Anda di halaman 1dari 87

TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN KECEPATAN


MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KONVERTER
PENAIK DAN PENURUN TEGANGAN (AC-DC BUCK BOOST
CONVERTER) DENGAN SOFT STARTER

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh

ENJOI CAPITAL SINAGA


NIM : 100402036

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALI$S DAh[ SIMTJI,AST PSNGAY{'K&N ffiCffiP&€&N &ffi}?$R,
ARUS SEARAH ETENGGUIqAKAN KSiqV&KT-&.R tr&NS,gK T}AN
PENURIn{ TEGAN€AN {AC-ruC BUCK S&SS?' e#NvffiRgege}
ruEFIGA-N S$F'T' S€"ARG-SK

f'bEelt "

pry.q_-$"E_q"sry.gHe&sw&s,&
F{XRE: tS*4SgS6

Tugas Alr&ir ini diaje&an !$rtffk roelengkepi sniaia satw syarat


untuk memperolch gelar Sar$eea Tekn*k
p*de

DHFARTE&g&N T$KHIK Eg.HKf'RS


F,EKE"lg"g'A$ TH,KNSK
{rTqg'vrcsa$ITAs s{"iegATmRA qJYAeA
lvg&

Sidang pada tanggal 1l bulan januari tahun 2$1? di depan Feelgi$i :

1. Ir. Suqya Termizi Kasimq &fl.Si. : Kefare Pemgcxjf .)-


2. Ir. SyamsulAmien, S&S" ; Amggot* Pellprj$

hlEF: t$6$S g 3 3g99SS3gSS3

11986S11S{}?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Pengasutan motor arus searah memerlukan arus yang sangat besar

sehingga bila dilakukan secara langsung dapat menyebabkan kerusakan pada

isolasinya. Karena hal ini, arus pada pengasutan motor arus searah diusahakan

sekecil mungkin. Cara untuk mengurangi arus start ini dapat dilakukan dengan

soft starter, metode ini dilakukan dengan membandingkan arus referensi dengan

arus jangkar pada motor. Pada percobaan diperoleh bahwa arus start pada motor

arus searah tidak pernah melewati 25 ampere sehingga cara ini cukup efektif

untuk digunakan pada starting motor arus searah.

Pengaturan kecepatan motor arus searah sangat diperlukan dalam berbagai

industri. Pengaturan kecepatan arus searah dapat dilakukan dengan pengaturan

arus medan, pengaturan tahanan jangkar, dan pengaturan tegangan. Pengaturan

tegangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan konverter penaik dan penurun

tegangan (AC-DC buck-boost converter). Rangkaian ini berfungsi untuk

menaikkan ataupun menurunkan tegangan yang dapat dikontrol dengan pulse

generator sehingga pengaturan kecepatan motor arus searah sangat mudah

dilakukan. Kecepatan motor arus searah juga dapat dikontrol dengan PI

controller. Rangkaian ini bekerja dengan membandingkan kecepatan referensi

dengan kecepatan motor yang sebenarnya dan keluarannya akan berfungsi sebagai

arus referensi pada soft starter.

Kata kunci: AC -DC buck-boost converter, soft starter, DC motor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kesempatan untuk
dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ” ANALISIS DAN SIMULASI
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN
KONVERTER PENAIK DAN PENURUN TEGANGAN (AC-DC BUCK
BOOST CONVERTER) DENGAN SOFT STARTER” yang penulis susun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua yang telah
membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tak ternilai, yaitu P.Sinaga dan N.
limbong, serta saudara kandung penulis atas seluruh perhatian dan dukungannya
hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Selama masa kuliah sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis
mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
setulus hati penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
bbesarnya kepada:
1. Bapak Ir.Raja Harahap,M.T selaku Dosen Pembimbing tugas akhir atas
segala arahan, motivasi, dan bimbingannya dalam penyelesaian tugas akhir
ini.
2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. dan Bapak Ir. Syamsul Amien, MS.
selaku dosen pembanding tugas akhir ini.
3. Bapak Rahmad Fauzi, S.T., M.T. selaku Dosen Wali penulis atas segala
bimbingan dan nasehat serta motivasinya selama penulis menjalani kegiatan
akademik.

4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. dan Bapak Rahmad Fauzi, S.T.,
M.T. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Seluruh Dosen Departemen Teknik Elektro FT-USU yang telah
membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu selama masa pendidikan.

6. Seluruh Pegawai dan Karyawan Departemen Teknik Elektro FT-USU atas


segala bantuan dan dukungannya.
7. Seluruh teman-teman di DepartemenTeknik Elektro FT USU, khususnya
angkatan 2010.
8. Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata
penulis berharap semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi siapapun yang
membutuhkannya.

Medan, Januari 2017

Penulis

Enjoi Capital Sinaga

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 2

1.5 Metode Penelitian ........................................................................................ 3

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Motor Arus Searah ........................................................................................ 5

2.2 Prinsip Kerja Arus Searah ............................................................................. 6

2.3 Konstruksi Motor Arus Searah ..................................................................... 9

2.4 Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah ................................................. 14

2.4.1 Pengaturan Arus Medan (field-current control) ................................ 16

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.2 Pengaturan Tahanan Jangkar ............................................................. 17

2.4.3 Pengaturan Tegangan ........................................................................ 18

2.4.4 Pengaturan Kecepatan Motor dengan Konverter Penaik dan Penurun

Tegangan (Buck-Boost Converter) .................................................... 21

2.5 Cara-cara Pengasutan Motor Arus Searah .................................................. 28

2.5.1 Menggunakan Tahanan Starting ....................................................... 28

2.5.2 Dengan Pembatas Arus Start ............................................................. 28

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM .......................................... 30

3.1 Parameter Mesin Arus Searah .................................................................... 30

3.2 Parameter Penyearah dan Filter Kapasitor .................................................. 31

3.3 Parameter Pulse Generator ......................................................................... 33

3.4 Parameter Pengontrol Kecepatan ................................................................ 33

3.5 Parameter Konverter Penaik dan Penurun Tegangan

(Buck-boost converter) ................................................................................ 34

3.6 Parameter Soft Starter ................................................................................. 35

3.7 Pemodelan Simulasi pada Matlab ............................................................... 35

3.7.1 Mesin Arus Searah ............................................................................ 36

3.7.2 Penyearah dan Filter kapasitor .......................................................... 37

3.7.3 Pulse Generator ................................................................................. 39

3.7.4 Pengontrol Kecepatan ........................................................................ 40

3.7.5 Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-boost Converter) .. 40

3.7.6 Soft Starter ......................................................................................... 42

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.7 Tahanan Starting ................................................................................ 44

3.8 Rangkaian Simulasi .................................................................................... 44

3.8.1 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung .... 44

3.8.2 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting .. 45

3.8.3 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller .......................................................................................... 45

3.8.4 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI

Controller ........................................................................................... 46

3.9 Simulasi Sistem ........................................................................................... 46

3.10 Skematik Perencanaan Penelitian ............................................................... 47

BAB IV ANALISIS DAN HASIL SIMULASI .................................................. 48

4.1 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung ........................ 48

4.2 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung ......... 49

4.3 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting .................... 49

4.4 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting ...... 50

4.5 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter

tanpa PI Controller ...................................................................................... 51

4.6 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller..................................................................................................... 52

4.7 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter

dan PI Controller ......................................................................................... 53

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.8 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI

Controller..................................................................................................... 54

4.9 Tegangan Searah Hasil dari Filter dan Pulse Generator ............................ 55

4.10 Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah dengan Mengubah-ubah Nilai dari

Duty Cycle ................................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 59

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 59

5.2 Saran ............................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61

LAMPIRAN

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kaidah Tangan Kiri Fleming ............................................................. 6

Gambar 2.2 : Arah Arus dan Gaya .......................................................................... 7

Gambar 2.3 : Gaya dalam Medan Magnet .............................................................. 8

Gambar 2.4 : Konstruksi Motor Arus Searah .......................................................... 9

Gambar 2.5 : Konstruksi Kutub dan Penempatannya ........................................... 10

Gambar 2.6 : Inti Jangkar yang Berlapis ............................................................... 11

Gambar 2.6a : Kumparan Gelung ........................................................................... 12

Gambar 2.6b : Kumparan Gelombang .................................................................... 12

Gambar 2.7 : Komutator ........................................................................................ 13

Gambar 2.8 : Sikat-sikat ........................................................................................ 14

Gambar 2.9 : Pengaturan Medan pada Motor DC Penguatan Shunt ..................... 16

Gambar 2.10 : Pengaturan Tahanan Jangkar pada Motor DC Penguatan Shunt ..... 17

Gambar 2.11 : Pengaturan Tegangan pada Motor Arus Searah .............................. 19

Gambar 2.12 : Gambar Ekivalen AC-DC Buck-boost Converter ............................ 21

