Anda di halaman 1dari 19

TUGAS METODE PENELITIAN KUALITATIF

PERANAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


MAHASISWA PPKN ANGKATAN 2017 UNIVERSITAS JAMBI

Dosen pengampuh :

Drs. Irzal Anderson, M.Si

DISUSUN OLEH :

DEBY OKTAVIOLA (A1A317009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas merupakan jenjang pendidikan tertinggi pada perguruan tinggi


setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi
kebutuhan pokok dalam kehidupan yang dimiliki setiap orang. Pada pendidikan
ini tidak terlepas pada bidang akademik yaitu(ganti seperti) kegiatan belajar
mengajar. Agar kegiatan belajar mengajar ini berjalan dengan baik maka
dibutuhkannya sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar tersebut.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendidikan yang


harus memenuhi standar nasional pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005
menyebutkan bahwa standar sarana dan prasaran nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimum tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang prosen pembelajaran. Tanpa sarana dan prasarana pendidikan, maka
proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa
menggagalkan pendidikan.

Selain sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan, maka


dibutuhkannya semangat belajar yang tinggi untuk mendorong individu
melakukan aktivitasnya. Semangat belajar seorang mahasiswa ini dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari diri
sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari luar. Salah satu faktor eksternal Commented [a1]: Lebih spesifik
Commented [a2]: Luar apanya? Jelas dikit
yang ikut mempengaruhi proses belajar adalah fasilitas pendidikan.

Fasilitas pendidikan ini meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam


proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
tercapainya tujuan pendidikan yang efektif, teratur, dan efisien sehingga
mahasiswa semangat selama proses perkuliahan berlangsung.
Fasilitas pendidikan ini merupakan suatu komponen yang sangat penting
di dalam proses belajar. Apabila fasilitas pendidikan ini mendukung maka akan Commented [a3]: Fasilitas pendidikan merupan suatu sarana
yang sangat dibutuhkan guna mengembangkan proses belajar
meningkatkan minat dan semangat belajar pada mahasiswa. Dan apabila fasilitas Commented [a4]: Langsung apabila aja

ini tidak atau kurang mendukung maka akan menghambat proses perkuliahan
yang berlangsung serta menimbulkan rasa bosan dan jenuh terhadap mahasiswa
selama proses penerimaan informasi. Fasilitas-fasilitas ini meliputi ruangan kelas
beserta isinya seperti kursi, papan tulis, pendingin ruangan, proyektor, dan lain
sebagainya.

Maka dari itu untuk mencegah hal tidak diinginkan maka penulis tertarik
meneliti sebuah penelitian yaitu “Peranan Fasilitas Belajar terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa PPKn Universitas Jambi angkatan 2017”. Commented [a5]: Di italic

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang


dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

Adanya fasilitas kelas pada prodi PPKn yang kurang memadai. Commented [a6]: Disambung be deb jadi, diidentifikasi yaitu
adanya fasilitas kelas pada blabla

1.3 Pembatasan Masalah

Tujuan pembatasan masalah untuk mempermudah arah dan maksud


penelitian ini dilakukan. Untuk itu pada penelitian ini hanya membatasi tentang :

1. Penelitian terbatas pada mahasiswa Universitas Jambi angkatan 2017.


2. Fasilitas belajar dalam penelitian ini dibatasi hanya fasilitas yang ada di
kampus antara lain ruang kuliah dan media teknologi belajar (internet).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka didapat rumusan masalah


yaitu adakah peranan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa PPKn
Universitas Jambi angkatan 2017? Commented [a7]: Buat dalam bentuk poin 1 2 3

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan fasilitas belajar terhadap
motivasi belajar mahasiswa PPKn Universitas Jambi angkatan 2017. Commented [a8]: Buat poin jg

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis
a. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan khususnya peranan
fasilitas belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa PPKn Universitas
Jambi angkatan 2017.
b. Dapat dijadikan masukan atau pedoman untuk kegiatana penelitian
serupa.
2. Manfaat praktis
a. Menyebarkan informasi tentang pentingnya fasilitas belajar dan
motivasi yang dipengaruhinya.
b. Sebagai konstribusi agar pihak yang bersangkutan lebih
memperhatikan fasilitas belajar untuk meningkatkan proses belajar
para mahasiswa.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dan memahami judul penelitian tentang “Peranan


Fasilitas Belajar terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa PPKn Angkatan 2017
Universitas Jambi”, maka penulis perlu memberikan penjelasan seperlunya,
sebagai berikut:

1.7.1 Fasilitas Belajar

Fasilitas adalah hal-hal yang berguna atau bermanfaat, yang berfungsi


untuk mempermudah suatu kegiatan. Fasilitas belajar merupakan suatu alat atau
pelengkap dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh siswa maupun guru guna memperlancar ataupun memudahkan proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
1.7.2 Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Fasilitas Belajar


2.1.1 Pengertian Fasilitas Belajar

Fasilitas adalah hal-hal yang berguna atau bermanfaat, yang berfungsi


untuk mempermudah suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa fasilitas adalah sesuatu yang dapat membantu, memudahkan
pekerjaan, tugas dan sebagainya. Fasilitas sekolah identik dengan sarana dan
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan,
bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah dan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Fasilitas sangat penting bagi proses pembelajaran dan juga menimbulkan


minat dan perhatian peserta didik untuk mempermudah penyampaian materi.
Kegiatan pembelajaran di kelas membutuhkan adanya fasilitas agar proses dapat
berjalan dengan lancar dan teratur. Fasilitas yang termasuk dalam kegiatan belajar
mengajar antara lain berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium dan
media pengajaran. Fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar belum
bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Akan tetapi orang tua juga ikut berperan penting dalam
menyumbang tersedianya fasilitas belajar. Muhibbin Syah mengatakan bahwa
“disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan siswa
juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.”

Jadi, fasilitas belajar merupakan suatu alat atau pelengkap dalam


mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa maupun
guru guna memperlancar ataupun memudahkan proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
2.1.2 Jenis-Jenis Fasilitas Belajar

Menurut The Liang Gie, fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana
aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas belajar dilaksanakan,
maka fasilitas belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Fasilitas belajar di sekolah, dan

b. Fasilitas belajar di rumah.

Fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat
dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu
usaha . Fasilitas fisik juga disebut fasilitas materiil. Contoh: perabot ruang kelas,
perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.

b. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan
sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Fasilias ini biasanya dalam manajemen
keuangan atau pembiayaan. Menurut Oemar Hamalik terkait fasilitas belajar
sebagai unsur penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian kita, yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar,
dan ruangan belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi.
Secara keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan
belajar”.

Menurut Wina Sanjaya, fasilitas belajar dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Sarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan


peserta didik dan mendukung kelancaran serta keberhasilan proses belajar peserta
didik yang meliputi media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah
dan lain-lain. Disamping itu, sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang
dipergunakan pendidik dalam pelaksanaan pendidikan Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Pengertian lain dari sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara


langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas dan
media pengajaran. Sarana merupakan semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Habis tidaknya dipakai

Habis tidaknya sarana pendidikan ketika dipakai, dapat dibedakan menjadi


dua yaitu:

a) Sarana yang habis pakai, adalah bahan dan alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: kapur, tinta spidol, kertas, bahan
kimia untuk praktik. Selain itu, ada pula alat atau bahan yang apabila digunakan
berubah bentuk dan tidak bisa digunakan lagi. Misalnya kertas dan kayu untuk
praktik.

b) Sarana yang tahan lama, adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus-menerus dalam waktu yang relatif lama. Contoh: meja, kursi, komputer,
lemari, peta atlas, globe, papan tulis, dan alat-alat olahraga.

2) Bergerak tidaknya pada saat digunakan Ada dua macam sarana pendidikan
yaitu:

a) Sarana bergerak, ialah sarana yang dapat dipindahkan atau digerakkan sesuai
dengan kebutuhan pemakainya. Contoh: meja, kursi, lemari beroda, dan alat
peraga sederhana.

b) Sarana tidak bergerak, ialah sarana yang tidak bisa atau relatif sulit untuk
dipindahkan. Contoh: saluran air, lampu permanen dan jendela

3) Hubungannya dengan proses belajar mengajar Sarana pendidikan dapat


dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Alat pelajaran, merupakan alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pembelajaran. Contoh: buku, alat tulis, dan alat praktik

b) Alat peraga, merupakan alat bantu pembelajaran yang memiliki kaitan langsung
dengan materi pelajaran. Di sisi lain, alat peraga adalah alat bantu bagi anak untuk
mengingat pelajaran. Alat ini dapat menimbulkan kesan dihati sehingga anak-anak
tidak mudah melupakannya. Contoh: alat peraga pemantulan cahaya dan alat
peraga rongga mulut.

c) Media pengajaran, merupakan sarana yang digunakan sebagai perantara dalam


pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar secara cepat, mudah dan benar. Ada tiga jenis media,
yaitu :

a. media audio, media visual dan media audio visual.

b. Prasarana

Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung


menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun,
taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung
untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.

Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung


menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan taman.
Sarana dan prasarana pendidikan juga sering disebut dengan fasilitas atau
perlengkapan sekolah. Prasarana merupakan segala sesuatu yang tidak secara
langsung berkaitan dengan peserta didik, namun dapat mendukung kelancaran dan
keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi jalan menuju ke sekolah,
penerangan sekolah, dan kamar kecil.
Prasarana merupakan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Prasarana
pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

1. Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses pembelajaran. Contoh:


ruang kelas, ruang praktik, ruang perpustakaan, dan ruang laboratorium.

2. Prasarana yang tidak digunakan langsung untuk proses pembelajaran. Contoh:


ruang kantor, kantin sekolah, UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, taman, dan
tempat parkir.

Pada sekolah dasar sekurang-kurangnya memiliki 11 jenis prasarana


sekolah, yang meliputi hal-hal berikut:

1. Ruang kelas adalah ruang pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus. Ruang kelas merupakan ruang yang dapat
mendukung usaha para guru dalam mengajar dan menanamkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi


dari berbagai bahan pustaka. Tujuan diselenggarakan perpustakaan yaitu untuk
mengembangkan dan meningkatkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca,
melatih dalam memanfaatkan bahan pustaka sebagai sumber inspirasi, serta
meningkatkan daya kritis dan kreativitas siswa.

3. Ruang laboratorium IPA adalah ruang untuk pembelajaran IPA secara praktik
yang memerlukan peralatan khusus. Laboratorium IPA sarana penunjang
pelaksanaan belajar mengajar di sekolah yang digunakan untuk mengaadakan
percobaan, penyelidikan, atau penelitian dalam bidang IPA.

4. Ruang pimpinan adalah ruang tempat pimpinan sekolah melakukan kegiatan


manajerial sekolah.

5. Ruang guru adalah ruang tempat untuk bekerja di luar kelas, beristirahat dan
menerima tamu.
6. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah melakukan ibadah sesuai
dengan agamanya masing-masing pada waktu jam sekolah.

7. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani siswa yang mengalami gangguan
kesehatan dini dan ringan di sekolah.

8. Jamban adalah ruang atau tempat untuk buang air besar atau kecil.

9. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas,


peralatan yang belum atau tidak berfungsi dan arsip sekolah.

10. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan di sekolah.

11. Tempat bermain/berolahraga. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau


tertutup tempat siswa dapat bermain secara bebas. Tempat berolahraga adalah
ruang terbuka atau tertutup untuk melakukan pendidikan jasmani dan olahraga.
Tempat berolahraga biasanya dilengkapi dengan sarana untuk berolahraga.

Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung


suksesnya implementasi pendidikan karakter antara lain laboratorium, pusat
sumber belajar, dan perpustakaan serta tenaga pengelola dan peningkatan
kemampuan pengelolaannya. Fasilitas dan sumber belajar tersebut perlu
didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara dan disimpan dengan sebaik-
baiknya.

Dengan demikian, fasilitas belajar memiliki peranan yang sangat penting


dalam pendidikan. Apabila pada suatu lembaga sekolah tidak ada fasilitas belajar,
tentu saja proses belajar mengajar tidak akan terjadi dan tidak akan berkembang
mengikuti perkembangan teknologi yang telah ada.

2.2 Kajian Tentang Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Setiap anak yang lahir sudah memiliki motivasi dalam hidupnya. Hal
tersebut dapat dilihat ketika seorang balita yang sedang belajar berjalan. Mereka
mengamati lingkungan sekitarnya, lalu ia mendorong dan menarik segala sesuatu
yang bisa dijangkaunya untuk mengetahui benda tersebut. Orang tua tahu bahwa
anak tersebut memiliki keingintahuan yang kuat, yang kemudian memunculkan
dorongan untuk mencari tahu. Dorongan seorang anak yang ingin menjangkau
segala sesuatu itulah yang disebut dengan motivasi. Sugihartono (2012: 20)
mengungkapkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan
perilaku tertentu yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Motivasi berperan sebagai suatu proses yang ada pada dalam diri seorang manusia
yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku manusia tersebut.

Sehubungan dengan motivasi seseorang, dalam belajarpun membutuhkan


motivasi untuk dapat menerima materi belajar dengan optimal. R.Gagne (Ahmad
Susanto, 2015 : 1-2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses seorang
memiliki perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman. Belajar lebih
menekankan pada suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui instruksi atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.
Seseorang akan melakukan belajar karena adanya dorongan atau motivasi dalam
dirinya, sehingga muncul adanya motivasi belajar. Motivasi belajar adalah suatu
nilai atau dorongan untuk belajar (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 11). Seorang
siswa yang memiliki motivasi belajar yang besar terhadap suatu pelajaran tertentu,
maka siswa tersebut juga akan lebih memusatkan perhatian yang lebih besar pula,
bila dibandingkan dengan siswa lainnya. Apabila seorang siswa tersebut sudah
dapat memusatkan perhatiannya terhadap materi yang diberikan, tentu saja akan
memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat lagi, kemudian akhirnya akan
mencapai hasil belajar yang baik.

Peneliti meninjau beberapa pendapat di atas bahwa motivasi belajar siswa


adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk memperoleh
pengetahuan dan ilmu lainnya. Dorongan tersebut dapat diperoleh baik dari luar
maupun dari dalam individu, yang memungkinkan seseorang memiliki perubahan
perilaku. Perubahan tingkah laku seperti perhatian siswa, kesungguhan siswa
dalam belajar, dan lainnya yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal.

2.2.2 Jenis-Jenis Motivasi Belajar


Setiap siswa memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda,
sehingga motivasi belajar setiap siswapun juga berbeda. Menurut Khanifatul
(2012: 101) dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi intrinsik, yaitu semua faktor yang asalnya dari dalam individu yang
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dalam
pembelajaran memiliki pengaruh efektif, karena lebih tahan lama dan tidak
bergantung dari luar individu. Motivasi intrinsik misalnya seperti rasa ingin tahu,
keinginan untuk mencapai prestasi, adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

b. Motivasi ekstrinsik, yaitu semua faktor yang datang dari luar diri individu dan
memberikan pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Motivasi ekstrinsik
misalnya pujian, peraturan tata tertib, dan lain-lain. Namun, kurangnya respon
dari lingkungan secara positif akan sangat berpengaruh terhadap semangat dan
motivasi belajar seorang individu menjadi lemah.

Biggs dan Telfer (Sugihartono dkk, 2012: 78) mengatakan bahwa pada
dasarnya siswa memiliki 4 golongan motivasi belajar, yaitu:

a. Motivasi instrumental, yaitu motivasi siswa dalam belajar karena adanya hadiah
atau menghindari hukuman.

b. Motivasi sosial, yaitu motivasi siswa dalam belajar karena adanya tugas.

c. Motivasi berprestasi, yaitu motivasi siswa dalam belajar karena untuk meraih
keberhasilan dalam prestasi.

d. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi siswa dalam belajar yang muncul dari
keinginan siswa itu sendiri.

Salah satu peran guru sebagai pendidik adalah motivator. Guru harus
mampu mendorong siswa untuk terus belajar, agar siswa memiliki motivasi yang
tinggi. Adanya motivasi belajar siswa tentu akan berpengaruh besar dalam
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
motivasi belajar yaitu motivasi intrinsik atau motivasi yang asalnya dari dalam
diri individu dan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang asalnya dari lingkungan
sekitar individu, yang juga telah dijabarkan dalam golongan motivasi belajar
siswa yaitu motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi
yang dimaksud adalah motivasi ekstrinsik yang berasal dari guru yang akan
memberikan tindakan atau perlakuan yang berpengaruh pada motivasi belajar
siswa. Motivasi ekstrinsik ini juga akan berpengaruh pada motivasi instrinsik
siswa.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Wlodskowski dan Jaynes (2004, 24-40) mengungkapkan bahwa pengaruh


utama dalam motivasi belajar siswa ada empat, yaitu:

a. Budaya

Setiap daerah memiliki budaya masing-masing, seperti agama, mitos dan


hal-hal lain. Budaya tersebut yang akan berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa.

b. Keluarga

Keluarga atau orang tua merupakan guru pertama dan paling penting
dalam kehidupan seorang siswa, karena seseorang lahir pertama kali berada di
lingkungan keluarga. Sejak lahir orang tua yang mengajarkan untuk belajar,
seperti belajar berjalan, berbicara, dan lain-lain. Orang tua selalu mengharapkan
anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mereka tentu
memberikan motivasi agar siswa tersebut dapat terus belajar.

c. Sekolah

Melalui sekolah, guru sebagai pembimbing yang professional salah satu


tugasnya adalah dapat memberikan motivasi pada siswanya untuk terus belajar
dengan giat. Apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar di
sekolah, tentu saja akan ketinggalan materi pelajaran dengan siswa-siswa yang
lain. Guru harus pandai dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik
perhatian siswa, sehingga siswa memiliki motivasi dalam belajar.

d. Diri siswa

Banyak siswa yang prestasi sekolah mereka baik, tetapi dibangun dari
tekanan, kekhawatiran, rasa bersalah, ketakutan dan beban pemaksaan diri.
Disinilah tugas baik orang tua maupun guru untuk merubah sikap siswa tersebut
dengan memberikan motivasi-motivasi siswa agar menjadi mengenali dan
menerima materi pelajaran dengan senang hati.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa motivasi belajar siswa akan kuat


apabila adanya keselarasan dari keempat pengaruh, yaitu budaya, keluarga,
sekolah dan diri sendiri. Jika nilai budaya dapat menghargai usaha sebagai bagian
yang diperlukan dalam belajar, maka keluarga dan sekolah akan memberikan
dukungan sepenuhnya pada anak atau siswanya. Diri siswapun akhirnya
menyadari, mengenali dan menerimanya, sehingga siswa termotivasi untuk terus
belajar dari dirinya sendiri. Melalui penelitian ini, faktor yang akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah sekolah atau guru melalui tindakan
guru dan diharapkan berpengaruh pada diri siswa.

2.2.4 Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar di Sekolah

Guru sebaiknya dapat mengetahui bagaimana menyesuaikan cara


penyampaian materi pelajaran dengan kondisi siswa. Hal tersebut memungkinkan
proses pembelajaran yang efektif dan optimal, karena pengetahuan mengenai
kejiwaan siswa yang berhubungan dengan masalah pendidikan bisa dijadikan
sebagai dasar dalam memberikan motivasi pada siswa (Mulyasa: 2010: 267).

Sejalan dengan itu, Sardiman (2007: 91-95) mengatakan bahwa bentuk-


bentuk motivasi belajar di sekolah yang dapat diberikan guru, yaitu sebagai
berikut.

a. Memberi angka
Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajar siswa.
banyak siswa yang belajar, karena ingin mencapai angka/nilai yang baik.
b. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak semua demikan. Hal
tersebut karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
c. Saingan/kompetisi
Persaingan/kompetisi baik secara individu maupun kelompok dapat
digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerima sebagai tantangan, sehingga siswa termotivasi untuk bekerja keras
melakukan sesuatu.

e. Memberi ulangan

Para siswa biasanya akan menjadi giat belajar setelah mengetahui akan ada
ulangan.

f. Mengetahui hasil

Semakin siswa mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada
motivasi belajar siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus
meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan sesuatu, perlu diberikan


pujian. Pujian ini bentuk reinforcement yang positif dan merupakan motivasi yang
baik.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi apabila diberikan


secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar


Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang sudah ada motivasi
untuk belajar.

j. Minat

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat. Kegiatan


pembelajaran akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran, apabila
dalam belajar disertai minat yang dapat dibangkitkan oleh guru, dengan cara:

1) membangkitkan adanya kebutuhan;

2) menghubungkan dengan personal pengalaman lalu;

3) nemberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik; dan

4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui, diterima dan dianggap siswa berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah siswa untuk belajar.

