KERJA PRAKTEK
KERJA PRAKTEK
Menyetujui :
Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Ketua,
( Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng.)
NIP.131 918 688
SURABAYA
OKTOBER, 2008
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Sistem Pengaman Elektris Pada Generator
PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
Mentor,
I. PENDAHULUAN
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................
............ 105
5.2 Saran ......................................................................
.................. 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
DAFTAR GAMBAR
o Bab I : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, tujuan Praktek
Kerja, batasan masalah, sistematika penulisan dan
metode pengumpulan data.
o Bab V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran terhadap sistem
pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik.
o Bab VI : Lampiran
Berisi lampiran-lampiran sebagai data penunjang
laporan
Pembangkit
Listrik
Unit
Kapasitas
(MW)
Bahan
Bakar
Mulai
Beroperasi
Pada
PLTU Gresik 1
1
1x100
MFO/Gas
31-08-1981
PLTU Gresik
2
1x100
MFO/Gas
14-11-1981
PLTU Gresik
3
1x200
MFO/Gas
15-03-1988
PLTU Gresik
4
1x200
MFO/Gas
01-07-1988
PLTU Gresik
600
PLTG Gresik 1
1
1x20,1
HSD/Gas
07-06-1978
PLTG Gresik 2
2
1x20,1
HSD/Gas
09-06-1978
PLTG Gilitimur 1
1
1x20,1
HSD
22-10-1999
PLTG Gilitimur 2
2
1x20,1
HSD
04-11-1999
PLTG Gresik
80,4
PLTGU Gresik
Blok 1
GT
11, 12,
13
3x112
Gas/HSD
10-04-1993
ST 10
1x189
PLTGU Gresik
Blok 2
GT
21, 22,
23
3x112
Gas/HSD
05-08-1993
ST 20
1x189
PLTGU Gresik
Blok 3
GT
31, 32,
33
3x112
Gas
30-11-1993
ST 30
1x189
PLTGU Gresik
1575
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Sejak 2 Januari 1998 struktur organisasi PT PJB UP Gresik
telah mengalami berbagai perubahan mengikuti perkembangan
organisasi, yaitu perubahan PJB II menjadi PT PJB yang fleksibel dan
dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis
yang selalu berubah. Perubahan mendasar dari PT PJB UP Gresik adalah
dipisahkannya unit pemeliharaan dan unit operasi. Pemisahan ini
membuat unit pembangkit menjadi organisasi yang lean and clean dan
hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan energi listrik.
Secara garis besar struktur organisasi yang berlaku pada unit-unit kerja
yang terdapat di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik dapat dilihat pada
ilustrasi berikut :
Gambar 2.2 Diagram Struktur Organisasi PT PJB UPGresik
1. Sumber Daya Manusia
SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perushaan.
PJB mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset yang
penting bagi perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring
dengan kebutuhan perusahaan. Dengan dukungan dari 395
pegawai, UP Gresik telah menunjukkan pencapaian-pencapaian
dalam kegiatan operasinya. Tugas bagian ini adalah menyiapkan
kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh sumber
daya manusia unit pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya
dan jumlah tenaga kerja.
2. Kepatuhan
Bagian kepatuhan dipimpin oleh seorang deputi manajer keuangan
yang bertugas :
3. Keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut kondisi keuangan pada kas perusahaan. Bagian ini
terdiri dari unit anggaran dan keuangan serta unit akuntansi.
Bagian keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan yang
bertugas :
4. Umum
Secara umum bagian umum bertanggung jawab atas segala hal
yang menyangkut kegiatan rutinitas yang terjadi pada
penyelenggaraan perusahaan. Bagian umum dipimpin oleh seorang
deputi manajer keuangan yang bertugas :
5. Engineering
Bagian engineering merupakan bagian yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat
teknis yang dilakukan terhadap unit pembangkit tenaga listrik dan
unit-unit pendukungnya. Bagian keuangan dipimpin oleh seorang
deputi manajer engineering yang bertugas :
a. Mengevaluasi penyelenggarakan O&M pusat pembangkitan
tenaga listrik beserta instalasi pendukungnya.
b. Merencartakan resources (expert O&M, referensi, waktu,
tempat) untuk kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi:
Audit (assesment) dan prioritisasi pemeliharaan peraiatan
unit pembangkit (SERP).
Failure Mode and Effect Analisys (FMEA).
