Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sukma Ayu Fardha Jihin

NPM: 116040054
Kelas: Perpajakan A

ANALISIS
TAX TREATY INDONESIA – BELANDA

Tax Treaty adalah perjanjian perpajakan antara dua Negara yang dibuat
dalam rangka meminimalisir pemajakan berganda dan berbagai usaha
penghindaran pajak.
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Belanda,
membuat persetujuan perjanjian tax treaty ini dalam Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dan Pencegahan Pengelakan Pajak atas Pajak Penghasilan,
di mana perjanjian dibuat di Jakarta pada tanggal 29 Januari 2002 dalam dua
rangkap asli, masing-masing dalam bahasa Indonesia, Belanda, dan Inggris, di
mana ketiga naskah tersebut adalah sama-sama otentik dan perjanjian tersebut
mulai efektif pada 01 Januari 2004 hingga saat ini.
Dalam persetujuan tax treaty berisi 32 pasal dimana setiap bagian pasalnya
membahas tentang persetujuan-persetujuan tertentu yang akan mengatur
berjalannya tax treaty antara Indonesia dan Belanda.
Perjanjian ini berlaku untuk wajib pajak pribadi maupun badan, yang
menjadi penduduk salah satu atau kedua Negara tersebut, subjek pajak dapat
dikenakan pajak di Negara berdasarkan domisilinya,. Tax treaty yang tercakup
dalam masing-masing Negara adalah sebagai berikut:
1. Indonesia
a. Pajak Penghasilan
(selanjutnya disebut "pajak Indonesia")
2. Belanda
a. De inkomstenbelasting (pajak penghasilan);
b. De loonbelasting (pajak upah);
c. De vennootschapsbelastmng (pajak perusahaan);
d. De dividendbelasting (pajak dividen);
Persetujuan tax treaty ini mempunyai arti yang sesuai dengan perundang-
undangan Negara yang berkenaan dengan pajak di mana Persetujuan ini berlaku.
Bentuk usaha tetap berarti suatu tempat usaha tetap di mana seluruh atau sebagian
usaha suatu perusahaan dari salah satu Negara dijalankan.
Pengenaan pajak atas penghasilan dalam persetujuan tax treaty Indonesia –
Netherlands adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan dari harta tidak bergerak dapat dikenakan pajak di Negara
dimana harta tersebut berada.
2. Laba perusahaan dari salah satu Negara hanya akan dikenakan pajak di
Negara tersebut, perusahaan tersebut dapat dikenakan pajak di Negara lainnya
tetapi hanya atas bagian laba yang berasal dari bentuk usaha tetap tersebut.
3. Pelayaran dan penerbangan dimana Laba dari pengoperasian kapal-kapal laut
atau pesawat udara dalam jalur Ialu lintas internasional hanya akan dikenakan
pajak di Negara tersebut.
4. Perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa, dalam hubungan
dagang atau hubungan keuangan mereka yang berbeda dengan kondisi-
kondisi yang dibuat oleh perusahaan, namun karena adanya kondisi-kondisi
tadi menjadi tidak diakui, dan dapat ditambahkan pada laba perusahaan
tersebut dan dikenakan pajak.
5. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan yang merupakan penduduk
salah satu Negara kepada penduduk Negara lainnya dapat dikenakan pajak di
Negara lainnya tersebut. Tarif pajak yang dikenakan atas dividen yang
diperoleh wajib pajak dari perusahaan di negara mitra adalah 10% maksimal
dari jumlah dividen kotor.
6. Bunga yang timbul di salah satu Negara dan dibayarkan kepada penduduk
Negara lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya. Pajak yang
dikenakan tidak akan melebihi 10% (sepuluh persen) dan jumlah bruto bunga.
7. Royalti yang timbul di salah satu Negara dan dibayarkan kepada penduduk
Negara lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut, pajak yang
dikenakan tidak akan melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto
royalti.
8. Keuntungan dari pengalihan harta bergerak, dapat dikenakan pajak di Negara
di mana harta tidak bergerak tersebut berada.
9. Perkejaan bebas, dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut tetapi
hanya sebatas penghasilan yang berkaitan dengan tempat usaha tetap.
10. Pekerjan dalam hubungan kerja, Jika Pekerjaan tersebut dilakukan di Negara
lainnya, maka imbalan yang diterima dari pekerjaan dimaksud dapat
dikenakan pajak di Negara lainnya tersebut.
11. Imbalan dan pembayaran-pembayaran lainnya, dapat dikenakan pajak di
Negara masing-masing.
12. Artis dan Atlet akan dikenakan pajak di Negara di mana kegiatan-kegiatan
atau jasa tersebut dilakukan.
13. Pensiun, Pembayaran berkala, dan pembayaran jaminan social, dapat
dikenakan pajak di Negara yang disebutkan pertama.
14. Pegawai pemerintah, Imbalan, termasuk pensiun, dapat dikenakan pajak di
Negara tersebut.
15. Profesor dan Guru, tidak akan dikenakan pajak di Negara yang disebut
pertama.
16. Pelajar, akan dibebaskan dari pengenaan pajak di Negara tesebut.
17. Penghasilan lainnya, akan di kenakan pajak di Negara tersebut.
Dalam mengenakan pajak terhadap para penduduknya, masing-masing
Negara memperbolehkan untuk memasukkan unsur-unsur penghasilan yang
menurut ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini yang dapat dikenakan pajak di
Negara lainnya ke dalam jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Belanda
dan Indonesia akan membebaskan penghasilan yang ada dalam persetujuan ini
tersebut dari pengenaan pajak dengan cara memperkenankan pengurangan pajak.
Kegiatan lepas pantai, berate kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lepas
pantai yang berhubungan dengan eksplorasi atau eksploitasi dasar laut dan lapisan
bumi di bawahnya dan sumber daya alam yang ada padanya, yang berada di salah
satu Negara, dapat dikenakan pajak di Negara lainnya sepanjang pekerjaan
tersebut dilakukan di lepas pantai Negara lainnya tersebut.
Tata cara persetujuan bersama, Apabila seseorang/badan menganggap
bahwa tindakan-tindakan salah satu atau kedua Negara mengakibatkan atau akan
mengakibatkan pengenaan pajak yang tidak sesuai dengan Persetujuan ini, maka
terlepas dari cara-cara penyelesaian yang diatur oleh perundang-undangan
nasional masing-masing Negara tersebut, ia dapat mengajukan masalahnya kepada
pejabat yang berwenang dari Negara di mana ia menjadi penduduknya, Masalah
tersebut harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak adanya
pemberitahuan pertama tentang tindakan yang mengakibatkan pengenaan pajak
yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini.
Pertukaran Informasi di bekas perjanjian pajak, Pemerintah Indonesia dan
Belanda telah benar-benar menyetujui pertukaran informasi. Namun, itu terbatas
pada data dan informasi mengenai perpajakan. Sementara itu, informasi lain dari
perpajakan dengan jaminan kerahasiaan dikeluarkan dari bursa.
Perluasan daerah berlakunya persetujuan, Persetujuan ini, baik secara
keseluruhan maupun dengan perubahan-perubahan seperlunya, dapat diperluas
pemberlakuannya ke negara Aruba atau Netherlands Antilles atau ke kedua-
duanya jika negara-negara yang bersangkutan mengenakan pajak-pajak yang pada
dasarnya sejenis dengan pajak-pajak yang diatur oleh Persetujuan ini.
Persetujuan ini akan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu Negara.

Anda mungkin juga menyukai