Gambar 2.13a : Filter Induktor dengan Penyearah ................................................... 26

Gambar 2.13b : Filter Kapasitor ................................................................................ 26

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.14 : Bentuk Gelombang Filter Kapasitor ................................................ 27

Gambar 3.1 : Model Mesin Arus Searah ............................................................... 36

Gambar 3.2 : Kotak Dialog Parameter Mesin Arus Searah .................................. 37

Gambar 3.3 : Diagram Simulink Penyearah dan Filter Kapasitor ......................... 38

Gambar 3.4a : Kotak Dialog Diode ......................................................................... 38

Gambar 3.4b : Kotak Dialog Kapasitor ................................................................... 39

Gambar 3.5 : Kotak Dialog Pulse Generator ........................................................ 39

Gambar 3.6 : Diagram Simulink Pengontrol Kecepatan ....................................... 40

Gambar 3.7 : Diagram Simulink Buck-boost Converter ....................................... 40

Gambar 3.8a : Kotak Dialog IGBT ......................................................................... 41

Gambar 3.8b : Kotak Dialog Dioda ......................................................................... 41

Gambar 3.8c : Kotak Dialog Induktor ..................................................................... 41

Gambar 3.8d : Kotak Dialog Kapasitor ................................................................... 41

Gambar 3.9 : Diagram Simulink Soft Starter ........................................................ 42

Gambar 3.10a : Tampilan Dialog GTO ..................................................................... 43

Gambar 3.10b : Tampilan Dialog Relay ................................................................... 43

Gambar 3.10c : Tampilan Dialog Induktor ............................................................... 43

Gambar 3.10d : Tampilan Dialog Dioda ................................................................... 43

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.11 : Tampilan Tahanan Starting ............................................................. 44

Gambar 3.12 : Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung ... 44

Gambar 3.13 : Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting . 45

Gambar 3.14 : Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa

Pengatur Kecepatan ........................................................................... 45

Gambar 3.15 : Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dengan

Pengatur Kecepatan ........................................................................... 46

Gambar 4.1 : Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s) ................................................................. 48

Gambar 4.2 : Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan
Motor Arus Searah (rad/s) ................................................................. 50

Gambar 4.3 : Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan
Motor Arus Searah (rad/s) ................................................................. 51

Gambar 4.4 : Grafik Gate Pulse ke GTO dan Besar Error Current ..................... 52

Gambar 4.5 : Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s) ................................................................. 54

Gambar 4.6 : Grafik Gate Pulse Ke GTO dan Besar Error Current .................... 54

Gambar 4.7 : Grafik Tegangan Arus Searah Hasil dari Filter Kapasitor .............. 55

Gambar 4.8 : Grafik Pulse Generator pada Buck-boost Converter ....................... 56

Gambar 4.9 : Grafik Kecepatan dengan Duty Cycle ............................................. 58

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Parameter Mesin Arus Searah ......................................................... 30

Tabel 3.2 : Parameter Penyearah dan Filter Kapasitor ...................................... 32

Tabel 3.3 : Parameter PWM .............................................................................. 33

Tabel 3.4 : Parameter Pengontrol Kecepatan .................................................... 34

Tabel 3.5 : Parameter Buck-Boost Converter .................................................... 34

Tabel 3.6 : Parameter Soft Starter ..................................................................... 35

Tabel 4.1 : Kecepatan Motor Arus Searah dan Tegangan yang Dibangkitkan

dengan Perubahan Nilai Duty Cycle ................................................. 57

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanis. Motor arus searah terdiri dari penguatan bebas dan penguatan sendiri.

Dalam dunia industri motor arus searah banyak digunakan sebagai motor

penggerak, hal ini karena motor arus searah memiliki pengaturan kecepatan yang

mudah dilakukan.

Pengaturan kecepatan motor arus searah dapat dilakukan dengan mengatur

arus medan, kemudian dengan mengatur tahanan jangkar dan dengan mengatur

tegangan terminal jangkar.

Motor arus searah membutuhkan arus starting yang besar, arus yang besar

ini dapat merusak isolasi dalam motor, sehingga harus dilakukan pengontrolan

terhadap arus startingnya. Beberapa metode starting motor yang dapat dilakukan

adalah dengan menggunakan tahanan starting dan dengan menggunakan

rangkaian pembatas arus start.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan soft starter untuk mengurangi arus

start motor yang besar.

2. Bagaimana pengaruh penggunaan konverter penaik dan penurun

tegangan (ac-dc buck boost converter) terhadap pengaturan kecepatan

motor arus searah.

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini diantaranya adalah

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan soft starter dengan

metode starting yang lain terhadap arus start yang masuk ke kumparan

jangkar motor .

2. Untuk mengetahui penggunaan konverter penaik dan penurun tegangan

(buck boost converter) pada pengontrolan kecepatan motor arus searah.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan tugas akhir ini mendapatkan hasil yang maksimal serta

terfokus pada judul dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis perlu

membatasi permasalahan yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam

Tugas Akhir ini adalah :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Data parameter mesin arus searah, penyearah gelombang penuh, PWM,
pengontrol kecepatan, soft starter, dan konverter penaik dan penurun
tegangan (buck boost converter) diambil dari jurnal IEEE yang berjudul
Design and simulation of speed controller using ac-dc buck boost
converter for dc motor drive with soft starter.
2. Motor yang digunakan adalah motor arus searah satu phasa penguatan

bebas.

3. Pengukuran dan analisa rugi-rugi harmonik tidak dilakukan.

4. Simulasi dilakukan dalam blok model dari perangkat lunak.

1.5 Metode Penelitian

Adapun metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Studi lapangan, yaitu pengambilan data spesifikasi dan data parameter


mesin induksi yang akan disimulasi.
2. Studi literatur, yaitu buku referensi, jurnal, artikel dari internet, dan
bahan kuliah yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Metode diskusi, yaitu berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing,

asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik

Elektro dan teman-teman sesama mahasiswa mengenai masalah-masalah

yang timbul selama penulisan tugas askhir ini berlangsung.

4. Perancangan atau simulasi sistem dengan menggunakan program

simulink yang terdapat pada perangkat lunak MATLAB.

5. Pengujian program simulasi.

6. Menganalisa hasil perhitungan serta hasil simulasi.

7. Membuat kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori umum dan prinsip kerja motor arus searah

berpenguatan sendiri, soft starting, dan teori umum dan prinsip

kerja konverter penaik dan penurun tegangan (buck boost

converter).

BAB III : PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM

Bab ini berisi perancangan rangkaian motor arus searah


berpenguatan sendiri dengan soft starting dan pengaturan
kecepatan dengan konverter penaik dan penurun tegangan (buck
boost converte)r dengan perangkat lunak MATLAB dan
melakukan simulasi percobaan.

BAB IV : ANALISIS HASIL SIMULASI

Bab ini berisi analisa dari hasil simulasi yang telah dilakukan dan

membandingkan hasil simulasi yang diperoleh dengan teori.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil simulasi dan

dari analisa data yang telah dilakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Arus Searah

Mesin listrik dapat berupa generator dan motor. Perbedaan dari kedua mesin

ini terletak pada pengkonversian dayanya. Generator bekerja dengan mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik. Sedangkan motor bekerja dengan

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Sebuah generator arus searah

dapat digunakan menjadi mesin arus searah dengan membalik tegangan sumber

dan tegangan jangkar.

Motor arus searah bekerja berdasarkan interaksi antara dua fluksi magnetik.

Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari

utara menuju selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet

yang melingkar. Interaksi ini akan menimbulkan suatu gaya sehingga akan

menimbulkan torsi.

Ditinjau dari segi sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah dapat

dibedakan menjadi:

1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor

dan medan stator diperoleh dari luar.

2. Motor arus searah penguatan sendiri, bila sumber arus penguat magnet

dari motor itu sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Motor arus searah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Motor arus searah penguatan shunt.

2. Motor arus searah penguatan seri.

3. Motor arus searah kompon panjang.

 Motor arus searah kompon panjang kumulatif.

 Motor arus searah kompon panjang differensial.

4. Motor arus searah kompon pendek.

 Motor arus searah kompon panjang kumulatif.

 Motor arus searah kompon panjang differensial.

2.2 Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Motor arus searah bekerja berdasarkan percobaan Lorentz yang

menyatakan,”Jika sebatang penghantar listrik yang berarus di dalam medan

magnet maka pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya”. Gaya

yang terbentuk sering disebut gaya Lorentz. Untuk menentukan arah gaya dapat

digunakan kaidah tangan kiri Fleming atau kaidah telapak tangan kiri. Gambar 2.1

melukiskan kaidah tangan kiri Fleming.