Root Cause Failure Analisys (RCFA).
Failure Defence Task (FDT) Task Execution
6. Operasi
Untuk meningkatkan tingkat kompetifitas perusahaan melalui
peningkatan produktifitas berkesinambungan pada unit
pembangkit, PJB telah menjadwalkan program-program utama
yang terintegrasi sebagai Good Governance Plan. Ada 9 program
utama yang telah disetujui untuk diterapkan, yaitu :
a. Rencana Pembangkitan
b. Rencana Peningkatan Reliabilitas
c. Perencanaan dan Kontrol Kerja
d. Manajemen Bahan Baku
e. Balance Scorecard
f. Manajemen Outage
g. Manajemen Resiko
h. Manajemen Kualitas
i. Kultur Kerja
7. Pemeliharaan
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut pemeliharaan seluruh asset perusahaan secara teknis.
Analisis spesialis bertanggung jawab untuk menganalisa segala
kemungkinan yang menyangkut pemeliharaan pada seluruh aset
teknis dalam pembangkitan tenaga listrik. Rendal pemeliharaan
bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan terhadap
seluruh asset teknis dalam pembangkitan tenaga listrik yang dibagi
atas asset PLTU, PLTG, dan PLTGU. Pada masing-masing asset
tersebut dibagi lagi menjadi beberapa kapasitas pemeliharaan, yaitu
[5]:
.. Pemeliharaan Preventif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan atas
kemungkinan kerusakan yang mungkin terjadi, hal ini bersifat
berkala dan terjadwal. Pada pembangkit tenaga listrik dibagi
menjadi 2 macam pemeliharaan, yaitu [6]:
a. Turbine Inspection
Dilakukan setiap dua tahun sekali dengan lama waktu
perawatan maksimal satu bulan.
.. Pemeliharaan Prediktif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan kerusakan
pada bagian yang telah diketahui mengalami penurunan
kemampuan.
.. Pemeliharaan Korektif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap
kerusakan pada bagian yang telah mengalami penurunan
kemampuan akibat tidak bekerjanya suatu bagian secara
normal.
b. HRSG : 3 unit
c. Generator : 4 Unit
Turbin gas : 3 x 112MW
Turbin uap : 1 x 189MW
d. Compressor
Compressor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk
menekan udara yang masuk pada ruang pembakaran, hal
ini dilakukan agar udara nantinya memiliki rasio tekanan
yang tinggi. Jumlah tingkatan compressor yang terdapat
pada turbin gas di PLTGU Gresik adalah sebanyak 17
tingkat.
Gambar 2.7 Compressor
e. Combustor
Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran.
Combustor basket pada unit pembangkit turbin gas Gresik
ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu
dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross
flame tube (sebagai media perambatan panas). Pada
combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs,
yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang
pembakaran. Igniters adalah dua elektroda (serupa dengan
busi) yang mendapat suplai tegangan AC dari
transformator igniters. Pada saat penyalaan (ignition),
igniters didorong masuk ke combuster dan suplai listrik
on sehingga mengeluarkan percikan api (busur api).
Setelah beberapa detik (sekitar 20 detik) pasok listrik putus
dan igniters akan padam, igniters ditarik keluar dari
combustion chamber. Pada combustor basket no 17 dan 18
diletakkan flame detector. Flame detector berfungsi untuk
mendeteksi pembakaran pada combustor, alat ini bekerja
secara automatis mendeteksi api, apabila pada combustor
ke 17 dan 18 terdeteksi tidak terjadi pembakaran maka
dipastikan tidak terjadi pembakaran sempurna pada
combuster basket yang lain dan akan terjadi trip (stop
proses).
g. Generator
Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTGU Gresik
untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit
generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya
masing-masing 112 MW. Generator yang digunakan
adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole)
dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm.
Tabel 2.2 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU
Gresik untuk setiap blok turbin gas
Turbin
Turbin Gas
Tipe
Siemens TLRI
108/36
Daya Output
153,75 MVA
Tegangan Output
10,55% kV
Arus Output
8454-SI
Cos F
0,8
Frekuensi
50 Hz
Sambungan
YY
Jumlah Fasa
3
a. Preheater
b. Generator
Sama halnya pada generator turbin gas, generator pada
turbin uap berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi
mekanik yang dilakukan oleh turbin menjadi energi listik.
