Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI MENAMBAH KEYAKINAN

BERAGAMA KHUSUSNYA AGAMA ISLAM

“Bahasa Inggris Teknik”


Dosen Pengampu:
Drs. Ir. Abdul Hakim Butar-Butar, MT.

Oleh :

Indra Wahyudi Simbolon (5191131002)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT tuhan
yang maha esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Adapun isi dari makalah yang di susun ini adalah tentang “TEKNOLOGI MENAMBAH
KEYAKINAN BERAGAMA”. Makalah ini dibuat sesuai dengan tugas yang diberikan oleh
dosen kami dalam mata kuliah Isolasi Tegangan Tinggi. Tujuan dibuatnya makalah ini
selain untuk memenuhi tugas yang diberikan juga untuk menambah pengetahuan
tentang mata kuliah Isolasi Tegangan Tinggi. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi tata penulisan maupun dari segi isi. Untuk
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran positif dari rekan mahasiswa maupun
dari bapak dosen demi perbaikan dihari mendatang. Penyusun makalah ini mohon maaf
sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata
agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan dengan
adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa Ilmu Pengetahuan
yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Semoga makalah ini bermanfaat dalam upaya pengembangan karakter pribadi kita
khususnya bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penyusun

Indra Wahyudi Simbolon

5191131002

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | i


ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
BAB I................................................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. iii
A. Pendahuluan ...................................................................................................................................... iii
B. Tujuan................................................................................................................................................... iv
C. Manfaat ................................................................................................................................................ iv
BAB II .................................................................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................. 1
A. Defenisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan ........................................................................................ 1
B. Al -Qur’an Sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan .............................................. 1
1. Yunus:101, ....................................................................................................................................... 2
2. Thaaha : 114 ................................................................................................................................... 2
3. Al-Mulk:3-4 ..................................................................................................................................... 2
4. Al-Alaq:1-5 ...................................................................................................................................... 2
C. Korelasi antara Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan ................................................................ 3
D. Sifat Penemuan Ilmiah .................................................................................................................... 5
E. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam .................................................... 7
F. Berperilaku islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK.................................................. 8
BAB III .............................................................................................................................................................. 14
PENUTUP......................................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 15

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | ii


iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan

Dalam menjalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam


membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar selalu berada di jalan yang benar.
Agama tidak sekedar dijadikan sebagai identitas belaka, melainkan benar-benar
difungsikan dalam kehidupan sehari-hari agar kehidupan manusia terbimbing dan
terarah. Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna sangat mementingkan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di orientasikan sebagai sarana
ibadah pengabdian muslim kepada ALLAH SWT dan melaksanakan amanat khalifatullah
dimuka bumi.

Al-Quran Al-Karim, yang merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai
"Petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya" (QS 17:9) demi kebahagiaan hidup manusia di
dunia dan akhirat. Petunjuk-petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global,
sehingga penjelasan dan penjabarannya dibebankan kepada Nabi Muhammad saw. (QS
16:44; 4:105, dan sebagainya).

Di samping itu, Al-Quran juga memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan


ayat-ayat Al-Quran (QS 39:18; 47:24), dengan perhatian yang di samping dapat
mengantar mereka kepada keyakinan dan kebenaran Ilahi, juga untuk menemukan
alternatif-alternatif baru melalui pengintegrasian ayat-ayat tersebut dengan
perkembangan situasi masyarakat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip pokok
ajarannya (Al-Ushul Al-Ammah) atau mengabaikan perincian-perincian yang tidak
termasuk dalam wewenang ijtihad.

Dengan demikian, akan ditemukan kebenaran-kebenaran penegasan Al-Quran,


bahwa:

1) Allah akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada


diri manusia, sehingga terbukti bahwa ia (Al-Quran) adalah benar (QS 41:53).
2) Fungsi diturunkannya Kitab Suci kepada para Nabi (tentunya terutama Al-Quran),
adalah untuk memberikan jawaban atau jalan keluar bagi perselisihan dan
problemproblem yang dihadapi masyarakat (QS 2:213).

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | iii


iv

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui kebenaran agamanya melalui teknologi
2. Mahasiswa mampu mengetahui korelasi antara kitab sucinya dengan
perkembangan ilmu teknologi
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis peranan agamanya
terhadap ilmu teknologi
2. Mahasiswa mampu menambah keyakinan beragama

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | iv


1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari
pengalamanpengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-
orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.
Sedangkan ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian
keterangan tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah
(fenomena) melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem
untuk menentukan hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat
bahwa rasio lebih dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat
ilmu adalah hubungan antara subyek terhadap obyek (timbal balik) menurut
suatu idea (cita-cita). Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang
ilmu dan ilmu pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-
Qur’an? Pada Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang
pertama adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang orangorang yang benar!” Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman
ayat 1 dan 2 bahwa AlQur’an adalah suatu ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah,
yang telah mengajarkan AlQur’an.Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an
adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah.yang diberikan kepada
manusia baik melalui rasul-Nya ataupun langsung kepada manusia yang
menghendakinya tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah yang bergantung
menurut ketentuan dan kepastian-Nya.