Setiap siswa dapat memiliki motivasi belajar apabila suasana kelas


menyenangkan dan kondusif untuk belajar. Suasana yang menyenangkan akan
membuat siswa bersemangat dan mudah menerima materi pelajaran yang
diberikan. Suasana tersebut ditentukan oleh kemampuan guru dalam berinteraksi
dan berkomunikasi dengan siswa. Guru dapat menciptakan suatu pembelajaran
yang menyenangkan melalui berbagai strategi pembelajaran, baik melalui metode,
model maupun media yang digunakan.

Berikut 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru


menurut Keller (Sugihartono, 2012: 78-80), yaitu.

a. Perhatian

Guru harus dapat menyampaikan materi dengan metode pembelajaran


yang bervariasi untuk mendapat perhatian siswa. Perhatian siswa didorong oleh
rasa keingintahuannya, sehingga guru harus pandai dalam melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar.

b. Relevansi

Siswa akan memiliki motivasi belajar apabila materi yang dipelajari siswa
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, serta nilai yang dipegang.

c. Kepercayaan diri

Rasa percaya diri yang ada dalam diri siswa membuat seseorang dapat
berinteraksi secara positif dengan lingkungannya. Rasa percaya diri tersebut akan
mendorong motivasi siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar
yang maksimal. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana belajar yang
mampu memberikan pemahaman pada siswa.

d. Kepuasan

Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan pada


siswa. Siswa akan terus termotivasi untuk mencapai tujuan yang serupa. Peran
guru disini adalah harus dapat memberi penguatan, seperti pujian, pemberian
kesempatan, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk


motivasi belajar di sekolah yang dapat diberikan guru yaitu memberi angka,
hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar dan minat. Selain itu, bentuk motivasi
belajar di sekolah adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Suasana yang menyenangkan dapat diciptakan guru dengan memperhatikan
perhatian, relevansi, kepercayaan diri dan kepuasan untuk siswanya. Dari bentuk-
bentuk motivasi belajar tersebut, ada beberapa cara yang digunakan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini, yaitu memberi angka,
hadiah, saingan/kompetisi, ego invoiment, pujian, merangsang hasrat belajar
siswa, minat, tujuan yang diakui, perhatian, relevansi, kepercayaan diri dan
kepuasan.
2.2.5 Indikator-Indikator Motivasi Belajar Siswa

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri dan luar siswa
yang sedang belajar, yang pada umumnya terdapat beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Indikator-indikator motivasi belajar merupakan ciri-ciri yang
menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang kuat.

Adapun indikator untuk mengetahui siswa memiliki motivasi dalam


kegiatan pembelajaran menurut Hamzah B.Uno (2010: 23), yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

a. adanya hasrat dan keinginan berhasil,

b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

c. adanya harapan dan cita-cita masa depan,

d. adanya penghargaan dalam belajar,

e. adanya kegiatan menarik dalam belajar, dan

f. adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang


siswa dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan pengklasifikasian di atas, bahwa indikator motivasi belajar


dapat dikategorikan sesuai dengan jenisnya, yaitu motivasi intrinsik atau yang
berasal dari dalam dirinya dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari lingkungan
sekitar individu. Motivasi intrinsik berupa adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar serta adanya harapan dan cita-cita
masa depan. Motivasi ekstrinsik berupa adanya penghargaan dalam belajar,
adanya kegiatan menarik dalam belajar serta adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Pada penelitian ini, indicator-indikator motivasi belajar tersebut yang akan
digunakan dalam mengukur peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu
menggunakan skala.

Anda mungkin juga menyukai