Anda di halaman 1dari 26

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


YARSI PADANG PANJANG

A. Sejarah Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang Panjang

Peristiwa PRRI dan sesudahnya sampai dengan peristiwa G.30.S.PKI

mempengaruhi terhadap suasana kehidupan beragama di Sumbar. Banyak

tokoh masyarakat dan ulama Sumbar yang menjadi korban, baik semasa

PRRI maupun sesudahnya. Sampai terjadi pemberontakan G.30.S.PKI.

masyarakat Sumatera Barat ketakutan, apatis, dakwah hampir tidak jalan,

rumah - rumah ibadah tidak terawat. Disamping itu keadaan ekonomi

masyarakat morat-marit dan suasana demikian menambah beban masyarakat

untuk dapat menjalankan ibadahnya dengan baik.

Akhirnya suasana dapat berubah dengan kegagalan pemberontakan

G.30.S.PKI dan munculnya pemerintah Orde Baru dengan pimpinan Jenderal

Soeharto. Kebebasan dan kehidupan beragama mulai pulih walaupun

masyarakat-masyarakat masih mengalami trauma akibat psikologis atas

peristiwa sebelumnya.

Pada tahun 1968 di Bukittinggi berdiri sebuah rumah sakit milik

Kristen Baptis. Berdirinya rumah sakit ini ditolak oleh ummat Islam

Sumatera Barat umumnya dan masyarakat Bukittinggi dan sekitar khususnya.

Oleh karena penduduk Bukittinggi dan sekitarnya 99% beragama Islam, tidak

menghendaki berdirinya rumah sakit missi Kristen di daerahnya.


Pada tahun 1968 itu pula Bapak M. Natsir tokoh besar umat Islam Sumbar

diundang oleh Gubernur untuk pulang ke kampung. Bapak M. Natsir pada

kunjungannya itu memunculkan gagasan mendirikan Rumah Sakit Islam

sebagai media dakwah yang dinamakan Dakwah Bil Hal, disamping

dakwah yang biasa dilakukan yaitu Dakwah Bil Lisan. Oleh karena

Dakwah Bil Lisan seperti ceramah-ceramah tidak lagi memadai dalam

membentuk masyarakat yang berkualitas sesuai dengan ajaran agama

Islam.

YARSI Sumbar gagasan Bapak Muhammad Natsir dijabarkan oleh

ulama dan tokoh masyarakat Sumbar dengan membentuk suatu badan

yang bernama Lembaga Kesehatan Dakwah, yang diketuai oleh Buya

HMD. Dt. Palimo Kayo.

Dalam kali pertemuan diputuskan perlunya untuk mendirikan satu

Rumah Sakit Islam dalam rangka Dakwah Islamiyah. Atas permintaan

badan ini Bapak M. Natsir mengirimkan seseorang yang mampu

merealisasikan gagasan ini, yakni Bapak Ezeddin, SH. Pada tanggal 31

Januari 1969 dihadapan Notaris Hasan Qalbi dengan nomor Akta 20.2.2.2

ditanda tangani akta pendirian Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI)

Sumbar oleh Bapak Ezeddin, SH dkk.

YARSI Sumbar sebagai Badan Hukum merealisasikan gagasan

Bapak M. Natsir sebelumnya dengan mendirikan sebuah rumah sakit di


Bukittinggi yang diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1969 oleh tokoh

proklamator Bapak DR. M. Hatta dengan nama RS Islam “Ibnu Sina”.

Rumah sakit ini didirikan tanpa melalui studi kelayakan seperti

mendirikan suatu perusahaan layaknya. Dia berdiri didorong oleh faktor

emosional masyarakat yang ingin berbuat sesuatu dalam rangka

meningkatkan kualitas ummat baik fisik maupun rohani sesuai dengan

ajaran agama Islam dengan kata lain rumah sakit ini dapat berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan, sekaligus berfungsi pula sebagai media

dakwah, mempertahankan dan meningkatkan aqidah ummatnya.

Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang Panjang

didirikan pada tahun 1970 dengan status Balai Kesehatan yang

operasionalnya dilaksanakan pada sebuah Rumah wakaf dari warga Bukit

Surungan. Pada tahun 1989 status rumah sakit di tingkatkan menjadi

Rumah Sakit tipe D, dimana perizinan masih sementara. Kemudian tahun

2001 keluar izin tetap dengan masa berlaku 5 tahun yaitu sampai tanggal

17 Mei 2006. Pada bulan Juni 2012 RS Islam “Ibnu Sina” YARSI Padang

Panjang telah melaksanakan akreditasi 5 pelayanan dasar dan dinyatakan

lulus penuh yang sekaligus memperpanjang izin operasional rumah sakit

hingga 29 Juni 2015.

Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang Panjang

adalah salah satu dari enam unit upaya yang ada di Yarsi Sumatera Barat

yang wilayah kerjanya meliputi :


1. Kota Padang Panjang dengan jumlah penduduk 51.548 jiwa dengan luas

wilayah 23.000 Ha².

2. Kecamatan Batipuh dengan jumlah penduduk 31.475 jiwa

3. Kecamatan Batipuh dengan jumlah penduduk 39.878 jiwa

4. Kecamatan Pariangan dengan jumlah penduduk 21.295 jiwa

5. Kecamatan Rambatan dengan jumlah penduduk 33.716 jiwa

6. Kecamatan 2 X 11 enam lingkung

Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Yarsi Padang Panjang terletak di pusat

kota Padang Panjang dengan jarak :

1. 19 Km dari Bukittinggi

2. 30 Km dari Batusangkar

3. 24 Km dari Sicincin

Sarana kesehatan yang tersedia di kota Padang Panjang diantaranya :

1. RSUD dengan 160 TT

2. 4 klinik

3. 4 Puskesmas

4. 7 Puskesmas Pembantu

5. 39 Tempat Praktek Dokter

6. 13 Tempat Praktek Bidabn

7. 15 Poskelkel
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit

1. Tugas pokok

RS Islam “Ibnu Sina” YARSI SUMBAR Padang Panjang mempunyai

tugas memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna pada perorangan.

2. Fungsi Rumah Sakit

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan umum dan spesialistik .

b. Melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

c. Menerima pelayanan rujukan.

d. Melaksanakan upaya peningkatan kompetensi melalui program

pelatihan dan pengembangan.

e. Melaksanakan upaya pengembangan pelayanan melalui pembentukan

jejaring dengan berbagai pihak.

f. Melaksanakan program mutu secara terus menerus untuk

meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

g. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan

C. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Dan Landasan Nilai

a. Falsafah, Visi, Misi, Moto dan Tujuan Rumah Sakit

1. Falsafah

Rumah Sakit Islam ”Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang Panjang

merupakan sarana Dakwah Bil Hal dalam bidang pelayanan kesehatan

sebagai perwujudan kemanusiaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT


2. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit tipe C yang Islami dan terbaik di Sumatera

Barat tahun 2021.

3. Misi

a. Memberikan pelayanan prima

b. Mewujudkan SDM yang Profesional

c. Melengkapi sarana dan prasarana RS

d. Menerapkan nilai-nilai Islami dalam memberikan pelayanan di

rumah sakit

4. Moto

“Fastabiqul Khairat” ( berlomba-lomba dalam kebaikan )

5. Tujuan

Berkurangnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan melalui

pelayanan kuratif, rehabilitatif disamping pelayanan preventif dan

promotif sesuai dengan perundang -undangan yang berlaku dan kaidah -

kaidah Islam tanpa memandang perbedaan agama, kedudukan, warna

kulit serta status sosial.

