Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL JURNAL

PENGARUH ROM AKTIF TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI


PADA LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:
Agustina Lia P.P.W
13.1101.1004

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
PENGARUH ROM AKTIF TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI
PADA LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
JEMBER

Oleh

Agustina Lia P.P.W, Luh Titi Handayani, Ginanjar Sasmito Adi

Jl. Karimata 49 Jember Telp:(0331) 332240Fax:(0331) 337957 Email:


Fikes@unmuhjember.ac.id Website:http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
Agustinaliappw@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri sendi pada ekstremitas bawah merupakan masalah utama yang sering terjadi pada
lansia terutama pada bagian penopang berat tubuh. Tatalaksana untuk mengurangi nyeri salah
satunya dengan terapi fisik seperti ROM merupakan terapi non farmakologi yang membantu
dalam mengatasi nyeri yang lebih baik dengan perbaikan dalam fungsi sehari-hari. Tujuan
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ROM aktif terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia dengan menggunakan desain Pra-Experimental dengan rancangan
one-group pre-post test design. Populasi pada penelitian ini adalah lansia dengan nyeri sendi
pada lutut sebanyak 32 orang di UPT PSTW Kabupaten Jember. Sample pada penelitian ini
sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sample yang digunakan Purposive Sampling.
Instrumen penelitian yang dipakai yakni menggunakan lembar observasi skala nyeri. Hasil
penelitian menggunakan uji wilcoxon (α= 0.05) didapatkan hasil p value = 0.001.
Kesimpulan penelitian ini bahwa ada Pengaruh ROM aktif Terhadap Penurunan Nyeri Sendi
pada Lansia di UPT PSTW Kabupaten Jember. Rekomendasi penelitian ini yaitu melakukan
terapi latihan ROM aktif yang dilakukan rutin selama dua kali dalam seminggu untuk
mengurangi tingkat skala nyeri lansia yang memiliki keluhan nyeri sendi.

Kata kunci: Nyeri sendi, ROM aktif, Lansia dengan nyeri sendi
Daftar Pustaka 22 (2009 – 2016)
The Influence of ROM active to Decrease Joint Pain in Elderly at Technical Implementation
Unit (UPT) Tresna Werdha Social Service (PSTW) Jember, 2017.

Oleh

Agustina Lia P.P.W, Luh Titi Handayani, Ginanjar Sasmito Adi

Jl. Karimata 49 Jember Telp:(0331) 332240Fax:(0331) 337957 Email:


Fikes@unmuhjember.ac.id Website:http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
Agustinaliappw@gmail.com

ABSTRACT

Joint pains is to the lower extremity of was the main problem often occurs is elderly
especially on the buttresses weight. One of implementation for reduce the level of pain is
physical therapy as ROM (Range of Motion) included therapy non pharmacology assist in
overcoming pain that better with improvements in the functioning of daily. The purpose of
this research to identifying ROM active influence on reductions in the joint pain in elderly
using design pra-experimental using draft one group pre-post test design. The population in
research is elderly with joint pain at the knee 32 peoples in UPT PSTW Jember. Technique
retrieval sample taken using purposive of sampling. Research instruments is using sheets
observation pain scale. The results is uses the wilcoxon ( α = 0.05 ) obtained the p value =
0.001. Conclusions this research that ROM active any impact on reductions in the joint pain
in elderly at UPT PSTW Jember. Recommendations of this research is to do exercises ROM
active therapy conducted routine during twice in a week to reduce the level of pain scale
elderly having joint pain.