Gambar 2.1 Kaidah Tangan Kiri Fleming

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun seperti gambar 1, garis

gaya magnet sesuai dengan arah jari telunjuk, arus yang mengalir pada penghantar

searah dengan jari tengah maka, gaya yang terbentuk pada kawat penghantar akan

searah dengan arah ibu jari. Jika digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka

didalam menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut : “Telapak tangan

kiri direntangkan sedemikian rupa sehingga ibu jari dengan keempat jari yang lain

saling tegak lurus. Jika garis gaya magnet menembus tegak lurus telapak tangan,

arah arus sesuai dengan arah keempat jari tangan, maka ibu jari akan

menunjukkan arah gaya yang terbentuk pada kawat penghantar. Hubungan antara

garis gaya magnet, arah arus dan gaya yang terbentuk pada kawat penghantar

dapat dilukiskan seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2 Arah Arus dan Gaya

Untuk dua buah penghantar yang berarus seperti gambar 2.3 berada dalam

medan magnet maka pada masing-masing kawat akan timbul suatu gaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.3 Gaya dalam Medan Magnet

Besarnya gaya ini bergantung dari besarnya arus yang mengalir pada

kumparan jangkar (I), kerapatan fluksi (B) dari kedua kutub dan panjang

konduktor jangkar (l). Semakin besar fluksi yang terimbas pada kumparan

jangkar maka arus yang mengalir pada kumparan jangkar juga besar, dengan

demikian gaya yang terjadi pada konduktor juga semakin besar.

Jika arus jangkar (I) tegak lurus dengan arah induksi magnetik (B) maka

besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar yang

ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah [1] :

F = B . I . l Newton ..................................................................... (2.1)

Dimana:

F = Gaya yang terbentuk pada penghantar (Newton)

I = Arus yang mengalir pada konduktor jangkar (Ampere)

B = Kerapatan fluksi (Weber/m2)

l = Panjang konduktor jangkar (m)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3 Konstruksi Motor Arus Searah

Konstruksi motor arus searah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian

yang diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Bagian motor arus searah

dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Konstruksi Motor Arus Searah

Bagian-bagian motor dapat dibagi menjadi:

1. Badan motor (rangka)

Rangka (frame atau yoke) motor arus searah memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan.

2. Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutub-kutub mesin.

Untuk mesin kecil, dipertimbangkan harga lebih dominan daripada beratnya,

biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang (cast iron), tetapi untuk mesin-mesin

besar biasanya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau lembaran baja (rolled steel).

Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti, selain

itu rangka juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat secara

mekanik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Biasanya pada motor terdapat papan nama (name plate) yang bertuliskan

spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang

merupakan tempat-tempat ujung belitan penguat medan dan lilitan jangkar.

2. Kutub

Medan penguat atau medan magnet terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub

seperti gambar 2.5.

Gambar 2.5 Konstruksi Kutub dan Penempatannya

Fungsi kutub adalah

1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang

lebar maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.

2. Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau

kumparan medan.

Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau besi tuang. Sepatu

kutub dilaminasi dan dibaut atau dikelilingi (rivet) ke rangka mesin. Sebagaimana

diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan

oleh kutub-kutub magnet buatan dengan prinsip elektromagnetik.

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Inti jangkar

Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor adalah berbentuk silinder

yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk melilitkan kumparan-kumparan

tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar yang terbuat dari bahan ferromanetik,

dengan maksud agar komponen-komponen ( lilitan jangkar ) terletak dalam daerah

yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi dapat bertambah besar. Seperti

halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari bahan-bahan berlapis-lapis

tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus linier. Bentuk

inti jangkar dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Inti Jangkar yang Berlapis

4. Kumparan jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl

induksi.

kumparan jangkar terdiri dari :

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Kumparan gelung

Gambar 2.6a Kumparan Gelung

2. Kumparan gelombang

Gambar 2.6b Kumparan Gelombang

5. Kumparan medan

Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang akan

dipotong oleh konduktor jangkar.

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Komutator

Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar ,

sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu

kerja sama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih

baik, maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.

Dalam hal ini setiap belahan ( segmen ) komutator tidak lagi merupakan bentuk

separoh cincin, tetapi sudah berbentuk lempengan-lempengan (segmen

komutator) terdapat bahan isolasi. Gambar komutator dapat ditunjukkan pada

gambar 2.7.

Gambar 2.7 Komutator

7. Sikat-sikat

Sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan

jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk

menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan

keinginan. Bentuk sikat-sikat dapat dilihat pada gambar 2.8

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.8 Sikat-sikat

Disamping itu, sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi.

Karbon yang ada diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk

mengurangi rugi-rugi listrik. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat

tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada

komutator [2].

2.4 Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah

Pada motor arus searah berlaku persamaan:

Vt = Ea + Ia R a …………………………………………………….(2.2)

Dimana:

Vt = tegangan terminal (Volt)

Ea = gaya gerak listrik induksi (Volt)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

Ia = arus jangkar (Volt)

Besar gaya gerak listrik induksi pada kumparan jangkara akibat berputarnya

rotor yang terletak diantara kutub magnet adalah:

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


∅xPxZxN
Ea = x 108…...…………………………………..…(2.3)
a x 60

Dimana:

Ea = gaya gerak listrik induksi (Volt)

N = putaran rotor (rpm)

∅ = fluks magnit perkutub (Maxwel)

Atau:

∅xPxZxN
Ea = ……………………………………..……..…..(2.4)
a

Dimana:

Ea = gaya gerak listrik induksi (Volt)

N = putaran rotor (rpm)

∅ = fluks magnit perkutub (Maxwel)

Persamaan (2.3) diatas dapat dituliskan menjadi :

Ea = C x ∅ x N ……………………….…………………………..(2.5)

Dimana :

∅ dalam weber

PxZ
C = a x 60…………………………………………..……(2.6)

Dari persamaan (2.2) dan persamaan (2.5) dapat diperoleh:

Vt −Ia Ra
N= …………………………………………….……(2.7)
cx∅

1
N = c (Ea ⁄∅ )………………………………………………...….(2.8)

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan demikian ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengatur

kecepatan motor arus searah, diantaranya:

 Pengaturan arus medan.

 Pengaturan tahanan yang berhubungan dengan rangkaian gandar

kumparan.

 Pengaturan tegangan pada terminal-terminal gandar kumparan [3].

2.4.1 Pengaturan Arus Medan (field-current control)

Pengaturan arus medan (field-current control) merupakan metode yang

paling umum digunakan dan merupakan salah satu keuntungan yang menonjol

dari motor-motor shunt. Pengaturan arus medan yang berarti mengatur fluks dan

kecepatannya dengan cara mengatur tahanan dari rangkaian medan-shunt, atau

dengan pengaturan zadat bila medannya diteral secara terpisah, merupakan cara

yang mudah dikerjakan, murah, dan tanpa banyak perubahan pada kerugian-

kerugian motor [4]. Gambar rangkaian pengaturan kecepatan dengan pengaturan

arus medan dapat dilihat pada gambar (2.9).

Gambar 2.9 Pengaturan Medan pada Motor DC Penguatan Shunt

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan substitusi persamaan (2.2) ke persamaan (2.5) maka akan diperoleh

persamaan [5]:

Vt −Ia Ra
N= C∅
………………………………………………..…….(2.9)

Dimana:

N = putaran kecepatan motor (rpm)

Vt = tegangan terminal (Volt)

Ia = arus jangkar (Ampere)

4,44 Np
C = konstanta. ( )
120

∅ = fluks medan shunt (Wb)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

2.4.2 Pengaturan Tahanan Jangkar


Pengaturan ini berupa pengaturan kecepatan dengan cara memasukkan

tahanan seri luar ke dalam rangkaian gandar kumparannya. Cara ini dapat

diterapkan pada motor-motor seri, shunt, majemuk; untuk dua jenis terakhir,

tahanan seri harus dipasang diantara medan shunt dan gandar kumparan, bukan

diantara jala-jala listrik dan motor. Pengaturan kecepatan dengan tahanan jangkar

dapat dilihat pada gambar (2.10).

Gambar 2.10 Pengaturan Tahanan Jangkar pada Motor DC Penguatan Shunt

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari persamaan (2.9) diperoleh persamaan:

Vt −Ia Ra (Ra + Rvar


N= C∅
…………………………………...……..(2.10)

Dimana:

N = putaran kecepatan motor (rpm)

Vt = tegangan terminal (Volt)

Ia = arus jangkar (Ampere)

4,44 Np
C = konstanta. ( )
120

∅ = fluks medan shunt (Wb)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

Metode ini jarang digunakan karena menyebabkan rugi-rugi cukup besar

dan sangat mempengaruhi efisiensi motor [5].

