Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


DI RS PHC SURABAYA

Fasilitator :
Merina Widyastuti, S.Kep., Ns. M.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RS PHC SURABAYA

Oleh :
1. Agung Prassetia Aji S.Kep. (193.0003)
2. Dhira Ayu Pangestika S.Kep. (193.0017)
3. Edwin Yuri Widjanarko S.Kep. (193.0023)
4. Feby Arbityas Putri S.Kep. (193.0033)
5. Rizky Novitasari Suherman S.Kep. (193.0077)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2019/2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
penyuluhan yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hernia Nukleus
Pulposus (HNP)” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Surabaya, 03 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN SAMPUL (COVER)...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) ............................................................... 5
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ............................................................. 5
III. Sasaran ......................................................................................................... 5
IV. Materi (terlampir) ........................................................................................ 6
V. Metode ....................................................................................................... 6
VI. Media ......................................................................................................... 6
VII. Evaluasi ....................................................................................................... 6
VIII. Kegiatan Penyuluhan ................................................................................... 7
IX. Struktur Organisasi ...................................................................................... 10
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ................................................. 11
2. Etiologi atau Penyebab Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ........................ 11
3. Manifestasi Klinis dari Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ......................... 12
4. Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) .......................................... 12
5. Penatalaksaan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ....................................... 15
DAFTAR HADIR PENYULUHAN .................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iv
5

SATUAN ACARA PENYULUHAN


1. Bidang study : Keperawatan Medikal Bedah
2. Topik : HNP ( Hernia Nukleus Pulposus)
3. Sasaran : Pasien Rawat Jalan dan Keluarga RS PHC Surabaya
4. Tempat : Gedung PMC lantai 2 RS PHC Surabaya
5. Hari/Tanggal : Kamis / 3 Oktober 2018
6. Waktu : 1 x 30 menit.

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mampu
memahami penyakit H.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mampu:
1. Memahami pengertian Hernia Nukleus Pulposus.
2. Mengenali penyebab Hernia Nukleus Pulposus.
3. Memahami tanda dan gejala Hernia Nukleus Pulposus.
4. Memahami cara pencegahan Hernia Nukleus Pulposus.
5. Memahami penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus.

III. SASARAN
Pasien rawat jalan dan keluarga RS PHC Surabaya

IV. MATERI
1. Pengertian Hernia Nukleus Pulposus
2. Penyebab Hernia Nukleus Pulposus
3. Tanda dan gejala Hernia Nukleus Pulposus
4. Cara Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus
5. Penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus
6

V. METODE
1. Ceramah.
2. Diskusi.

VI. MEDIA
1. Leaflet.
2. Poster
3. Power point

VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir 20 orang.
b. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Gedung PMC lantai 2 RS
PHC Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
2. EvaluasiProses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Menyebutkan pengertian Hernia Nukleus Pulposus
b. Menyebutkan penyebab Hernia Nukleus Pulposus
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hernia Nukleus Pulposus
d. Menyebutkan cara pencegahan Hernia Nukleus Pulposus
e. Menyebutkan penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus
7

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


No Tahapan Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawabsalam
( 5 menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Kontrakwaktu 30 3. Menyetujui kontrak
menit
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
5. Menjelaskan materi 5. Mendengarkan dan
yang akan memperhatikan
disampaikan
2. Kegiataninti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan
( 15 menit ) Pengertian Hernia memperhatikan
Nukleus Pulposus
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
penyebab Hernia memperhatikan
Nukleus Pulposus
3. Menjelaskan tanda 3. Mendengarkan dan
dan gejala Hernia memperhatikan
Nukleus Pulposus
4. Menjelaskan Cara 4. Mendengarkan dan
Pencegahan Hernia memperhatikan
Nukleus Pulposus
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan dan
penatalaksanaan memperhatikan
Hernia Nukleus
Pulposus
8