Key word: Joint pain, ROM active, Elderly with joint pain
Bibliographi 22 (2009 – 2016)
PENDAHULUAN penyebab utama menurunnya kualitas hidup
A. Latar Belakang lansia karena sangat mengganggu aktivitas
Nyeri sendi merupakan masalah utama sehari-hari (Effendi 2009 dalam Sinaga dan
yang terjadi pada lansia. Nyeri sendi Rupyanto 2015).
merupakan penyakit tulang degeneratif yang Terdapat 2 macam terapi yang
ditandai oleh pengeroposan kartilago dianjurkan untuk meredakan bahkan
articular (sendi) (Corwin 2009 dalam Sinaga menghilangkan nyeri sendi pada yakni terapi
& Ropyanto 2015). Nyeri sendi yang paling farmakologi dan non farmakologi. Terapi
banyak dijumpai yakni pada sendi-sendi farmakologi dengan memberikan obat anti
penahan berat tubuh (panggul, lutut dan inflamasi non steroid (AINS). Terapi non
kaki) (Nugroho 2000 dalam Pamungkas farmakologi merupakan komponen
2010). multimodal manajemen yang sangat penting
Lanjut usia merupakan kelompok karena membantu dalam mengatasi nyeri
orang yang sedang mengalami suatu proses yang lebih baik dengan perbaikan dalam
perubahan secara bertahap dalam jangka fungsi sehari-hari, di dalamnya termasuk
waktu tertentu (Fatmah, 2010). Menurut terapi fisik.
badan kesehatan dunia atau WHO (2000) Range of Motion (ROM) yaitu latihan
penggolongan dewasa lanjut atau lansia yang dilakukan untuk mempertahankan
dibagi menjadi tiga kelompok yakni usia ataupun untuk memperbaikitingkat
pertengahan (middle age) ialah kelompok kesempurnaan
usia 45 tahun sampai 59 tahun, lanjut usia kemampuan menggerakkan persendian
(elderly) antara 60 sampai 74 tahun, lanjut secara normal dan lengkap untuk
usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun, dan meningkatkan masa otot dan tonus.
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun Latihan Range Of Motion (ROM)
(Padila, 2013). adalah latihan-latihan yang diberikan untuk
Nyeri adalah suatu sensori yang mempertahankan dan meningkatkan fungsi
membuat penderita merasa tidak nyaman sendi yang berkurang. Latihan ROM ini
dari suatu emosional disertai kerusakan memungkinkan terjadinya kontraksi dan
jaringan secara aktual maupun potensial atau pergerakan otot, ketika responden
kerusakan jaringan secara menyeluruh menggerakkan masing-masing
(Ignatvicius 1991 dalam Lukman dan persendiannya sesuai dengan gerakan normal
Ningsih, 2011). Nyeri sendi yang akan baik secara aktif maupun pasif (Potter &
mengakibatkan ketidaknyamanan bahkan Perry 2005 dalam Mardiono Sasono 2013).
hingga mengakibatkan kecacatan menjadi
Range of Motion (ROM) pada METODE PENELITIAN
penderita nyeri sendi dapat dilakukan secara
Penelitian ini menggunakan desain
aktif maupun pasif. Terdapat beberapa
penelitian Pra-Experimental dengan
pergerakan ROM pada penderita nyeri sendi
menggunakan rancangan one- group pre-
pada lutut dengan melakukan gerakan fleksi
post test design. Penelitian ini dilakukan
dan ekstensi. Pada gerakan fleksi kelompok
dengan cara mengukur tingkat skala nyeri
otot yang digunakan adalah biseps femoris,
sebelum dilakukan latihan ROM aktif (pre
semitendonisus, semimembranosus
test) kemudian setelah dilakukan latihan
sedangkan umtuk gerakan ekstensi kelompok
ROM aktif diukur kembali tingkat skala
otot yang digunakan adalah rektus femoris,
nyerinya (post test). Setelah dilakukan
vastus lateralis, vastus medialis, vastus
latihan ROM aktif diharapkan terjadi
intermedius (Reeves 2001 dalam Lukman
perubahan atau pengaruh dengan cara
dan Ningsih, 2011).
membandingkan antara nilai skala nyeri
Hasil studi pendahuluan pada Unit
sebelum (pretest) dan sesudah (posttest).
Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Kabupaten Jember Bentuk rancangan metode sebagai berikut:
terdapat 140 lansia 32 yang diantaranya
memiliki keluhan nyeri pada persendian
X P Y
lutut. Sehingga mengakibatkan para lansia
mengalami keterbatasan dalam melakukan
Gambar 4.1 skema penelitian
aktifitas.
Keterangan: X: Pengukuran sebelum
A. Tujuan dilakukan perlakuan, P: Perlakuan ROM
Mengidentifikasi skala nyeri sebelum aktif, Y: Pengukuran setelah dilakukan
dan sesudah pelaksanaan ROM aktif perlakuan.
terhadap penurunan nyeri sendi lutut pada
Sampel pada penelitian ini adalah
lansia di UPT PSTW Jember.
lansia dengan nyeri sendi pada lutut yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
B. Harapan
dengan menggunakan rumus yang
Harapan untuk kedepannya, didapatkan hasil 30 responden secara
Diharapkan penelitian ini dapat purposive sampling.
memberikan ilmu dan pengetahuan baru
Alat pengumpulan data: Lembar
yang sangat bermanfaat.
persetujuan untuk menjadi responden, SOP
(Standar Operasional Prosedur) ROM aktif Werdha kabupaten Jember. Analisis
pada lutut, leaflet, dan lembar observasi bivariat yang digunakan dalam penelitian
untuk mengetahui tingkat skala nyeri ini adalah uji wilcoxon dimana uji
responden sebelum dan sesudah melakukan wilcoxon membedakan antara dua sampel
ROM aktif. yakni data yang berpasangan (pretest dan
posttest) dan data yang tidak berpasangan
Gerakan latihan ROM pada lutut
atau data bebas (ROM aktif) dengan batas
kemaknaan nilai α= 5%. Jika p value < 0,05
berarti H1 diterima yang artinya ada
pengaruh ROM aktif terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia di Unit Pelaksana
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Kabupaten Jember.

