Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kunjungan Lapangan ini.

Penulis merasa bahwa dalam penyusunan laporan ini bukanlah jerih payah

sendiri, melainkan berkat bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Disnakertrans Balikpapan yang telah banyak memberikan masukan materi

training.

2. Bapak Asep Zuhud yang telah mendukung dan memberikan pengarahan

dalam pelaksanaan Kunjungan Lapangan.

3. Yudi Ristriyanto, selaku Instruktur Training dari Alkon.

4. Bapak Fuad, selaku HSE Officer di PT Surabaya Stel Construction.

5. Dan rekan – rekan yang sudah banyak membantu dalam kegiatan

Kunjungan lapangan ini.

Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari atas keterbatasan

kemampuan, namun demikian penulis berharap agar kunjungan lapangan ini dapat

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita. Akhirnya penulis berharap

semoga laporan ini berguna bagi kita semua.Amin.

Balikpapan, 15 Agustus 2009

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
................................................................................................................................
1
DAFTAR ISI
................................................................................................................................
2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.................................................................................................................
3
1.2 Maksud dan Tujuan
.................................................................................................................
5
1.3 Ruang Lingkup
.................................................................................................................
6
1.4 Dasar Hukum
.................................................................................................................
6

BAB II KONDISI
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
.................................................................................................................
8
2.2 Temuan
.................................................................................................................
11
2.2.1 Temuan Positif
.....................................................................................................
11
2.2.2 Temuan Negatif

2
.....................................................................................................
12

BAB III ANALISA


................................................................................................................................
12

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
.................................................................................................................
19
5.2 Saran-saran
.................................................................................................................
20

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Melihat dari berbagai masalah K3 konstruksi yang belum optimalnya

pengawasan karena begitu kompleksnya pekerjaan konstruksi dan kurangnya

pengawas spesialis untuk K3 konstruksi yang dimiliki oleh Departemen Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dalam upaya mencegah kecelakaan kerja konstruksi, maka

3
diperlukan pengawasan yang secara terus-menerus dan terpadu dari instansi

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk meningkatkan tugas

pengawasan K3 konstruksi.

Berdasarkan statistik, kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dalam

lingkup pengawasan Norma Listrik relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena masih

banyaknya pengurus atau pengusaha maupun tenaga kerja belum mengenal dan

memahami norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik.

Disamping itu kemampuan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan kurang memadai

dan minimnya pegawai spesialisasi Listrik yang tersebar di seluruh Indonesia

serta belum optimalnya pengawasan terhadap peralatan Listrik yang digunakan di

perusahaan atau tempat kerja.

Mengingat bahwa resiko bahaya potensial di bidang Listrik cenderung

meningkat, maka perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan, penyuluhan,

latihan dan kursus sehingga dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang

aman, sehat dan dinamis menuju pencapaian tingkat nihil kecelakaan.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja dan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi No Kep

75/Men/2002 pada umumnya kegiatan tersebut menggunakan peralatan Listrik

yang merupakan sumber bahaya dan bila dioperasikan menimbulkan potensi

bahaya. Oleh karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 dan

sebagai peraturan pelaksanaannya yang mengatur secara teknis dan administratif

ditentukan dalam Pasal 3 ayat 1 huruf q UU 1/70 : Dengan peraturan perundangan

ditetapkan syarat – syarat K3 untuk mencegah terkena aliran listrik berbahaya.

4
Bab II Pasal 2 ayat (2) huruf q UU 1/70, yaitu : di setiap tempat dimana

dibangkitkan, diubah, dikumpulkan disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan

listrik, gas, minyak atau air. PUIL 2000 tentang diesel generator set.

Sumber bahaya dan potensial bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan

atau pengoperasian peralatan Listrik dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit

akibat kerja bilamana tidak dilakukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan

atas ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja Listrik sebagaimana ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan Pelatihan

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai upaya dalam pengendalian,

pembinaan dan pengawasan atas ketentuan dan syarat-syarat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di bidang Listrik & Mekanik dalam lingkup Workshop PT.

Surabaya Stel Construction.

Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga tidak ada

tempat kerja yang dapt dijamin bebas resiko dari bahaya kebakaran. Karena

kebakaran dapat membawa konsekuensi yang berdamapak merugikan bagi banyak

pihak baik pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas.

Akibat yang dapat ditimbulkan dari peristiwa terjadinya kebakaran di

tempat kerja dapat mengakibatkan adanya korban jiwa, kerugian materiil,

hilangnya lapangan pekerjaan dan kerugian lain secara tidak langsung, apalagi

bila terjadi kebakaran pada obyek vital (yang dapat berdampak lebih luas lagi).