6. Memberikan 6. Bertanya dan


kesempatan peserta mendengarkan
untuk bertanya jawaban
3. Evaluasi 1. Meminta audience 1. Menjelaskan
( 10 menit ) menjelaskan pengertian Hernia
pengertian Hernia Nukleus Pulposus.
Nukleus Pulposus.
2. Meminta audience 2. Menyebutkan
menyebutkan penyebab Hernia
penyebab Hernia Nukleus Pulposus.
Nukleus Pulposus.
3. Meminta audience 3. Menyebutkan tanda
menyebutkan tanda dan gejalaHernia
dan gejala Hernia Nukleus Pulposus.
nukleus pulposus. 4. Menjelaskan cara
4. Meminta audience pencegahan Hernia
menjelaskan cara Nukleus Pulposus.
pencegahan Hernia
Nukleus Pulposus. 5. Menyebutkan
5. Meminta audience penatalaksanaan
menyebutkan Hernia Nukleus
penatalaksanaan Pulposus.
Hernia Nukleus
Pulposus.
4. Penutup 1. Mengucapkan terima 1. Memperhatikan.
( 5 menit ) kasih atas perhatian
yang diberikan
2. Mengucapkan salam 2. Membalas salam.
penutup
9

Surabaya, 03 Oktober 2019


Mengetahui,

Ketua Kelompok Pembimbing Institusi

( Edwin Yuri Widjanarko S.Kep. ) ( Merina Widyastuti, S.Kep., Ns.M.Kep. )


NIM : 193.0023 NIP. 03.033

Pembimbing Lahan

( )
10

IX. STRUKTUR ORGANISASI


Moderator : Feby Arbityas Putri S.Kep.
Penyaji : Agung Prassetia Aji S.Kep.
Observer : Rizky Novitasari Suherman S.Kep.
Fasilitator dan Dokumentasi : Edwin Yuri Widjanarko S.Kep., Dhira Ayu
Pangestika S.Kep

Denah :

F O

Keterangan :

: Moderator O : Observer dan Notulen


M

: Penyaji : Fasilitator
P F
: Klien / Peserta
K
11

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan kondisi ketika bantalan atau
cakram diantara vertebrata (tulang belakang) keluar dari posisi semula dan menjepit
saraf yang berada di belakangnya. Hal ini biasa disebut dengan saraf terjepit. HNP
pada umumnya menyerang bagian keempat atau kelima vertebrata lumbal
(dipunggung bawah) atau vertebrata serviks (dileher). Khususnya pada penderita
dewasa yang sudah memasuki usia lansia.

B. Etiologi Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


Di antara ruas tulang belakang terdapat bantalan, dengan bagian tengah yang
kenyal seperti jelly dan lapisan luar berupa selubung yang kuat. Seiring bertambahnya
usia atau akibat cedera, dapat terjadi penurunan kekuatan dan elastisitas dari bantalan
ini, sehingga bagian dalam dari bantalan dapat menonjol keluar dan menekan saraf.
Kondisi tersebut mengakibatkan penderita mengalami rasa nyeri hingga penurunan
kemampuan gerak fisik.
Selain faktor umur dan cedera, adapun beberapa hal yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena hernia nukleus pulposus, seperti:
1) Genetika
Kondisi yang diturunkan dari salah satu anggota keluarga yang memiliki
riwayat HNP.
2) Obesitas
Penekanan pada tulang punggung dikarenakan berat tubuh berlebih.
3) Merokok.
Asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen pada cakram dan meningkatkan
risiko pengikisan pada tulang punggung.
4) Mengangkat beban berat
Seseorang yang sering mengangkat atau mendorong beban berat secara
berulang dengan postur tubuh yang salah, berpotensi mengalami HNP.
12

C. Manifestasi Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


Tidak semua penderita HNP merasakan gejala tertentu dan hanya
mengetahuinya saat melakukan tes pemindaian. Akan tetapi, sebagian besar penderita
biasanya mengalami gejala, yang berupa:
1) Nyeri pada kaki atau bahu, dengan intensitas yang dapat meningkat saat batuk,
bersin, atau bergerak dalam posisi tertentu.
2) Melemahnya fungsi otot sehingga menurunkan kemampuan penderita dalam
bergerak, membungkuk, atau memindahkan barang.
3) Beberapa titik anggota tubuh mengalami sensasi kesemutan atau kaku.
Biasanya di sekitar punggung, bahu, tangan, tungkai, dan kaki.
Gejala-gejala tersebut terkadang dirasakan juga oleh penderita nyeri punggung ringan
akibat keseleo atau terpelintir. Dianjurkan untuk menemui dokter apabila seseorang
merasakan gejala di atas agar bisa diketahui penyebabnya.

