Anda di halaman 1dari 74

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

Dosen Pengampu : Ns. Diah Ratnawati, M.Kep., Sp.Kep.Kom

“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah”

Disusun Oleh :

Hanifan Nur Jamilah : 1610711084


Hanifah Eka C : 1610711087
Desy Sulastri : 1610711089
Rifda Rianti : 1610711094
Mentari Fajri R : 1610711095
Regita Fitria W : 1610711097
Adelia Putri F : 1610711098

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berasal dari asal usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar
dewantara Adu & Nur (2001), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga, kawula berati hambadan warga yang
dapat diartika menjadi anggota. Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah dua
orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang menidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Depkes
(1988 dalam Sudiharto, 2014) bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal satu atap dalam keadan saling ketergantungan.

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian keluarga diatas dapat


disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang dibentuk karena adanya hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, yang hidup dalam satu rumah tangga dan tiap-tiap anggota keluarga
berinteraksi satu sama lain dan berperan sesuai dengan perannya masing-masing.

Harmoko (2012) menyebutkan bahwa keluarga memiliki delapan tahap


perkembangan. Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas perkembangannya
masing-masing. Tahap keempat dari perkembangan keluarga adalah keluarga dengan
anak usia sekolah. Anak sendiri merupakan individu yang tumbuh dan berkembang
secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah (UU No.4 Tahun 1979
Tentang Kesejahteraan Anak). Pada tahap ini dinilai pada saat anak tertua memasuki
sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya
keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat
sibuk. Selain aktifitas sekolah, masing-masing akan memiliki aktifitas dan minat
sendiri-sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan
anak (Harmoko, 2012).

Terdapat beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada keluarga


dengan anak usia sekolah pada tahap perkembangan antara lain kesulitan belajar,
gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak, dan

2
penyalahgunaan zat hingga penyakit menular / infeksi (Edelman & Mandle, 1986
dalam Setiadi 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keluarga ?
2. Apa saja ciri-ciri keluarga?
3. Apa saja fungsi keluarga ?
4. Apa saja tipe keluarga?
5. Bagaimana struktur sebuah keluarga?
6. Apa saja tahap perkembangan keluarga?
7. Apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah?
8. Apa pengertian anak sekolah?
9. Apa saja trend dan isue keperawatan keluarga?
10. Apa konsep pelayanan kesehatan primer?
11. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian definisi keluarga.
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri keluarga.
3. Mengetahui apa saja fungsi keluarga.
4. Mengetahui apa saja tipe keluarga.
5. Mengetahui struktur sebuah keluarga.
6. Mengetahui apa saja tahap perkembangan keluarga.
7. Mengetahui apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah.
8. Mengetahui apa pengertian anak sekolah.
9. Mengetahui apa saja trend dan isue keperawatan keluarga.
10. Mengetahui apa konsep pelayanan kesehatan primer
11. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga
bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai
generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner,
1997) dikutip dari (Achjar, 2013).

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mepertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2014).

Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/
rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan
mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Struktur Keluarga
a) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
c) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
d) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4
3. Ciri-Ciri Keluarga

A. Ciri-ciri keluarga Indonesia

a) Suami sebagai pengambil keputusan


b) Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c) Berbentuk monogram
d) Bertanggung jawab
e) Pengambil keputusan
f) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g) Ikatan kekeluargaan sangat erat
h) Mempunyai semangat gotong-royong

B. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,2008)

a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan


b) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
d) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.

4. Tipe Keluarga

Dalam (Murwani) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :


A. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah)

5
B. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

6
C. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:


a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari
dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka
kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat,
yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling
mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal
dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar
keluarga/ masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan
tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak
dapat terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial.

7
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir
dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting
dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan
yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek


asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Menurut Duval dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

8
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan
2) Peningkatan perselisihan dan argument
3) Interupsi dalam jadwal kontinu
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).


2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana Child Bearing.
8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

9
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas
perkembangan keluarga pada saat ini adalh :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak -
anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social
dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

10
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

C. KARAKTERISTIK DAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH


a. Karakterisitik Anak Sekolah
Karakteristik anak usia sekolah merupakan golongan yang mempunyai
karakteristik mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan
menentukan batasan-batasan norma. Variasi individu mulai lebih mudah
dikenali di sini seperti pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas,
kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan makanan
(Yatim, 2005). Ada beberapa karakteristik lain anak usia ini, yaitu anak
banyak menghabiskan waktu di luar rumah, aktivitas fisik anak semakin
meningkat, dan pada usia sekolah anak akan mencari jati dirinya.
Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5
jam. Aktivitas fisik anak meningkat seperti pergi dan pulang sekolah,
bermain dengan teman, meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak
memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan
cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi
lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).
Pada usia sekolah dasar anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat
kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk
perubahan kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat penting.Selama
pertengahan tahun masa kanak-kanak, dasar-dasar peran dewasa dalam
pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Negara-negara industri
periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6
tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-
kanak menengah. Tugas perkembangan pada masa anak usia sekolah
berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial (Potter& Perry,
2005).
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan
merupakan transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke
kehidupan belajar, dan bekerja terstruktur.Sekolah dan rumah
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.Hal ini membutuhkan
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi
peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya.Orang
tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung
jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan (Potter& Perry, 2005).
Selama tahap primer (6-7 tahun) anak laki-laki dan perempuan
bermain bersama, bergantung pada siapa yang bersedia dan siapa yang
tertarik. Sekitar usia 8 tahun, kelompok sosial dengan teman sebaya
berjenis kelamin sama mulai terbentuk. “Kelompok” ini menyatakan
kemandirian mereka dari peran orang tua, dan membuat kode atau bahasa

11
rahasia dan perilaku mereka sendiri.Periode seringkali mengarah pada
masyarakat rahasia dimasa kanak-kanak. Persahabatan adolesense (10-12
tahun) dikarakterisasi dengan memiliki sahabat dengan jenis kelamin yang
sama. Hubungan ini mungkin sementara, tetapi hubungan mereka sangat
erat dan tercipta diskusi yang menyangkut seluruh area kehidupannya
(Potter& Perry, 2005).

b. Tumbuh-Kembang Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)


1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-3,5 kg dan 6cm
atau 2,5 inchi pertahunnya. Lingkar kepala tumbuh hanya 2-3 cm
selama periode ini, menandakan pertumbuhan otak yang melambat
karena proses mielinisasi sudah sempurna pada usia 7tahun (Behrman,
Kliegman, & Arvin, 2000). Anak laki-laki usia 6 tahun, cenderung
memiliki berat badan sekitar 21 kg, kurang lebih 1 kg lebih berat
daripada anak perempuan. Rata-rata kenaikan berat badan anak usia
sekolah 6 – 12 tahun kurang lebih sebesar 3,2 kg per tahun. Periode ini,
perbedaan individu pada kenaikan berat badan disebabkan oleh faktor
genetik dan lingkungan. Tinggi badan anak usia 6 tahun, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki tinggi badan yang sama, yaitu kurang
lebih 115 cm. Setelah usia 12 tahun, tinggi badan kurang lebih 150 cm
(Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).