6. Landasan Nilai

Secara Umum nilai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang

adalah JADI :

J : Jujur dalam segala hal

A : Amanah dalam mengemban tugas


D : Disiplin dalam menjalankan tugas

I : Ikhlas dalam melayani

D. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisari RS Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang

Panjang efektif berlaku sejak tanggal 01 Agustus 2018. RS Islam “Ibnu

Sina” Yarsi Sumbar Padang Panjang dipimpin oleh Direktur. Dalam

melaksanakan tugas Direktur dibantu oleh 1 (satu) Bidang, 1 (satu)

Bagian yaitu :

a. Bidang Pelayanan dan Manajemen Resiko

b. Bagian Administrasi Umum, SDM Dan Keuangan

Kepala Bidang dan Kepala Bagian berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur. Sedangkan Kepala Bidang atau

Bagian dibantu oleh Kepala Seksi atau Sub bagian.

Struktur organisasi RS Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Padang

Panjang tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan

sesuai dengan perkrmbangan dan kebutuhan organisasi.


DIREKTUR
dr. Fair Ruza

UNIT CASEMIX KOMITE MEDIS UNIT RUHIS SPI UNIT TIK


dr. Wahyudi Firmana dr. Yenny Muchtar, Sp. P Sukril Hidayat, S.Sos.I K Rita Ziatmy, Amd Heru Rahmat, S.Kom

KOMITE KEPERAWATAN
Ns. Andryani Rosita, S.Kep

IGD & RAJAL BID PELAYANAN & BAGIAN UMUM, SDM &
dr. Jaka Kurniawan MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
dr. Adri Buthia Nidia Nanda Sari, SE

I RANAP & PEL KHUSUS


Ns. Hotne Zipul, S.Kep
SEKSI PELAYANAN & SUB BAG ADUM &
PENUNJANG MEDIS PERENCANAAN
INSTALASI PENUNJANG
dr. Wahyudi Firmana Karmilawati, Amd kes
Lili Indriani, S.Si, Apt

SEKSI KEPERAWATAN SUB BAG SDM & DIKLAT


Ns. Harpendi Yunita,S.Kep Alinardo Yogi Putra, SE

SEKSI MANAJEMEN SUB BAG AKUNTANSI &


RESIKO KEUANGAN
Ns. Agusnaldi, S.Kep Veby Selfia, Amd
A. Uraian Tugas

1. Direktur

a. Melaksanakan fungsi planning/ perencanaan meliputi:

1) Merencanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem

kerja termasuk penyusunan standar prosedur berbagai kegiatan

di RS.

2) Meneliti dan merencanakan pengembangan unit/ RS yang

dipimpin

3) Merencanakan pengendalian mutu RS.

4) Merencanakan pengembangan dan peningkatan keterampilan

SDM.

b. Melaksanakan fungsi organizing/ pengorganisasian

1) Pembagian tugas dan penentuan tata hubungan antar bidang,

kelompok kerja dan staff dengan jelas.

2) Pengisian atau penugasan staff sesuai dengan kualifikasi

3) Melakukan rapat koordinasi secara berkala.

c. Melaksanakan fungsi actuating/ pergerakan meliputi :

1) Mengelola dan memimpin RSI “Ibnu Sina” Simpang Ampek

2) Menyusun rencana/ program kerja dan anggaran pendapatan

belanja

3) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan baik pihak terkait

internal maupun eksternal

4) Menyebarkan kebijaksanaan pengurus dan Pembina


5) Melakukan pembinaan pada semua aspek SDM

6) Melakukan kerjasama dengan pihak luar atas persetujuan

pengurus

7) Menetapkan kebijakan/aturan untuk lingkungan rumah sakit

sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan lebih tinggi.

8) Memberikan laporan kepada pengurus secara berkala atau non

regular

9) Melakukan pembinaan semangat kerja staff agar tujuan

organisasi dapat tercapai.

d. Melaksanakan fungsi controlling/ pengawasan meliputi :

1) Melakukan koordinasi berbagai kegiatan agar efektif dan

efisien

2) Melakukan pengawasan evaluasi terhadap pelaksanaan dan

hasil kerja

3) Membuat pelaporan secara berkala ke pengurus yarsi sumbar.