Tempat Penelitian pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian pengaruh ROM aktif terhadap A. Data Umum


penurunan nyeri sendi pada lansia di Unit
Tabel 1 Karakteristik Lansia dengan
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna
Nyeri Sendi Berdasarkan Jenis Kelamin
Werdha Kabupaten Jember.. Waktu
di UPT PSTW Jember Juli 2017
penelitian ini terhitung dari pembuatan
proposal sampai penyusunan laporan. Karakteris Kategori N Persentase
tik
Pembuatan proposal dimulai pada bulan Jenis Laki-laki 11 36.7%
November 2016 sampai bulan Juli 2017. Kelamin Perempu 19 63.3%
an
Sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Non Random Sampling yaitu
Tabel 1 menunjukkan jenis kelamin
purposive Sampling.
berdasarkan kategori jenis kelamin yang
Analisis Bivariat dilakukan terhadap paling banyak adalah jenis kelamin
dua variabel yang diduga berhubungan atau perempuan. Jumlah jenis kelamin perempuan
berkorelasi (notoatmojo, 2010). Analisis yakni sebanyak 19 orang dengan persentase
bivariat ini dilakukan untuk mengetahui 63,3% dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11
apakah ada pengaruh ROM aktif terhadap orang dengan persentase 36,7%.
penurunan nyeri sendi pada lansia di Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna
Tabel 2 Karakteristik Lansia dengan B. Data Khusus
Nyeri Sendi Berdasarkan Usia di UPT
Tabel 4 dan 5 Data Skala Nyeri Pre dan
PSTW Jember Juli 2017
Post Dilakukan Latihan ROM aktif, Juli

Karakter Kategori N Persentase 2017


istik
Usia Elderly(60 11 70% Variabel N Mean Max Min Mode
-74) Pre 30 5.37 7 4 5
Old(75-90) 19 30% Post 30 4.77 6 3 4

