Sap HNP - 1
Sap HNP - 1
Fasilitator :
Merina Widyastuti, S.Kep., Ns. M.Kep.
Oleh :
1. Agung Prassetia Aji S.Kep. (193.0003)
2. Dhira Ayu Pangestika S.Kep. (193.0017)
3. Edwin Yuri Widjanarko S.Kep. (193.0023)
4. Feby Arbityas Putri S.Kep. (193.0033)
5. Rizky Novitasari Suherman S.Kep. (193.0077)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal
penyuluhan yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hernia Nukleus
Pulposus (HNP)” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN SAMPUL (COVER)...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) ............................................................... 5
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ............................................................. 5
III. Sasaran ......................................................................................................... 5
IV. Materi (terlampir) ........................................................................................ 6
V. Metode ....................................................................................................... 6
VI. Media ......................................................................................................... 6
VII. Evaluasi ....................................................................................................... 6
VIII. Kegiatan Penyuluhan ................................................................................... 7
IX. Struktur Organisasi ...................................................................................... 10
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ................................................. 11
2. Etiologi atau Penyebab Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ........................ 11
3. Manifestasi Klinis dari Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ......................... 12
4. Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) .......................................... 12
5. Penatalaksaan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) ....................................... 15
DAFTAR HADIR PENYULUHAN .................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
iv
5
III. SASARAN
Pasien rawat jalan dan keluarga RS PHC Surabaya
IV. MATERI
1. Pengertian Hernia Nukleus Pulposus
2. Penyebab Hernia Nukleus Pulposus
3. Tanda dan gejala Hernia Nukleus Pulposus
4. Cara Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus
5. Penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus
6
V. METODE
1. Ceramah.
2. Diskusi.
VI. MEDIA
1. Leaflet.
2. Poster
3. Power point
VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir 20 orang.
b. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Gedung PMC lantai 2 RS
PHC Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan.
2. EvaluasiProses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Menyebutkan pengertian Hernia Nukleus Pulposus
b. Menyebutkan penyebab Hernia Nukleus Pulposus
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hernia Nukleus Pulposus
d. Menyebutkan cara pencegahan Hernia Nukleus Pulposus
e. Menyebutkan penatalaksanaan Hernia Nukleus Pulposus
7
Pembimbing Lahan
( )
10
Denah :
F O
Keterangan :
: Penyaji : Fasilitator
P F
: Klien / Peserta
K
11
MATERI PENYULUHAN
dan berjongkok ; jaga punggung anda tetap lurus dan kepala anda juga
lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih
untuk otot-otot tungkai yang lelih luas dan menjaga keseimbangan
punggung anda.
d) Membawa benda
Pakailah tempat tidur yang agak keras atau kasur dengan kekuatan pegas
yang masih kuat. Jika tidur miring usahakan merapatkan lutut satu sama
lain. Atau jika telentang letakkan bantal dibawah lutut .
g) Bangun dari tidur
Jika anda tidur telentang, jangan langsung bangun, tetapi miringkan
dahulu tubuh anda. Selanjutnya bangun dengan cara mengangkat badan
menyamping sehingga posisi anda menjadi duduk di atas kasur. Setelah
itu pijakkan kaki anda kelantai untuk bangkit dari tempat tidur.
h) Olah raga
Bersepeda, berenang dan jalan santai adalah olah raga yang sangat
dianjurkan bagi orang yang sedang mengalami cedera punggung . Karena
dalam olah raga tersebut tidak membuat tekanan yang berlebihan
terhadap punggung.
3) Hindari merokok
Zat nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan
atau cakram tulang punggung.
4) Menjaga berat badan ideal
Obesitas dapat membebani tulang punggung untuk jangka waktu yang lama,
dan mengakibatkan pengikisan tulang yang lebih cepat.
5) Hindari cedera
Sesuaikan aktivitas dengan kekuatan tubuh Anda, dan hindari pergerakan
mendadak yang dapat mengakibatkan cedera pada tulang punggung atau
sekitarnya.
insisi yang lebih kecil, lebih sedikit trauma otot dan saraf yang diakibatkan,
lebih mudah mengidentifikasi struktur karena menggunakan mikroskop,
serta hanya memerlukan anastesi lokal. Sementara itu perkutaneus
disektomi dilakukan untuk mengurangi volume diskus yang terlibat secara
tidak langsung dengan pengambilan sebagian nukleus pulposus dan
menyisakan struktur diskus lain yang tidak terlibat. Metode ini
menghindarkan insisi yang besar dan hanya menggunakan anastesia lokal.
Selain itu, artroskopik mikrodisektomi hampir sama dengan perkutaneus
disektomi, namun menggunakan alat suction dan scope yang telah
dimodifikasi. Jika energi yang digunakan adalah dengan laser maka
pembedahannya disebut dengan laser disk decompresion.
Beberapa modalitas bedah lain yang jarang dilakukan adalah fusi
lumbar (hanya diindikasikan pada HNP yang rekuren), anterior cervical
discectomy and fusion (untuk HNP servikal), disc arthroplasty (masih
dicoba pada HNP servikal), dan artificial disk replacement (untuk kasus
yang disebabkan oleh degenerasi diskus). Perlu diingat bahwa hanya
sebagian kecil kasus HNP yang menjalani pembedahan. Selanjutnya,
setelah pembedahan harus dilanjutkan dengan rehabilitasi untuk
menurunkan kemungkinan kekambuhan.
4) Obat-obatan atau Medikamentosa
Terapi medikamentosa terutama digunakan untuk mengurangi nyeri
yaitu dengan menggunakan analgetika. Cara pemberian analgetik mengacu
pada petunjuk tiga jenjang terapi analgetik WHO. Sering obat yang sesuai
untuk penanganan dimulai dengan asetaminofen, aspirin dan atau
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) seperti ibuprofen, natrium
diclofenac dan ketorolac. Untuk HNP akut secara fakta didapatkan bahwa
tidak terdapat NSAID spesifik yang lebih efektif terhadap yang lainnya.
NSAID dan narkotik biasanya digunakan pada kasus dimana pasien
mengalami herniasi diskus yang tiba-tiba (misalnya karena kecelakaan
mobil atau setelah mengangkat barang berat) yang segera diikuti dengan
18
nyeri yang sangat hebat pada punggung dan kaki. Bila terjadi spasme pada
punggung, dapat diberikan pelemas otot seperti diazepam, esperisone dan
tizanidine. Pada kasus yang berat dapat digunakan kortikosteroid baik
secara oral ataupun intravena, namun penggunaannya masih kontroversi.
Medikasi lain yang dapat diberikan sebagai tambahan yaitu antidepresan
seperti amitriptilin.
Sementara itu injeksi steroid epidural dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri dengan menyuntikkan anti inflamasi steroid di sekitar akar
saraf (nerve root) untuk mengurangi inflamasi dan edema. Hal ini akan
membebaskan tekanan pada akar saraf seiring dengan membaiknya
inflamasi. Pelaksanaan injeksi spinal ini biasanya dibantu dengan rontgen
fluoroskopi untuk mengidentifikasi tempat menyuntikkan steroid.
Alternatif lain terapi HNP yaitu dengan kemonukleolisis, yaitu dengan
menyuntikkan suatu enzim yang disebut chymopapain ke dalam diskus
yang mengalami herniasi untuk mengurangi ukuran diskus yang
mengalami herniasi. Saat disuntikkan, enzim ini akan menghidrolisis
protein sehingga mengurangi kapasitas dalam mengikat air. Dengan
berkurangnya ukuran diskus maka akan mengurangi tekanan pada saraf.
Namun prosedur ini tidak terlepas dari beberapa komplikasi yang dapat
ditimbulkannya diantaranya reaksi alergi, spasme otot yang akan
memperberat kondisi HNP dan jaringan parut pada kulit.
5) Korset khusus HNP
Jika pasien masih merasakan nyeri beberapa hari setelah operasi pasien
dapat menggunakan korset sebagai penyangga sebagian beban tubuh
sehingga dapat meringankan tulang belakang. Korset digunakan sampai
dengan pasien merasa kondisi tulangnya telah stabil pada umunya berkisar
2-3 pekan.
6) Diet
Pasien dengan diagnosa HNP direkomendasikan untuk mengurangi berat
badan agar tulang tidak menopan beban terlalu berat.
19
DAFTAR PUSTAKA