2. Bidang Pelayanan Dan Manajemen Resiko

Bidang Pelayanan dan Manajemen Resiko bertanggung jawab kepada

Direktur, mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan kegiatan perencanaan, pengembangan,

memantau dan evaluasi pelayanan dan penunjang medis,

keperawatan, dan manajemen resiko.


b. Mengkoordinasikan dan menyeiapkan seluruh kebutuhan yang

berhubungan dengan pelayanan dan penunjang medis, keperawatan

dan manajemen resiko.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan dan

Manajemen Resiko mempunyai fungsi :

a. Membuat perencanaan tahunan dan pengembangan pelayanan

& penunjang medis, keperawatan dan manajemen resiko.

b. Mengkoordinasikan dan menyusun perencanaan kebutuhan

sumber daya manusia, peralatan dan SPO pelayanan &

penunjang medis, keperawatan dan manajemen resiko yang

dibutuhkan.

c. Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi dan

pelaksanaan pelayanan & penunjang medis, keperawatan dan

manajemen resiko

d. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pembinaan sumber

daya manusia dalam lingkup kerjanya.

Bidang Pelayanan dan Manajemen Resiko membawahi:

a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis

b. Seksi Keperawatan

c. Seksi Manajemen Resiko


3. Seksi Pelayanan Dan Penunjang Medis

Seksi Pelayanan Dan Penunjang Medis mempunyai tugas :

Menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan medis di

jajaran pelayanan medis, penunjang medis yang meliputi Rekam

Medis, Gizi, Laundry, CSSD, UPRS, dan Ambulan.

4. Seksi Keperawatan

Seksi Keperawatan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan

keperawatan.

b. Menyiapkan pedoman etika keperawatan dan peningkatan

kompetensi profesi keperawatan melalui pendidikan dan pelatihan

keperawatan.

5. Seksi Manajemen Resiko

Seksi Manajemen Resiko mempunyai tugas:

Mengkoordinasikan dan menyiapkan kebijakan yang berhubungan

dengan peningkatan mutu & keselamatan pasien, pencegahan &

pengendalian infeksi serta keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Bagian Umum, SDM Dan Keuangan

Bagian Adminitrasi Umum, SDM dan Keuangan bertanggung

jawab kepada Direktur, mempunyai tugas:

Melaksanakan pengelolaan kegiatan perencanaan, mengkoordinasikan

dan menyiapkan seluruh kebutuhan rumah sakit yang berhubungan

dengan pengadaan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan,


kegiatan urusan umum, pemasaran dan humas serta akuntansi dan

keuangan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Administrasi

Umum, SDM Dan Keuangan mempunyai fungsi :

a. Membuat perencanaan dan pengembangan sumber daya

manusia, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia,

urusan umum, pemasaran dan humas serta akuntansi dan

keuangan.

b. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia rumah sakit, pendidikan dan pelatihan, urusan umum,

pemasaran dan humas serta akuntansi dan keuangan.

c. Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi program

sumber daya manusia, pendidikan pelatihan, urusan umum,

pemasaran dan humas serta akuntasni dan keuangan.

d. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pembinaan sumber

daya manusia dalam lingkup kerjanya.

Bagian Administrasi Umum, SDM Dan Keuangan membawahi :

1) Sub Bagian Umum Dan Perencanaan

2) Sub Bagian SDM Dan Diklat

3) Sub Bagian Akuntansi Dan Keuangan


7. Sub Bagian Umum Dan Perencanaan

Sub Bagian Umum dan Perencanaan mempunyai tugas:

a. Menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan

dalam ruang lingkup urusan umum, yang meliputi transportasi,

satpam, logistik umum, sekretariat, humas dan pemasaran.

b. Mengkoordinasikan dan menyusun perencanaan rumah sakit

dengan bidang dan instalasi rumah sakit.