D. Cara Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


Hernia Nukleus Pulposus (HNP) dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:
1) Berolahraga secara teratur
Pilihlah jenis olahraga yang dapat menguatkan otot, sendi dan tulang,
khususnya tulang belakang.
2) Menjaga postur tubuh
Pastikan Anda duduk dengan postur yang tegak dan menompang beban berat
menggunakan kaki, bukan punggung. Hal ini dilakukan untuk menjaga postur
alami punggung dan mencegah penekanan pada tulang punggung. Sebanyak
80% populasi orang dewasa kondisinya hidupnya rentan akan mengalami cidera
punggung bawah. Cidera ini biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam teknik
mengangkat suatu benda dan juga penggunaan yang berlebihan. Dengan
menggunakan teknik mengangkat yang benar diikuti dengan latihan penguluran
dan penguatan, anda dapat mengurangi resiko cidera punggung.
13

Perhatikan sikap tubuh yang benar di bawah ini :


a) Berdiri
Jika harus berdiri dalam tempo lama, istrirahatkan salah satu kaki Anda
secara bergantian. Letakkan salah satu kaki di atas sesuatu yang letaknya
sedikit lebih tinggi dari kaki yang lain. Jika harus bekerja dalam posisi
berdiri, hindari posisi tubuh membungkuk atau miring ke samping.
Begitupun disaat anda berjalan , bagi wanita hindari penggunaa sepatu
berhak tinggi.
b) Duduk
Pilihlah kursi yang dapat mendukung bagian belakang tubuh Anda pada
posisi yang benar dan nyaman. Sesuaikan posisi kursi agar kaki Anda
dapat menapak di lantai. Kosongkan isi kantong belakang celana Anda
(dompet, kunsi, notes, dan sebagainya) agar tidak mengganggu
keseimbangan bagian belakang tubuh . Selain itu kondisi isi dompet yang
tebal di kantong celana bagian belakang juga dapat membuat nyeri
pinggang karena adanya tekanan terhadap otot pantat secara terus
menerus dan tekanan yang lebih besar disaat anda sedang duduk.
c) Mengangkat benda

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat dan membawa


suatu benda yang dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah
cidera. Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah
pengangkatan secara diagonal. Kaki anda memisah, dengan satu kaki
sedikit ke depan dari kaki yang lain. Ini memberikan basis penyangga
yang lebar, lebih stabil, lebih bertenaga, dan lebih kuat. Tekuk lutut anda
14

dan berjongkok ; jaga punggung anda tetap lurus dan kepala anda juga
lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih
untuk otot-otot tungkai yang lelih luas dan menjaga keseimbangan
punggung anda.
d) Membawa benda

Pastikan benda selalu menempel pada tubuh, selama mengangkat dan


membawanya. Semakin jauh anda membawa suatu benda dari tubuh
anda, semakin beresiko untuk punggung anda. Jangan mendadak atau
menyentak selama anda mengangkat dan jangan memutar atau
menyamping. Ini adalah kebiasaan buruk yang menyebabkan tekanan
yang lebih untuk punggung anda, terutama ketika mengangkat secara
berulang-ulang, dan akan menyebabkan cidera yang serius nantinya.
Ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu berdiri
tegak. Jangan terlalu membungkuk ketika berjalan. Membawa dengan
beban di depan dan menempel ke tubuh, tetapi ketika membawa dengan
jarak yang jauh, bawalan benda dengan menggunakan bahu anda, dan jika
benda terlalu berat, carilah bantuan.
e) Mengambil sesuatu dengan berlutut, jangan membungkuk
Hindari membungkuk setinggi pinggang ketika mengambil sesuatu. Hal
ini dapat menciptakan ketegangan pada punggung dan memperbesar
resiko cedera .
f) Tidurlah di atas kasur yang agak keras
Kasur yang terlalu empuk dapat membuat punggung dalam posisi
melengkung , sehingga anda merasa tidak nyaman jika saat bangun tidur.
15

