Anda di halaman 1dari 5

Nama : Noviantika Handarini

NIM : 4401417008
Prodi : Pendidikan Biologi Rombel 1
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk menguji secara langsung pengaruh
suatu suatu variabel terhadap variabel lain, dapat juga untuk menguji hipotesis hubungan sebab-
akibat. Eksperimen berbeda dengan penelitian lain sebab penelitian ini menggunakan kelompok
kontrol selain kelompok eksperimen. Variabel-variabel yang perlu diperhatikan : variabel yang
memberi pengaruh disebut variabel perlakuan (treatment variable), variabel yang diukur sebagai
akibat dari variabel yang memberi pengaruh disebut variabel terikat (dependent variable), variabel
bebas yang bila tidak dikontrol akan berpengaruh terhadap variabel terikat, variabel ini masih bisa
dan harus dikontrol disebut variabel ekstranus, variabel yang kemungkinan besar berpengaruh
pada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan sulit untuk bisa dikontrol disebut
variabel penyela (intervening variable).
Eksperimen di Bidang Ilmu Sosial dan humaniora
Ciri utama penelitian eksperimental adalah adanya pengontrolan variabel dan pemberian
perlakuan terhadap kelompok perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Untuk menguji pengaruh
atau hubungan sebab-akibat antar variabel minimal diambil dua kelompok sampel yang mewakili
suatu populasi. Kedua kelompok diambil secara acak atau random, yaitu memiliki karakteristik
yang sama atau disamakan.
Validitas Internal dan Eksternal
Validitas internal menunjukkan sejauh mana variabel ekstranus dikontrol oleh penelitian dalam
eksperimen. 12 hal yang perlu dikontrol dalam validitas internal
1. History Selama perlakuan diberikan banyak hal yang juga dilakukan oleh
kelompok eksperimen.
2. Maturation Kelompok eksperimen mengalami perkembangan, pengetahuannya
bertambah, kematangannya juga lebih meningkat.
3. Testing Dalam eksperimen diberikan pretest dan posttest. Adanya pretest
memberikan pengalaman memiliki kesiapan yang lebih tinggi dalam
posttest.
4. Instrumentation Hal-hal subjektif banyak berperan dalam penggunaan instrumen.
5. Statical Ada kecenderungan subjek yang mendapat skor rendah dalam tes
regression pertama akan naik pada tes atau ulangan kedua, demikian sebaliknya.
6. Differential Dalam pembentukan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol
selection sering terjadi pilihan yang berbeda sehingga kedua kelompok menjadi
kurang homogen.
7. Eksperimental Dalam penelitian eksperimental sering terjadi pengurangan jumlah
mortality anggota pada kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol.
8. Selection- Sering terjadi perbedaan rata-rata tingkat perkembangan kelompok
maturation eksperimental dan kelompok kontrol.
interaction
9. Eksperimental Perlakuan dengan berbagai kegiatan pendukung mungkin diterapkan
treatment pada kelompok kontrol.
diffusion
10. Compensatory Kelompok kontrol berupaya melakukan kegiatan yang lebih dari
rivalry by the biasanya sehingga hasilnya tidak berbeda dengan kelompok
control group eksperimen.
11. Compensatory Perbaikan fasilitas dan layanan pada kelompok kontrol dapat
equalization of menurunkan signifikansi perbedaan hasil pemberian perlakuan.
tretments
12. Resentful Kelompok kontrol memiliki moral yang rendah karena statusnya
demoralization sebagai kelompok pembanding yang tidak diberi keistimewaan.
of the control
group
Selain validitas internal, penelitian eksperimental juga memiliki validitas eksternal yang perlu
dikontrol,
a. Validitas populasi
1. The extend to which one can generalize from the eksperimental sample to defined
population,
2. The extend to which personological variables interact with treatment effect
b. Validitas ekologis, menunjukkan sejauh mana hasil dari eksperimen yang dirancang dalam
lingkungan tertentu dapat diterapkan dalam lingkungan lain
1. Peneliti menjelaskan desain perlakuan sejelas mungkin
2. Pemberian perlakuan seringkali terjadi bahwa tiap partisipan dalam eksperimen lebih
dari satu kali.
3. Partisipan mendapat perhatian khusus
4. Perlakuan yang diberikan bagi partisipan dapat memberikan hasil yang lebih baik atau
lebih buruk
5. Rancangan dan pengelolaan khusus belum tentu dapat digeneralisasikan
6. Isi dan kegiatan pretest ada hubungannya dengan perlakuan, sehingga bisa
mempengaruhi hasil
7. Isi dan bentuk perlakuan dapat meingkatkan kesiapan dalam menghadapi posttest
8. Kegiatan pemberian perlakuan dapat mempengaruhi hasil
9. Generalisasi hasil penelitian dipengaruhi oleh bentuk pengukuran dari variabel terikat
dalam posttest
10. Hasil posttest dipengaruhi waktu pelaksanaan posttest
Desain Eksperimen
1. Model desain sistematik, adanya pemberian beberapa perlakuan, pretest dan posttest,
variable-variabel ada yang dikontrol dan ada yang tidak dikontrol. Bersifat semu dan
kurang alamiah sehingga kurang memiliki generalisasi
2. Model representatif. Memiliki beberapa asumsi : karakteristik lingkungan yang bersifat