8. Sub Bagian SDM Dan Diklat

Sub Bagian SDM dan Diklat mempunyai tugas:

a. Menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan untuk

sumber daya manusia dan pendidikan pelatihan.

b. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kebutuhan SDM Dan

pendidikan pelatihan.

9. Sub Bagian Akuntansi Dan Keuangan

Sub Bagian Akuntansi Dan Keuangan mempunyai tugas:

a. Menyiapkan data kebutuhan sumber daya manusia, peralatan

dalam ruang lingkup akuntansi dan keuangan.

b. Melaksanakan pengelolaan kegiatan perencanaan, pengembangan,

memantau dan evaluasi akuntansi dan keuangan rumah sakit.

10. Instalasi IGD Dan Rawat Jalan

Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Jalan bertanggung jawab

kepada Direktur, mempunyai tugas:


Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan IGD

dan Rawat Jalan yang terdiri dari poliklinik umum dan gigi, poliklinik

spesialis, medical check up dan One day care.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Gawat Darurat

dan Rawat Jalan mempunyai fungsi :

a. Menyusun rancangan kebijakan dan prosedur pelayanan IGD

dan rawat jalan.

b. Menyusun perencanaan tahunan instalasi gawat darurat dan

rawat jalan.

c. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia, peralatan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta

pendidikan dan pelatihan pegawai di instalasi gawat darurat

dan rawat jalan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan

bidan pelayanan.

d. Menyusun jadwal kegiatan instalasi gawat darurat dan rawat

jalan.

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rawat jalan.

f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan diinstalasi gawat

darurat dan rawat jalan.

11. Instalasi Rawat Inap Dan Pelayanan Khusus

Instalasi Rawat Inap Dan Pelayanan Khusus bertanggung jawab

kepada Direktur, mempunyai tugas:


Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan

rawat inap yang terdiri dari rawatan umum, rawatan kebidanan,

perinatologi, OK dan HCU.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Inap dan

Pelayanan Khusus mempunyai fungsi :

a. Menyusun rancangan kebijakan dan prosedur pelayanan rawta

inap umum, kebidanan, perinatologi, OK dan HCU.

b. Menyusun perencanaan tahunan instalasi rawat inap dan

pelayanan khusus.

c. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia, peralatan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta

pendidikan dan pelatihan pegawai di instalasi rawat inap

sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan bidang pelayanan.

d. Menyusun jadwal kegiatan instalasi rawat inap dan pelayanan

khusus.

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rawat inap

umum, kebidanan, perinatologi, OK dan HCU.

f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di instalasi rawat inap

dan pelayanan khusus.

12. Instalasi Penunjang Medis

Instalasi Penunjang Medis bertanggung jawab kepada Direktur,

mempunyai tugas:
Menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan penunjang

medis yang terdiri dari Laboratorium, Farmasi, Radiologi dan

Fisioterapi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Penunjang Medis

mempunyai fungsi :

a. Menyusun rancangan kebijakan dan prosedur Laboratorium,

Farmasi, Radiologi dan Fisioterapi.

b. Menyusun perencanaan tahunan Instalasi Penunjang Medis.

c. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia, peralatan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta

pendidikan dan pelatihan pegawai di Instalasi Penunjang Medis

sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan bidang.

d. Menyusun jadwal kegiatan Instalasi Penunjang Medis.

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

Laboratorium, Farmasi, Radiologi dan Fishioterapi.

f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Instalasi Penunjang

medis.

13. Komite Medis

Komite Medis bertanggung jawab kepada Direktur, mempunyai

tugas:

a. Membantu Direktur dalam menyusun standar pelayanan medik,

memantau pelaksanaannya melalui evaluasi mutu dan audit medik.


b. Meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah

sakit melalui kredensial staf medis, dan memantau disiplin dan

etika dan perilaku profesi staf medis.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Komite Medis

mempunyai fungsi :

a. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medis memiliki

fungsi sebagai berikut :

1) Penyusunan dan pengkomilasian daftar kewenangan klinis

sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis

berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.

