Anda di halaman 1dari 8

1

3. Sel-sel dan komponen darah dalam sistem imun

a. Sistem fagosit makrofag


1) Fagosit mononuklear :
 Monosit
Selama hematopoesis dalam sumsum tulang, sel progenitor
granulosit/monosit berdiferensiasi menjadi premonosit yang
meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam sirkulasi untuk
selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang dan berperan dalam
berbagai fungsi. Monosit adalah fagosit yang didistribusikan secara luas
sekali di organ limfoid dan organ lainya.
Monosit berperan sebagai APC mengenal, menyerang mikroba dan
sel kanker dan juga memproduksi sitokin. Dan berperan juga dalam
remodeling dan perbaikan jaringan.
(Baratawidjaja, 2016)
 Makrofag
Monosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makrofag
residen , berbentuk khusus yang tergantung dari alat/jaringan yang di
tempatinya. Makrofag diaktifkan oleh berbagai rangsangan, dapat
menangkap, memakan dan mencerna antigen eksogen, seluruh
mikroorganisme, partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel
pejamu yang cedera atau mati.
(Baratawidjaja, 2016)
2) Fagosit polimorfonuklear :
 Neutrofil
Sel pertama yang di kerahkan ke tempat bakteri masuk dan
berkembang dalam tubuh. Biasanya berada dalam sirkulasi kurang dari 7-
10 jam sebelum bermigrasi ke jaringan, dan hidup selama beberapa hari
dalam jaringan. Dan mempunyai reseptor untuk igG dan komplemen.
(Baratawidjaja, 2016)
2

 Eusinofil
Ini merupakan 2-5% dari sel darah putih orang sehat tanpa alergi.
Berfungsi sebagai fagosit. Dan berperan pada imunitas parasit dan
memiliki berbagai reseptor yaitu igE. Fungsi utama eusinofil adalah
melawan infeksi parasit dan dapat juga memakan kompleks antigen
antibodi.
(Baratawidjaja, 2016)
3) Basofil dan sel mast :
Jumlah sel basofil yang di temukan di sirkulasi darah sangat sedikit
yaitu < 0,5% dari seluruh sel darah putih.basofil diduga dapat berfungsi
sebagai fagosit. Jika sel mast di temukan dalam jaringan yang
berhubungan dengan pembukuh darah dan basofil dalam darah. Basofil
dan sel mast di aktifkan juga melepas berbagai sitokin.
(Baratawidjaja, 2016)
4) Sel NK, sel Null, sel K
Limfosit terdiri dari sel B, sel T dan sel NK. Yang akhir adalah
golongan limfosit ketiga sesudah sel T dan sel B. Sel NK berkembang
dari sel progenitor yang sama dari sel B dan sel T. Sel NK dapat
membunuh berbagai sel tanpa bantuan tambahan untuk aktivasinya.di
semua bagian tubuh sel null hanya hidup 5-6 hari.
(Baratawidjaja, 2016)
5) Sel Dentritik
Sel ini berfungsi sebagai APC yang berperan awal pengenala
protein asing, mengawali respon imunitas selular dan humoral yang
mengaktifkan sel T naif, Th, CTL, dan sel B. Berfungsi dalam
pengenalan antigen, mengikat antigen, mengolah dan mempresentasikan
antigen ke sel T/ sel B.
(Baratawidjaja, 2016)
3

Gambar 3.1Sel-sel utama sistem imun. (Abbas, 2016)

b. Leukosit
Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang dapat
bergerak pada sistem pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan
tubuh untukmenahan atau menyingkirkan benda asing atau sel abnormal
yang berpotensi merugikan. Leukosit dan turunan-turunannya, bersama
dengan berbagai protein plasma, membentuk sistem imun, suatu sistem
pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan atau menetralkan
benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "individu normal". Secara
spesifik, sistem imun
(1) mempertahankan tubuh dari invasi mikroorganisme penyebab
penyakit (misalnya, bakteri dan virus);
4