Uap yang dihasilkan dari HRSG setelah melalui
superheater akan menggerakkan turbin, kemudian gerakan
turbin akan memutar generator. Pada PLTGU Gresik untuk
setiap blok terdapat 1 unit generator berpenggerak turbin
uap dengan kapasitas daya masing-masing 189 MW.
Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub
silindris (non salient pole) dengan dua buah kutub dan
dijaga pada putaran 3000 rpm.
Tabel 2.3 Spesifikasi teknis generator pada PLTGU
Gresik untuk setiap blok turbin uap
Turbin
Turbin Uap
Tipe
Siemens THRI
100/42
Daya Output
251,75 MVA
Tegangan Output
15,755% kV
Arus Output
9228-SI
Cos F
0,8
Frekuensi
50 Hz
Sambungan
YY
Jumlah Fasa
3
gardu induk ini terhubung secara langsung dengan gardu
induk Tandes melalui saluran transmisi udara 150 kV yang
berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan
daya output-nya langsung melalui gardu induk ini adalah
PLTGU blok 1 yang terdiri dari GT1.1, GT1.2, GT1.3, dan
ST 1.0. Output daya yang disalurkan pada gardu induk ini
juga disalurkan kepada gardu induk pembangkit 500 kV
melalui sebuah transformator step up 150 kV/500 kV dan
juga disalurkan untuk pemakaian sendiri melalui sebuah
transformator step down 150 kV/6 kV.
Text Box: Gambar 2.9 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 150 kV
Text Box: Gambar 2..10 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 500 kV
2.6.1.4 Unit Pendukung
.. Water Intake
Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan
juga sebagai saluran masuk air laut yang akan diolah menjadi
air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik pada
PLTGU.
.. Desalination Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk
mengolah air laut menjadi air tawar.
.. Demineralized Plant
Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk
menghilangkan kadar-kadar mineral dari air laut yang telah
dijadikan air tawar pada desalination plant.
.. Hidrogen Plant
Pendinginan pada generator sangat diperlukan. Pada generator
milik PT PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik
menggunakan gas hidrogen sebagai pendingannya, untuk itulah
dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk
memproduksi gas hidrogen.
f. Tegangan Tembus
Tegangan lebih yang melampaui batas maksimum yang
diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) desain
isolasi yang akhirnya akan menimbulkan hubung singkat
antar belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh
putaran lebih atau kerusakan pada pengaturan AVR.
c. Kesalahan Pararel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat
sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan
pada bagian poros dan kopling generator dan penggerak
utamanya karena terjadi momen putar. Kemungkinan
kerusakan lain yang timbul adalah kerusakan PMT dan
kerusakan kumparan stator akibat adanya kenaikan
tegangan sesaat.
Kegagalan AVR.
Kesalahan operasi sistem eksitasi.
Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara
manual.
Pemisahan generator dari sistem saat islanding.
Adapun single line diagram rele gangguan tegangan
lebih adalah sebagai berikut :
b. Kinerja Pengaman
Terdapat dua tipe pengamanan yaitu single stages atau two-
stages; tergantung pada ukuran dan jenis generator, tipe
eksitasinya, serta regulator tegangan (VR) yang terdapat pada
generator tersebut. Pada tipe pengamanan two-stages,
overvoltage yang tinggi menyebabkan rele akan lebih cepat
memberikan sinyal trip. Ketika terjadi overvoltage rendah maka
rele akan lambat memberikan sinyal trip, hal ini berati terdapat
de-eksitasi pada generator [2].
c. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : -
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
Alarm : - time : -
Trip U> : 120 Volt time : 1,5 sekon
Gambar 4.2 Siemens 7RE2110/59G
d. Rekomendasi Setting
.. Setting perlindungan tegangan lebih berdasarkan pada
kecepatan VR generator mengatasi fluktuasi tegangan
sistem pengaman tidak boleh menggangu operasi normal
dari VR. Dapat disimpulkan bahwa pengaman overvoltage
bekerja bersama dengan karakteristik voltage-time dari
VR.
.. Kenaikan tegangan bisa disebabkan oleh pelepasan beban.
Pada saat beban penuh, jika generator lain terlepas dari
sistem maka tegangan akan naik secara signifikan. Jika
AVR tidak mampu mereduksi arus eksitasi dengan cepat,
maka tegangan akan terus naik sebanding dengan eksitasi
generator pada saat pelepasan beban.