Pakailah tempat tidur yang agak keras atau kasur dengan kekuatan pegas
yang masih kuat. Jika tidur miring usahakan merapatkan lutut satu sama
lain. Atau jika telentang letakkan bantal dibawah lutut .
g) Bangun dari tidur
Jika anda tidur telentang, jangan langsung bangun, tetapi miringkan
dahulu tubuh anda. Selanjutnya bangun dengan cara mengangkat badan
menyamping sehingga posisi anda menjadi duduk di atas kasur. Setelah
itu pijakkan kaki anda kelantai untuk bangkit dari tempat tidur.
h) Olah raga
Bersepeda, berenang dan jalan santai adalah olah raga yang sangat
dianjurkan bagi orang yang sedang mengalami cedera punggung . Karena
dalam olah raga tersebut tidak membuat tekanan yang berlebihan
terhadap punggung.
3) Hindari merokok
Zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan
atau cakram tulang punggung.
4) Menjaga berat badan ideal
Obesitas dapat membebani tulang punggung untuk jangka waktu yang lama,
dan mengakibatkan pengikisan tulang yang lebih cepat.
5) Hindari cedera
Sesuaikan aktivitas dengan kekuatan tubuh Anda, dan hindari pergerakan
mendadak yang dapat mengakibatkan cedera pada tulang punggung atau
sekitarnya.

E. Penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus (HNP)


1) Tirah Baring
Tirah baring dilakukan pada alas tidur yang keras dan diberi matras
tipis dimana kedua tungkai sebaiknya diganjal dengan bantal di bawah
lutut. Tirah baring sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 48 jam karena tirah
baring lebih dari 48 jam terbukti tidak lebih menguntungkan. Tirah baring
16

yang terlalu lama akan menghambat penyembuhan akibat kurangnya nutrisi


diskus.
2) Rehabilitasi dan Fisioterapi
Dari segi rehabilitasi, modalitas penanganan penderita HNP
tergantung dari stadium dampak dari penyakit tersebut yang dibedakan
atas:
a) Stadium impairment dilakukan fisioterapi
b) Stadium disability dilakukan latihan penguatan otot
c) Stadium handicapp dilakukan analisa sifat pekerjaan dan diikuti
penyesuaian cara bekerja/alih pekerjaan. Modalitas yang dapat
diberikan pada HNP seperti: traksi lumbal, terapi termal, hidroterapi,
masase, TENS (transcutaneus electrical nerve stimulaton), latihan-
latihan, korset (back braces/corset).
3) Pembedahan
Terdapat beberapa pilihan terapi pembedahan dalam menangani HNP
diantaranya diskectomi, mikrodisektomi atau perkutaneus disektomi.
Perbedaan dasar dari ketiga prosedur ini yaitu dari ukuran insisinya,
bagaimana diskus dicapai dan berapa banyak diskus yang diambil.
Disektomi adalah suatu metode pembedahan dengan mengambil suatu
bagian dari diskus yang memberikan tekanan pada saraf. Pada disektomi
klasik, ahli bedah pertama-tama membuka kulit dan mengambil bagian
tulang vertebra yang disebut lamina sehingga dapat juga disebut
laminektomi. Pada operasi ini akan diambil material diskus yang menekan
saraf. Lebih sering hanya satu sisi lamina yang diambil sehingga disebut
hemilaminektomi. Namun pada beberapa kasus seluruh lamina atau diskus
diangkat dan disebut laminektomi. Prosedur disektomi klasik ini
membutuhkan anastesi umum.
Pada mikrodisektomi, pembedahan dilakukan dengan sayatan yang
kecil dan dipergunakan mikroskop untuk mengambil jaringan diskus yang
menekan saraf. Mikrodisektomi memiliki beberapa keuntungan diantaranya
17