(2) berfungsi membersihkan sel-sel tua (misalnya, sel darah merah yang
sudah tua) dan sisa jaringan (misalnya, jaringan yang rusak akibat trauma
atau penyakit), menyediakan jalan bagi penyembuhan luka dan perbaikan
jaringan; dan
3) mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh.
Untuk melaksanakan fungsinya, leukosit umumnya menggunakan strategi
"cari dan hancurkan"—yaitu, sel-sel ini pergi ke tempat invasi atau
kerusakan jaringan. Penyebab utama leukosit berada di dalam darah adalah
agar cepat diangkut dari tempat produksi atau penyimpanannya ke tempat
mereka dibutuhkan. Tidak
seperti eritrosit, leukosit mampu keluar dari darah dengan bergerak
menyerupai amuba, untuk menggeliat masuk ke pori kapiler yang sempit
dan merangkak ke area yang dituju. Akibatnya, sel efektor sistem imun
tersebar luas di seluruh tubuh dan dapat mempertahankan diri di lokasi
manapun. Karena itu, kami memperkenalkan leukosit-leukosit spesifik
dalam darah untuk menuntaskan pembahasan tentang darah, tetapi
menyisakan pembahasan lebih terperinci tentang fungsi fagositik dan
imunologik sel ini, yang terutama berlangsung di jaringan. Terdapat lima
jenis leukosit.
Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritrosit)
sehingga tidak berwarna (yaitu, "putih") kecuali jika secara spesifik
diwarnai agar dapat dilihat dengan mikroskop. Tidak seperti eritrosit,
yang memiliki struktur seragam, fungsi identik, dan jumlah yang konstan,
leukosit bervariasi dalam struktur, fungsi, dan jumlah. Di dalam darah
terdapat lima jenis leukosit yang berbeda—neutrofil, eosinofil, basofil,
monosit, dan limfosit—masing-masing dengan struktur dan fungsi khas
tersendiri. Sel-sel ini agak lebih besardaripada eritrosit.(Sherwood, 2014)
c. Granulosit dan agranulosit,
Kelima jenis leukosit masuk ke dua kategori utama, bergantung
pada gambaran nukleus dan ada tidaknya granula di dalam sitoplasmanya
jika dilihat di bawah mikroskop. Neutrofil, eosinofil, dan
5

basofildikategorikan sebagai granulosit (berarti "sel yang mengandung


granula") polimorfonukleus (berarti "bentuk inti beragam"). Inti selsel ini
tersegmentasi menjadi beberapa lobus dengan bentuk bervariasi dan
sitoplasmanya mengandung banyak granula yang terbungkus membran.
Granula mengandung senyawa kimia tersimpan yang belum diubah yang
dilepaskan oleh eksositosis pada stimulasi yang sesuai untuk
melaksanakan fungsi granulosit. Ketiga jenis granulosit dibedakan
berdasarkan afinitas granula mereka terhadap zat warna: eosinofil
memiliki afinitas terhadap pewarna merah eosin, basofil cenderung
menyerap pewarna biru basa, dan neutrofil bersifat netral, tidak
menunjukkan preferensi warna. Monosit dan limfosit dikenal sebagai
agranulosit (berarti "sel yang tidak memiliki granula") mononukleus
(berarti "satu inti"). Keduanya memiliki satu nukleus besar yang tidak
bersegmen dan sedikit granula. Monosit lebih besar daripada limfosit dan
memiliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Limfosit, leukosit
yang paling kecil, secara khas memiliki nukleus bulat besar yang
menempati sebagian besar sel.(Sherwood, 2014)
d. Fungsi dan usia leukosit
Berikut ini adalah fungsi dan masa hidup dari granulosit: Neutrofil
adalah spesialis fagositik, sel-sel ini menelan dan menghancurkanbakteri
secara intraseluler. Selain itu, neutrofil juga dapat bertindak sebagai "bom
bunuh diri". Neutrofil dapat menjalankan suatu tipe kematian sel
terprogram yang tidak lazim yang disebut NETosis yang menggunakan
materi seluler penting untuk mempersiapkan suatu jaringan serat yang
disebut neutrophil extracellular trap (NET) yang dilepaskan ke CES pada
saat kematiannya. Serat serat ini, yang terdiri dari protein-protein granulasi
dari sitoplasma neutrofil dan kromatin dari nukleusnya, berikatan dengan
bakteri dan mengandung senyawa kimia pembasmi bakteri,
memungkinkan NET untuk menjebak dan menghancurkan bakteri secara
ekstraseluler. Netrofil selalu menjadi pertahanan pertama terhadap invasi
bakteri. Selanjutnya, mereka melakukan pembersihan debris. Seperti dapat
6

diduga dari fungsifungsi tersebut, peningkatan neutrofil darah (neutrofilia)


