknya. Bahkan dalam sebuah
hadits dikatakan bahwa ketika manusia mendapatkan satu lembah yang penuh
emas, ia pasti menginginkan untuk mendapatkan lebah emas berikutnya.

Kekuasaan (power)

Selain harta benda, kekuasaan memiliki andil yang luar biasa dalam menentukan
stratifikasi sosial. Orang yang memiliki kekuasaan dan kewenangan dianggap
penting dan dihormati oleh orang disekitarnya.

Kehormatan (privilege)

Seseorang dapat menempati posisi tinggi dalam lapisan sosial masyarakat bila ia
sangat dihormati atau disegani. Dalam sistem kasta misalnya, para brhmana yang
merupakan pendeta bagai agama hindu memiliki kedudukan yang sangat dihormati
oleh masyarakatnya.

Ilmu Pengetahuan (knowledge)

Seorang yang memiliki pengetahuan yang luas juga memiliki kedudukan yang tinggi
di masyarakat. Seorang guru, dosen, ustadz atau semisalnya sangat dibutuhkan dan
didengar perkataannya oleh masyarakat.

Demikian 4 dasar terbentunya stratifikasi sosial di masyarakat. Keemapat hal tersebut


sebenarnya hanya bersifat keduniawian saja. Bagi umat muslim yang terpenting
sebenarnya adalah kedudukan di hadapan penciptanya. Semakin bertakwa seorang
muslim maka semakin tinggi derajatnya di hadapan Alloh.
Pengertian Stratifikasi Sosial, Dasar Pembentukan, Sifat-Sifat Dan Contohnya

Pengertian stratifikasi sosial, dasar pembentukan, sifat-sifat dan contohnya adalah


pokok pembahasan materi pelajaran sosiologi yang akan dijelaskan dengan lengkap
dan detail pada materi belajar berikut ini yang masuk kedalam pelajaran sosiologi.
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah suatu tingkatan yang ada didalam suatu
masyarakat.

Adapun point pokok pembahasan yang akan dijabarkan seputar stratifikasi sosial
yakni apa itu yang dimaksud dengan stratifikasi sosial, pengertian stratifikasi social,
arti stratifikasi sosial, makna stratifikasi sosial, konsep stratifikasi sosial, dasar
pembentukan stratifikasi sosial, sifat stratifikasi sosial dan contoh stratifikasi sosial
yang tentu saja mudah untuk difahami.

Definisi stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal


yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat mulai yang paling tinggi
hingga yang paling rendah.

Pengertian Stratifikasi Sosial, Dasar Pembentukan, Sifat-Sifat Dan Contohnya

Pengertian Stratifikasi Sosial Dan Contohnya

Dasar pembentukan stratifikasi sosial

Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh


beberapa kriteria seperti berikut ini yang diantaranya adalah :

1. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan berguna sebagai ukuran stratifikasi sosial disuatu masyarakat


yang menghargai ilmu pengetahuan alam. Hal yang terpenting adalah tingkatan
ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan menentukan tingkat lapisan sosialnya.
2. Ukuran kekayaan

Golongan lapisan atas adalah mereka yang termasuk dalam kategori mempunyai
kekayaan yang paling banyak. Adapun kekayaan yang dimiliki berupa bentuk dan
mobil atau rumah, mobil pribadi, cara berpakaian, cara berbelanja hingga cara
bergaya saat ditempat makan.

3. Ukuran kekuasaan

Ukuran kekuasaan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Bagi mereka yang
memiliki wewenang terbesar maka akan menempati golongan lapisan atas. Perlu
diketahui bahwa didalam masyarakat tradisional, orang memiliki jabatan yang tinggi
bahkan orang pernah memiliki kekuasaan penuh dalam masyarakat yang
bersangkutan maka dialah yang dapat dikatakan sebagai orang yang berkuasa.

4. Ukuran kehormatan

Orang yang disegani dan dihormati dalam suatu masyarakat, tentu ia akan
menempati golongan tua atau lapisan tertinggi. Ukuran kehormatan terlepas dari
ukuran kekayan serta ukuran kekuasaan.

Sifat-sifat stratifikasi sosial

Didalam ilmu sosiologi, stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi 3 yakni


diantaranya adalah :

1. Stratifikasi bersifat tertutup

Stratifikasi bersifat tertutup adalah suatu kemungkinan berpindahnya seseorang dari


satu lapisan ke lapisan lainnya baik itu ke golongan lapisan atas maupun lapisan
bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup
adalah kelahiran.

2. Stratifikasi terbuka

System stratifikasi social dikatakan terbuka jika setiap anggota warga masyarakatnya
mempunyai peluang dalam berpindah status (mobilitas social). Pada umumnya
system stratifikasi terbuka ini memberi pengaruh yang lebih besar kepada setiap
anggota nya untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat.