2. Perkembangan Kognitif
Concrete operational (7 – 11 tahun).Menurut Piaget, usia 7–11
tahun menandakan fase operasi konkret. Anak mengalami perubahan
selama tahap ini, dari interaksi egosentris menjadi interaksi kooperatif.
Anak usia sekolah juga mengembangkan peningkatan mengenai
konsep yang berkaitan dengan objek-objek tertentu, contohnya
konservasi lingkungan atau pelestarian margasatwa. Pada masa ini
anak-anak mengembangkan pola pikir logis dari pola pikir intuitif,
sebagai contoh merekabelajar untuk mengurangi angka ketika mencari
jawaban dari suatu soal atau pertanyaan. Pada usia ini anak juga
belajar mengenai hubungan sebab akibat, contohnya mereka tahu
bahwa batu tidak akan mengapung sebab batu lebih berat daripada air
(Piaget, J., 1996; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).

3. Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg, beberapa anak usia sekolah masuk pada
tahap I tingkat pra-konvensional Kohlberg (Hukuman dan
Kepatuhan), yaitu mereka berupaya untuk menghindari hukuman,
akan tetapi beberapa anak usia sekolah berada pada tahap 2
(Instumental–Relativist orientation). Anak-anak tersebut melakukan

12
berbagai hal untuk menguntungkan diri mereka. (Kozier, Erb, Berman,
& Snyder, 2011).

4. Perkembangan Spiritual
Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa tertentu seperti
penciptaan dunia, mereka menggunakan khayalan untuk
menjelaskannya. Pada masa ini, anak usia sekolah dapat mengajukan
banyak pertanyaan menegnai Tuhan dan agama dan secara
umummeyakini bahwa Tuhan itu baik dan selalu ada untuk membantu.
Sebelum memasuki pubertas, anak-anak mulai menyadari bahwa doa
mereka tidak selalu dikabulkan dan mereka merasa kecewa karenanya.
Beberapa anak menolak agama pada usia ini, sedangkan sebagian
yang lain terus menerimanya. Keputusan ini biasanya sangat
dipengaruhi oleh orang tua (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).

Tahap perkembangan spiritual menurut Fowler

Tahapan Usia Deskripsi

0 0-3 tahun Bayi tidak mampus


merumuskan konsep
(Tidak terdiferensiasi)
mengenai diri sendiri atau
lingkungan

1 4-6 tahun Suatu kombinasi gambaran


dan kepercayaan yang
(Intuitif – proyektif)
diberikan oleh oranglain
yang dipercaya, yang
digabungkan dengan
pengalaman dan imajinasi
diri sendiri

2 7-12 tahun Dunia fantasi dan khayalan


pribado; symbol-simbol
(Mitos-factual)
mengacu pada sesuatu yang
khusus; kisah-kisah dramatic
dan mitos digunakan untuk
menyampaikan maksud-
maksud spiritual.

13
5. Perkembangan Psikoseksual
Freud menggambarkan anak-anak kelompok usia sekolah (6–12
tahun) masuk dalam tahapan fase laten. Selama fase ini, fokus
perkembangan adalah pada aktivitas fisik dan intelektual, sementara
kecenderungan seksual seolah ditekan (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2011).
Fase Laten (6-12 tahun) Selama periode laten, anak
menggunakan energy fisik dan psikologis yang merupakan media
untuk mengkesplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui
aktivitas fisik maupun sosialnya. Pada fase laten, anak perempuan
lebih menyukai teman dengan jenis kelamin perempuan, dan laki-laki
dengan laki-laki. Pertanyaan anak tentang seks semakin banyak dan
bervariasi, mengarah pada sistemtem reproduksi. Orangtua harus
bijaksana dalam merespon pertanyaan-pertanyaan anak, yaitu
menjawabnya dengan jujur dan hangat. Luanya jawaban orangtua
disesuaikan dengan maturitas anak. anak mungkin dapat bertindak
coba-coba dengan teman sepermainan karena seringkali begitu
penasaran dengan seks. Orangtua sebainya waspada apabila anak tidak
pernah bertanya mengenai seks. Peran ibu dan ayah sangat penting
dalam melakukan pendekatan dengan anak, termasuk mempelajari apa
yang sebenarnya sedang dipikirkan anak berkaitan dengan seks.

6. Perkembangan Psikososial
Industry versus inferiority (6-12 tahun) Anak akan belajar
untuk bekerjasama dengan bersaing dengan anak lainnya melalui
kegiatan yang dilakukan, baik dalam kegiatan akademik maupun
dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama. Otonomi
mulai berkembang pada anak di fase ini, terutama awal usia 6 tahun
dengan dukungan keluarga terdekat. Perubahan fisik, emosi, dan sosial
pada anak yang terjadi mempengaruhi gambaran anak terhadap
tubuhnya (body image). Interaksi sosial lebih luas dengan teman,
umpan balik berupa kritik dan evaluasi dari teman atau lingkungannya
mencerminkan penerimaan dari kelompok akan membantu anak
semakin mempunyai konsep diri yang positif. Perasaan sukses dicapai
anak dengan dilandasi adanya motivasi internal untuk beraktivitas yang
mempunyaitujuan. Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih
luas dengan teman dilingkungannya dapat memfasilitasi perkembangan
perasaan sukses (sense of industry). Perasaan tidak adekuat dan
rasainferiority atau rendah diri akan berkembang apabila anak terlalu
mendapat tuntutan dari lingkungannya dan anak tidak berhasil
memenuhinya. Harga diri yang kurang pada fase ini akan
mempengaruhi tugas-tugas untuk fase remaja dan dewasa. Pujian atau

14
penguatan (reinforcement) dari orangtua atau orang dewasa terhadap
prestasi yang dicapainya menjadi begitu penting untuk menguatkan
perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu.

D. KONSEP ANAK SEKOLAH


1. Definisi Anak Sekolah
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih
kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang
tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di
mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan
berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang
tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

E. TREND DAN ISUE PADA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Isu Praktik
a. Kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta praktik klinis.
Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan
penerapan pengetahuan ini jelas merupakan masalah di semua
bidang dan spesialisasi di keperawatan, meskipun kesenjangan ini lebih
tinggi dikeperawatan keluarga. Keperawatan yang berpusat pada keluarga
juga masih dinyatakan ideal dibanding praktik yang umum dilakukan. Wright
dan Leahey mengatakan bahwa faktor terpenting yang menciptkan
kesenjangan ini adalah “ cara perawat menjabarkan konsep masalah
sehat dan sakit.
b. Kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga menjadi lebih mudah
untuk di integrasikan dalam praktik.
Dalam beberapa tahun ini, terjadi restrukturisasi pelayanan
kesehatan besar-besaran, yang mencakup perkembangan pesat
sistem pengelolaan perawatan berupa sistem pemberian layanan
kesehatan yang kompleks, multi unit, dan multi level sedang dibentuk.
Sebagian dari restruturisasi ini juga termasuk kecenderungan
pasien dipulangkan dalam “keadaan kurang sehat dan lebih cepat” dan
pengurangan jumlah rumah sakit, pelayanan dan staf, serta
pertumbuhan pelayanan berbasis komunitas. Perubahan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kerja dan kelebihan beban kerja
dalam profesi keperawatan. Waktu kerja perawat dengan klien
individu dan klien keluarga menjadi berkurang. Oleh karena itu,
mengembangkan cara yang bijak dan efektif untuk mengintegrasikan
keluarga ke dalam asuhan keperawatan merupakan kewajiban perawat