biasanya menyertai infeksi bakteri akut. Pada kenyataannya, hitung jenis
SDP (suatu penentuan proporsi tiap-tiap jenis leukosit yang ada) dapat
bermanfaat dalam membuat perkiraan yang akurat dan segera mengenai
apakah suatu infeksi, misalnya pneumonia atau meningitis, disebabkan
oleh bakteri atau virus. Jawaban definitif tentang mikroba penyebab
dengan membiakkan sampel cairan jaringan yang terinfeksi memerlukan
waktu beberapa hari. Karena peningkatan hitung neutrofil sangat
mengindikasikan infeksi bakteri, terapi antibiotik sudah dapat diberikan
jauh sebelum mikroba penyebab diketahui secara pasti. (Bakteri biasanya
mati dengan pemberian antibiotik sedangkan virus tidak.)(Sherwood,
2014)
Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil dalam
darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan alergik (misalnya asma dan
hay fever) dan dengan infestasi parasit internal (misalnya cacing).
Eosinofil jelas tidak dapat menelan parasit cacing yang ukurannya jauh
lebih besar tetapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan bahan-bahan
yang me-matikannya.
Basofil adalah leukosit yang paling sedikit dan paling kurang
dipahami. Sel ini secara struktur dan fungsi cukup mirip dengan set mast,
yang tidak pernah beredar dalamdarah, tetapi tersebar di jaringan ikat di
seluruh tubuh. Baik basofil maupun sel mast menyintesis dan menyimpan
histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang dapat dibebaskan jika
terdapat rangsangan yang sesuai. Pelepasan histamin merupakan hal yang
penting dalam reaksi alergik, sedangkan heparin mempercepat
pembersihan partikel lemak dari darah setelah kita makan makanan
berlemak. Heparin juga dapat mencegah pembekuan (koagulasi) sampel
darah yang diambil untuk analisis klinis dan digunakan secara luas sebagai
obat antikoagulan tetapi masih diperdebatkan apakah heparin berperan
secara fisiologis dalam mencegah pembekuan. Setelah dibebaskan ke
dalam darah dari sumsum tulang, granulosit biasanya tetap berada di
7

dalam darah selama kurang dari sehari sebelum meninggalkan pembuluh


darah untuk masuk ke jaringan, tempat sel-sel ini bertahan hidup tiga
hingga empat hari lagi kecuali jika mereka mati lebih dulu akibat
menjalankan tugas. Sebagai perbandingan, fungsi dan usia agranulosit
adalah sebagai berikut.
Monosit, seperti neutrofil, berkembang menjadi fagosit
profesional. Sel-sel ini muncul dari sumsum tulang selagi masih belum
matang dan beredar hanya satu atau dua hari sebelum menetap di berbagai
jaringan di seluruh tubuh. Di tempat barunya, sel-sel ini melanjutkan
pematangan dan menjadi sangat besar, berubah menjadi fagosit jaringan
besar yang dikenal sebagai makrofag (makro berarti "besar"; faga berarti
"pemakan"). Usia makrofag dapat berkisar dari bulanan hingga tahunan
kecuali jika sel ini hancur lebih dulu selagi menjalankan tugas
fagositiknya. Sebuah sel fagositik hanya dapat menelan benda asing dalam
jumlah terbatas sebelum akhirnya mati.
Limfosit telah diprogram secara spesifik untuk membentuk
pertahanan imun terhadap sasaran-sasaran mereka. Terdapat dua jenis
limfosit, limfosit B dan limfosit T (sel B dan T). yang terlihat serupa.
Limfosit B menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah dan
bertanggung jawab dalam imunitas humoral, atau yang diperantarai oleh
antibodi. Suatu antibodi berikatan dengan benda asing yang mengandung
antigenspesifik, misalnya bakteri, yang memicu produksi antibodi tersebut
dan menandainya untuk dihancurkan. Limfosit T tidak memproduksi
antibodi; sel ini secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifiknya
dengan mengeluarkan beragam zat kimia yang melubangi sel korban,
suatu proses yang dinamai imunitas selular. Sel sasaran sel T mencakup
sel tubuh yang dimasuki oleh virus dan sel kanker. Limfosit hidup sekitar
100 hingga 300 hari. Setiap saat hanya terdapat sebagian kecil dari limfosit
total yang berada di dalam darah. Sebagian besar secara terus-menerus
terdaur-ulang antara jaringan limfoid, limfe, dan darah, hanya
menghabiskan waktu beberapa jam di dalam darah. Jaringan limfoid
8

adalah jaringan yang mengandung limfosit seperti tonsil dan kelenjar


limfe.(Sherwood, 2014)

Gambar 3.2 Elemen sel darah normal dan hitung sel darah manusia.
(Sherwood, 2014)

DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas Fungsi dan Kelainan
Sistem Imun. Edisi ke-5. Singapore: Elsevier; 2016.
Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar. Edisi ke-11. Jakarta: FK UI;
2016.

Anda mungkin juga menyukai