.. Stage pertama (short time) umumnya diset dengan time
delay selama 0.1 detik pada saat pelepasan beban penuh
tidak menyebabkan trip (tegangan diset pada kurang lebih
140% tegangan nominal).
.. Stage kedua (long time) diset pada kurang lebih 120%
tegangan nominal dan time delay diatur selama 2 detik
tergantung pada kecapatan VR.
.. Setting yang tepat diperoleh dari oscillograph (saat
pelepasan beban penuh untuk mendapatkan kurva
tegangan terhadap waktu).
.. Untuk pengaman tipe single stage maka setting identik
dengan setting long time stage pada two stage unit.
b. Kinerja Pengaman
Pengaman beroperasi dengan tegangan bias 20 Hz dan
independen terhadap system fequency neutral displacement
voltage. Pada saat terjadi gangguan, 7UE22 mendeteksi
gangguan tanah pada seluruh belitan termasuk titik bintang dari
mesin. Tegangan bias mempunyai besar 1% dari tegangan
rating fasa; isolasi belitan tidak mengalami tambahan beban.
Pada saat terjadi gangguan tanah, sumber tegangan 20 Hz
mengirim arus tanah dengan ukuran yang sangat kecil melalui
earth fault point. Pengaman ini biasanya dipasangkan ke sistem
dengan transformator pentanahan. Pengaman ini berkoordinasi
dengan solid state earth fault protection 80% 7RE26 dan line
connected earthing transformator; pengaktifan rele dapat
dilakukan pada saat mesin mati karena tidak ada bias [2].
c. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 400/5 A
ACT Bandpass Filter : 20 Hz
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
APT Bandpass Filter : 20 Hz
Setting :
Alarm : - time : -
Trip Io> : 6 mA time : 0,2 sekon
d. Rekomendasi Setting
Nilai setting untuk arus tanah pada sisi sekunder ditentukan
dengan tes pada sisi primer. Nilainya berkisar 2 kali arus
nominal yang diukur pada saat operasi (kondisi isolasi normal).
Arus setting harus lebih besar dari arus interferensi yang
disebabkan oleh arus interferensi earth fault pada sisi tegangan
tinggi transformator. Hal ini bertujuan agar pengaman tidak
terkecoh dengan arus interferensi sehingga pengaman hanya
akan mendeteksi arus gangguan saja, bukan arus interferensi.
Hal ini penting agar pengaman tidak mengeluarkan sinyal trip
karena adanya arus interfensi tersebut. Setting waktu tunda
yang direkomendasikan pada pengaman ini adalah 0.1 detik [2].
a. Aplikasi
Digunakan untuk mendeteksi adanya earth fault pada stator
generator. Pada peralatan ini, sensor dihubungkan pada belitan
500 V dari transformator pentanahan melalui pembagi tegangan
5:1. Pengaman ini dihubungkan dengan transformator
pentanahan netral antara generator dengan bumi. Pengaman ini
mendeteksi perubahan tegangan yang muncul karena earth fault
dan memberikan range perlindungan antara 80%-90% terhadap
keseluruhan belitan yang terdapat pada stator [2].
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : -
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
Alarm : - time : -
Trip U> : 10 Volt time : 0,2 sekon
c. Kinerja Pengaman
Pengukurn pengaman ini dilakukan dari sytem frequency
neutral displacement voltage. Pengaman ini juga berkoordinasi
dengan stator earth fault 100% dan line connected earthing
transformer [2].
d. Rekomendasi Setting
Pada saat terjadi earth fault eksternal, tegangan interferensi
dialirkan menuju sisi sekunder melalui kapasitor kopling (Ck)
dari transformator. Tegangan ini dianggap sebagai fault dan
akan diredam dengan menggunakan loading resistor RB. Nilai
tegangan interferensi yang diperbolehkan adalah kurang dari
nilai pick-up pengaman stator earth fault. Nilai pick-up dipilih
untuk memberikan zona perlindungan S sebesar 80 % - 90 %
belitan dilihat dari terminal mesin. Resistor RB dan kapasitor
CK membuat semacam pembagi tegangan. Jika nilai RB semakin
kecil, maka nilai interference voltage (tegangan gangguan)
yang terjadi akan semakin kecil. Hal hal yang perlu
diperhatikan agar sistem berjalan dengan baik adalah nilai arus
tanah yang nilainya tidak boleh melebihi 10 A serta kapabilitas
transformator pentanahan yang digunakan dan nilai dari
loading resistor RB [2].