3. Stratifikasi campuran

Stratifikasi campuran inilah dapat dijelaskan sebagai adanya kemungkinan


perpindahan lapisan sosial pada bagian tertentu, akan tetapi tidak dapat berpindah
ke lapisan yang lain. Sebagai contohnya, setiap warga diberi kesempatan untuk
berpindah ke lapisan politik yang lainnya, akan tetapi dalam dibidang agama tidak.
Ciri Stratifikasi Sosial

Terdapat perbedaan Status dan Peranan.

Terdapat Distribusi Hak dan Kewajiban.

Adanya sistem simbol dalam status.

Terdapat perbedaan Pola Interaksi antar kelompok.

Terdapat perbedaan gaya hidup antar kelompok.

Adanya perbedaan kemampuan antar kelompok.

Sifat Stratifikasi sosial

Berdasarkan sifatnya stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi tiga :

Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi Sosial Terbuka merupakan stratifikasi sosial dimana setiap anggota


masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke pelapisan sosial yang
lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, demikian pula
sebaliknya, setiap anggota juga dapat turun ke kelas yang lebih rendah. Contohnya
dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki kesempatan untuk mendapatkan
lebih banyak konsumen dan meraup keuntungan yang lebih.

Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi Sosial Tertutup merupakan stratifikasi sosial yang setiap anggotanya tidak
akan berpindah dari kelompok tertentu karena satu – satunya penentu
pengelompokkan dalam sistem stratifikasi sosial tertutup adalah melalui kelahiran.
Contohnya adalah pada masyarakat yang masih menggunakan ras sebagai dasar
pelapisan sosial.

Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi dari stratifikasi sosial terbukan dan
tertutup. Contohnya adalah orang asli bali memiliki kedudukan yang tinggi di bali
(stratifikasi tertutup), tetapi ketika ia pindah ke daerah lain kedudukannya bisa
berubah sesuai dengan usaha dan kemampuannya (stratifikasi terbuka).
Unsur-Unsur Pelapisan Sosial

Unsur Status

Status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Berdasarkan cara
memperolehnya, status dapat dibagi menjadi :

Ascribe Status, kedudukan yang diperoleh melalui kelahiran.

Achived Status, kedudukan yang diperoleh melalui usaha – usahanya.

Assigned Status, kedudukan yang diperoleh melalui pemberian (diberikan).

Unsur Peran

Peran adalah perilaku sesungguhnya dari seseorang yang memiliki tanggung jawab.
Menurut Soerjono Soekanto, peran mengandung tiga hal :

Norma dalam masyarakat

Konsep tentang tindakan yang dilakukan

Perilaku individu

Penyebab Munculnya Stratifikasi Sosial

Kekayaan

Kekayaan materi dapat dijadikan tolak ukur penempatan seorang individu dalam
lapisan sosial yang ada. Orang yang lebih kaya akan menduduki peringkat yang
lebih tinggi. Kekayaan seseorang dapat dinilai dari tempat tinggal, cara berpakaian,
materi, kebiasannya dalam berbelanja, kemampuannya dalam bersedekah dan gaya
hidupnya.

Kekuasaan dan Wewenang

Kekuasaan dan Wewenang umumnya tidak lepas dari faktor kekayaan di atas. Orang
yang lebih kaya cenderung lebih berkuasa, atau sebaliknya, kekuasaan yang tinggi
dapat membuat seseorang menjadi lebih kaya. Jadi kekuasaan dan kekayaan
seringkali berhubungan satu sama lain.
Kehormatan

Kehormatan biasanya didapatkan karena jasa – jasa seseorang dalam suatu


lingkungan masyarakat. Orang yang dihormati akan menempati tingkatan stratifikasi
sosial yang lebih tinggi karena pendapatnya sangat berpengaruh dalam suatu
kelompok. Kehormatan merupakan aspek yang sangat terasa pada masyarakat
tradisional, mereka menjunjung tinggi rasa hormat terhadap seseorang yang telah
berjasa dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu dasar stratifikasi sosial dalam bidang
tertentu. Orang dengan ilmu pengetahuan yang lebih luas akan menduduki
tingkatan stratifikasi yang lebih tinggi dalam bidang yang berkaitan. Ilmu
pengetahuan yang dikuasi berbeda – beda pada setiap bidang. Ilmu pengetahuan
yang dimiliki seseorang cenderung berkaitan dengan profesinya, contohnya seorang
dokter akan lebih paham tentang kesehatan dibandingkan seorang insinyur. Untuk
menandakan tingkat keilmuan seseorang biasanya diberikan gelar – gelar tertentu,
contohnya seorang dokter akan memiliki gelar dr. Setelah menyelesaikan pendidikan
kedokterannya.

Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Berdasarkan proses terbentukya, Stratifikasi sosial dapat terbagi ke dalam dua


kelompok :

Stratifikasi Sosial Alami

Sesuai dengan namanya, pelapisan sosial ini terbentuk secara alamiah (dengan
sendirinya). Pembentukannya terjadi besamaan dengan dinamika kehidupan
masyarakat tanpa disadari. Contohnya adalah kepandaian seorang siswa dalam
suatu sekolah, secara tidak sadar siswa tersebut menduduki tingkatan stratifikasi
sosial yang tinggi.

Stratifikasi Sosial Buatan

Stratifikasi sosial buatan adalah jenis pelapisan sosial yang dibentuk secara sengaja
dan penuh kesadaran. Tujuan pembentukannya biasanya untuk mencapai
kepentingan tertentu yang berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan tugas.
Misalnya pembentukan partai politik, TNI, dan Sistem pemerintahan.

Klasifikasi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial menurut keadaan ekonomi akan membentuk lapisan lapisan


masyarakat berdasarkan kekuasaan dan pemilikan materi (kekayaan) yang dimiliki.
Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi ini bersifat terbuka, jadi perpindahan kelas
dapat terjadi secara bebas sesuai dengan usaha dan kemampuan seseorang.

Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial disini akan lebih mudah untuk dipahami dengan


mengelompokkannya lagi dalam bidang – bidang yang lebih khusus. Berikut adalah
pengelompokkan tersebut :

Berdasarkan Tingkat Pendidikannya

Pendidikan Sangat Tinggi, Contohnya Doktor dan Profesor

Pendidikan Tinggi, Contohnya sarjana dan mahasiswa

Pendidikan Menengah, contohnya adalah tamtan SMA

Pendidikan Rendah, mereka yang mengenyam pendidikan sampai tingkat SD dan


SMP

Tidak berpendidikan (Buta Huruf)

Berdasarkan Keahlian atau Pekerjaannya

Elit, kelompok yang sangat berhasil dalam bidangnya, dikenal secara luas dan sangat
dihargai dalam suatu kelompok masyarakat.

Profesional, kelompok yang memiliki gelar di dunia pendidikan dan berhasil dalam
bidang yang digeluti.
Semi Profesional, Seperti pegawai kantor, teknisi berpendidikan menengah, dan
mereka yang memiliki kemampuan tetapi tidak berhasil mencapai gelar.

Tenaga Terampil, Orang orang yang memiliki kemampuan mekanik yang baik,
contohnya adalah penjahit, buruh pabrik dan tukang pangkas rambut.

Tenaga Semi Terampil, kelompok dengan pekerjaan pabrik atau perusahaan yang
tidak memerlukan keahlian khusus, contohnya pelayan restoran.

Tenaga Tidak Terlatih atau tidak terdidik, misalnya pekerja seperti pembantu rumah
tangga, penyapu jalan, tukang kebun.

Pelapisan sosial di pedesaan

Elit Desa, contohnya seperti lurah, pegawai, guru, tokoh politik, tokoh agama, dll.

Massa, contohnya seperti petani menengah, buruh tani, pedagang kecil, dll.

Stratifikasi Sosial Berdasrkan Kriteria Politik

Stratifikasi sosial dalam bidang politik berhubungan erat dengan kekuasaan yang
dimiliki oleh anggota masyarakat. Ada pihak yang menjadi penguasa dan ada pihak
lain yang dikuasi. Bentuk kekuasan pada suatu masyarakat dapat berbeda-beda
dengan polanya masing masing. Bentuk dan sistem kekuasaan biasanya akan
seseuai dengan adat istiadat, perilaku dan kebiasaaan yang berlaku dalam
lingkuangan tersebut.

Manfaat Dan Kerugian Stratifikasi Sosial

Manfaat (Dampak Positif) Stratifikasi sosial

Adanya stratifikasi sosial akan merangsang seseorang untuk berusaha dan


berprestasi dengan sebaik-baiknya karena ia memiliki kemungkinan untuk hidup
lebih baik. Kesempatan ini mendorong orang untuk bekerja keras dan mau bersaing
dalam melakukan sesuatu.

Kerugian (Dampak Negatif) Stratifikasi sosial

Sistem stratifikasi sosial yang memberikan keuntungan kepada kelompok yang lebih
tinggi cenderung akan menimbulkan konflik. Beberapa konflik yang dapat terjadi
antara lain adalah :

Konflik Antar Kelas

Konflik Antar Kelompok sosial

Konflik antar Generasi

Anda mungkin juga menyukai