B. Al -Qur’an Sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan


Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya
terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an, malah
mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal jawaban
dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam Al-Qur’an.

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 1


2

Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam memandang bahwa
dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat memandang
permasalahan secadra jujur dan melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam
hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan
bahwa seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan
subyektifnya, akan berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap
saudaranya. Akibat dari tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan
permasalahan secara tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini
menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan
jangan segansegan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan
pengetahuannya. Berikut ini beberapa potongan ayat tentang teknologi.

1. Yunus:101,

Katakanlah :”Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat
tanda kekuasaan Allah dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman”

2. Thaaha : 114
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesagesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu
Pengetahuan.
3. Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam
keadaan payah.
4. Al-Alaq:1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 2


3

Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan


kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

C. Korelasi antara Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan


Hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari
banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya,
tetapi yang lebih utama adalah melihat: adakah Al-Quran atau jiwa ayat-ayatnya
menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu
pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada
masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga
pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga
mempunyai pengaruh (positif ataupun negatif) terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan. Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali
dari masyarakat di mana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya atas
dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi korban
penemuannya sendiri.
Dalam Al-Quran ditemukan kata-kata "ilmu" dalam berbagai bentuknya
yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat Al-Quran
yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya,
sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan
ilmu pengetahuan, antara lain:

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 3


4

Subjektivitas: (a) Suka dan tidak suka ( QS 43:78; 7:79);


(b) Taqlid atau mengikuti tanpa alasan (QS 33:67; 2:170).
(c) Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (QS 10:36).
(d) Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau
kesimpulan (QS 21:37).
(e) Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima
kebenaran) (QS 7:146).

Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain: Jangan bersikap


terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36), dalam arti tidak
menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui duduk persoalan
(baca, antara lain, QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca,
antara lain, QS 10:39). Jangan menilai sesuatu karena faktor eksternal apa pun
walaupun dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan seperti Muhammad saw.
Ayat-ayat semacam inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang
telah melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai
disiplin ilmu. "Tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama)
menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan
suatu ketetapan yang menghalangi umatnya untuk menggunakan akalnya atau
membatasinya menambah pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki."
Inilah korelasi pertama dan utama antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan.
Korelasi kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam
sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya.
Isyaratisyarat tersebut sebagiannya telah diketahui oleh masyarakat Arab ketika
itu. Namun, apa yang mereka ketahui itu masih sangat terbatas dalam
perinciannya. Di lain segi, paling sedikit ada tiga hal yang dapat disimpulkan dari
pembicaraan AlQuran tentang alam raya dan fenomenanya: Al-Quran
memerintahkan atau menganjurkan manusia untuk memperhatikan dan
mempelajarinya dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Tuhan. Dari
perintah ini, tersirat pengertian bahwa manusia memiliki potensi untuk
mengetahui dan memanfaatkan hukum-hukum yang mengatur fenomena alam
tersebut, namun pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan
puncak (ultimate goal). Alam raya beserta hukum-hukum yang diisyaratkannya

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 4


5

itu diciptakan, dimiliki, dan diatur oleh ketetapan-ketetapan Tuhan yang sangat
teliti. Ia tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan tersebut kecuali
bila Tuhan menghendakinya. Dari sini, tersirat bahwa:
a. alam raya atau elemen-elemennya tidak boleh disembah
b. manusia dapat menarik kesimpulan tentang adanya ketepatan-ketepatan
yang bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam raya ini (hukum-
hukum alam).

Redaksi yang digunakan oleh Al-Quran dalam uraiannya tentang alam raya
dan fenomenanya itu, bersifat singkat, teliti dan padat, sehingga pemahaman
atau penafsiran tentang maksud redaksi-redaksi tersebut sangat bervariasi
sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.