2) Melakukan kredensial dan rekredensial staf medis.

3) Melaporkan hasil kredensial dan rekredensial ke Direktur.

4) Memberikan rekomendasi kewenangan staf klinis staf

medis.

b. Dalam melaksanakan tugas memeliraha mutu profesi mutu

profesi staf medis komite medis memiliki fungsi sebagai

berikut :

1) Pelaksanaan audit medis.

2) Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka

pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit.

3) Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit.


4) Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf

medis yang membutuhkan.

c. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan

perilaku profesi staf medis komite medis memiliki fungsi

sebagai berikut ;

1) Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran.

2) Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan

pelanggaran disiplin.

3) Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah

sakit.

14. Komite Keperawatan

Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur,

mempunyai tugas

a. Membantu Direktur dalam menyusun standar pelayanan

keperawatan, memantau pelaksanaannya melalui evaluasi mutu

dan audit keperawatan.

b. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di

rumah sakit melalui kredensial perawat, dan memantau disiplin dan

etika perilaku profesi perawat.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Komite Keperawatan

mempunyai fungsi :

a. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite keperawatan

memiliki fungsi sebagai berikut :


1) Penyusunan dan pengkomilasian daftar kewenangan klinis

sesuai dengan masukan dari kelompok berdasarkan norma

keprofesian yang berlaku.

2) Melaporkan hasil kredensial dan rekredensial ke Direktur.

3) Memberikan rekomendasi kewenangan klinis perawat.

b. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu keprofesian

keperawatan, komite keperawatan memiliki fungsi sebagai

berikut :

1) Pelaksanaan audit keperawatan.

2) Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka

pendidikan berkelanjutan bagi tenaga perawat rumah sakit.

3) Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi perawat rumah sakit.

4) Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi

perawat yang membutuhkan.

c. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan

perilaku profesi keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan.

2) Pemeriksaan perawat yang diduga melakukan pelanggaran

disiplin

3) Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah

sakit.
15. Satuan Pemeriksaan Internal

Satuan Pemeriksaan Internal bertanggung jawab kepada Direktur,

mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pemeriksaan dan memantau pengelolaan sumber

daya rumah sakit.

b. Melaksanakan pemeriksaan dan monitoring terhadap pengelolaan

sumber daya rumah sakit sebagaimana dimaksud adalah untuk

mengawasi apakah kebijakan pimpinan telah dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya oleh bawahannya sesuai dengan ketentuan rumah

sakit.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Satuan Pemeriksaan

Internal mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program pengawasan

b. Pengawasan Kebijakan Program

c. Pengawasan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan asset

d. Pemantauan dan pengkoordinasikan tindak lanjut hasil pemeriksaan

internal dan eksternal

e. Pendampingan dan revisi laporan keuangan

f. Pemberian saran dan rekomendasi

g. Penyusunan laporan hasil pengawasan

h. Pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan


16. Unit Ruhul Islam

Unit Ruhul Islam bertanggung jawab kepada Direktur, mempunyai

tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan kegiatan perencanaan, pengembangan,

memantau dan evaluasi kegiatan ruhul islam.

b. Mengkoordinasikan dan menyiapkan seluruh kebutuhan yang

berhunbungan dengan ruhul islam.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Unit Ruhul Islam

mempunyai fungsi :

a. Membuat perencanaan dan pengembangan ruhul islam.

b. Mengkoordinasikan dan menyusun kebutuhan sumber daya

manusia, perlengkapan ruhul islam, dan SPO ruhul islam.

c. Melakukan pelaksanaan , pemantauan, pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan ruhul islam.

d. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pembinaan sumber daya

manusia dalam lingkup kerjanya.