15
keluarga. Menurut Wright dan Leahey,mengatasi kebutuhan ini dengan
menyusun wawancara keluarga selama 15 menit atau kurang. Pencetusan
gagasan dan strategi penghematan waktu yang realistik guna
mempraktikan keperawatan keluarga adalah isu utama praktik dewasa ini
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Berdasarkan pembincangan dengan perawat dan tulisan yang
disusun oleh perawat keluarga, terdapat kesepakatan umum bahwa
peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke
pasien atau keluarga perlu dilakukan. Kami percaya hal ini masih
menjadi sebuah isu penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Menurut
Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita bahwa
terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan
antara perawat dan keluarg, hubungan kolaboratif yang lebih baik, dan
pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga. Perkembangan
penggunaan Internet dan email telah memberikan banyak keluarga
informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai masalah kesehatan dan
pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah memengaruhi pasien dan
keluarga untuk melihat diri mereka sebagai konsumen, yang membeli dan
mendaptkan layanan kesehatan seperti layanan lain yang mereka beli.
Dilihat dari kecenderungan ini, anggota keluarga sebaiknya diberikan
kebebasan untuk memutuskan apa yang baik bagi mereka dan apa
yang mereka lakukan demi kepentingan mereka sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang
kebudayaannya beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian dikalangan
penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan isu
lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam,yang
memiliki banyak cara untuk menerima dan merasakan dunia,
khusunya keadaan sehat dan sakit. Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya
(termasuk etnisitas, latarbelakang agama, kelas sosial, afiliasi regional
dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi)
membentuk persepsi kita, nilai, kepercayaan, dan praktik.
e. Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga.
Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai
globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan
menarik utnuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah
diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebih
baik bagi keluarga.

2. Beberapa Tren dan Issu dalam Keperawatan keluarga


a. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global
serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.

16
b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system ya
ng belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasiyang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

F. KONSEP MEROKOK
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang
rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya
beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan)
dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata
lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan
Zat Adiktif)

2. Pengertian Perokok aktif


Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan
atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit
jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka
hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah
untuk menghangatkan badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring
perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap
sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok
adalah ”keren”. Ciri-ciri fisik seorang perokok :
a. Gigi kuning karena nikotin.
b. Kuku kotor karena nikotin.
c. Mata pedih.
d. Sering batuk – batuk.

17
e. Mulut dan nafas bau rokok.

3. Pengertian Perokok Pasif


Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap
rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan
kesehatan yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap
rokoknya sendiri. Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :
a. Mata pedih
b. Hidung beringus
c. Tekak yang serak
d. Pening / pusing kepala

Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka akan


mempertinggi risiko gangguan kesehatan, seperti :

1. Kanker paru-paru,
2. Serangan jantung dan mati mendadak,
3. Bronchitis akut maupun kronis,
4. Emfisema,
5. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.

G. KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


1. Definisi Primary Health Care (PHC)
PHC (Primary Health Care) adalah Pelayanan Kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan social yang
dapat diterima oleh umum (Masyarakat, keluarga, individu) melalui peran
serta mereka dan dengan biaya yang terjangkau.

2. Tujuan Primary Health Care (PHC)


a. Tujuan Umum :
Diketahuinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang memuaskan.
b. Tujuan Khusus :
1) Pelayanan yang menjangkau seluruh penduduk
2) Pelayanan yang dapat diterima seluruh penduduk
3) Pelayanan yang berdasarkan kebutuhan medis dari
populasi
4) Pelayanan yang menggunakan seluruh sumberdaya secara
maksimal

3. Prinsip Dasar Primary Health Care (PHC)


a. Pemerataan Upaya Kesehatan
b. Penekanan pada Upaya Preventif

18
c. Menggunakan Teknologi Tepat Guna
d. Melibatkan peran serta Masyarakat
e. Melibatkan kerjasama Lintas Sektoral

4. Ciri-Ciri Primary Health Care (PHC)


Pelayanan yang utama dab akrab dengan masyarakat, menyeluruh,
terorganisir, berkesinambungan, progresif, dan berorientasi kepada
keluarga.

5. Elemen-elemen Primary Health Care (PHC)


a. Pendidikan tentang masalah kesehatan
b. Penyediaan makanan & perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih & sanitasi dasar
d. Peningkatan KIA & KB
e. Imunisasi
f. Pencegahan & Pengendalian penyakit
g. Pengobatan
h. Penyediaan obat essensial

6. Peranan Pelayanan Kesehatan Primary Health Care (PHC)


a. Mendorong peran serta aktif masyarakat
b. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri kepada
masyarakat
c. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada masyarakat
d. Mengkoordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
e. Membina kerjasama dengan masyarakat-keluarga-individu
f. Membina kerjasama lintas program
g. Membina kerjasama lintas sektoral

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

Latihan 2: Keluarga dengan Anak Sekolah


Perawat N mempunyai keluarga binaan yaitu keluarga Bp. O (40 th) dan Ibu A (28 th)
dengan anak, An.Dk (10 th) dan An. Ek (5 th). Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga
Bp O terdapat beberapa masalah kesehatan yang dialami, salah satunya adalah masalah
perilaku merokok pada An.Dk didukung oleh hasil pengkajian sebagai berikut. Keluarga
mengatakan tidak paham lebih jauh tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala perilaku
merokok; Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan merokok di warnet; Ibu A
mengatakan bahwa Bp.O juga merokok; An.Dk mengatakan bahwa ia kadang-kadang
merokok saat di warnet atau di rumah teman; An.Dk mengatakan bahwa ia merokok baru
beberapa bulan; An.Dk mengatakan tidak ada gejala yang merugikan akibat merokok; Ibu A
mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap masalah perilaku
merokok dalam keluarganya; Ibu A belum pernah mendiskusikan kepada Bp.O untuk juga
ikut memberikan contoh bagi anak-anaknya; Bp.O mengatakan tidak bisa berhenti merokok
sehingga ia tidak ingin anaknya kecanduan rokok seperti dirinya; warna bibir merah gelap;
gigi kekuning-kuningan. Ibu A mengatakan berkomunikasi dengan anak-anak jika bertanya
tentang tugas di sekolah; Ibu A mengatakan jarang duduk bersama anakanak untuk
mengobrol mengisi waktu luang; Ibu A mengatakan anak Dk dan Ek tidak dekat dengan
orangtuanya dan jarang berkomunikasi dan bercanda; Ibu mengatakan anak Dk dan Ek
pendiam, kalau ditanya lebih sering menjawab satu dua kata saja; Menurut Bp.O dan Ibu A
dari kecil anak Dk dan Ek memang jarang bicara; Bp.O dan Ibu A mengatakan jarang
berkomunikasi membicarakan hal-hal yang santai atau bersenda gurau; Menurut ibu A, anak
Dk di sekolah juga pendiam kata gurunya; Anak Dk dan Ek tampak pendiam, berbicara lebih
banyak dengan kata-kata pendek atau menganggukkan kepala; Anak Dk dan Ek kalau
berbicara jarang kontak mata, begitu juga dengan Ibu A; Anak Dk lebih mau berbicara jika
tidak di depan orangtuanya.Selain itu Anak EK terlihat sebelum makan tidak mencuci
tangannya, Anak Ek Terlihat perutnya buncit, Anak EK mengatakan nafsu makannya
berkurang dan terlihat anemis pada konjungtivanya.Anak EK mengatakan malas mencuci
tangan jika ingin makan dan mengatakan selama ini suka gatal dibagian anus Anak EK. (BB
Anak Ek : 12 kg, TB : 104 cm)