2.4.3 Pengaturan Tegangan

Pengaturan ini memanfaatkan kenyataan bahwa suatu perubahan pada

tegangan terminal suatu motor shunt akan menyebabkan suatu perubahan

kecepatan yang sebanding. Biasanya daya yang tersedia merupakan arus bolak

balik tegangan tetap, sehingga diperlukan peralatan tambahan berupa suatu

penyearah (rectifier) atau suatu himpunan generator-motor agar dapat

memberikan tegangan yang dapat diatur bagi motor [4]. Pengaturan tegangan

pada motor arus searah dapat dilihat pada gambar (2.11).

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.11 Pengaturan Tegangan pada Motor Arus Searah

Berdasarkan persamaan (2.2) dan (2.5) diperoleh persamaan [5]:

Vt −IaRa
N= C∅
………………………………………………….(2.11)

Dimana :

N = putaran kecepatan motor (rpm)

Vt = tegangan terminal (Volt)

Ia = arus jangkar (Ampere)

C = konstanta

∅ = fluks medan shunt (Wb)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

Berdasarkan pengaturan tegangan menggunakan thyristor terbagi atas tiga bagian

sebagai berikut:

a. Kontrol Phasa

Dimana sumber AC dipotong gelombang negatifnya sehingga yang

terhubung ke motor adalah gelombang positifnya dan pengontrolan ini dapat

digunakan untuk semua daya motor.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Integral Siklus Kontrol

Dengan memotong gelombang AC sehingga merubah nilai tegangan AC

atau disebut juga AC Kontroler, yang dihubungkan dengan jembatan dioda.

Metode ini hanya bermanfaat untuk ukuran motor mempunyai daya yang kecil.

c. Kontrol Chopper

Pada banyak aplikasi industri, diperlukan untuk mengubah sumber tegangan

dc tetap menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variabel. DC Chopper di kenal

dengan pengubah daya DC-DC atau DC Konverter yang dimanfaatkan terutama

untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai

dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah

berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang

tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai

adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran

dan sisi masukan pada rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan untuk

menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch (solid state

electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. Secara

umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan tegangan

dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan,

dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan

masukan [5].

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.4 Pengaturan Kecepatan Motor dengan Konverter Penaik dan Penurun

Tegangan (Buck-boost Converter)

Konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) dapat

menghasilkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan masukannya dan

dapat juga menghasilkan tegangan yang lebih rendah daripada tegangan

masukannya. Analisis steady state dilakukan untuk mendapatkan rangkaian

ekivalen dari konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter). Ada

tiga mode dari konverter ini, yaitu:

1. Mode Pengisian

Selama mode pengisian, switching akan menutup, dioda reverse bias, input
tegangan timbul pada induktor. Induktor akan menyimpan energi sementara
motor dan kapasitor akan terisolasi.
2. Mode Pelepasan

Selama mode pemakaian, switching akan menutup, dioda akan forward bias

dan induktor bertindak sebagai sumber pada kapasitor dan motor.

3. Pada mode ini sama seperti mode pertama. Pada kondisi ini kapasitor

bertindak sebagai sumber untuk motor [6].

Gambar ekivalen konverter penaik dan penurun tegangan (ac-dc buck boost
converter) dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Gambar Ekivalen Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Ac-dc

Buck-boost Converter)

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perlu dicatat bahwa frekuensi switching sangat tinggi, tegangan input

diasumsikan konstan. Tegangan induktor V1 adalah tegangan sumber Vin selama

mode pengisian dan tegangan keluaran V0 selama mode pelepasan muatan.

Dengan memisalkan D adalah duty cycle, maka nilai dari V1 dapat dirumuskan:

V1(t) = DVin (t) + (1 – D)Vo(t) …………………………….(2.12)

Tegangan pada induktor dirumuskan dengan:

𝑑𝑖
VL(t) = L ……………………………………………….….(2.13)
𝑑𝑙

Arus pada induktor dihasilkan selama pelepasan. Arus ini timbul karena

awalnya terjadi pengisian pada induktor tersebut. Persamaan untuk menentukan

nilai dari arus sumber dengan arus keluaran dirumuskan dengan:

iS(t) =D iL (t) ………………………………………………….(2.14)

io(t) = (1– D) iL (t) ...……………………………………….….(2.15)

Dari persamaan 2.12 dan persamaan 2.13 dapat dituliskan hubungan:

𝑑𝑖𝐿
DV (t) = L - (1- D)Vo(t) ...…..……………………..….….(2.16)
𝑑𝑡

Dengan mensubstitusikan persamaan 2.15 ke persamaan 2.16 maka akan

diperoleh hubungan:

D L di𝑜
V(t) = 2 – Vo(t) ...…..……………….…..….(2.17)
1−𝐷 (1−𝐷) dt

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Persamaan 2.17 memperlihatkan rangkaian ekivalen steady state seperti

yang ditunjukkan pada gambar 2.12. Rangkaian ini memerlukan kapasitor C yang

besar untuk menghasilkan tegangan keluaran yang rata. Pada keadaan steady state

dan untuk mencukupi kebutuhan kapasitor C yang besar, maka tegangan keluaran

Vo(t) dan arus keluaran io(t) diasumsikan sama dengan nol. Tegangan rata – rata

dari bagian kedua dari persamaan 2.17 sama dengan nol, sehingga tegangan

keluaran akan tergantung dengan tegangan keluaran dan dirumuskan dengan:

v0 (t) D
| |= ……….……………………………….…….(2.18)
v(t) 1−D

Persamaan 2.18 ini dapat dituliskan juga dengan:

v0 (t)
D= ……….……………………………….........….(2.19)
v(t)+v0 (t)

Dimana :

v0 (t) = tegangan keluaran (volt)

v(t) = tegangan masukan (volt)

D = duty cycle

L = induktansi (H)

is (t) = arus masukan (A)

i0 (t) = arus keluaran (A)

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Fungsi dari konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter)

tergantung dari nilai dari duty cycle D ini. Jika D ≤ 0.5 maka sistem akan

berfungsi sebagai buck converter dan jika D ≥ 0.5 maka sistem akan berfungsi

sebagai boost converter [7]. Pengaturan kecepatan dengan konverter penaik dan

penurun tegangan (buck-boost converter) memerlukan peralatan seperti:

 Pulse Generator

Pulse Generator berguna untuk memberikan sinyal pada konverter penaik

dan penurun tegangan (buck-boost converter) untuk mengontrol magnitude

tegangan output. Tegangan output ini akan dikirimkan menjadi masukan pada

motor [6].

 Proportional-Integral (PI) Controller

PI controller bekerja dengan mengambil kecepatan motor sebagai masukan

dan memberikan arus referensi pada kontrol. Arus referensi ini berguna untuk

masukan soft starter yang mengontrol arus start sampai pada kecepatan yang

diinginkan. Pengontrol ini bekerja berdasarkan hubungan antara kecepatan, arus

jangkar, tegangan jangkar, back emf, dan torsi.

Berikut ini adalah persamaan- persamaan pada mesin dc penguatan bebas.

Torsi motor berhubungan dengan arus jangkar.

Tl = Kia ……………….……………………………….…..….(2.20)

Tegangan back emf berhubungan dengan kecepatan motor 𝜔m.

ia =K.Nm ……………….……………………………...…..….(2.21)

Dengan menggunakan hukum Newton dan Kirchooff, akan diperoleh:

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dN
J + bN = KIa ………………..……………………...…..….(2.22)
dt

d0
l +RIa = V – KNm ………………..…………….………..….(2.23)
dt

Dengan menggunakan transformasi Laplace, akan diperoleh :

jsN (s) + bN (s) = KIa (s) ………………..…………..……..…..(2.24)

Dan

lsIa (s) + RIa (s) = V – KNm (s) …………………….……..…..(2.25)

Karena hanya hubungan antara arus jangkar dan kecepatan mesin yang

diperlukan, maka fungsinya berubah menjadi:

Iₐ (s) (Js+b)
= ………………………………...………..…..(2.26)
Nm (s) k

Dengan menggunakan fungsi ini maka pengontrol kecepatan dapat dibuat

dengan menggunakan kecepatan motor sebagai masukan dan arus referensi untuk

masukan pengontrol.

Proportional-Integral (PI) dapat dibuat berdasarkan kecepatan referensi

Nref dan kecepatan motor yang sebenarnya Nm yang akan melalui control

proportional dan integral yang terhubung secara parallel yang memiliki gain Kp

dan Ki. Nilai dari Kp dan Ki dirumuskan dengan [6] :

Iₐ (s)= (Kp + Ki.S) Nm (s) ……………………...………....…..(2.27)

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


 Penyearah Gelombang

Penyearah gelombang bekerja dengan menyearahkan arus bolak-balik (ac)

menjadi arus searah (dc). Penyearah ada 2 macam yaitu, penyearah gelombang

penuh dan penyearah setengah gelombang. Penyearah ini biasanya dipasangkan

dengan filter untuk menghilangkan riak gelombang.