insisi yang lebih kecil, lebih sedikit trauma otot dan saraf yang diakibatkan,
lebih mudah mengidentifikasi struktur karena menggunakan mikroskop,
serta hanya memerlukan anastesi lokal. Sementara itu perkutaneus
disektomi dilakukan untuk mengurangi volume diskus yang terlibat secara
tidak langsung dengan pengambilan sebagian nukleus pulposus dan
menyisakan struktur diskus lain yang tidak terlibat. Metode ini
menghindarkan insisi yang besar dan hanya menggunakan anastesia lokal.
Selain itu, artroskopik mikrodisektomi hampir sama dengan perkutaneus
disektomi, namun menggunakan alat suction dan scope yang telah
dimodifikasi. Jika energi yang digunakan adalah dengan laser maka
pembedahannya disebut dengan laser disk decompresion.
Beberapa modalitas bedah lain yang jarang dilakukan adalah fusi
lumbar (hanya diindikasikan pada HNP yang rekuren), anterior cervical
discectomy and fusion (untuk HNP servikal), disc arthroplasty (masih
dicoba pada HNP servikal), dan artificial disk replacement (untuk kasus
yang disebabkan oleh degenerasi diskus). Perlu diingat bahwa hanya
sebagian kecil kasus HNP yang menjalani pembedahan. Selanjutnya,
setelah pembedahan harus dilanjutkan dengan rehabilitasi untuk
menurunkan kemungkinan kekambuhan.
4) Obat-obatan atau Medikamentosa
Terapi medikamentosa terutama digunakan untuk mengurangi nyeri
yaitu dengan menggunakan analgetika. Cara pemberian analgetik mengacu
pada petunjuk tiga jenjang terapi analgetik WHO. Sering obat yang sesuai
untuk penanganan dimulai dengan asetaminofen, aspirin dan atau
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) seperti ibuprofen, natrium
diclofenac dan ketorolac. Untuk HNP akut secara fakta didapatkan bahwa
tidak terdapat NSAID spesifik yang lebih efektif terhadap yang lainnya.
NSAID dan narkotik biasanya digunakan pada kasus dimana pasien
mengalami herniasi diskus yang tiba-tiba (misalnya karena kecelakaan
mobil atau setelah mengangkat barang berat) yang segera diikuti dengan
18

nyeri yang sangat hebat pada punggung dan kaki. Bila terjadi spasme pada
punggung, dapat diberikan pelemas otot seperti diazepam, esperisone dan
tizanidine. Pada kasus yang berat dapat digunakan kortikosteroid baik
secara oral ataupun intravena, namun penggunaannya masih kontroversi.
Medikasi lain yang dapat diberikan sebagai tambahan yaitu antidepresan
seperti amitriptilin.
Sementara itu injeksi steroid epidural dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri dengan menyuntikkan anti inflamasi steroid di sekitar akar
saraf (nerve root) untuk mengurangi inflamasi dan edema. Hal ini akan
membebaskan tekanan pada akar saraf seiring dengan membaiknya
inflamasi. Pelaksanaan injeksi spinal ini biasanya dibantu dengan rontgen
fluoroskopi untuk mengidentifikasi tempat menyuntikkan steroid.
Alternatif lain terapi HNP yaitu dengan kemonukleolisis, yaitu dengan
menyuntikkan suatu enzim yang disebut chymopapain ke dalam diskus
yang mengalami herniasi untuk mengurangi ukuran diskus yang
mengalami herniasi. Saat disuntikkan, enzim ini akan menghidrolisis
protein sehingga mengurangi kapasitas dalam mengikat air. Dengan
berkurangnya ukuran diskus maka akan mengurangi tekanan pada saraf.
Namun prosedur ini tidak terlepas dari beberapa komplikasi yang dapat
ditimbulkannya diantaranya reaksi alergi, spasme otot yang akan
memperberat kondisi HNP dan jaringan parut pada kulit.
5) Korset khusus HNP
Jika pasien masih merasakan nyeri beberapa hari setelah operasi pasien
dapat menggunakan korset sebagai penyangga sebagian beban tubuh
sehingga dapat meringankan tulang belakang. Korset digunakan sampai
dengan pasien merasa kondisi tulangnya telah stabil pada umunya berkisar
2-3 pekan.
6) Diet
Pasien dengan diagnosa HNP direkomendasikan untuk mengurangi berat
badan agar tulang tidak menopan beban terlalu berat.
19

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA PASIEN


RAWAT JALAN MENGENAI HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
(HNP) DI RS PHC SURABAYA
No Nama Tanda Tangan
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.
20

DAFTAR PUSTAKA

Amin, et al. (2017). Lumbar Disc Herniation. Current Reviews in Musculoskeletal


Medicine, 10(4), pp. 507-516.
Schoenfeld, AJ. Weiner, BK. (2010). Treatment of Lumbar Disc Herniation.
International Journal of General Medicine, 3, pp. 209-214.
American Association of Neurological Surgeons. Herniated Disc.NHS Choices UK
(2018). Health A-Z. Slipped Disc.
NIH (2017). MedlinePlus. Herniated Nucleus Pulposus.
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Herniated Disk.
Foster, M. Medscape (2017). Herniated Nucleus Pulposus.
Shiel, W. MedicineNet (2018). Herniated Disc (Disc Herniation of the Spine).
WebMD (2016). When Do I Need Surgery for a Herniated Disk?

Anda mungkin juga menyukai