20
3.1 Asuhan Keperawatan
3.1.1 Pengkajian
A. Data Pengenalan Umum
1. Nama KK : Bpk O. (40 thn)
2. Alamat : RT 05 RW 03 Kelurahan Limo
3. Pekerjaan KK : Pegawai Swasta
4. Pendidikan KK : Strata 1
5. Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan


1 Bp.O Laki-laki 40 Tahun Suami SMA Pegaai
Swasta
2 Ny.A Perempuan 28 Tahun Istri SMA Pegawai
swasta
3 An.Dk Laki-laki 10 Tahun Anak SD Pelajar
4 An.Ek Laki-laki 5 Tahun Anak TK Pelajar

6. Genogram :

1
2

Ket :
1. Bp.O
2. Ny.A
3. An.Dk
4. An.Ek 3 4

Keterangan :

21
- An. DK umur 10 tahun saat dikaji ada masalah perilaku merokok yang
menimbulkan masalah kesehatan pada anak DK.
- An.Dk mengatakan bahwa ia kadang-kadang merokok saat di warnet atau di
rumah teman; An.Dk mengatakan bahwa ia merokok baru beberapa bulan;
An.Dk mengatakan tidak ada gejala yang merugikan akibat merokok;
- Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan merokok di warnet;
Ibu A mengatakan bahwa Bp.O juga merokok
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap
masalah perilaku merokok dalam keluarganya;
- Ibu A belum pernah mendiskusikan kepada Bp.O untuk juga ikut memberikan
contoh bagi anak-anaknya;
- Bp.O mengatakan tidak bisa berhenti merokok sehingga ia tidak ingin
anaknya kecanduan rokok seperti dirinya; warna bibir merah gelap; gigi
kekuning-kuningan.
- Anak EK terlihat sebelum makan tidak mencuci tangannya, Anak Ek Terlihat
perutnya buncit
- Anak EK mengatakan nafsu makannya berkurang

7. Tipe Keluarga :
Keluarga Bpk O termasuk keluarga inti karena terdiri dari suami istri dan dua
orang anak.

8. Suku Bangsa
Bpk O sukunya Jawa sedangkan Ibu A suku Betawi, Bpk O merupakan
penduduk pendatang dari Solo sedangkan Ibu A adalah penduduk asli di wilayah RT
05 RW 03, menurut Ibu.A sebagian besar penduduk RT. 05 adalah orang pendatang
yang statusnya rumah kontrakan. Menurut Ibu A tidak ada budaya atau kebiasaan
dalam keluarganya sehari-hari sekarang ini yang bertentangan dengan kesehatan.
Kebiasaan di rumah konsumsi makanan manis dan santan dan jarang makan pedas.
Kebiasaan keluarga juga menyakini bahwa kalau anak usia 10 sering berperilaku
merokok, dan anak balita nya sering tidak mencuci tangan sebelum makan dan suka
gatal-gatal di bagian anusnya. Anak-anak Bp O dan Ibu A pun jarang berkomunikasi
dan terbuka terhadap orang tuanya.

22
9. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam. Ibu A ikut pengajian setiap hari
sabtu yang diadakan di RT 05 karena merasa dekat dengan mushola tempat
pengajiannya. Bpk O juga ikut pengajian yang diadakan di RW 01. Keluarga Bpk.O
mempunyai keyakinan bahwa dengan usaha dan doa keluarganya saat ini selalu di
lindungi Allah dari segala marabahaya dan musibah. Keluarga Bpk.O mempunyai
kekuatan dan semangat dalam hidup selalu bekerja keras dan dengan jujur dalam
bekerja serta selalu mensyukurinya apapun yang diberikan Allah.

10. Status sosial ekonomi


Keluarga Bpk O adalah seorang pegawai swasta bekerja di pabrik, yang
pendapatannya setiap bulan tidak terlalu besar dengan rentang Rp 4.000.000,- Rp
4.500.000,-. Selama ini menurut keluarga kehidupannya dalam rentangsudah
berkecukupan, Ibu A juga membantu mencari nafkah sebagai membuka kios makan
didepan rumahnya. Pengeluaran tiap bulannya selalu diberikan kepada Ibu A untuk
memenuhi kebutuhan setiap bulan seperti membayar listrik, kebutuhan makan sehari-
hari, susu anak, kebutuhan untuk beli pulsa, saat ini keluarga tidak ada tanggungan
utang, untuk tabungannya saat ini dipersiapkan untuk membangun rumah dan
kebutuhan anak untuk sekolah.

11. Aktifitas rekreasi keluarga


Menurut keluarga, mereka sering pergi jalan-jalan untuk rekreasi, seperti ke
tempat berenang yang ada di Pondok Cibubur sama Perumahan Puri Permata.
Keluarga mengatakan dapat merasakan kebahagiaan saat jalan bersama-sama sambil
menikmati lingkungan yang ada.

B. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga Bpk
O adalah tahap perkembangan keluarga dengan usia anak balita dan sekolah ,
yaitu : keluarga mampu memberikan rumah untuk memberikan perlindungan
dari bahaya luar, serta keluarga mampu memberikan kebutuhan untuk
anaknya yang masih balita dengan memberikan mereka mainan sesuai
usianya.

23
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan
keluarga pada keluarga Bpk. O dan Ibu A yang belum terpenuhi adalah
mengenal kesehatan anggota keluarga nya Karena orang tua sendiri didalam
kasus tersebut kurang pengetahuan dan peran orang tua tidak efektif untuk
proteksi anaknya seperti bahaya merokok dan mengajarkan cuci tangan
kepada anak yang masih balita.

3. Riwayat keluarga sebelumnya : Dulunya keluarga tinggal bersama mertua,


akhirnya keluarga Bpk. O saat ini tinggal di rumah yang berada dekat dengan
rumah mertuanya.

C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Ukuran rumah kira-kira 6x8 m, jumlah kamar tidur 1 buah, ruang
depan untuk tempat jualan yang berantakan dengan kardus bekas yang
tertumpuk serta botol minuman, dapur, kamar tidur, kamar mandi dengan WC
duduk. Atap rumah genteng, lantai keramik, ventilasi di semua ruang yang
berada didalam rumah, penerangan bagus, lampu hanya digunakan pada
malam hari saja, Jendela terbuka pada pagi sampai sore hari. Kamar mandi
berlantai ubin, bak terbuat dari porselin, air dalam bak mandi tampak bersih ,
WC duduk tampak bersih menurut ibu sering menguras bak mandi dan
membersihkan lantai. Ruang dapur serta kamar tidur kondisi penerangannya
bagus sehingga tampak terang. Saat pengkajian keadaan rumah banyak
barang yang lumayan tertata rapi dan jarang ada lalat berterbangan. Rumah
secara umum tampak rapih mainan anak, perabot rapi, lantai rumah dan teras
tampak bersih. Lingkungan sekitar rumah merupakan rumah tetangga.
Banyak penjual jajanan untuk anak yang dijual dirumah serta banyak
pedagang keliling. Pembuangan limbah sudah tertutup rapih dan lingkungan
taman diskitar rumah cukup sejuk.

24
2. Denah Rumah

3. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Lingkungan sekitar rumah lebih banyak dari suku jawa dan betawi,
pergaulan dengan lingkungan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan turut
sertanya keluarga dalam kegiatan Posyandu, arisan, dan kegiatan yang
diadakan di RT. Sebagian besar masyarakat di sekitar keluarga Bpk O
merupakan penduduk pendatang,. Di depan rumah Bpk O adalah lapangan
bulutangkis yang setiap hari dari sore sampai malam ramai dengan kegiatan
olahraga futsal dan bulutangkis. Jalannya disekitarnya sempit hanya bisa
dilalui dengan jalan kaki dan sepeda motor. Akses menuju rumah Bpk O bisa
dengan jalan kaki, sepeda motor dan jasa tukang ojek.