 Filter

Filter digunakan untuk mendapatkan tegangan output arus searah yang rata

dari rangkaian penyearah. Dalam penyearah kita tidak mendapatkan arus searah

yang murni melainkan arus searah yang berubah secara periodik, jadi arus ini

mengandung komponen arus bolak balik. Jadi filter ini akan mengurangi factor

ripple yang terjadi pada sebuah rangkaian penyearah. Filter yang biasa dipakai

dapat berupa filter induktor dan filter kapasitor. Bentuk rangkaian filter induktor

dan filter kapasitor dapat dilihat pada gambar 2.13.

(a)

(b)

Gambar 2.13 (a) Filter Induktor dengan Penyearah dan (b) Filter Kapasitor

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada filter kapasitor, pada saat tegangan sumber naik, kapasitor akan terisi

sampai tegangan maksimum. Pada saat tegangan sumber menurun, kapasitor akan

melepaskan energi yang disimpannya melalui beban (karena pada saat ini dioda

tidak terkonduksi). Dengan demikian, beban akan tetap menerima energi

walaupun dioda tidak terkonduksi. Selanjutnya bila dioda terkonduksi lagi,

kapasitor akan terisi dan energi yang tersimpan ini akan dilepaskan lagi saat dioda

tidak terkonduksi, dan demikian seterusnya. Bentuk gelombang tegangan output

dari filter kapasitor dapat dilihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Bentuk Gelombang Filter Kapasitor

Besar riak gelombang yang dihasilkan dari filter kapasitor dapat dirumuskan

dengan [8]:

Vm
Vr(pp) = …………………………………………………..(2.28)
fr RC

Dimana: Vr(pp) = riak tegangan

Vm = tegangan bolak-balik

fr = frekuensi

R = resistansi

C = besar kapasitor

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Cara-cara Pengasutan Motor Arus Searah

Salah satu masalah dari pengasutan motor arus searah adalah arus startnya

yang besar. Hal ini dapat merusak isolasi dan mengurangi efisiensi motor. Ketika

motor dijalankan, kecepatan dan tegangan induksi Ea masih sama dengan nol.

Dari persamaan Ia = (Vt − Ea )/R a , untuk Ea = 0 dan R a yang cukup kecil, arus

Ia yang mengalir besar sekali. Sehingga arus start ini perlu diperkecil.

Ada beberapa cara pengasutan motor arus searah, diantaranya:

2.5.1 Menggunakan Tahanan Starting

Cara yang paling sering digunakan untuk membatasi arus jangkar yang

besar pada saat starting adalah dengan membuat tahanan yang dipasang seri

terhadap tahanan jangkar. Secara perlahan-lahan kemudian tegangan induksi pun

dibangkitkan dan rotor pun mulai berputar. Bersamaan dengan ini, tahanan mula

tersebut harus pula diturunkan. Penurunan tahanan mula yang dipasangkan ini

dapat dikerjakan dengan tangan (oleh manusia) atau otomatis (dengan

menggunakan relay elektronik). Kerugian dari penggunaan metode ini adalah

kehilangan energi yang disebabkan pemakaian resistor dan juga batasan arus tidak

dapat diubah karena sudah ditentukan sebelumnya [9].

2.5.2 Dengan Rangkaian Pembatas Arus Start

Metode alternatif untuk membatasi arus jangkar adalah dengan

menggunakan rangkaian pembatas arus. Rangkaian pembatas ini bekerja dengan

menggunakan switch. Rangkaian switch yang digunakan bisa dengan MOSFET

atau GTO (gate turn on). Switch ini dikendalikan oleh kontrol hysteresis. Kontrol

terdiri dari relay yang membandingkan sinyal input dengan nilai nilai ambang

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang disebut hysteresis band (h band). Rangkaian ini bekerja dengan

membandingkan arus referensi (arus maksimum yang diperbolehkan pada

jangkar) dengan arus jangkar yang sebenarnya Ia.

Error arus dirumuskan:

Ie = Ia – Iref ……………………………………………………..(2.29)

Dimana:

Ie = error arus
Ia = arus jangkar sebenarnya
Iref = arus referensi
Rangkaian akan membandingkan nilai error arus ini dengan batas atas dan batas

bawah dari relay. Relay akan mengirim sinyal u’ dengan kondisi:

1, if Ie ≤ 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
U ′ (t ) = { } ………………………..……(2.30)
0, if Ie > 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡

hband
𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 = − …………………………………...…..(2.31)
2

hband
𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 = + …………………………………….....(2.32)
2

Hband disebut juga band toleransi. Berdasarkan arus referensi, soft starter

akan berkerja sehingga batasan arus akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

pengguna [6].

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM

3.1 Parameter Mesin Arus Searah

Parameter mesin arus searah diambil dari jurnal IEEE yang berjudul
Thyristor Based Speed Control Techniques of DC Motor: A Comparative Analysis
Berikut adalah parameter mesin arus searah yang akan digunakan [10]:

Tabel 3.1 Parameter Mesin Arus Searah

Rating Nilai
Rating tegangan 240 V
Rating arus 21,1 Amp
Kecepatan 1750 rpm
Tegangan medan 300 V
Rₐ 2,581 Ω
Rf 281,3 Ω
Lₐ 0,028 H
Lf 156 H
Laf 0,9483 H
J 0,02215 N –rad/sec
Bm 0,002853 N.m.s
Tf 0,5161

Dari parameter diatas dapat dicari nilai hubungan torsi dengan kecepatan.

Gaya gerak listrik dapat dihitung dengan persamaan 2.2.

Vt = Ea + Ia R a , sehingga

Ea = Vt − Ia R a

Ea = 240 − 21,1 x 2,581

Ea = 185.5409

Tenaga motor:

Pe = 185,5409 x 21.1

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pe = 3914,91 W = 5 HP

Besar arus medan:

If = 300/281.3 = 1.07 A

Dengan pesamaan:

Ea = N x Laf x If

N = Ea /( Laf x If )

N = 185,5409/( 0,9483 x 1.07)

N = 183 rad/s = 183 x 60 / ( 2 x 3.14 )

N = 1750 RPM

Besar torsi mesin arus searah:

T = Pe / N

T = 3914,91 / 182.6 = 21.4

Hubungan torsi dengan kecepatan:

T = Bl x N

Bl = 21.4 / 182.6

Bl = 0.11

3.2 Parameter Penyearah dan Filter Kapasitor

Parameter penyearah dan filter kapasitor diambil dari jurnal IEEE yang

berjudul Design and simulation of speed controller using AC-DC buck boost

converter for dc motor drive with soft starter. Berikut adalah parameter penyearah

dan filter kapasitor yang akan digunakan:

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.2 Parameter Penyearah dan Filter Kapasitor

Parameter Nilai
Vᵢᴫ 100 V
F 50 Hz
1. Dioda pada penyearah
Ron 0.001 Ω
Vf 0.8 V
Rs 500 Ω
Cs 250 pF
2. Filter Kapacitor
C 38 mF

Nilai dari filter kapasitor ini diperoleh dengan persamaan 2.28.

Vm
Vr(pp) =
fr RC

Persamaan ini dapat diubah menjadi:

Vm
C=
fr RVr(pp)

Dari persamaan ini dapat ditentukan besar riak tegangan yang diinginkan. Pada

Tugas Akhir ini dipilih riak tegangan sebesar 10 volt. Untuk menentukan besar

resistansi mesin dihitung dengan Hukum Ohm.

R = V/I = 240/21.1

R = 11.37 Ohm

Sehingga untuk menentukan besar kapasitor yang dibutuhkan dapat dihitung

dengan:

220
C=
50. 11.37 .10

C = 38 mFe

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan perhitungan ini maka tegangan rata-rata dari filter adalah sebesar 215

volt. Ini didapat dari 220 – (10/2) = 215 volt

3.3 Parameter Pulse Generator


Berikut adalah parameter Pulse generator yang akan digunakan:

Tabel 3.3 Parameter PWM

Amplitudo 0-1 volts

Frekuensi 50000 Hz

Pulse Width 52.8

Nilai dari pulse width ditentukan dengan persamaan 2.19

v0 (t)
D=
v(t)+v0 (t)

Nilai vt (t) sebagai masukan pada konverter penaik dan penurun tegangan

(buck-boost converter) diambil dari tegangan rata-rata keluaran dari penyearah

gelombang penuh. Pada Tugas Akhir ini, keluaran dari penyearah gelombang

penuh adalah sebesar 215 Volt. Dan besar tegangan keluaran yang diinginkan

adalah sebesar 240 volt. Sehingga perhitungannya menjadi:

240
D= x 100 %
215+240

D = 52.8

3.4 Parameter PI Controller

Parameter pengontrol kecepatan diambil dari jurnal IEEE yang berjudul

Design and simulation of speed controller using AC-DC buck boost converter for

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dc motor drive with soft starter. Berikut adalah parameter pengontrol kecepatan

yang akan digunakan:

Tabel 3.4 Parameter PI Controller

Nref 100 RAD/SEC


Kp 1.6
Ki 50

Saturation

Upper limit +25

Lower limit 0

3.5 Parameter Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-Boost


Converter)
Parameter konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter)

diambil dari jurnal IEEE yang berjudul Design and simulation of speed controller

using AC-DC buck boost converter for dc motor drive with soft starter. Berikut

adalah parameter konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter)

yang akan digunakan:

Tabel 3.5 Parameter Buck-Boost Converter

1. Ideal switch
Ron 0.001Ω
Rs 103 Ω
2. Induktor, L 10 Mh
3. Dioda
Ron 0.001 Ω
Vf 0.8 V
Rs 500 Ω
Cs 250 pF
4. Kapacitor, C 1000uF

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.6 Parameter Soft Starter

Parameter soft starter diambil dari jurnal IEEE yang berjudul Design and

simulation of speed controller using AC-DC buck boost converter for dc motor

drive with soft starter. Berikut adalah parameter soft starter yang akan digunakan:

Tabel 3.6 Parameter Soft Starter

1. GTO
Ron 0.05 Ω
Vf 1V
Tf 1 µs
Tt 1 µs
2. Inductor,L 100 mH
3. Dioda
Ron 0.05 Ω
Vf 0.7 V
Cs 0.1 𝜇F
4. Hysteresis controller
Upper limit +0.25
Lower limit -0.25

3.7 Pemodelan Simulasi pada Matlab

MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah perangkat lunak yang untuk

analisa dan komputasi numerik yang merupakan bahasa pemrograman matematika

lanjutan dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matrik.

Pemodelan ini dilakukan pada Matlab R2011b.

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7.1 Mesin Arus Searah

Model mesin arus searah pada Simulink ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Model Mesin Arus Searah

Mesin arus searah dapat bekerja sebagai motor atau generator. Hal ini

ditandai dengan mekanikal torsi masukannya (TL) :

 Jika TL bernilai positif, maka mesin arus searah beroperasi sebagai motor

 Jika TL bernilai negatif maka, mesin arus searah beroperasi sebagai generator

Model mesin arus searah dilengkapi dengan kotak dialog untuk memasukkan

nilai parameter mesin arus searah yang digunakan dalam simulasi. Tampilan kotak

dialog mesin induksi seperti gambar 3.2.

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 3.2 Kotak Dialog Parameter Mesin Arus Searah

Pada kotak tersebut dimasukkan nilai-nilai parameter mesin induksi yang

telah diperoleh.

3.7.2 Penyearah dan Filter Kapasitor

Penyearah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah penyearah

gelombang penuh 4 dioda atau sering disebut penyearah jembatan. Diagram

simulink penyearah dan filter kapasitor seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 3.3 Diagram Simulink Penyearah dan Filter Kapasitor

Keempat dioda ini memiliki parameter yang sama. Tampilan kotak dialog

dioda dan filter kapasitor seperti pada gambar 3.4.

(a)

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(b)
Gambar 3.4 (a) Kotak Dialog Dioda dan (b) Kotak Dialog Kapasitor

3.7.3 Pulse Generator


Fungsi dari pulse generator ini adalah untuk mengontrol tegangan keluaran

dari konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter). Pengontrolan

ini dapat dilakukan dengan mengubah-ubah nilai dari pulse width. Tampilan kotak

dialog mesin induksi seperti gambar 3.5.

Gambar 3.5 Kotak Dialog Pulse Generator

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7.4 PI Controller

Pengontrol berguna untuk menentukan kecepatan yang kita inginkan. Kita

dapat menentukan besar kecepatan yang diinginkan dengan mengubah nilai

masukan pada Nref. Diagram simulink pengontrol kecepatan seperti ditunjukkan

pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Diagram Simulink Pengontrol Kecepatan

3.7.5 Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-boost Converter)

Diagram simulink konverter penaik dan penurun tegangan (buck- boost

converter) ditunjukkan pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram Simulink Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-

boost Converter)

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Komponen yang terdapat pada konverter penaik dan penurun tegangan

(buck-boost converter) terdiri dari IGBT, dioda, induktor, dan kapasitor. Masing-

masing tampilan dialog komponen tersebut seperti pada gambar 3.8.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.8 (a) Kotak Dialog IGBT, (b) Kotak Dialog Dioda, (c) Kotak Dialog

Induktor, dan (d) Kotak Dialog Kapasitor

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7.6 Soft Starter

Soft starter ini berkerja berdasarkan chopping circuit, yaitu rangkaian yang

bekerja dengan sebuah switch yang dipicu oleh pulse. Pada Tugas Akhir ini switch

yang digunakan adalah sebuah GTO (gate turn off). Gate akan berubah seiring

dengan pulse pemicunya. GTO akan mengalirkan arus jika pulse-nya bernilai satu

dan akan terputus jika bernilai nol. Diagram simulink soft starter akan

ditunjukkan pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Diagram Simulink Soft Starter

Soft starter ini memiliki 4 komponen penyusun yang terdiri dari GTO,

induktor, dioda, dan relay. Tampilan dialog penyusun ini ditunjukkan pada

gambar 3.10.

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.10 (a) Tampilan Dialog GTO, (b) Tampilan Dialog Relay, (c) Tampilan

Dialog Induktor, dan (d) Tampilan Dialog Dioda

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7.7 Tahanan Starting

Tahanan starting berguna untuk menahan arus start yang besar sehingga arus

yang masuk ke motor bisa dikurangi. Tahanan starting yang digunakan seperti

yang ditunjukkan pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Tampilan Tahanan Starting

Tahanan yang digunakan adalah sebesar 3,66 ohm, 1,64 ohm, dan 0,74 ohm.

Tahanan starting ini akan berkurang secara bertahap sampai semua tahanan akan

lepas. Pada saat semua tahanan telah lepas, maka arus akan langsung masuk ke

mesin tanpa melalui tahanan lagi.

3.8 Rangkaian Simulasi

3.8.1 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

Gambar 3.12 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Gambar 3.13 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

3.8.3 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller

Gambar 3.14 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.4 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI

Controller

Gambar 3.15 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dengan

PI Controller

3.9 Simulasi Sistem

Simulasi yang akan dilakukan menggunakan toolbox yang terdapat pada

perangkat lunak MATLAB. Simulasi dilakukan dalam rentang waktu tertentu

dengan:

 Simulasi motor arus searah dengan start langsung dengan waktu 1.5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan tahanan starting dengan waktu 5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan soft starter tanpa pengatur kecepatan

dengan waktu 1.5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan soft starter dengan pengatur kecepatan

dan waktu 1.5 detik

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.10 Skematik Perencanaan Penelitian

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

ANALISIS HASIL SIMULASI

4.1 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

Gambar 4.1 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s)

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa arus dan tegangan membutuhkan

waktu 0.5 detik agar sistem menjadi stabil. Dari grafik arus terlihat terjadi arus

inrush sebesar 64 ampere (3 kali lipat dari arus nominal mesin sebesar 21.1

ampere). Kenaikan ini terjadi karena tahanan belitan jangkar dari mesin arus

searah yang kecil.

4.3 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.2 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s)

4.4 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan secara bertahap pada

tegangan, arus start, dan kecepatan motor sampai pada nilai nominalnya. Hal ini

terjadi karena terjadi penurunan tahanan start secara bertahap sampai lepas semua.

Tahanan start ini berguna untuk mengurangi arus yang masuk ke jala-jala motor

saat start. Disaat semua tahanan telah lepas maka mesin akan sampai ke kecepatan

nominalnya karena arus telah langsung ke mesin tanpa melalui tahanan lagi. Dari

grafik terlihat bahwa sistem memerlukan waktu 3.5 detik untuk memutuskan

semua tahanan starting dan sistem akan stabil.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.5 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller

Gambar 4.3 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s)

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.4 Grafik Gate Pulse ke GTO dan Besar Error Current

4.6 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI

Controller

Dari grafik terlihat bahwa arus jangkar tidak pernah melewati batas arus

maksimum sebesar 25 ampere. Hal ini terjadi karena adanya respon dari arus

error current yang terdiri dari arus referensi dengan arus jangkar mesin terhadap

gate pulse pada GTO. Jika besar error current Ie ( Ia-Iref) lebih besar dari 2,5

ampere maka pulse akan bernilai nol (0) dan jika lebih kecil dari -2,5 maka pulse

akan bernilai satu (1). Perbandingan ini akan membuat pada saat arus jala-jala

sebesar 25 ampere maka besar error current Ie akan bernilai nol (0) sehingga pulse

yang dibangkitkan sebesar nol (0). Pulse ini akan membuat gate pada GTO akan

terputus dan arus juga akan terputus, tetapi pada saat arus jala-jala lebih kecil dari

22,5 ampere maka pulse yang dibangkitkan sebesar satu (1) dan gate pada GTO

akan terhubung dan mengalirkan arus. Besar arus start ini dapat ditentukan sendiri

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan mengatur nilainya pada arus referensi. Dari grafik terlihat bahwa sistem

akan stabil setelah 1.3 detik.

