Heat Exchanger 1
Heat Exchanger 1
1
- pipa yang double pipa kecil/pipa,pipa luar
besar/anulus. Digunakan pada saat kapasitas yang relative
kecil.
2
Segi perawatan : lebih sulit dari shell and tube
exchanger, karena kalau alat timbul kerak yang
cukup banyak dalam pipa harus dibuka pada seluruh
pipa-pipanya. Sedang pada shell and tube tidak harus
membuka seluruhnya.
Bila terjadi penyempitan pipa harus mengganti
seluruhnya.
Pabrik yang mempunyai produk yang bervariasi
sering menggunakan double pipe karena lebih efisien,
karena memerlukan kapasitas kecil.
3
paling besar, sehingga memungkinkan dipakai HE
yang ukurannya kecil untuk heat duty yang besar.
Untuk pabrik kimia modern dipakai HE ini hanya
memerlukan A (luas) kecil.
Untuk daerah kekurangan air/harga air mahal dipakai
air-cooled exchanger, jenis fin-favi cooler.
Mis : di kilang minyak pertamina Cilacap.
Shell and Tube, pemakaiannya :
1. Sebagai cooler/heater
2. Sebagai condenser, untuk mengembunkan gas
3. Sebagai reboiler, untuk menguapkan cairan.
4
5
Berdasarkan fungsi dari alat penukar panas
dapat dibedakan :
1. Cooler : berfungsi sebagai pendingin untuk
menurunkan suhu suatu fluida proses tanpa adanya
perubahan fase. Sebagai pendingin digunakan air,
udara atau fluida dingin lainnya.
6
kolom fraksinasi dengan bantuan fluida panas yang
sesuai dengan suhu titik didihnya.
t2 T1
T2 T1 T2
t 2
t1 t1
7
Untuk aliran fluida berlawanan arah (Counter
Current)
t1
T1
T1
T2
T2
t2
t1
t2
3. Buffles
Buffles : Penyekat, berfungsi untuk
mengendalikan aliran dalam pipa sehingga
turbulensi dalam pipa bagus → NRe turbulen
(mekanisme perpindahan panas bagus).
NRe berpengaruh pada pemasangan buffle
(buffle spacing) yang kontradiktif pada nilai
pressure drop.
9
Pemasangan buffles menaikkan pressure
drop dalam shell side juga menyebabkan
bertambahnya turbulensi aliran.
Turbulensi aliran mengakibatkan
bertambahnya h, maka pemakaian buffles
tetap disukai.
Batasan, baffles spacing (B) max = ID shell
& min = (ys) ID shell = 2 in
⇒ dipilih mana yang lebih besar.
4. Cleaning & Maintenance
- HE dibersihkan secara periodic dengan sikat
bersamaan dengan pemeriksaan tubes, kalau
ada yang diganti.
- Dijalankan 1 tahun sekali saat Turn Around
dimana semua alat dalam pabrik diperiksa.
5. Aliran Fluida
- Pemanasan /pendinginan :
Pemanasan → steam
Pendinginan → air , udara.
- Condensor → pendingin : air, udara
- Reboiler → pemanas : steam.
10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari fluida yang
mengalir
1. Air Pendingin : (alatnya khususnya cooler)
Banyak dipakaikarena panas jenis besar, murah dan
melimpah.
Kecepatan air minimum : 3 fps
Suhu keluar max : 1200F = 490C → jika lebih akan
terjadi 2 fasa dari cair→ uap & berpengaruh pada
mudah tidaknya terjadi diposid/kerak.
Air pendingin dipabrik disediakan oleh unit utilitas
termasuk kuantitas air pendingin (misalnya air
pendingin bebas dari kerak/lumpur) dan dipakai
seefisien mungkin.
2. Steam
Dipakai “saturated steam” karena panas
pengembunan besar. Bila dipakai superheated steam
boiler yang digunakan mahal/tidak ekonomis.
Suhu : 215 – 2300F → dapat memanasi suhu < 2000F
3820F & 200 psig → dapat memanasi
suhu > 2000F
11
DOUBLE PIPE EXCHANGER
Double pipe exchanger pada dasarnya terdiri dari 2
buah pipa konsentrik, satu fluida mengalir lewat pipa
dalam sedangkan fluida lain mengalir antara pipa
dalam dan pipa luar.
Sistim seperti gambar yaitu dengan dua kali disebut
sebuah “Hairpin”
Panjang efektif dari Exchanger ini biasanya 12, 15
dan 20 ft. Maka panjang satu hairpin adalah 24, 30
dan 40 ft.
Ukuran 20 ft adalah panjang maksimum untuk
mencegah bengkoknya pipa dalam dan menyentuh
pipa luar.
Exchanger type ini mudah dibuat dari bahan standard
oleh karena relatif murah.
12
Fluida dingin
masuk
Fluida panas
masuk
Fluida panas
keluar
Fluida dingin
keluar
13
Kecilnya luas permukaan per hairpin, memerlukan
banyaknya hairpin secara series, yang
mengakibatkan kebutuhan akan tempat/ ruang yang
banyak. Disamping itu dimungkinkan untuk
terjadinya bocor pada sambungan.
Batas pemakaian untuk Double Pipe Exchanger
dibatasi untuk luas total yang relatif kecil
(100-200 ft2).
14
Cara-cara menghitung:
I. Kondisi proses yang perlu diketahui:
Fluida Panas: T1, T2, W, C, S atau ρ, μ, k, ∆P, Rdo
atau Rdi.