4. Mobilitas geografis
Keluarga ebelumnya keluarga tinggal bersama mertua di dekat rumah
kontrakannya saat ini. Keluarga sudah sejak menikah 10 tahun yang lalu
tinggal dirumah.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ibu A rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di
lingkungannya, seperti Posyandu tetapi jarang mengikuti arisan. Bpk. O juga
ikut dalam perkumpulan dengan bapak-bapak untuk pertemuan RT setiap
bulan sekali, seringnya berkumpul dengan bapak-bapak saat kegiatan
olahraga pada malam hari karena didepan rumahnya. 6. Sistem pendukung
keluarga Bila keluarga Bpk. O ada masalah biasanya dibantu oleh adik ipar
Ibu A serta orang tua Bpk. O. Keluarga mempunyai sedikit tabungan,

25
keluarga selalu berusaha untuk menabung walaupun mengikuti Asuransi dari
perusahaan apapun.

D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Sifat komunikasi tertutup, anak anaknya enggan berbicara santai
kepada orang tuanya dan berkomunikasi dengan orang tua. Dan didalam
kasusnya pula menyebutkan bahwa Ibu A mengatakan anak-anaknya
berkomunikasi jika ada tugas sekolah saja. Tetapi komunikasi Antara Bapak
O dan Ibu A berjalan dengan baik.

2. Struktur kekuaatan keluarga


Keluarga saling menghormati satu sama lain, terbukti dengan sikap
Bpk. O dan anaknya yang sangat menghargai dan menghormati Ibu A, bila
ada anggota keluarga yang sakit diusahakan untuk mendapat pengobatan yang
optimal dan senantiasa di follow up dan diperhatikan takut kambuh lagi. Bpk.
O adalah sumber kekuatan yang utama, yang menanggung semua biaya
kehidupan keluarga. Sumber kekuatan kedua adalah Ibu A yang membuka
usaha kios makan didepan rumahnya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga

3. Struktur peran
Bpk. O sebagai ayah, kepala keluarga, pencari nafkah, pendidik dan
pelindung bagi anggota keluarganya, ayah juga membantu ibu dalam
mengasuh anak, seperti membantu memandikan An Dk dan anak Ek dan
menyuapinya, namun Ibu A lebih banyak berperan sebagai pengontrol
perkembangan anak-anaknya karena Bapak O waktunya untuk bekerja diluar
rumah. Ibu A adalah sebagai ibu, pengatur rumah tangga, pendidik dan
pengasuh kedua anaknya, bertanggung jawab atas rumah tangganya. An. Dk
dan Anak Ek berperan sebagai anak bagi kedua orang tuanya.

4. Nilai dan norma budaya

26
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga
seperti menjalankan sholat 5 waktu, walau sesibuk atau dimanapun berada
harus dijalankan, puasa bulan Ramadhan dalam kondisi apapun wajib
menjalankannya kecuali sakit berat. An Dk dan anak Ek diwajibkan tidur
siang dan tidak boleh bermain terlalu jauh keluar rumah. Nilai-nilai agama
yang dianut oleh keluarga selama ini mengajarkan anak untuk berdoa setiap
kali beraktivitas. Nilai-nilai norma yang dianut oleh keluarga selama ini tidak
bertentangan dengan kesehatan, malah mendukung kesehatan anggota
keluarganya, ini dibuktikan dengan keluarga tidak berpantangan makan
apapun asal halal dan baik.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Keluarga saling menyayangi, baik Ibu A, Bpk. O, dan anaknya. Bila
ada yang mengeluh kurang sehat sedikit saja, sudah di perhatikan dan dibawa
ke Puskesmas kalau dengan obat warung tidak sembuh. Ibu A dan bapak O
kurang memperhatikan kesejahteraan anaknya, terutama kesehatan anaknya.

2. Fungsi sosialisasi
Keluarga tidak melarang anaknya untuk berteman dengan siapapun.
Bila ada acara keluarga atau berkunjung ke keluarga anaknya selalu diajak.

3. Fungsi perawatan kesehatan Pola kebiasaan sehari-hari

Bp O Ibu A Anak Dk Anak Ek


Makan 3xsehari 3x sehari 3x sehari 3x sehari
Pagi:nasi Pagi: nasi Pagi:nasi Pagi:nasi
uduk/ketoprak sop ayam nugget nugget
atau cemilan roti Siang: nasi, Siang:nasi Siang:nasi
dan teh atau apa sayur, lauk telur telur
saja yang ayam, tempe Malam:nasi Malam:nasi
disediakan atau ikan dan mie dan mie
istrinya Malam: mie Kebiasaan Kebiasaan
Siang:seperti mie goreng atau jajan dan jajan Tidak

27
rebus atau makan nasi dan rokok, Tidak pernah
di tempat kerja telur pernah makan makan sayur
Malam: makan sayur Kebiasaan
nasi goreng Kebiasaan sulit makan
sulit makan dan jarang
kalau makan habis karena
jarang habis malas makan
dengan alesan dan nafsu
ingin bermain makan
di warnet berkurang
Tidur 4-5 jam Malam 3-4 jam 7-8 jam Siang 7-8 jam
jam 23.00-06.00 Siang hari hari tidur 1 Siang hari
Tidak ada tidur 1 jam jam Malam tidur 1 jam
keluhan saat saat jam 20.00- Malam jam
tidur. menemani 07.00 Tidak 20.00-07.00
anaknya ada keluhan Tidak ada
tidur siang saat tidur. keluhan saat
Malam tidur.
Aktivitas KK, membantu Ibu Sekolah, Balita
tugas istri mengurusi dengan jam perempuan
mengurus anak sekolah dari yang biasa
anaknya saat anaknya jam 06.30- main dengan
tidak bekerja, sambil 13.00. Setelah teman
mencari nafkah membuka habis pulang sebaya atau
dengan menjadi usaha kios sekolah, main bermain
Karyawan makanan ke warnet dan dengan
swasta dengan merokok saudaranya
jam kerja tentu bersama
mulai jam 08.00- teman-
17.00 WIB temannya

28
Eliminasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan BAK 4- keluhan keluhan BAK keluhan
5x sehari BAB BAK 3-4x 5-6x sehari BAK 5-6x
1x sehari sehari BAB BAB 1x sehari sehari tidak
1x sehari biasa saat pagi ngompol
biasa saat hari BAB 1x
pagi hari sehari biasa
saat pagi
hari

4. Fungsi ekonomi
Bapak O adalah seorang buruh bangunan dengan pendapatan Rp
4.000.000 – Rp 4.500.000 perbulan, bapak O punya pengasilan lain lagi dari
ibu M yang membuka usaha kios makanan yang mencapai 300.000/hari.

F. Sterss dan koping keluarga


1. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Keluarga
Memperbanyak berdo’ a kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah,
dan pasrah pada cobaan yang di berikan pada keluarganya, di sisi lain mereka
tetap optimis pasti Tuhan akan menolong mereka dan berusaha
semaksimalnya ketika menghadapi suatu masalah.

2. Strategi koping
Strategi yang digunakan Bercerita pada istrinya, banyak aktifitas agar
tidak terlalu memikirkan masalahnya, banyak berdoa dan bersabar.