Pulse GTO berfungsi sebagai pemicu gate pada GTO. Jika pulse bernilai

satu (1) maka gate akan terhubung dan mengalirkan arus tetapi jika pulse bernilai

nol (0) maka gate akan terputus dan tidak mengalirkan arus. Nilai dari pulse ini

tergantung dari nilai dari arus referensi dan arus start motor. Arus referensi akan

dibandingkan dengan arus start motor, jika arus start lebih besar dari arus referensi

maka pulse akan bernilai nol (0) dan jika arus start lebih kecil dari arus referensi

maka pulse akan bernilai satu (1).

4.7 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI

Controller

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.5 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan

Motor Arus Searah (rad/s)

Gambar 4.6 Grafik Gate Pulse Ke GTO dan Besar Error Current

4.8 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI

Controller

Percobaan ini hampir sama dengan percobaan simulasi motor arus searah

dengan soft starter tanpa PI controller karena bekerja berdasarkan pembatas arus

start. Perbedaannya terletak pada penambahan rangkaian pengontrol kecepatan

yang berfungsi sebagai pembatas arus start. Rangkaian pengontrol ini bekerja

dengan membandingkan kecepatan referensi dengan kecepatan motor arus searah.

54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil dari perbandingan ini kemudian akan diumpankan ke PI (Proportional-

Integral) controller. Hasilnya dari PI controller akan dibandingkan dengan arus

start dari motor arus searah. Hal ini membuat kita dapat menentukan kecepatan

motor sesuai dengan masukan pada kecepatan referensi.

Dengan menggunakan pengontrol kecepatan terlihat bahwa motor arus


searah akan memiliki kecepatan mendekati 100 rad/s. Arus start tidak akan pernah
melewati arus maksimum sebesar 25 ampere.

4.9 Tegangan Arus Searah Hasil dari Filter dan Pulse Generator

Tegangan arus searah dihasilkan dari tegangan bolak-balik yang disearahkan

dengan penyearah jembatan. Hasil dari penyearah ini memiliki riak yang sangat

besar. Tegangan ini perlu difilter untuk menghilangkan riak tegangan yang besar

dengan filter kapasitor. Hasil dari filter ini adalah tegangan yang hampir rata

dengan riak yang kecil. Besar dari riak tegangan ini tergantung dari besar filter

kapasitor yang diberikan. Semakin besar filter kapasitornya maka semakin kecil

riak tegangan yang tejadi dan sebaliknya. Grafik dari tegangan yang difilter

seperti pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Grafik Tegangan Arus Searah Hasil dari Filter Kapasitor

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pulse generator berfungsi untuk mengontrol besar tegangan yang akan

dinaikkan maupun yang akan diturunkan pada konverter penaik dan penurun

tegangan (buck-boost converter). Semakin besar duty cycle yang diberikan maka

pulse yang dibangkitkan akan semakin rapat dan semakin rapat pulse yang

dibangkitkan maka tegangan yang

dibangkitkan juga akan semakin besar dan demikian sebaliknya. Grafik dari

pulse generator akan ditunjukkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Grafik Pulse Generator pada konverter Penaik dan Penurun Tegangan

(Buck-boost Converter)

4.10 Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah dengan Mengubah-ubah

Nilai dari Duty Cycle

Simulasi ini dilakukan dengan mengganti nilai dari duty cycle. Simulasi ini

dapat dilakukan pada simulasi motor arus searah dengan start langsung, dengan

tahanan starter, ataupun dengan soft starter tanpa pengontrol kecepatan. Dengan

mengubah-ubah nilai dari duty cycle maka besar tegangan yang keluar dari

konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) akan berubah.

Perubahan tegangan yang masuk ke jala-jala motor akan membuat kecepatan

motor bervariasi seiring dengan besar tegangannya.

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Simulasi dengan mengganti duty cycle ini tidak efektif digunakan pada

simulasi motor arus searah dengan soft starter dan pengontrol kecepatan, hal ini

karena kecepatan dari motor arus searah tidak terlalu terpengaruh dengan

kenaikan ataupun penurunan tegangan. Kecepatan motor arus searah pada

percobaan ini hanya tergantung dari nilai kecepatan referensi yang diberikan pada

pengontrol kecepatan.

Besar tegangan yang dibangkitkan dan kecepatan motor arus searah yang

dihasilkan dengan mengubah-ubah nilai duty cycle akan ditampilkan pada tabel

4.1

Tabel 4.1 Kecepatan Motor Arus Searah dan Tegangan yang Dibangkitkan dengan

Perubahan Nilai Duty Cycle

D Vout N
80 770 591
70 483 370
60 319 244
55 262 200
50 215 164
45 176 134
40 144 109
35 116 88
30 92 70

Perubahan kecepatan dengan duty cycle dapat dibuat menjadi grafik seperti

ditunjukkan pada gambar 4.9.

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Grafik Kecepatan dengan Duty Cycle
700

600

500

400

300

200

100

0
0 20 40 60 80 100

Gambar 4.9 Grafik Kecepatan dengan Duty Cycle

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin besar nilai duty cycle, maka

semakin besar juga kecepatan motor yang terjadi. Hal ini terjadi karena seiring

bertambahnya nilai duty cycle maka tegangan yang dibangkitkan akan semakin

besar sehingga kecepatan motor juga akan bertambah.

58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Setelah dilakukan simulasi, dapat ditemukan perbedaan antara penggunaan

soft starter dengan metode starting yang lain, diantaranya:

 Dengan menggunakan soft starter, arus start yang masuk ke motor arus

searah dapat dikurangi sesuai dengan batasan yang diinginkan. Pada

simulasi, arus start tidak pernah melewati 25 ampere.

 Pada metode langsung, arus yang masuk ke motor mencapai tiga kali

arus nominalnya yaitu sebesar 64 ampere dan membutuhkan waktu

selama 0,5 detik agar sistem menjadi stabil.

 Pada metode tahanan starting, arus yang masuk ke motor sebesar 33

ampere dan membutuhkan waktu selama 3,5 detik agar sistem menjadi

stabil.

 Penggunaan soft starter adalah dasar dari pengaturan kecepatan motor

arus searah dengan pengontrol kecepatan. Pengaturan kecepatan dapat

dilakukan dengan mengubah nilai pada kecepatan referensi.

59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Dengan pengontrolan pada konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC

buck-boost converter) didapat bahwa:

 Perubahan nilai duty cycle akan mengubah nilai tegangan keluaran pada

konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck-boost converter).

 Pengaturan kecepatan motor arus searah dengan menggunakan konverter

penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck-boost converter) dapat

dilakukan dengan mengatur nilai dari duty cycle pada pulse generator.

5.2 SARAN

1. Percobaan dilakukan pada mesin yang besar sehingga dapat diketahui

efisiensi dari konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck boost

converter) pada mesin yang besar.

2. Percobaan dilakukan untuk mencari filter yang dapat digunakan pada

berbagai jenis beban, beban yang besar maupun beban yang kecil

60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

1. Nasution, A R Hakim. “Pengaruh Pengaturan Kecepatan Motor DC

Menggunakan Tahanan Jangkar Terhadap Efisiensi Motor DC Shunt”.

Repository University of Sumatera Utara. 2010.

2. Pinem, Andreas. “Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt dengan

Integral Siklus Kontrol (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik

FT-USU)”. Repository University of Sumatera Utara. 2008.

3. Rijano, Yon. “Dasar Teknik Tenaga Listrik”. Penerbit Andi. Yogyakarta.

1997.

4. A.E Fitzgerald dan Charles kingsly Jr. “Mesin-mesin Listrik, Edisi Keempat”.

Penerbit Erlangga. Jakarta. 1992.

5. Ompusunggu, Chandra Putra. “Sistem Kendali Kecepatan Motor DC dengan

Menggunakan Mikrokontroler”. Repository Universitas of Sumatera Utara.

2012

6. Samantha, Subhajit dan Tanya Tanesha. “Design And Simulation Of Speed

Controller Using Ac-dc Buck-boost Converter For DC Motor Drive With Soft

Starter”. IEEE. 2013.

7. Ahmed, Nabil A. Modeling And Simulation Of Ac-dc Buck-boost Converter

Fed DC Motor With Uniform PWM Technique”. Electrical Power Sistem

Research Journal. 2005.

8. Rashid, Muhammad H. “Power Elektronics Handbook”. Academic Press.

Canada. 2001.