Berdasarkan pada tabel 2 menunjukan Tabel 4 dengan pre maximum 7 yang


bahwa dari lansia 30, pada tabel 2 responden berarti nilai skala nyeri paling tinggi saat
dengan latihan ROM aktif berdasarkan pre ROM adalah 7 dan pre minimum 4
kategori usia yang paling tinggi adalah pada yang berarti nilai skala nyeri paling rendah
usia 60-74 tahun. Pada kategorik usia 60-74 saat pre ROM adalah 4 dengan rata-rata
tahun sebanyak 21 orang dengan persentase 5.37 dan nilai modus 5. Tabel 5 dengan
70% dan pada kategorik usia 75-90 tahun nilai post maximum 6 yang berarti nilai
sebanyak 9 orang dengan persentase 30%. skala nyeri paling tinggi saat post ROM
adalah 6 dan post minimum 3 yang berarti
Tabel 3 Karakteristik Lansia dengan
nilai skala nyeri paling rendah adalah 3,
Nyeri Sendi Berdasarkan Pendidikan di
didapatkan rata-rata 4.77 dan nilai modus 4.
UPT PSTW Jember Juli 2017
Tabel 6 Analisa Bivariat ROM aktif
Karakteris Kategori N Persentase
tik Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada
Pendidika SD 12 40%
n SMP 2 6.7% Lansia Di UPT PSTW Jember Juli 2017.
SMA 16 53.3%
Varia N Me Max Min Mode
bel an
Pre 30 5.37 7 4 5
Pada distribusi tabel 3 riwayat
Post 30 4.77 6 3 4
pendidikan paling banyak para lansia P 0,001 α=
Value 0,05
memiliki riwayat pendidikan SD sebanyak
12 orang dengan persentase 40%, SMP
Berdasarkan tabel 6 menggunakan uji
sebanyak 2 orang dengan persentase 6,7%
Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat
dan lain-lain sebanyak 16 orang dengan
penurunan nyeri sendi setelah di berikan
persentase 53,3%.
intervensi latihan ROM aktif. Tabel 6
menunjukkan hasil analisa bivariat pada pre
dan post menunjukkan nilai p = 0,001 yang
berarti nilai p < 0,05. Nilai mean pre 5.37 Nyeri sendi pada lansia setelah dilakukan
dan post 4.77 mengalami penurunan yang latihan ROM aktif di Unit Pelaksana
cukup banyak. Nilai skala nyeri sendi Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha
paling tinggi sebelum dilakukan terapi Jember
latihan ROM aktif adalah 7 dan setelah
Berdasarkan hasil tabel pada lansia
dilakukan terapi latihan ROM aktif menjadi
yang memiliki keluhan nyeri sendi, dapat
6. Sedangkan nilai skala nyeri sendi paling
diketahui bahwa nilai skala nyeri paling
rendah sebelum dilakukan terapi latihan
tinggi adalah 6 dan nilai skala nyeri paling
ROM aktif adalah 4 dan setelah dilakukan
rendah adalah 3, didapatkan rata-rata 4.77
terapi latihan ROM aktif menjadi 3.
yang berarti nilai skala nyerinya berada di
PEMBAHASAN
tingkat nyeri sedang.
A. Interprestasi Hasil Penelitian
Pada gerakan ROM aktif di lutut
Nyeri sendi pada lansia sebelum
yakni dengan menggunakan gerakan fleksi
dilakukan latihan ROM aktif di Unit
dan ekstensi. Otot-otot yang bekerja pada
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna
saat dilakukan gerakan ROM fleksi pada
Werdha Jember.
lutut diantaranya biseps femoris,
Berdasarkan hasil tabel pada lansia semitendonisus, semimembranosus,
dengan nyeri sendi, dapat diketahui skala sedangkan otot-otot yang bekerja pada saat
nyeri sebelum dilakukan latihan ROM aktif dilakukan gerakan ROM ekstensi pada lutut
nilai skala nyeri paling tinggi adalah 7 dan diantaranya rektus femoris, vastus lateralis,
nilai skala nyeri paling rendah adalah 4, vastus medialis, vastus intermedius (Lukman
mendapat rata-rata 5.37 yang berarti & Ningsih, 2011).
memiliki nilai skala nyeri dengan nyeri
Pada lansia yang mengalami nyeri
sedang.
sendi sesudah dilakukan latihan ROM aktif
Nyeri terhadap pergerakan sendi selama dua kali dalam seminggu selama tiga
(artritis) dapat di sebabkan oleh macam- minggu terdapat perubahan yang cukup
macam penyebab, salah satu yang dapat signifikan, yakni dengan menurunnya nyeri
menimbulkan nyeri dan yang paling banyak sendi pada lansia yang selama ini dirasakan
dijumpai dan juga prevalensinya semakin oleh lansia.
meningkat yakni karena berhubungan
dengan bertambahnya usia (Pratintya, dkk
2014).
Hasil Perubahan Penurunan Nyeri Sendi di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Pre dan Post Latihan ROM aktif pada Tresna Werdha Jember.
Lansia dengan Keluhan Nyeri Sendi
ROM aktif yang dilakukan secara
Pada hasil data khusus mengenai teratur yakni dua kali dalam seminggu akan
perubahan penurunan nyeri sendi sebelum menghasilkan manfaat diantaranya kekuatan
diberikan latihan ROM aktif didapatkan otot meningkat terutama pada sendi lutut,
skala 7. Nyeri sendi setelah diberikan latihan dan dengan melakukan ROM aktif dapat
ROM aktif didapatkan skala 6. terjadi meningkatkan aliran darah menjadi lancar.
penurunan skala nyeri sendi dari skala 7 Peningkatan kekuatan otot pada sendi sangat
menjadi skala 6. penting untuk stabilisasi lutut, sehingga
menurunkan beban sendi lutut dalam menahan
Hasil ini sama dengan penelitian
berat badan atau selama beraktivitas.
sebelumnya, Marlina (2015), mengenai
terjadinya perubahan penurunan nyeri sendi KESIMPULAN DAN SARAN