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 10000/25/1 A
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
Pa/Pn : 16% time t1 : 1,0 sekon
Un : 100 Volt time t2 : 10 sekon
Psec (%) : (Panalog/2,8)*(Pa/Pn)
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d. Rekomendasi Setting
Saat terjadi reverse power, generator harus segera dilepas dari
jaringan. Saat reverse power terjadi pada waktu trip valve
dalam keadaan terbuka, timer delay diberikan untuk
memberikan jangka waktu kepada possible transient reverse
power following synchronization atau selama ayunan daya
(power swing) yang terjadi saat kegagalan jaringan (contohnya,
hubung singkat tiga fasa), normalnya TD sebesar t2 sebesar 10
sekon.
Untuk short time (saat trip valve tertutup) TD selama t1 2
sampai 3 detik (0.5 detik untuk turbin gas) sudah cukup untuk
menyediakan waktu untuk ayunan daya (power swing) yang
terjadi karena penutupan control valve.
Setting final pengaman adalah kurang lebih 0.5 x dari setting
rele reverse power yang terukur. Misalnya, pengaman reverse
power mempunyai setting 1.6 %. Setting final pengaman adalah
0.8 % [2].
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : -
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
Alarm : 80 k.
Trip : 5 k.
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d. Rekomendasi Setting
Setting nilai tahanan untuk sinyal alarm dan trip pada rele
pengaman memiliki perbandingan120:1.
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 10000/25/1 A
PT : -
Setting :
Alarm I2/In : 10% time : 3 sekon
Trip I2/In : 60% time : 3 sekon
K : 0,1
T : 1250
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[3]:
d. Rekomendasi Setting
Generator dengan daya lebih besar dari 100 MVA diseting
untuk ketidakseimbangan sebesar = 8% (turbo rotor) dan 12 %
(salient pole).
Misalnya diketahui :
CT = 6000/5 A
Rating Generator = 5750 A
Unbalance max = 8% (0.383 A)
Arus rele =
b. Karakteristik
Rating : 150MVA/10,5 kV 5%
CT1 (Y Point Side) : 10000/25/1 A
Matching CT : -
CT2 (Bus Duct Side) : 10000/25/1 A Matching
CT : -
PT : -
Setting I/IN : 0,1 A
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[3]:
d. Rekomendasi Setting
Picked up value pada pengukuran berada pada range I/IN = 0.2.
Nilai I/IN minimal adalah 2x arus nominal pada kondisi normal
[3].
b. Karakteristik
Rating : 700 kVA/10,5 kV 5%/0,5 kV
CT : 100/1 A
PT : -
Setting :
K : 1
I>/IN : 2,0 time t1 : 3,0 sekon
I>>/IN : 4,0 time t2 : 0,15 sekon
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d. Rekomendasi Setting
.. Nilai Isetting = 20 % di atas arus pada beban maksimum.
Setting umum I/IN = 1.3.
.. Pada motor rotor sangkar nilai arus setting yang lebih besar
dimungkinkan karena arus start yang besar (1.4 2.5 kali).
.. Pada transformator pemakaian sendiri, Isetting dibuat 4 6
kali dari nilai arus rating dan t sebesar 0.5 1 detik.
.. Time delay untuk setting arus lebih diatur semakin kecil
pada sensor yang terdekat dari generator.
.. Time delay diatur agar ketika terjadi surge dengan ukuran
kecil (masih diijinkan) rele tidak trip.
.. Time delay diatur agar ketika terjadi arus start up rele tidak
trip, dengan waktu akting 50 150 ms.
.. Perbedaan waktu antara sistem pengaman dan konsumen =
0.3 detik.
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : -
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
f1 : 47,8 Hz time t1 : 15 sekon
f2 : 47,0 Hz time t2 : 0,5 sekon
Gambar 4.12 Siemens 7RP2310/81G
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d. Rekomendasi Setting
Pada umumnya, turbogenerator beroperasi pada frekuensi
rating 95 % apabila MVA output berkurang secara perlahan.