G. Pemeriksaan Fisik
Bp O Ibu A An Dk An Ek
Tanda Vital
Suhu 36 drjt Celcius 36 drjt celcius 36 drjt celcius 36 drjt celcius
Nadi 80x/menit 78x/menit 70x/menit 82x/menit
RR 20x/menit 22x/menit 20x/menit 28x/menit

29
TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg - BB : 13 Kg
TB : 104 cm
Kepala Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan, keluhan, keluhan, keluhan,
rambut hitam rambut hitam rambut hitam rambut hitam
merata merata merata merata
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Mulut,Gigi warna bibir Tidak ada warna bibir Tidak ada
merah gelap; keluhan merah gelap; keluhan
gigi kekuning- gigi kekuning-
kuningan. kuningan dan
banyak
kotoran
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris,
ada seruma, ada seruma, ada seruma, tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada seruma, tidak
keluhan keluhan keluhan ada keluhan

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada/thorax Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Abdomen/anus Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada rasa gatal
keluhan keluhan keluhan gatal di anus
Anak Ek

30
Terlihat
perutnya
buncit,
Eksteremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan

Kulit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


keluhan keluhan keluhan keluhan

H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap mahasiswa dapat memberikan informasi tentang perawatan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan di rumah, terutama untuk
perawatan dan pencegahan anak dengan tidak mau cuci tangan, sulit makan dan
kebiasaan merokok, serta bagaimana caranya anak anak agar terbuka dalam
berkomunikasi dengan keluarga

3.1.2 Data Fokus


DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Keluarga mengatakan tidak - Hasil Pemeriksaan Fisik Bp.O :
paham lebih jauh tentang warna bibir merah gelap; gigi
pengertian, penyebab, tanda dan kekuning-kuningan
gejala perilaku merokok; - Hasil Pemeriksaan Fisik An.Dk :
- Ibu A dan Bp.O mengatakan warna bibir merah gelap; gigi
anaknya pernah kedapatan kekuning-kuningan dan banyak
merokok di warnet; Ibu A kotoran.
mengatakan bahwa Bp.O juga - Hasil Pemeriksaan Tanda Tanda
merokok; Vital An.Ek :
- An.Dk mengatakan bahwa ia BB : 13 Kg ; TB : 104 cm
kadang-kadang merokok saat di - Anak Dk dan Ek tampak pendiam,
warnet atau di rumah teman; berbicara lebih banyak dengan
- An.Dk mengatakan bahwa ia kata-kata pendek atau
merokok baru beberapa bulan; menganggukkan kepala; Anak Dk
- An.Dk mengatakan tidak ada dan Ek tampak kalau berbicara

31
gejala yang merugikan akibat jarang kontak mata, begitu juga
merokok; dengan Ibu A
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara - Anak EK terlihat sebelum makan
melakukan perawatan di rumah tidak mencuci tangannya,
terhadap masalah perilaku - Anak Ek Terlihat perutnya buncit,
merokok dalam keluarganya; - Anak EK mengatakan nafsu
- Ibu A mengatakan belum pernah makannya berkurang dan terlihat
mendiskusikan kepada Bp.O anemis pada konjungtivanya.
untuk juga ikut memberikan
contoh bagi anak-anaknya;
- Bp.O mengatakan tidak bisa
berhenti merokok sehingga ia
tidak ingin anaknya kecanduan
rokok.
- Ibu A mengatakan berkomunikasi
dengan anak-anak jika bertanya
tentang tugas di sekolah;
- Ibu A mengatakan jarang duduk
bersama anakanak untuk
mengobrol mengisi waktu luang;
- Ibu A mengatakan anak Dk dan
Ek tidak dekat dengan
orangtuanya dan jarang
berkomunikasi dan bercanda;
- Ibu mengatakan anak Dk dan Ek
pendiam, kalau ditanya lebih
sering menjawab satu dua kata
saja;
- Menurut Bp.O dan Ibu A dari
kecil anak Dk dan Ek memang
jarang bicara;
- Bp.O dan Ibu A mengatakan
jarang berkomunikasi

32
membicarakan hal-hal yang santai
atau bersenda gurau;
- Menurut ibu A, anak Dk di
sekolah juga pendiam kata
gurunya;
- Anak EK mengatakan malas
mencuci tangan jika ingin makan
dan mengatakan selama ini suka
gatal dibagian anus Anak EK.

3.1.3 Analisa Data


Data Subjektif dan Data Masalah Etiologi
Objektif
Ds :
- Anak EK mengatakan
malas mencuci tangan jika Perilaku Kesehatan Kurang Pemahaman pada
ingin makan dan Cenderung Berisiko pada Ibu O dan anak Ek
mengatakan selama ini keluarga Bp O
suka gatal dibagian anus
Anak EK.
-Ibu A mengatakan tidak
tahu cara melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah perilaku
merokok dalam
keluarganya
Do :
-Anak Ek terlihat tidak
mencuci tangan sebelum
makan

33
Ds :
- Keluarga
mengatakan tidak
paham lebih jauh Ketidakmampuan koping Perasaan yang tidak

tentang pengertian, keluarga pada Bp O diungkapkan secara

penyebab, tanda dan kronis oleh individu pada

gejala perilaku An Dk dan An Ek

merokok;
- Ibu A dan Bp.O
mengatakan
anaknya pernah
kedapatan merokok
di warnet; Ibu A
mengatakan bahwa
Bp.O juga merokok;
- Ibu A mengatakan
tidak tahu cara
melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah
perilaku merokok
dalam keluarganya;
- Bp O mengatakan
tidak bisa berhenti
merokok

Do :
Anak Dk dan Ek tampak
pendiam, berbicara lebih
banyak dengan kata-kata
pendek atau
menganggukkan kepala;
Anak Dk dan Ek tampak

34
kalau berbicara jarang
kontak mata, begitu juga
dengan Ibu A

Ds
- An.Dk mengatakan
bahwa ia kadang- Ketidakefektifan Strategi Koping yang
kadang merokok Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada
saat di warnet atau pada Bp O dan An Dk keluarga Bp O
di rumah teman;
- An.Dk mengatakan
bahwa ia merokok
baru beberapa
bulan;
- An.Dk mengatakan
tidak ada gejala
yang merugikan
akibat merokok;
- Bapak O tidak bisa
berhenti merokok

Do
- Hasil Pemeriksaan
Fisik Bp.O :
warna bibir merah
gelap; gigi
kekuning-
kuningan
- Hasil Pemeriksaan
Fisik An.Dk :
warna bibir merah
gelap; gigi
kekuning-

35
kuningan dan
banyak kotoran.

Ds
- Anak EK
mengatakan malas
mencuci tangan jika Nutrisi Kurang dari Asupan diet kurang pada
ingin makan dan kebutuhan tubuh pada anak anak Ek
mengatakan selama Ek
ini suka gatal
dibagian anus Anak
EK.

