PENDAHULUAN
Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia
memiliki industri yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, yakni dari produk
industri pemintalan yang besar di kawasan Asia dan Oceania. Demikian pula
dengan industri pertenunan yang produksinya kedua terbesar setelah China, serta
2009).
Saat ini industri TPT Indonesia masih memainkan peran yang cukup besar
(Kemenperin, 2012).
Sementara daya serap tenaga kerja di industri ini juga cukup besar
mencapai 800 ribu tenaga kerja. Hingga tahun 2010, jumlah industri tekstil
industri TPT terkonsentrasi di Jawa Barat (57%), Jawa Tengah (14%), dan Jakarta
(17%). Sisanya (12%) tersebar di Jawa Timur, Bali, Sumatera dan Yogyakarta.
1
Industri tekstil memiliki struktur industri yang terintegrasi dari hulu
hingga ke hilir dan memiliki keterkaitan yang sangat erat antara satu industri
dengan industri lainnya. Di tingkat hulu Indonesia memiliki industri serat yang
terdiri dari industri serat alam, serat buatan dan benang filamen; dan industri
garmen yang kemudian akan turun ke penjual besar atau grosir dan eceran atau
ritel.
dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari nilai utilisasi
produksi yang mengalami kenaikan dari 73,59% pada tahun 2010 menjadi 74,99%
di tahun 2011.
2
Gambar 1.1 Utilisasi Produksi Industri Pemintalan Benang tahun 2007 - 2011
3
Perlu diketahui bahwa industri pemintalan Indonesia yang bahan bakunya
adalah kapas masih sangat bergantung pada impor, yaitu hampir 98% impor dari
lebih dari 60 negara. Terlebih lagi saat ini beberapa negara produsen kapas
negerinya. Hal ini mengakibatkan supply kapas dunia berkurang tetapi permintaan
Selain itu, tarif listrik yang kian melambung tinggi mengakibatkan biaya
produksi terus meningkat. Dalam proses produksi penggunaan listrik sebesar 70%
dari PT. PLN dan sisanya sebesar 30% memakai pembangkit sendiri dengan solar,
di pasar dunia menurun terutama di pasar Amerika Serikat. Hal ini juga
dari pembeli di Amerika yang selama ini rutin memesan. Akibat ordernya terhenti,
maka modal perusahaan ini terganggu dan akhirnya menghentikan produksi. Salah
Synthetics Tbk, PT. Sritex Tbk, PT. Apac Inti Corpora, PT. Tifico, PT. Unitex
4
Gambar 1.3 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja di Industri Pemintalan (unit)
lingkungan yang tidak dapat diduga dan tuntutan konsumen terhadap kualitas,
industri ini berlomba-lomba untuk membuat strategi bersaing yang lebih unggul
dibanding kompetitornya.
PT Apac Inti Corpora (AIC) merupakan produsen benang dan tekstil yang
bergerak di bidang usaha industri Tekstil dan produk Tekstil (TPT) meliputi
industri pemintalan, pertenunan kain mentah, dan pertenunan kain denim. AIC
merupakan pabrik tekstil terbesar didunia yang berada dalam satu lokasi seluas
pabriknya dengan jumlah karyawan sekitar 14.000 orang. Fasilitas yang tersedia
5
merupakan infrastruktur terbesar, terintegrasi serta dilengkapi dengan mesin
kapasitas produksi benang 480.000 bal (1Bal = 181,44 kg) per tahun. Selain itu,
AIC juga memproduksi kain mentah lembaran 80.000.000 meter, kain jadi
produksinya berupa benang, kain mentah lembaran, kain jadi, dan kain denim.
Amerika Utara & Selatan, Eropa, Asia, Afrika dan Australia dan sisanya 30%
untuk pasar domestik. Nilai ekspor rata-rata US$238 juta per tahun.
Gambar 1.4 Ekspor AIC terhadap Ekspor Nasional dari tahun 2007 - 2011
Harga bahan baku kapas yang semakin meningkat dan tarif listrik yang
terus melambung menjadi salah satu kekhawatiran bagi AIC. Biaya produksi yang
6
Puncaknya pada tahun 2008 dimana terjadi krisis global, kerugian perusahaan
mencapai Rp233 milyar. Hingga tahun 2011, kerugian perusahaan masih berkisar
melakukan efisiensi di segala lini bisnis dengan tetap menjunjung tinggi faktor
kualitas produk tekstil. Selain itu, guna membuahkan hasil yang maksimal, AIC
membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) guna memberikan solusi dan
alternatif bahan bakar, sehingga mampu menekan biaya listrik perusahaan. Dalam
mesin baru pun dapat menekan biaya listrik perusahaan. Hasil penjualan produk
AIC pun meningkat dari Rp1,48 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp1,72 triliun di
7
Kendati sudah terjadi peningkatan berkelanjutan (continuous
terjadi krisis ekonomi dunia. Dengan kondisi lingkungan bisnis yang selalu
berubah dan semakin ketatnya persaingan yang ada tidaklah mudah untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian yang
1. Seperti apa kondisi persaingan di industri dan prospeknya saat ini dan
yang berubah?
8
1.4. Tujuan dan Manfaat Peneltian
berubah.
9
lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan strategi bersaing yang dimiliki
AIC.
a) Data Primer
a. Direktur
gambaran global strategi AIC yang ada saat ini dan rencananya ke
b. Marketing Manager
c. Finance Manager
keuangan AIC.
d. HR Manager
10
2. Observasi, yaitu penyelidikan dan pengamatan langsung mengenai
b) Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu berupa data jumlah produksi TPT dan pangsa
kerangka analisis yang jelas yang dapat merumuskan sebuah alternatif strategi
benang di Indonesia.
11
industri tersebut, dan apakah permintaan di industri tersebut cukup kuat untuk
2. Jumlah Pesaing
4. Demografi
6. Inovasi Produk
8. Integrasi Vertikal
9. Skala Ekonomi
persaingan yang terdapat dalam industri dan seberapa besar kekuatan tersebut. Hal
12
biaya untuk berpindah ke penjual lain (switching cost), informasi yang
akan dianalisis yang mempunyai pengaruh dalam industri ini adalah kemajuan
13
d. Analisis Key Success Factors
pasar, yaitu elemen strategi, atribut produk dan layanan, pendekatan operasional,
antara menjadi kompetitor kuat dan kompetitor lemah, antara untung dan rugi.
akurasi distribusi,
pelanggan.
a. Strategi pemasaran
b. Target pasar.
14
2. Aspek keuangan, dengan menganalisis antara lain:
a. Pendapatan
b. Rugi / Laba.
b. Produk.
15
Secara umum, metodologi analisis penelitian ini dapat dikemukakan
Peluang Kekuatan
Ancaman Kelemahan
kesimpulan
16
1.6. Batasan Penelitian
17