Pada beban induktif, under frequency tidak hanya berarti
kenaikan arus tapi juga membahayakan kestabilan operasi. Pada
operasinya, under frequency yang diterima adalah 48Hz (rating
50 Hz) dan 58Hz (rating 60 Hz) [2]. Pengukuran dapat diatur
mengambil syarat jumlah pengambilan data sebanyak antara 5
70 kali pada setting waktu :
fN = 50 Hz .. 0.1 1.4 s
fN = 60 Hz .. 0.08 1.12 s
Pada penggunaannya, terdapat satu sensor yang masing-masing
mendeteksi frekuensi dan 2 pengaturan trip. Di PLTGU, rele
diatur :
47.8 Hz pada t = 15 s, rele akan trip
47 Hz pada t = 0.5 s, rele akan trip
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 10000/25/1 A
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
I>/IN : 1,3 time t1 : 1 sekon
R/Xa : 1,0 time t2 : 1 sekon
R/Xb : 0,5 time t3 : 2 sekon
Ra : 7,65 time t4 : 1 sekon
Rb : 16,1 slip periode : 1x30m
c. Kinerja Pengaman
Secara teknis sistem rele pengaman ini memiliki fitur berupa
[2]:
d. Rekomendasi Setting
Rele pengaman ini dapat dikonfigurasikan dengan rele
impedansi sebagai backup dari rele pengaman ini. Konfigurasi
semacam itu digunakan pada rele pengaman elektris generator
pada PLTGU Gresik.
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 10000/25/1 A
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Setting :
I>/IN : 1,1 t1 : 0,5 sekon
R/Xa : 1,0 t2 : 2 sekon
Ra : 5,44 t3 : not used
U< : 65 volt t4 : not used
c. Kinerja Pengaman
Sensor rele ini berupa transformator tegangan, transformator
arus, serta elemen directional yang hanya melihat gangguan
yang ada pada posisi output generator saja, sehingga apabila
terjadi gangguan dalam generator itu sendiri atau pada input
generator (turbin atau exciter), rele tidak akan bekerja.
d. Rekomendasi Setting
Setting waktu tunda diambil nilai yang lebih besar dari nilai
waktu tunda rele penghantar. Rele ini merupakan backup dari
rele penghantar, pada PLTGU Gresik, digunakan sebagai rele
backup bagi rele lepas sinkron (Siemens 7VM3110/78G).
b. Karakteristik
Rating : 150 MVA/10,5 kV 5%
CT : 10000/25/1 A
PT : 10500/v3 / 100/v3 Volt
Voltage Divider : 10:1 pada tegangan rotor
Setting :
a1 : 80 .1 : 0,4 t1 : 0,5 s
a2 : 90 .2 : 0,4 t1 : 0,45 s
a3 : 100 .1 : 1,0 t1 : 0,2 s
U< : 20 Volt UR : 5 Volt
c. Kinerja Pengaman
Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan
mendeteksi arus pada main exciter dan perubahan tegangan
pada main exciter dan rotor generator. Apabila nilai tegangan
kurang dari nilai nominal setting, dan arus pada main exciter
berkurang, maka rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip
d. Rekomendasi Setting
Untuk setting alarm, dipasang pada tegangan nominal main
exciter-5% dan untuk setting trip, dipasang pada tegangan
nominal main exciter-20%.
a. Aplikasi
Mentransformasikan tegangan input DC 220V menjadi
tegangan output DC 15V dan 24V untuk penggunaan
pada kontrol sistem pengaman. Saluran tegangan DC yang
keluar dari power supply dipengaman oleh MCB sebelum
masuk ke sistem pengaman.
b. Karakteristik
V Input : DC 60V, 110V, 125V, 220V, dan 250V
V Output :
- Regulated : +15 V
- Unregulated : -15 V, 24 V
- Max ripple : 100 mV
- Rating Daya : 100 W
c. Fitur
.. Tidak sensitif terhadap interferensi.
.. Terdapat pengaman terhadap tegangan input yang
terbalik polaritasnya.
.. Tegangan output termonitor.