Do
- Hasil Pemeriksaan
Tanda Tanda Vital
An.Ek :
BB : 13 Kg ; TB :
104 cm
- Anak EK terlihat
sebelum makan
tidak mencuci
tangannya,
- Anak Ek Terlihat
perutnya buncit,

Defisien Pengetahuan pada Kurang Informasi pada


Ds
Keluarga Bp O Keluarga Bp O
- Keluarga
mengatakan tidak
paham lebih jauh
tentang pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala perilaku
merokok;

36
- An.Dk mengatakan
tidak ada gejala
yang merugikan
akibat merokok;
- Ibu A mengatakan
tidak tahu cara
melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah
perilaku merokok
dalam keluarganya;
- Ibu A mengatakan
belum pernah
mendiskusikan
kepada Bp.O untuk
juga ikut
memberikan contoh
bagi anak-anaknya;
Do
- Anak Dk dan Ek
tampak pendiam,
berbicara lebih
banyak dengan
kata-kata pendek
atau
menganggukkan
kepala; Anak Dk
dan Ek tampak
kalau berbicara
jarang kontak mata,
begitu juga dengan
Ibu A

37
3.1.4 Skoring Masalah
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat 2
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan Sejahtera 1

2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah


Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah
Segera 2 1
Tidak Perlu 1

38
Tidak dirasakan 0

Rumus Scoring : Skor/Angka Tertinggi x bobot

Dengan metode sebagai berikut

1. Tentukan skor untuk tiap kriteria


2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

Keterangan
Kriteria I (sifat masalah)

 Kurang / tidak sehat


 Keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa)
 Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.
 Ancaman kesehatan
 Penyakit keturunan, seprti asma, DM, dll
 Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular, seperti TBC, gonore,
hepatitis, dll
 Jumlah anggota terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan sumber
daya keluarga
 Keadaan yang menimbulkan sters (hubungan keluarga tidak harmonis,
hubungan orang tua dan anak yang tegang, orang tua yang tidak dewasa)
 Sanitasi lingkungan yang buruk
 Kebiasaan yang merugikan kesehatan (merokok, minuman keras, dll)
 Riwayat persalinan sulit
 Imunisasi anak yang tidak lengkap
 Situasi krisis
 Perkawinan
 Kehamilan
 Persalinan

39
 Masa nifas
 Penambahan anggota keluarga (bayi)
 Dll

Kriteria II (kemungkinan masalah dapat diubah)

 Pengetahuan yang ada sekarang, teknolog dan tindakan untuk menangani masalah
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keungan dan tenaga.
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan waktu
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.

Kriteria III (potensial masalah dapat dicegah)

 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit/masalah


 Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
 Adanya kelompok “High Risk: atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.

Kriteria IV (menonjolnya masalah): perawat perlu menilai persepsi atau bagaiamana


keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

Dx 1 : Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada An.Dk


No Pembenaran Kriteria Perhitungan Skor
1. Anak Dk mengatakan Sifat Masalah: 2/2x1 1
bahwa ia suka main ke Ancaman
warnet dan merokok, dan Kesehatan
dia tidak merasakan gejala
yang dialami pada saat
merokok, akan tetapi
merokok merugikan

40
kesehatan bagi anak Dk
1/2x2
2. Keluarga tidak dapat Kemungkinan 1
mengatasi masalah karena Masalah dapat
tentang pengertian, diubah
penyebab, tanda dan gejala Sebagian
perilaku merokok 1
3/3x1
3. Keluarga tidak dapat Potensi
mencegah potensi masalah Masalah Untuk
yang dialaminya, apalagi dicegah
2/2x1
dengan anak merokok, Tinggi 1
karena komunikasi orang Menonjolnya
tua dan anak-anak jarang masalah : harus
4. An.Dk mempunyai segera diatasi
kebiasaan merokok, dan
masalah merokok pada
an.Dk harus segera
ditangani

Total :
4

Dx 2 :
Ketidakmampuan Koping Keluarga pada Keluarga Bp.O
No Pembenaran Kriteria Perhitungan Skor
1. Terjadi kekurangan gizi Sifat Masalah: 2/2x1 1
pada anak Ek, sehingga Tidak/Kurang
menghambat/gagal dalam Sehat
pertumbuhan Anak Ek

2. Hubungan Ank Dk dan Kemungkinan 1


1/2x2

41
Anak Ek terhadap orang Masalah dapat
tuanya renggang karena diubah
jarang berkomunikasi Sebagian 1

3. Masalah anak Dk yang Potensi 3/3x1


merokok dan anak Ek Masalah Untuk
dengan masalah nutrisi dicegah
serta jarang berkomunikasi Tinggi
dengan orang tua
dikategorikan High Risk 1
2/2x1

4. Dengan menonjolnya Menonjolnya


masalah pada anak Dk dan masalah : harus
Ek , dalam hal segera diatasi
permasalahan risiko
kesehatan anak terutama
komunikasi harus segera
diatasi
Total :
4

DX 3 : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


No Pembenaran Kriteria Perhitungan Skor
1. An.Ek mengatakan bahwa Sifat Masalah:
2/2x1
ia sebelum makan tidak Tidak/Kurang 1
mencuci tangan dan suka Sehat
gatal di bagian anus

1/2x2
2. Masalah pada anak Ek Kemungkinan 1
dengan tidak mau mencuci Masalah dapat

42
tangan dapat diubah diubah
sebagian oleh orang tua Sebagian
anak Ek 3/3x1 1
Potensi
3. Masalah an Ek yang enggan Masalah Untuk
mencuci tangan sebelum dicegah
makan adalah High Risk Tinggi

2/2x1
1

4. Menonjolnya masalah pada Menonjolnya


Anak Ek, harus segera masalah : harus
diatasi segera diatasi
Total :
4

DX 4 Nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh pada Anak Ek

Pembenaran Kriteria Perhitung Sko


an r

Masalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Jenis


2/2x1
anak Ek, sulit makan pada anak Ek Masalah 1
Tidak/Kura
ng sehat 1/2x2 1
Masalah dapat diubah dengan tindakan keperawatan,
dan mengubah prilaku ibu tentang Kemungkin
cara penberian makanan, penyuluhan tentangcara an Masalah
menyediakanmenu seimbang dankeluarga kooperatif dapat
untuk menyediakan makanan yang seimbang diubah
Sebagian

Masalah ketidak seimbanga nnutrisi sudah terjadi 1/3


1/3x1

43
dan Potensi
membutuhkan banyak waktu untukmenyeimbangkan Masalah
nya.Serta keluarga dalam memberikan makananak R untuk
dengan mengunyahnya terlebih dahulu dicegah
rendah

2/2x1
1

Menonjoln
ya masalah
Keluarga belum pernah membawa anak Ek ke segera
puskesmas diatas

Total 1 1/3

Dx 5 : Defisien Pengetahuan pada Keluarga Bp O

Pembenaran Kriteria Perhitungan Skor


Keluarga Bp O tidak Jenis Masalah
mengetahui bahaya Ancaman 2/2x1
1
merokok pengertian, Kesehatan
penyebab, tanda dan gejala
perilaku merokok
Kemungkinan 1
1/2x2
Masalah dapat diubah masalah dapat
keluarga sebagian pada diubah
Anak Ek yang tidak sebagian
mencuci tangan sebelum

44
makan

Potensial
Masalah untuk
Keinginan tahuan orang tua dicegah 1
3/3x1
tua untuk mencegah
merokok pada anak dan
masalah nutrisi pada anak
1
sangat besar Menonjolnya 2/2x1
masalah segera
Keluarga tidak
tahu diatasi
bagaimana cara mencegah
anak Dk yang merokok
Total : 4

3.1.5 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


Intervensi DX 1 (Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga
Bp.O)