17. Unit Case Mix

Unit Case Mix bertanggung jawab kepada Direktur, mempunyai

tugas:

a. Melaksanakan pengelolaan kegiatan verifikasi, pengkodean dan

perhitungan biaya pasien, perencanaan, pengembangan, memantau

dan evaluasi kegiatan casemix.


b. Mengkoordinasikan dan menyiapkan seluruh kebutuhan yang

berhubungan dengan casemix.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Unit Case Mix mempunyai

fungsi :

a. Menyiapkan billing rawat jalan, kuitansi rawat inap dan rekap

pendapatan rawat jalan dan rawat inap.

b. Mencek kelengkapan berkas pasien untuk penagihan.

c. Melaksanakan coding pasien rawat jalan dan rawat inap.

d. Melakukan input berkas pengajuan klaim ke software InaCBGs.

e. Verifikasi diagnosa pasien yang dibuat dokter dan verifikasi data

hasil input.

f. Membuat file Txt dari hasil input grouping pertanggal, per jenis

perawatan dan perkelas rawatan.

g. Melakukan inpor data berupa Txt dari software inacbgs ke

verifikator BPJS.

h. Melakukan negosiasi dengan verifikator BPJS mengenai

keterlambatan pengiriman, kesalahan input data, kelengkapan

berkas klaim, pembacaan software yang kurang efektif, dan lain-

lain yang berhubungan dengan klaim agar terhindar dari kesan

Fraud.

18. Unit Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi bertanggung jawab

kepada Direktur, mempunyai tugas :


a. Mengelola akses teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan seluruh aktifitas pelayanan, mengembangkan

teknologi informasi dan komunikasi, memantau dan evaluasi

kegiatan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Mengkoordinasikan dan menyiapkan seluruh kebutuhan yang

berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, unit teknologi informasi

dan komunikasi mempunyai fungsi :

a. Mengatur sistem pangkalan data dan sistem informasi manajemen

yang terintegrasi sesuai kebutuhan rumah sakit dan unit kerja.

b. Menjamin kelancaran akses jaringan internet, hotspot dan internet.

c. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan praktikum teknologi

informasi dan komunikasi bagi stakeholder internal dan eksternal.

d. Menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit

dan seluruh unit kerja.

e. Mengembangkan dan mengelola website rumah sakit sebagai

sarana penyebar informasi bagi khalayak umum.

f. Membantu rumah sakit dalam hal pengadaan dan perawatan

hardware.

g. Mengamankan aset rumah sakit yang berupa hardware, software,

dan produk – produk TIK yang dikembangkan rumah sakit.


h. Menangani penyalahgunaan fasilitas teknologi informasi dan

komunikasi di lingkungan rumah sakit dan menyerahkan

penyelesaiannya kepada atasan.

i. Mengembangkan unit profit center bidang TIK untuk membantu

finansial.

j. Mengembangkan kerjasama teknologi informasi dan komunikasi

dengan pihak lain untuk kemajuan rumah sakit.

B. Tata Kerja

1. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan organisasi di

lingkungan rumah sakit wajib menerapkan pronsip koordinasi,

integrasi, dan sinkronisasi di dalam lingkungannya masing-masing

serta dengan unit-unit lainnya dengan mempedomani kaidah-kaidah

syariah dan Ruhul Islam

2. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan dan

apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang

diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan kaidah-kaidah syariah dan Ruhul Islam.

3. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan

mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

4. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan

laporan berkala pada waktunya.


5. Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi

dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk

menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk

kepada bawahan.

6. Para Direktur, Kepala Bidang/Bagian, Kepala Seksi/Subbagian, Ketua

Komite, Kepala Instalasi, Kepala Satuan Pemeriksaan Internal, Unit

Ruhul Islam, Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi wajib

menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-masing.

7. Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan

dengan semua lampirannya disampaikan pula kepda satuan organisasi

lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

8. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi

dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka

pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing

wajib mengadakan rapat berkala.

Anda mungkin juga menyukai