I. 2. Maksud dan Tujuan

 Maksud

Maksud dari pembuatan makalah ini setelah diadakan Kunjungan lapangan

dengan PT. Surabaya Steel Construction Balikpapan adalah agar peserta

5
Pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum yang

diselenggarakan oleh PT. Alkon Trainindo Utama dapat :

1. Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya bidang

Konstruksi, Listrik dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam lingkup

PT. Surabaya Steel Construction Balikpapan

2. Memastikan bahwa pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

bidang Konstruksi, Listrik dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran telah

dilaksanakan sesuai ketentuan Pemerintah, standar teknis dan standar K3

yang berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh Management PT.

Surabaya Steel Construction Balikpapan

3. Merekomendasikan langkah untuk mengendalikan potensi bahaya bidang

Konstruksi, Listrik dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran sebelum

timbul gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, asset perusahaan

dan lingkungan.

 Tujuan

Sedangkan tujuan pembuatan makalah ini setelah diadakan Kunjungan

lapangan dengan PT. Surabaya Steel Construction, yaitu :

Melalui program pembelajaran ini, di harapkan peserta Pelatihan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) dapat mengetahui dan memahami ketentuan

perundangan tentang pengawasan K3 konstruksi dan sarana bangunan, listrik

serta penganggulangan bahaya kebakaran sehingga di harapkan mampu

6
menjalankan tugas pembinaan dan pengawasan sebagaimana di amanatkan

oleh pasal 5 Undang-undang No. 1 tahun 1970.

I. 3. Ruang Lingkup

Kunjungan lapangan ke PT. Surabaya Steel Construction

dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2009 pukul 13:30 s.d 15:30.

Adapun ruang lingkup area yang menjadi observasi dilapangan

meliputi area workshop 1 (Proses pembubutan), workshop 2 (Proses

Press), dan workshop 3 (Proses pengelasan), sertsa area kantor.

I.4. Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.

Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Konstruksi Bangunan

3. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum

No.: Kep.

174/MEN/1986. No.: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.

Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan

Alat Pemadam Api Ringan

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No Per.02/MEN/1983 tentang

Instalasi Alarm

Kebakaran Automatik

7
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1989 tentang

Pengawasan

Instalasi Instalasi Penyalur Petir

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit

Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang

Pengawasan Khusus

K3 Penanggulangan Kebakaran

9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.: Kep.-

75/MEN/2002

tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-

0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL

2000) di Tempat Kerja Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan

Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No.: Kep.311/BW/2002

tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi

Listrik.

BAB II

KONDISI

II. 1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbaikan (General Repair) pada alat

mesin-mesin berat, Otomotive, Industri dan pekerjaan Konstruksi Baja, Piping,

8
Tangki, Conveyor, serta perawatan Pabrik kelapa sawit. PT. SURABAYA STEL

CONSTRUCTION Balikpapan adalah sebagai Kantor Pusat salah satu perwakilan

di wilayah Kalimantan Timur dan mempunyai cabang pembantu di wilayah

Sulawesi Tengah (Palu) dengan jumlah karyawan kurang lebih 80 orang dan

mempunyai beberapa fasilitas yang terdiri dari :

1. Head Office

2. Warehouse

3. Workshop Fabrikasi

4. Power Plant

5. Sand Blasting and Painting Shop

Banyaknya fasilitas dan peralatan yang digunakan terutama yang menyangkut

bidang Listrik & Mekanik serta jumlah karyawan yang begitu banyak

mengakibatkan semakin banyak pula sumber bahaya dan potensi bahaya yang

dapat ditimbulkan.

Management PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION berusaha

melakukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan K3 bidang Kontruksi,

Listrik & Penagulangan kebakaran dengan dibentuknya Panitia Pembinaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) disamping untuk pencapaian Nihil

Kecelakaan Kerja (Zero Accident). Secara umum pengelolaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3), bidang konstruksi, Listrik & Penanggulangan kebakaran

telah dilaksanakan oleh Management PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION

Balikpapan dengan berbagai program seperti :

 Prosedure Tanggap Darurat

 Program Orientasi Karyawan

9
 Program Rapat K3L

 Program Latihan K3L

 dll

Dalam perkembangannya, PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION Balikpapan

secara konsisten melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam hal

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Salah satunya dengan mengadakan studi

banding dengan Program Pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

yang diselenggarakan oleh Alkon Trainindo Utama cabang Balikpapan.

 Alur Produksi

MATERIAL /
BARANG REPAIR

Bagian Engineering
KANTOR akan menganalisa
BAGIAN seluruh material dan
ENGINEERING mendesain gambar
untuk pekerjaannya
10
Bagian PPC akan
PPC (Project menerima surat
Planning request kerja dari
Control) bag. Engineering

Spv. Produksi akan


SUPERVISOR menerima Intruksi
FABRICASI kerja dari bag. PPC

Apabila
barang
kurang
masuk Pekerja akan
spec. PEKERJA melakukan
QC pekerjaan atas IKA
maka dari SPV. Produksi
barang
akan
direpair
kembali
QUALITY QC akan
CONTROL mengontrol untuk
kelayakan barang yg
sudah di fabrikasi