.. Pilihan tegangan input cukup banyak.
a. Aplikasi
Digunakan untuk menghubungkan output sistem
pengaman elektris dengan aktuator yang akan
mengamankan generator seperti PMT atau valve. Output
sistem pengaman elektris disalurkan pada bagian input
(kolom) tripping matrix dan bagian output (baris) tripping
matrix disambungkan pada aktuator.
b. Karakteristik
V Input : max VDC 24V
V Output : max VDC 24V
c. Fitur
.. 30 port input (kolom)
.. 9 port output (baris) yang mewakili alamat trip, yaitu
sebagai berikut :
A. Unit CB Generator 1, channel 1 dan channel 2
B. Unit CB Generator 2, channel 1 dan channel 2
C. Unit Aux CB
D. De-excitation, channel 1 dan channel 2
E. Rapid shut off, channel 1 dan channel 2
F. Unit Aux Switchover
G. Sprinkler Device
H. Sprinkler Device
I. Sprinkler Device
.. Indikator untuk tiap input
.. Dilengkapi alarm
a. Aplikasi
Digunakan untuk memberikan sinyal trip pada CB
berdasarkan sinyal yang tersalurkan dari tripping matrix.
Terdiri atas modul trip relay yang mengkonversi sinyal
output dari sistem pengaman menjadi perintah bagi kontak
rele. Tiap modul trip relay terdiri atas tiga trip relay
dengan dua kontak yang bersifat NO (Normally Open).
b. Karakteristik
V Input : max VDC 24 V
V Output : max VDC 24V
c. Fitur
.. Terdiri atas 1-2 modul trip rele dimana masing-masing
modul memiliki 3 high speed trip rele dengan waktu
respon 5ms.
.. Terdapat dua kanal kontrol trip rele yang dapat
dimonitor dan memiliki indikator kegagalan.
.. Indikator dapat direset.
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa referensi yang diperoleh dan survei
lapangan selama pelaksanaan kerja praktek tentang sistem
pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik, Jawa Timur
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. PT PJB Unit Pembangkitan Gresik merupakan unit kerja
dari PT PJB yang bertanggung jawab atas pengoperasian
dan pemeliharaan serta pembangkitan tenaga listrik dari 3
blok PLTGU, 4 unit PLTU, dan 4 unit PLTG.
2. Sistem pengaman elektris generator merupakan suatu alat
yang digunakan untuk melindungi generator dari gangguan
elektris, baik yang ditimbulkan dari luar generator maupun
dari dalam generator itu sendiri.
3. Fungsi utama Sistem pengaman elektris generator pada
PLTGU Gresik adalah :
Membunyikan alarm dan menutup rangkaian trip dari
pemutus rangkaian untuk membebaskan peralatan dari
gangguan yang terjadi.
Melokalisir akibat dari gangguan untuk mengurangi
potensi kerusakan.
Membebaskan peralatan yang tidak bekerja normal
untuk mencegah kerusakan peralatan.
Segera membaskan bagian yang terganggu.
Memberikan petunjuk atau indikasi dari lokasi serta
jenis gangguan.
Penggunaan rele merupakan penghematan 0.5%
himgga 2% harga peralatan yang diamankan.
5.2 Saran
Dari beberapa referensi yang diperoleh dan survei
lapangan selama pelaksanaan kerja praktek tentang sistem
pengaman elektris generator pada PLTGU Gresik, Jawa Timur
dapat diberikan beberapa saran yaitu :
1. Data mengenai peralatan yang ada di PT PJB UP Gresik
dijadikan data digital, sehingga dapat lebih mudah
diperoleh dan diolah, karena selama ini data yang disimpan
dalam bentuk kertas atau buku banyak sekali yang hilang.
2. Penggunaan sistem informasi digital terpusat dalam
mengakuisisi dan menyimpan data pada sistem pengaman,
sehingga data dapat diakuisisi, diolah, dan disimpan
dengan lebih mudah.
3. Penggunaan bahan bakar gas secara penuh pada tiap blok
PLTGU dan mengeliminasi penggunaan bahan bakar
minyak untuk meningkatkan kinerja pembangkit hingga
mencapai kemampuan maksimum dan mengurangi biaya
pokok pembangkitan.
4. Penggunaan sistem koordinasi rele yang dapat dimonitor
dan dikontrol secara realtime melalui komputer dan
terhubung dengan suatu pusat data dan kontroler yang
tersambung dengan P3B, sehingga keseluruhan kinerja
pengaman dapat juga dimonitor dan dikontrol melalui P3B.
5. Penggunaan sistem koordinasi terpusat untuk setting rele,
sehingga rele dapat di-setting secara manual melalui tiap
modul rele pengaman, dan juga secara online melaui CCR.
6. Sebaiknya rele analog yang sudah cukup tua diganti
dengan rele digital yang bersifat integrated yang mampu
menangani beberapa fungsi rele sekaligus, sehingga
koordinasi tiap fungsi rele akan lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA