tidaklah tetap, selalu berubah-ubah, bisa juga negara baru muncul, atau
negara lama bubar, ada juga beberapa negara yang bergabung
menjadi satu atau bagian dari negara memisahkan diri menjadi negara
baru. Tidak hanya negara, suksesi negara juga bisa terjadi pada subyek
hukum internasional bukan negara. PBB dan Mahkamah Internasional
adalah pengganti dari Liga Bangsa-Bangsa dan Mahkamah
Internasional Permanen.
Suksesi Pemerintahan
Pergantian pemerintahan ini dalam suatu negara dapat terjadi dari
pemerintah lama kepada pemerintah baru. Pergantian pemerintah ini
dapat terjadi secara konstitusional dan tidak konstitusional. Dalam
hukum internasional apabila terjadi pergantian pemerintahan, maka hak
dan kewajiban pemerintah lama kepada pemerintah baru berlaku
prinsip kontinuitas (berkelanjutan, melanjutkan), artinya meskipun
terjadi pergantian yang sifatnya intern dalam organisasi pemerintahan
atau susunan kenegaraannya, negara tersebut tetap terikat hal dan
kewajiban internasionalnya. Perubahan intern tidak perlu
mempengaruhi/merubah hak dan kewajiban internasional dari negara
yang bersangkutan.
Suksesi Negara
Suksesi negara dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain :
Suksesi negara merupakan hal yang paling lama dan paling sering
diperbincangkan dalam hukum internasional. Namun meskipun begitu,
sampai saat ini belum ada aturan baku yang menjadi acuan atau
mengikat bagi negara-negara. Praktek juga menunjukan bahwa belum
ada aturan yang dapat diterima umum sebagai sebuah hukum
internasional. Hukum internasional belum berhasil menetapkan prinsip-
prinsip yang menetapkan sejauh mana hak dan kewajiban negara lama
masih berlaku padanya dan sejauh mana negara lain memperoleh hak
dan kewajiban dari negara yang lama.
Hutang Negara
Kewarganegaraan
Pada prinsipnya masalah kewarganegaraan tergantung pada
pengaturan ketentuan hukum nasional negara lama dengan negara
pengganti. Hukum penguasa lama akan menetapkan sejauh mana
penduduk yang tinggal di wilayah yang diperalihkan berpindah ke
penguasa baru dan tetap memegang kewarganegaraannya setelah
perubahan kedaulatan, sementara hukum negara pengganti akan
menentukan persyaratan berdasarkan kewarganegaraan baru yang
akan diberikan