KIRIM KE
CUSTOMER
II. 2. Temuan-temuan

II. 2. 1. Temuan Positif

NO LOKASI TEMUAN
1. Pos Security  APAR tersedia
 Emergency Call Number tersedia
 Policy Statement tersedia
 Lay Out Emergency Exit tersedia
 Emergency Alarm tersedia (lonceng)
 Muster Point tersedia
2 Front Office  APAR tersedia

11
 Policy Statement tersedia
 Lay Out Emergency Exit tersedia
 Emergency Alarm tersedia
 Undang-undang No. 01/1970 tersedia
 HSE Performance Statistic tersedia
 Petunjuk Penggunaan APAR tersedia
 Sudah tersedia APD (safety shoes dan safety helmet
untuk tamu)
 Kondisi konstruksi bangunan secara umum baik
3 Workshop  Safety Sign (PPE) tersedia & tampak jelas
 Jalur Escape tampak jelas
 Policy Statement tersedia
 Lay Out Emergency Exit tersedia
 Jalur evakuasi (cat hijau) jelas terlihat di dinding
maupun di lantai workshop
 Emergency Alarm tersedia
 Adanya speaker dan kamera yg terpasang dipojok
atas gedung
 Undang-undang No. 01/1970 tersedia
 Kondisi workshop bagian depan secara umum baik
 Tidak ada bahan yang mudah terbakar di area
pengelasan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi banding dan forum diskusi yang telah dilakukan,

dapat diambil kesimpulan bahwa PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION

WORKS-Balikpapan telah menerapkan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standar teknis dan standar K3

12
yang berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh Management PT. SURABAYA

STEL CONSTRUCTION WORKS. Salah satu upaya dengan pembentukan

Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tetapi dalam

perkembangannya, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan secara terus-menerus

untuk menunjang operasional perusahaan baik dari segi efisiensi kerja dan

produktifitas kerja, serta Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bidang

Konstruksi, Listrik & Penaggulangan Kebakaran, mengingat jumlah dan jenis

peralatan-peralatan yang digunakan dan tenaga kerja yang begitu banyak,

sehingga bisa berpotensi bahaya yang tingi.

Oleh karena itu fungsi dan peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di lingkungan PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION WORKS perlu

mendapat dukungan dan penghargaan dari Management Perusahaan dalam

menjalankan operasionalnya. Terbukti dengan adanya berbagai macam program

K3 di lingkungan PT. SURABAYA STEL CONSTRUCTION Works, seperti :

 Prosedure Tanggap Darurat

 Program Orientasi Karyawan

 Program Rapat K3L

 Program Latihan K3L

 dll

4.2. Saran

Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan dalam pelaksanaan dan

penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) di lingkungan PT. SURABAYA

13
STEL CONSTRUCTION WORKS sebaiknya perlu dilakukan rekomendasi-

rekomendasi sebagai berikut :

1. Meningkatkan upaya-upaya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dalam bidang Konstruksi, Listrik & Penanggulangan kebakaran,

terutama pembinaan tenaga kerja dan aprentice (tenaga kerja magang)

tentang potensi bahaya bidang Konstruksi, Listrik & Penanggulangan

kebakaran dan melengkapi peralatan kerja yang digunakan dengan alat

pengaman sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan standar teknis

yang berlaku.

Dengan adanya beberapa temuan-temuan diatas, perlu ditingkatkan lagi

pengawasan terhadap Norma K3 Konstruksi, Listrik & Penanggulangan

kebakaran (audit SMK3 Listrik & Mekanik), dengan dilakukannya pemeriksaan

peralatan secara berkala, sertifikasi, menambah fasilitas atau peralatan tambahan

agar pekerjaan bisa dilakukan dengan baik dan aman serta penggantian peralatan-

peralatan yang sudah tidak layak operasi berdasarkan hasil pemeriksaan di atas.

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan forum diskusi yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Surabaya Steel Construction

Balikpapan telah menerapkan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

khususnya pada bidang Konstruksi, Listrik & Penanggulangan kebakaran sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, standar teknis dan standar K3 yang

berlaku dan kebijakan yang ditentukan oleh Management PT. Surabaya Steel

Construction Balikpapan.

Salah satu upayanya adalah dengan membentuk Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan penerapan Sistem Manajemen

14
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tetapi dalam perkembangannya,

perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan secara terus-menerus untuk menunjang

operasional perusahaan baik dari segi efisiensi kerja dan produktifitas kerja, serta

Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bidang Konstruksi sesuai

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1 / Men / 1980 tentang K3

Konstruksi bangunan dan Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan

Menteri Pekerjaan Umum No. Kep. 174 / Men / 1986 dan No. 104 / Kpts / 1986

dan untuk Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran sesuai dengan yang di

gambarkan pada pasal 4 Undang-undang No. 1 tahun 1970 dan menurut

penjelasan Pasal 10 Undang-undang No. 14 tahun 1969 yang mencakup

pembentukan, penerapan dan pengawasan.

15

Anda mungkin juga menyukai