Dalam kaitannya dengan butir ketiga ini, kita perlu menggaris bawahi beberapa
prinsip pokok:
a. Setiap Muslim, bahkan setiap orang, berkewajiban untuk mempelajari dan
memahami kitab suci yang dipercayainya. Namun, walaupun demikian, hal
tersebut bukan berarti bahwa setiap orang bebas untuk menafsirkan atau
menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat-syarat yang
dibutuhkan guna mencapai maksud tersebut.
b. Al-Quran diturunkan bukan hanya khusus untuk orang-orang Arab ummiyin
yang hidup pada masa Rasul saw., tidak pula untuk generasi abad keduapuluh
ini, tetapi juga untuk seluruh manusia hingga akhir zaman. Mereka semua
diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut untuk menggunakan akalnya.
c. Berpikir secara modern, sesuai dengan keadaan zaman dan tingkat
pengetahuan seseorang; tidak berarti menafsirkan Al-Quran secara
spekulatif90 atau terlepas dari kaidah-kaidah penafsiran yang telah disepakati
oleh para ahli di bidang ini.

D. Sifat Penemuan Ilmiah

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa hasil pemikiran seseorang


dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengalaman-pengalamannya. Perkembangan ilmu pengetahuan sudah

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 5


6

sedemikian pesatnya, sehingga dari faktor ini saja pemahaman terhadap redaksi
Al-Quran dapat berbeda-beda.

Namun perlu kiranya digarisbawahi bahwa apa yang dipersembahkan oleh


para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sangat bervariasi dari segi kebenarannya.
Nah, bertitik tolak dari prinsip "larangan menafsirkan Al-Quran secara spekulatif",
maka penemuan-penemuan ilmiah yang belum mapan tidak dapat dijadikan dasar
dalam menafsirkan Al-Quran.

Seseorang bahkan tidak dapat mengatasnamakan Al-Quran terhadap


perincian penemuan ilmiah yang tidak dikandung oleh redaksi ayat-ayatnya,
karena Al-Quran --seperti yang telah dikemukakan dalam pembahasan semula--
tidak memerinci seluruh ilmu pengetahuan, walaupun ada yang berpendapat
bahwa Al-Quran mengandung pokok-pokok segala macam ilmu pengetahuan.
Ayat 30 surat Al-Anbiya', yang menjelaskan bahwa langit dan bumi pada suatu
ketika merupakan suatu gumpalan kemudian dipisahkan Tuhan, merupakan
suatu hakikat ilmiah yang tidak diketahui pada masa turunnya Al-Quran oleh
masyarakatnya. Tetapi ayat ini tidak memerinci kapan dan bagaimana terjadinya
hal tersebut.

Setiap orang bebas dan berhak untuk menyatakan pendapatnya tentang


"kapan dan bagaimana", tetapi ia tidak berhak untuk mengatasnamakan Al-Quran
dalam kaitannya dengan pendapatnya jika pendapat tadi melebihi kandungan
redaksi ayat-ayat tersebut. Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa seseorang
dihalangi untuk memahami arti suatu ayat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Hanya selama pemahaman tersebut sejalan dengan prinsip ilmu
tafsir yang telah disepakati, maka tak ada persoalan.

Dahulu, misalnya, ada ulama yang memahami arti sab' samawat (tujuh langit)
dengan tujuh planet yang mengedari tata surya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan ketika itu. Pemahaman semacam ini, ketika itu, dapat diterima.
"Ini adalah suatu ijtihad yang baik yang merupakan pendapat seseorang, selama
dia tidak mewajibkan dirinya mempercayai hal tersebut sebagai suatu i'tiqad
(kepercayaan) dan tidak pula mewajibkan kepercayaan tersebut kepada orang
lain.

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 6


7

E. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam

Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu pengetahuan


dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga
bangunan peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa akan
banyak di tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek. Definisi tentang
sains dan teknologi telah diberikan oleh para filosof dan ilmuan.

Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia melalui tangkapan


panca indra, intuisi, dan akal, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan di interpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran objektif, dapat di uji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti kejelasan Teknologi merupakan
produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan sebagai kemampuan teknik
dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan
ilmu-ilmu alam yang bersandar kepada proses teknik tertentu. Sedangkan teknik
adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari daya cipta manusia
untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna, mempertahankan
kehidupan. Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral,
namun dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi
merusak dan potensi kekuasaan.

Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pemikiran


islam ada dua sumber ilmu:

- Akal

- Wahyu

Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam


mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,

- Bersifat abadi, tingkat kebenaran bersifat mutlak (absolute), karena bersumber


dari wahyu Allah. Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).

- Sifat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal


pemikiran manusia.

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 7


8

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi


terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang
disebut Dinul Islam. Islam memiliki tiga unsur pokok yaitu: Akidah, syari’ah, dan
akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat
tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti ajaran ajaran itu terintegrasi
di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul Islam.

Dalam QS.14 (Ibraim):24 25

dinyatakan: Artinya ; (24) “Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah


membuat perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya”.

Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu, dan amal atau
Aqidah, syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam,
bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya
menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat.
Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan satu
kesatuan yang utuh, tidak dapat pisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikan
dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu
bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal shalih, bukan kerusakan alam.

F. Berperilaku islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK


Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu
mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya. Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 8


9

memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah


menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia.
Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih
mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok
tertentu negara-negara maju saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-
hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah
kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan
penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma
sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi
materialismesekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan
ketidak bahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat
maupun di Timur. Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek
yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama.
Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan
kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan
tingginya polusi industri di negara-negara maju, Kehancuran ekosistem laut dan
keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang dihasilkan oleh
pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat,
Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor
Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi
di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan
’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai
perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada
umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang
lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita
itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba
budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap
begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 9


10

Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media


komunikasi Barat.
Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada
sebagian besar bangsa-bangsa Muslim. Kenyataan memprihatikan ini sangat
ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek
Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang
sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya
manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidak adilan global ini terlihat dari
fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di
negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin
hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa
negara maju. Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam
minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM.
Ironis bahwa ditengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak
dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami
kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit
akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada
tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang
terbesar dan terkorup di dunia? Kenyataan menyedihkan tersebut sudah
selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim
untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan
umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter
dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT.
Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular,
Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu). Akhlak yang baik
muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala
Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai
tajaliyat (manifestasi) sifatsifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 10


11

memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain
Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan
Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang mementingkan proses perenungan,
pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
berakal, (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-
sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3]
: 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58] : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-
tanda/sinyal) KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-
kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun
ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila
dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu
+ akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan
keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib,
Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi).
Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama
lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin
yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling
memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif. Bila ada pemahaman atau

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 11


12

tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka


kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama
tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok
ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma
materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern
tersebut. Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW — yang dipelajari
melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan
perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling
bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber
yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Dalam membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama.
Dalam kaitan ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) diharapkan bukan
hanya pada aspek penggunaannya saja (aksiologi), tapi juga pada pilihan objek
(ontology) dan metodologi (epistemology) nya sekaligus. Dinegara ini gagasan
tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama di gulirkan seperti yang
diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi antara apa yang di
namakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmiu agama (islam) juga disebabkan
adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam system pendidikan di
Indonesia tampaknya berjalan sendiri tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang
kuat sehingga pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan
manfaat untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
“ Islamisasi Ilmu Pengetahuan “dalam menghadapi perkembangan iptek
ilmuwan muslim dapat di kelompokan dalam 3 kelompok ;
1. Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha
melegitimasi hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat al-qur’an
yang sesuai
2. Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarh dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen
yamg tidak islami
3. Kelompok yang percaya adanya iptek islam dan berusaha membangunnya.
Untuk menyikapi iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 12


13

dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Sedangkan,kebenaran


iptek menurut islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya iptek sendiri.
Iptek akan bermanfaat apabila:
1. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
2. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
3. Dapat memberikan pedoman bagi sesama
4. Dapat menyelesaikan persoalan umat.

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 13


14

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konsep islam sesuatu hal yang dapat dikatakan mengandung
kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ilmu pengetahuan
dan teknologi serta hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan manusia
kepada Allah, juga mengingatkan manusia dalam kedudukannya sebagai khalifah
yang kepadanya tunduk segala yang ada di alam raya ini. Ilmu pengetahuan dan
teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat dibutuhkan. Teknologi
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara mandiri.
Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan
yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kesatuan
yang tak terpisahkan. Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam
perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya
adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak
negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme, penggunaan informasi dan situs
tertentu, terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi,
penyalah gunaan pengetahuan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi
ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama
islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga. Kebebasan berfikir, sebagai hak asasi manusia di akui sepenuhnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus
berkembang dan perlu di kembangkan karena mempunyai manfaat sebagai
penunjang kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi, di suatu sisi
telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat
manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada
gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Hakikat penyikapan iptek dalam
kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan iptek
untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah SWT.

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 14


15

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:

http://kangwahyuanaksmada.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-
tentang-pengaruhislam.html

http://elektroo2010.blogspot.co.id/2013/09/teknologi-menambah-
keyakinan-beragama.html

http://massyaifur.blogspot.com/2011/07/dampak-perkembangan-iptek-
dan.html http://misterrakib.blogspot.com/2013/04/mencari-hadits-
tentang-teknologidan.html.

sumber buku:

Makalah Teknologi Menambah Keyakinan Beragama|Indra Wahyudi PTE A’19 | 15

Anda mungkin juga menyukai