alamiah adalah kompleks dan saling terkait, bahwa manusia dalam belajar akan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, perlakuan eksperimen akan mempengaruhi
manusia khususnya pembelajar dengan cara yang sangat kompleks. Model ini adalah
model desain yang dipandang paling cocok dalam bidang pendidikan.
Penyusunan dan pelaksanaan eksperimen representatif :
1. Penelitian dalam setting pendidikan yang nyata untuk generalisasi
2. Variasi lingkungan dalam desain
3. Mengamati apa yang dilakukan partisipan secara nyata
4. Mengkaji konteks lingkungan
5. Menyiapkan partisipan dengan baik
6. Mengendalikan perlakuan partisipan menggunakan pendekatan yang biasa dilakukan
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan eksperimen :
1. Bias dalam eksperimen
2. Ketepatan perlakuan (treatment fidelity)
3. Sampel acak
Macam-macam Eksperimen
No. Macam Eksperimen Model Desain
Desain kelompok kontrol pretes-postes beracak
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diberi pretes, kelompok eksperimen diberi
perlakuan khusus, kelompok kontrol diberi
perlakuan seperti biasanya, kedua kelompok dites
Eksperimen murni dengan postes, hasil kedua tes dibandingkan.
Pengujian variabel
Desain kelompok pembanding pretes-postes
bebas dan variabel
beracak
terikat dilakukan
Kelompok A, kelompok B, kelompok C masing-
1. terhadap sampel
masing diberi perlakuan berbeda tetapi dalam
kelompok eksperimen
rumpun sejenis, sebelumnya diberi pretes, dan
dan kelompok
setelahnya diberi postes. Hasil pretes dan postes
kontrol, kelompok
masing-masing kelompok dibandingkan
diambil secara acak.
Desain kelompok kontrol/pembanding pretes-
postes beracak
Hampir sama dengan desain kelompok pembanding
pretes-postes beracak, tetapi ada kelompok kontrol
yang tidak diberi pelakuan khusus
Desain kelompok kontrol postest beracak
Model sama dengan desain kelompok kontrol
pretest-postest beracak, tetapi tanpa pretest
Desain kelompok pembanding postest beracak
Model sama dengan Desain kelompok pembanding
pretes-postes beracak, tetapi tanpa pretes
Desain faktorial beracak
Eksperimen dilakukan terhadap 4 kelompok, diberi
pretes, masing-masing kelompok diberi perlakuan
dengan dua macam perlakuan dengan jenis atau isi
yang berbeda. Keempatnya diberi postes, dan
hasilnya dibandingkan
Eksperimen kuasi Desain kelompok control pretes-postes
Digunakan minimal berpasangan
kalau dapat Model sama dengan Desain kelompok pembanding
mengontrol satu pretes-postes beracak, hanya satu karakteristik saja,
variabel saja atau diambil dengan dipasangkan
2.
meskipun dalam Desain kelompok pembanding pretes-postes
bentuk matching, berpasangan
memasangkan Model sama dengan Desain kelompok pembanding
karakteristik, atau pretes-postes beracak, tetapi pengambilan
random. kelompok secara berpasangan.
Desain pretes-postes satu kelompok
Kelompok diberi pretes dan postes setelah
perlakuan, kelompok diambil secara berpasangan,
dan tidak ada kelompok pembanding
Eksperimen lemah Desain pretes-postes kelompok statis
atau pra eksperimen Terdapat 2 kelompok yang diberi perlakuan
Tidak ada penyamaan berbeda dalam rumpun yang sejenis, diberi pretes
3.
karakteristik (random) dan postes
dan tidak ada Desain perimbangan
pengontrolan variabel. Terdapat 3 kelompok pasangan tanpa pretes,
masing-masing kelompok secara bergantian diberi
3 perlakuan. Pada setiap akhir perlakuan diberi tes,
untuk mengetahui dampak urutan pemberian
perlakuan.
Eksperimen subjek- Desain A-B
tunggal A (garis dasar). B (perlakuan). Dalam garis dasar
Subjek atau belum ada perlakuan, kegiatan terus diamati
partisipannya bersifat sampai keadaan stabil, baru diberi perlakuan.
tunggal (1,2 orang/ Pengaruh perlakuan diamati.
4.
lebih), dengan Desain A-B-A
pendekatan dasar Sama dengan desain A-B, tetapi setelah perlakuan
yaitu meneliti diikuti oleh keadaan tanpa perlakuan seperti dalam
individu dalam keadaan sebelumnya (garis dasar A).
kondisi tanpa Desain garis dasar jamak
perlakuan dan dengan Pada dasarnya menggunakan desain A-B, tetapi
perlakuan dan tidak hanya untuk seorang individu dan dalam satu
akibatnya terhadap perlakuan, tetapi terhadap beberapa individu
variabel akibat diukur dalam beberapa situasi dan aktivitas.
dalam kedua kondisi
tersebut. Karakteristik
: pengukuran yang
ajeg, berulang-ulang,
validitas internal dan
eksternal terjaga,
perlakuan dalam
rentang waktu tertentu
sampai keadaan stabil
(garis dasar), variabel
tunggal.

Pertanyaan :
1. Eksperimen murni sangat sulit dilakukan dalam bidang sosial seperti pendidikan, karena
sangat sulit untuk menemukan kelompok-kelompok (yang sudah terbentuk) yang betul-
betul homogen (memiliki karakteristik yang sama), sementara itu dalam penelitian
eksperimental diperlukan kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama/
mendekati sama. Kelas-kelas rombongan belajar di sekolah umpamanya memiliki variasi
di dalam kecerdasan, prestasi, minat, disiplin, latar belakang sosial-ekonomi. Bagaimana
penyusunan dan pelaksanaan penelitian eksperimental pada kondisi tersebut?

Anda mungkin juga menyukai