9. Zuhal. “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Cetakan ke-IV.

Penerbit Gramedia Nusantara. Jakarta. 1993

61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Gupta, Rohit, Ruchika Lamba, dan Subransu Padhe. “Thyristor Based Speed

Control Techniques of DC Motor: A Comparative Analysis”. International

Journal of Scientific and research Publication, Volume 2, Issue 6. 2012

62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

PERCOBAAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC MENGUNAKAN

PT DC DENGAN STARTING LANGSUNG

Percobaan dilakukan untuk membuktikan simulasi pengaturan motor arus

searah dengan tahanan starting. Percobaan yang dapat dilakukan secara

konvensional ini dilakukan di Pusat Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik yang beralamat di Jl.

Setia Budi No. 75 Kapten Sumarsono Helvetia Medan. Percobaan yang dapat

dilakukan adalah percobaan pengaturan arus searah dengan tahanan starting. Hal

ini karena keterbatasan ketersediaan alat di tempat penelitian. Tidak tersedianya

peralatan seperti yang dipakai dalam simulasi diantaranya:

1. Ac-dc buck boost converter, sehingga diganti dengan PT DC

2. Soft starter

3. Pengontrol kecepatan (PI controller)

Dengan keterbatasan ini maka percobaan yang dapat dilakukan adalah

percobaan pengaturan kecepatan arus searah menggunakan PT DC dengan start

langsung dan percobaan pengaturan kecepatan arus searah dengan PT DC dengan

tahanan starting. Tapi percobaan dengan start langsung dapat mengakibatkan

terbakarnya kumparan stator pada motor karena arus start yang besar sehingga

percobaan ini tidak dapat dilakukan. Percobaan yang dilakukan yaitu:

1. Percobaan pengasutan motor arus searah dengan tahanan starting.

2. Percobaan pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur

tegangan jala-jala.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Percobaan pengasutan motor arus searah dengan tahanan starting.

A. Peralatan yang digunakan:

1. PT DC.

Gambar 1 PT DC

2. Voltmeter DC 2 buah.

Gambar 2 Voltmeter

3. Amperemeter DC 1 buah.

Gambar 3 Amperemeter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Motor DC 1 buah.

Gambar 4 Mesin DC

Mesin DC yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 Tipe : SE 2662-5D

 Tegangan : 220 V

 n : 1870 RPM

 Arus nominal : 5.7 A

 P : 1 KW

5. Tachometer 1 buah.

Gambar 5 Tachometer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Tombol ON 1 buah.

7. Tombol OFF 1 buah.

8. Kotak magnetik kontaktor 1 buah (terdiri dari magnetik kontaktor dan

thermal overload.

Gambar 6 Kotak Magnetik Kontaktor

9. Tahanan geser.

Gambar 7 Tahanan Geser

10. Kabel secukupnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Prosedur percobaan:

1. Susun peralatan seperti pada gambar percobaan.

2. Pasangkan tahanan geser secara seri dengan kumparan jangkar.

3. Bangkitkan tegangan dari PT DC dengan kemampuan penuh 100 % atau

sebesar 220 volt.

4. Tekan tombol ON.

5. Catat angka yang ditunjukkan pada tegangan, arus, dan kecepatan motor.

6. Turunkan tahanan secara bertahap sampai nol sehingga motor akan

sampai pada kecepatan nominalnya.

7. Setelah selesai tekan tombol OFF.

C. Rangkaian Percobaan

Gambar 8 Rangkaian Percobaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D. Hasil Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Tabel 1 Data Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Tahanan N Waktu
Vt IL Va Ia
(Ω) (RPM) (s)

25 220 5,46 173 4,48 1530 3

20 220 5,12 180 4,51 1600 6

15 220 5,13 193 4,53 1670 9

10 220 5,16 202 4,56 1700 12

5 220 5,18 210 4,58 1750 15

0 220 5,20 220 4,61 1800 18

2. Percobaan pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur

tegangan jala-jala.

Percobaan ini dilakukan dengan men-set tahanan pada nila nol dan tegangan

dari PT DC dinaikkan secara bertahap dari tegangan nol sampai 220 volt. Arus

yang diukur adalah yang terbaca pada Ia. Data yang diperoleh seperti pada tabel

berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2 Data Percobaan dengan Mengatur Tegangan Jala-jala

Tegangan Arus N
(V) (A) (RPM)

0 0 0

100 4.15 1075

120 4,28 1200

140 4,36 1350

160 4,43 1450

180 4,51 1600

200 4,55 1700

220 4,61 1800

3. Analisa Hasil Pengamatan

a. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan starting motor arus searah

dengan tahanan starter terlihat bahwa semakin besar tahanan yang

diberikan maka arus jangkar yang masuk ke motor akan semakin kecil. Hal

ini terjadi karena adanya tahanan yang akan mengurangi arus yang masuk

ke kumparan jangkar. Dari tabel 1 diatas dapat dibuat grafik seperti pada

gambar 9 berikut.

1850
1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
0 5 10 15 20

Gambar 9 Grafik kecepatan Motor dengan Waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


250

200

150

100

50

0
0 5 10 15 20

Gambar 10 Grafik Tegangan dengan Waktu

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
4,48 4,51 4,53 4,56 4,58 4,61

Gambar 11 Grafik Arus dengan Waktu

b. Dari penelitian pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur

tegangan jala-jala terlihat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan

pada kumparan jangkar maka kecepatan motor arus searah juga akan

Vt − Ia .Ra
semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan N = . Jika
Cx∅

tegangan jala-jala Vt diubah-ubah maka nilai dari kecepatan motor N akan

berubah juga. Dari data percobaan dapat dibuat grafik seperti pada gambar

berikut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 50 100 150 200 250

Gambar 12 Grafik Tegangan dengan Kecepatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DATA PERCOBAAN

l. Data Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan starting

Tahanan
IL Va
N Waktu
VT la
(a) (RPM (s)

a
25 224 5,46 173 4,48 1530 J

20 220 5,12 180 4,51 1600 6

15 220 5,13 193 4,53 l67A 9

10 220 5,T6 242 4,56 1700 12

5 220 s,l8 274 4,58 1750 15

0 220 5,24 220 4,61 l 800 18

Tabel 1 Data Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Data Percobaan Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah dengan Mengatur

Tegangan Jala-jala

-I-egangan Arus hI
(v) (A) (RPlvf)

o o o
loo 4.15 1075
t2a 4,24 1200

r40 4,36 1350

160 4,43 1454


t80 4,57 16C)0

2C)0 4,55 1700

22A 4"61 1 800

Tabel 2 Data Percobaan dengan Mengatur Tegangan Jala-jala

Medan, 13 Juni 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KEMENTEruAN PENDIDIKAN DAN KtrBI]DAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BIDANG BANGUNAN DANI LISTRIK
Jalan Setia Budi Nomor 75 Kapten Sumarsono Helvetia Medan 20124
Telepon:061-8455417, Fax.061 - 84568i 1 p.O. Box 1604
Larnan : vr.vr,r,r,.pzltknredan. or. i,,i I mail : ppptkJedan@yahoo. corn

Nomor . J//1r /II6.2.I/HM/2016 13 Juni 2016


Hal : Persetuiuan Fasilitasi Data

Yth. Dekan Fakultas Teknik


J-r nivsp5!135 Surnater*Utara
Jln. Almamater Kampus USU Medan 20155

Sehubungan dengan surat Bapak Nomor: 400/UN.5.2.L.4/K.R.K-2016 tanggal 30 Mei 2016, hal:
Permohonan Fasilitasi Data untuk melaksanakan penelitian Tugas Akhir dengan Judul "ANALISIS
DAN SIMULASI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN AC-DC
BUCK BOOST CONVERTER DENGAN SOFT STARTER",
atas nama :

Nama : Enjoi Capital Sinaga


NIM :100402036
Pada prinsipnya kami dapat menerima Mahasiswa tersebut diatas untuk melakukan mengambil
data sesuai dengan Judul Tugas Akhir di PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan dari tanggal
13 s.d. 17 Juni 2016 sepanjang tidak mengganggu kegiatan rutin yang ada di PPPPTK BBL Medan
dan mengikuti ketentuanJang berlaku.

Demikian kami sampaikan, atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.

4
s#
fu'f
-1-*1
epala

q x;::xll::;
Tembusan:
1. Ka. PPPPTK BBL Medan
s1-" ,,n:m';;:"6 M.Pd
122001
2. Kabag. Umum PPPPTK BBL Medan
3. Para Kabid. PPPPTK BBL Medan '4f.k4
\ *1
4. Ka. Seksi. Program PPPPTK BBL Medan
5. Ka. Dep. T. Listrik PPPPTK BBL Medan

ih
]Ir
"sa\
-"':3::_
ffi
W
W
Surat/rh ffiwpEF-q4K
wffi:tr,w
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
*#8wt*

Anda mungkin juga menyukai