sebelum dilakukan terapi latihan kaki Kesimpulan


terutama pada fleksi dan ekstensi 18 klien
memiliki keluhan nyeri ringan, 37 klien Penelitian tentang pengaruh ROM aktif

memiliki keluhan nyeri sedang, 5 klien terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia

memiliki keluhan nyeri berat dan setelah di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial

dilakukan latihan fisik didapatkan hasil 17 Tresna Werdha Jember yang berdasarkan

klien sudah tidak merasakan nyeri 38 klien uraian pembahasan penelitian, maka

memiliki keluhan nyeri ringan dan 5 klien mendapatkan beberapa kesimpulan

memiliki keluhan nyeri sedang. Terjadi diantaranya:

perubahan pada nyeri sendi yakni dengan 1. Nyeri sendi pada lansia yang
adanya penurunan nyeri sendi. Ada pengaruh mengalami nyeri sendi di UPT PSTW
terapi latihan kaki terhadap nyeri sendi Jember sebelum dilakukan intervensi
setelah dilakukan terapi latihan kaki. latihan ROM aktif didapatkan hasil

Pada uji Wilcoxon pre dan post nilai rata-rata mendapatkan 5.37

latihan ROM aktif nilai p= 0,001 yang yang berarti tingkat skala nyerinya

berarti nilai p < 0,05, maka hipotesa nol sedang

ditolak yaitu ada pengaruh ROM aktif 2. Nyeri sendi pada lansia yang

terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia mengalami nyeri sendi di Unit
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Kabupaten Jember sehingga mahasiswa dapat
setelah dilakukan intervensi latihan mempelajari tentang cara melakukan
ROM aktif didapatkan hasil nilai ROM aktif,
rata-rata mendapatkan 4.77 yang 3. Bagi peneliti selanjutnya hasil
berarti tingkat skala nyerinya dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
nyeri sedang informasi untuk mengembangkan
3. Ada pengaruh ROM aktif terhadap penelitian lebih lanjut agar dapat
penurunan nyeri sendi pada lansia di lebih membuktikan latihan ROM
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan aktif dengan waktu lebih lama
Sosial Tresna Werdha Jember. sehingga frekuensi latihan ROM aktif
yang di lakukan juga lebih banyak,
Saran
serta teknik penelitian yang lebih
Berdasarkan kesimpulan diatas, baik. Peneliti selanjutnya bisa
peneliti memliki beberapa saran untuk mengganti desain penelitian dengan
pengembangan peneliti dari hasil yang Quasy experiment dengan grup
didapatkan tentang pemberian latihan ROM kontrol dan perlakuan.
aktif pada lansia dengan nyeri sendi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi petugas kesehatan Hasil
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut.
penelitian ini dapat dijadikan sebagai Penerbit:Erlangga.
intervensi pada asuhan keperawatan
Lukman & Ningsih. (2011). Asuhan
pada masalah nyeri sendi. Penelitian Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
ini bisa dijadikan pengobatan
Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
alternatif untuk lansia yang
Mardiono Sasono. (2013). Jurnal Harapan
mengalami nyeri sendi di Unit Bangsa. Pengaruh Terapi Range of
Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Motion (ROM) Dalam Menurunkan
Skala Nyeri Penyakit Artritis
Tresna Werdha Jember, Rheumatoid Pada Lansia di Panti
2. Bagi institusi pendidikan Sosial Tresna Werdha Warga Tama
Indralaya, (1)1, 68.
keperawatan penelitian ini dapat
Marlina Theresia. (2015). Jurnal
dijadikan sebagai bahan perkuliahan
Keperawatan Sriwijaya. Efektivitas
bahwa masih ada beberapa manfaat Latihan Lutut Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pasien Osteoarthritis
yang bisa didapatkan pada latihan
Lutut di Yogyakarta, (2)1, 45.
ROM aktif terutama pada lansia yang
mengalami keluhan nyeri sendi,
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta :Nuha Medika.
Pamungkas. (2010). Jurnal Stikes RS. Baptis.
Pengaruh Latihan Gerak Kaki
(Stretching) Terhadap Penurunan
Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah pada
Lansia di Posyandu Lnsia Sejahtera
GBI Setia Bakti Kediri, (3)1, 8.
Sinaga & Ropyanto. (2015). Proceeding
Seminar Ilmiah Nasional Keperawatan
2015. Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Nyeri Sendi Pda Lansia (60-
74 tahun), 159

Anda mungkin juga menyukai