Fluida Dingin: t1, t2, w, c, s atau ρ, μ, k, ∆p, rdo atau
rdi.
II. Ukuran pipa atau exchanger harus diketahui atau
diasumsikan.
III. Tahap perhitungan:
1. Hitung neraca panas dengan persamaan:
Q = W C (T1- T2) = w c (t2-t1)
Kehilangan panas karena radiasi biasanya
diabaikan.
2. Hitung (∆t)LMTD dengan menganggap aliran
fluida-fluidanya berlawanan arah (counter
flow).
T1 ∆t2
t1 t2 (∆t)LMTD =
∆t1
T2
15
3. Taksir suhu-suhu kalorik Tc dan tc.
jH = ﴿ ﴾ Re,pVs N
16
8. Harga c (Btu/lb0F) dan k ( ) serta μ
hio= hi ( ) = hi ( ) dimana :
17
Dimana :
D2 : diameter dalam pipa luar
D1 : diameter luar pipa dalam
de : diameter equivalent
persamaan de yaitu :
de = dlm ft
NRe,a =
j H= ( ) Vs NRe,a
ho= JH ( ) atau
18
dgn cara ho/Фa (Nusselt)
10'. Kalau ho/Фa dan hio/ Фp sudah diketahui
{Ф= } maka tw dapat ditaksir dengan
Overal Koeffisien
11. Overall heat transfer coefficient Uc dihitung
dari pers :
= + Rd
Rd = dan UD=
19
L dapat dihitung dari pers :
ΠD1L = A0 ⇒ ∴ L = (ft)
Pressure Drop
Untuk bagian pipa dalam :
f= 0,0035 +
- Untuk Laminar :
f=
20
3. ∆Pt =
= Psi
Atau
∆Pp= Psi
21
∆Fe = ft/hair pin
22
Penyelesaian : T1= 1600F
Δt2=400F
t1= 800F t 2 = 1200F
Δt1=200F T2 = 1000F
trata-rata = = = 100 0F
Trata-rata = = = 130 0F
1. Heat Balance
QBenzene = Wb Cb (t2 – t1)
23
= 9820 x 0,425 x (120-80)0F
= 167.000 Btu/jam
WToluene = =
2. Δt = LMTD =
Δt = LMTD = = = 28,80F
24
Dari table ukuran Exchanger untuk 2 x 1¼ in IPS
Luas aliran annulus = 1,19 in2
Luas aliran pipa = 1,5 in2
Aliran Benzene > aliran Toluene, maka Benzene
dilewatkan pada pipa dan Toluene dilewatkan pada
annulus.
= 0,00826 ft2
Diameter equivalen :
d e=
25
= ft
= 0,0762 ft.
NRe,p= NRe,a=
NRe,p= NRe,a=
26
k = 0,091Btu/j ft2(0F/ft) k= 0,085Btu/j ft2(0F/ft)
= 1,780 = 1,725
= + Rd = + 0,002
27
UD= 115 Btu/jam ft2 0F
PRESSURE DROP
Utk bagian pipa Utk bagian Annulus
1. N Re,p= 89000 1'. de'= (D2- D1)
28
f= 0,0035 + =(0,1725- 0,1380)
= 0,0035+ NRe,a= =
f = 0,0035+
f = 0,0071
s.g = 0,88 s.g = 0,87
ρ = 62,5 x 0,88=55lb/ft3 ρ= 62,5x0,87
= 54,3lb/ft3
ΔFp= ΔFa =
ΔFp=8,3 ft ΔF a = 23,5 ft
29
(memenuhi )
3'. V= =
V = 3,92 fps
Fe= 3 x =3x
Fe = 0,7 ft
ΔPa=
30
PEMASANGAN SERI & PARALEL
Bila Pressure Drop hasil perhitungan jauh
lebih besar dari yang diijinkan, maka ada beberapa
kemungkinan pemecahan pressure drop tersebut yaitu :
1. Dengan cara bypass
2. Dengan cara memindahkan lewatan aliran
3. Dengan cara series parallel
1. Cara bypass
Yaitu sebagian dari fluida tidak dilewatkan pada
HE dan kedua bagian fluida akhirnya digabung pada
tempat tujuan.
31
Akibatnya terjadi pengurangan rate aliran dalam
HE dan dapat menimbulkan :
a. Turunnya harga Heat Transfer coefficient (h)
b. Penurunan suhu fluida panas harus banyak
dengan maksud agar pencampuran dari fluida
yang di bypass dengannya akan memberikan
suhu akhir yang diinginkan.
Cara bypass akan banyak menurunkan LMTD
(=Δt) sedangkan banyaknya hairpin bertambah.
32
Yaitu bagian pressure drop yang melebihi
batas diatur secara parallel, sedangkan bagian dengan
pressure drop rendah diatur secara series.
Bila aliran parallel tersebut membagi aliran semula
maka pengaruhnya terhadap pressure drop besar
sekali yaitu pressure drop menjadi ± 1/8 x pressure
drop mula-mula.
Hal tersebut disebabkan oleh Δp = G2 L
dimana G menjadi setengahnya dan L juga
menjadi separuhnya , maka :
ΔP baru = ( ( ) ΔPlama
= x ΔPlama
t1
33
w2
t1 t1
T2
t1
34
w
T2
tI
tI
35
1/2wt1
1/2wt1
w
t1
T2
36