Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya populasi manusia. Bahan bakar minyak (BBM) memegang
posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
Komposisi konsumsi energi saat ini adalah BBM : 52,50%; Gas: 19,04%; Batubara: Commented [O1]: Konsumsi energi dimana?
Ga sinkron ya kalimatnya konsumsi energi saat ini tapi stlah
21,52%; Air:3,73%; Panas Bumi: 3,01%; dan Energi Baru: 0,2%. Kondisi demikian itu ada kalimat: kondisi demikian terjadi sebagaii bla2 masa
lalu..
terjadi sebagai akibat dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak Jadi ga sinkron
dalam upaya memacu percepatan pertumbuhan ekonomi. Suatu kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia mengalami
penurunan akibat faktor penurunan secara alamiah dan semakin menipisnya
cadangan bahan bakar fosil. (Kholiq, 2015).
Pemanfaatan sumber energi alternatif dan terbarukan perlu dikembangkan
mengingat peran dan harga BBM terus meningkat dan melambung tinggi sebagai
pengganti untuk penyedia energi yang berkesinambungan. Berbagai cara yang
dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya energi yang dapat dikembangkan
di Indonesia, salah satunya adalah dengan melakukan pendataan. Berdasarkan data Commented [O2]: Koq dilakukan pendataan ya? Kita kan
bukan penelitian dgn metode survei ya?
yang diperoleh dapat ditentukan langkah serta strategi dalam pemanfaatan dan
pengelolaan seluruh potensi sumber kekayaan alam terutama sumber daya energi
yang ada untuk penyediaan kebutuhan energi masa depan.
Produksi ban di Indonesia meningkat secara terus menerus beriringan dengan
meningkatnya industri otomotif. Seiring dengan itu, limbah ban-ban yang tidak
terpakai di lingkungan akan semakin meningkat. Para pakar lingkungan sering kali
dipusingkan dengan berbagai permasalahan yang disebabkan oleh ban bekas yang
mana material ban tidak mudah terurai secara biologis. Di seluruh dunia lebih dari
satu miliar ban kendaraan dibuang setiap tahunnya. Sebagian besar orang memilih
membuang ban bekas begitu saja daripada mendaur ulang untuk hasil yang lebih
bermanfaat. Hal ini akan menimbulkan masalah yang serius terhadap lingkungan
apabila ban bekas tersebut apa? Lanjutannya mana?. Oleh karena itu, pemanfaatan
limbah ban sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan bakar cair merupakan
langkah yang tepat. (Arita, 2015)
1
2

Ban bekas yang mengandung karet merupakan salah satu jenis polistirena
(polimer sintesis) yang dapat diolah dengan proses perengkahan. Proses
perengkahan yang dapat dilakukan adalah memproduksi hidrokarbon cair dari
polistirena dengan pirolisis menggunakan katalis yang berlangsung pada suhu
tinggi. Pirolisis adalah proses penguraian biomasa (lysis) karena panas (pyro) pada
suhu lebih dari 150oC. Jadi pirolisis merupakan peristiwa penguraian yang terjadi Commented [O3]: Digabung saja kalimatnya, pada suhu
tinggi yaitu suhu lebih dari 150
karena adanya panas. Oleh sebab itu, harus menghindari keberadaan O2 karena
dapat memicu reaksi pembakaran (Ismi Lufina, dkk, 2013). Commented [O4]: Ganti saja dengan pirolisis merupakan
peristiwa penguraian atau bisa dengan kalimat dekomposisi
Menurut Saleh, 2004. Penggunaan pelarut short residue dalam proses pirolisis termal tanpa kehadiran oksigen atau dengan sedikit o2
(kalimat ini dibakai di kalimat pertama ketika menjelaskan
limbah ban karena residu minyak bumi memiliki kandungan hidrogen yang tinggi. ttg piroliss)
Hal itu ditunjukkan dengan tingginya rasio H/C yang dimiliki oleh residu minyak
bumi. Selain itu kebanyakan senyawa penyusunnya berupa senyawa alifatik rantai
lurus. Karakteristik residu yang demikian diduga bernilai positif dalam
hubungannya dengan proses hidrogenasi dalam pencairan limbah ban karena dapat
menurunkan konsumsi hidrogen molekular, dan menurunkan senyawa aroomatis
dalam minyak yang dihasilkan.
Literatur temperatur yang kmrin mana bayu?
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Temperatur Terhadap Pencairan Limbah Ban Dalam
Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Pelarut Short Residue dengan Katalis Zeolit
Alam pada Reaktor Batch”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di lingkungan mengenai jumlah limbah
ban yang terus meningkat, maka pemanfaatan limbah ban untuk dikonversi menjadi
bahan bakar adalah hal yang tepat. Hal ini dapat dijadikan alternatif sumber bahan
bakar yang efisien. Permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap konversi hasil pencairan limbah ban


dalam menjadi bahan bakar menggunakan pelarut short residue dan katalis
zeolit alam.
3

2. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap kualitas dan kuantitas pencairan


limbah ban dalam menjadi bahan bakar menggunakan pelarut short residue dan
katalis zeolit alam.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap konversi limbah ban dalam menjadi
bahan bakar menggunakan pelarut short residue dan katalis zeolit alam.
2. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap kualitas dan kuantitas konversi
limbah ban dalam menjadi bahan bakar menggunakan pelarut short residue
katalis zeolit alam.
1.4. Hipotesis
Pengaruh temperatur yang semakin tinggi, akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan. Karena dengan temperature yang lebuh tinggi
proses perengkahan akan berlangsung lebih cepat dan hasilnya lebih optimal.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya:
1. Mendapatkan alternatif pemanfaatan limbah ban bekas untuk dikonversikan
sebagai bahan bakar.
2. Memberikan solusi terhadap masalah limbah ban bekas.
3. Dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada variasi temperature yaitu 450
0
C, 500 0C, 550 0C terhadap konversi dari pencairan ban menjadi bahan bakar. Pada
proses pencairan limbah ban digunakan katalis zeolit alam dan pelarut short residue
untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas bahan bakar. Commented [O5]: Langsung saja kalimatnya: bla2 dari
pencairan ban menjadi bahan bakar menggunakan katalis
dan pelarut bla2

Anda mungkin juga menyukai