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


No Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Perilaku Setelah Setelah pertemuan Respon Pengertian 1. Berikan edukasi
kesehatan dilakukan 3x 45 menit, verbal penyebab dan tentang pengertian,
cenderung tindakan keluarga mampu : tanda gejala penyebab, tanda dan
beresiko keperawatan 1. keluarga mampu prilaku merokok gejala perilaku
dalam mengenal masalah : merokok.
waktu 5 kesehatan : Merokok yaitu 2. beri kesempatan
minggu - menyebutkan menghisap zat kepada keluarga untuk
anggota tentang yang berbahaya menanyakan hal-hal
keluarga pengertian, yaitu nikotin, yang belum
mampu penyebab, dan penyebab dimengerti

45
mengetahui tanda gejala seseorang 3. tanyakan kembali
bahaya prilaku merokok kepada keluarga
merokok merokok terutama anak tentang manfaat
dan pada anak adalah mengunjungi fasilitas
Bp. O dan lingkungannya, kesehatan sesuai
An. Dk tanda dan gejala dengan pemahaman
sedikit demi seseorang keluarga
sedikit perokok adalah
mengurangi bibir gelap, dan
rokok nafas bau
sampai
akhirnya - menyebutkan Respon Penyakit akibat 1. berikan penkes
berhenti proses penyakit verbal merokok : kepada keluarga
dari kebiasaan Penyakit akibat tentang penyakit yang
merokok dsri merokok didapatkan akibat
adalah kanker merokok
mulut, kanker 2. edukasi keluarga
paru paru, tentang tanda dan
serangan gejala penyakit terkait
jantung, stroke,
dll

- menyebutkan Respon Cara mengurangi 1. Berikan edukasi


cara cara verbal kebiasaan tentang cara
peningkatan merokok : peningkatan
kesehatan untuk Cara mengurangi kesehatan untuk
mengurangi kebiasaan mengurangi kebiasaan
kebiasaan merokok salah merokok
merokok satunya yang 2. Anjurkan keluarga
bisa dipraktikan untuk menerapkan apa
menggantik yang diajarkan
kebiasaan perawat dalam
merokok dengan menghentikan
mengunyah kebiasaan merokok
permen karet, 3. Pantau perubahan
makan makanan prilaku keluarga
sehat dan minum
susuu setiap
harinya

2. keluarga mampu Respon Keputusan 1. Anjurkan keluarga


memutuskan verbal keluarga untuk untuk mengurangi
tindakan dan masalah rokok setiap harinya
keyakinan merokok : 2. pantau adanya
keluarga untuk 1. mengurangi perubahan prilaku
mengingatkan atau rokok sedikit pada keluarga
memperbaiki demi sedikit
masalah kesehatan hingga benar-
: benar berhenti
- memutuskan Respon merokok

46
perawatan verbal 2. mengganti
kesehatan kebiasaan
- memutuskan merokok dengan
anggota Respon mengunyah
keluarga dalam verbal permen karet
perawatan
professional

3. keluarga Kualitas hidup 1. edukasi keluarga


mampu merawat / perokoksangat tentang kualitas hidup
mampu rendah, rentan para perokok
melaksanakan terkena penyakit 2. edukasi keluarga
ADL : dan tentang akibat dari
- Menyebutkan Respon membahayakan kebiasaan merokok
kualitas hidup verbal orang 3. beri kesempatan
akibat dari disekitarnya kepada keluarga untuk
kebiasaan menanyakan hal-hal
merokok yang belum
dimengerti
4. tanyakan kembali
kepada keluarga
tentang manfaat
mengunjungi fasilitas
kesehatan sesuai
dengan pemahaman
keluarga

- Mengetahui Respon Terapi yang 1. Ajarkan keluarga


terapi yang verbal digunakan salah tentang manfaat terapi
digunakan satunya SEFT yang digunakan
untuk yaitu dengan 2. Ajarkan keluarga
mengatasi cara mengetuk cara cara terapi
merokok titik titik tertentu 3. Anjurkan keluarga
pada tubuh untuk
seseorang memeraktikannya
kepada keluarga yang
merokok
4. Pantau keefektifan
terapi

4. keluarga Respon Manfaat 1. jelaskan pada


mampu verbal mengunjungi keluarga manfaat
memanfaatkan fasilitas kunjungan ke fasilitas
fasilitas pelayanan kesehatan : kesehatan dengan
kesehatan 1. mendapatkan menggunakan lembar
- Menyebutkan pelayanan balik/ flip chart

47
manfaat kesehatan 2. beri kesempatan
kunjungan ke 2. mendapatkan kepada keluarga untuk
fasilitas pendidikan menanyakan hal-hal
kesehatan kesehatan yang belum
dimengerti
3. tanyakan kembali
kepada keluarga
tentang manfaat
mengunjungi fasilitas
kesehatan sesuai
dengan pemahaman
keluarga

Intervensi DX 2 (Ketidakmampuan koping keluarga pada keluarga Bp. O)

N Diagnose Tupan Tupen Kriteria Standar Intervensi


o. keperawatan
2. Ketidakmampu Hubungan Setelah 2 x 45 mnt
an koping dan pertemuan 1. Jelaskan pada
keluarga pada komunikasi keluarga dapat : keluarga arti
keluarga Bp. O keluarga 1. Mengenal komunikasi
mejadi baik masalah keluarga
kounikasi: Respon Arti komunikasi 2. Beri kesempatan
a. Menyebutk Verbal keluarga : pada keluarga
an arti Komunikai/inte untuk menanyakan
komunikasi raksi yang hal-hal yang belum
keluarga terjadi antara dimengerti oleh
orang tua keluarga.
dengan anak 3. Tanyakan kembali
dalam rangka arti komunikasi
memberikan keluarga menurut
kesan, pemahaman
keinginan, keluarga.
sikap, pendapat 4. Beri reinforcement
dan pengertian positif atas jawaban
yang dilandasi keluarga
rasa kasih
sayang, kerja

48
sama,
penghargaan,
kejujuran,
kepercayaan
dan keterbukaan
diantara
anggota
b. Menyebutk keluarga. 1. Jelaskan pada
an fungsi keluarga fungsi
komunikasi komunikasi
keluarga Fungsi keluarga
Respon komunikasi menggunakan
Verbal keluarga lembar balik dan
1. informasi leaflet
2. edukasi 2. Berikan
3. hiburan kesempatan kepada
keluarga untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti oleh
keluarga
3. Tanyakan kembali
fungsi komunikasi
keluarga menurut
pemahaman
keluarga
4. Beri reinforcement
positif atas jawaban
c. Menyebutk keluarga
an
pentingnya 1. Jelaskan pada
komunikasi keluarga
keluarga pentingnya

49
komunikasi
Respon keluarga dengan
Verbal Pentingnya menggunakan
komunikasi lembar balik dan
keluarga leaflet
1. Membangun 2. Beri kesempatan
sifat pada keluarga
kejujuran untuk menanyakan
anak hal-hal yang belum
2. Mencegah dimengerti oleh
kekerasan keluarga
dalam 3. Tanyakan kembali
keluarga pada keluarga
3. Terbiasa tentang pentingnya
mendengark komunikasi
an keluarga menurut
pemahaman
keluarga
4. Beri reinforcement
positif atas jawaban
d. Mengidenti keluarga
fikasi
komunikasi
dalam 1. Diskusikan dengan
keluarga keluarga tentang
komunikasi dalam
keluarga
Respon 2. Fasilitasi keluarga
Verbal untuk menyebutkan
keluhan keluhan
Ungkapan tentang masalah
bahwa komunikasi dalam
komunikasi keluarga

50
keluarga tidak 3. Beri kesempatan
berjalan baik pada keluarga
untuk
mengungkapkan
pendapatnya
4. Beri reinforcement
positif atas
ungkapan keluarga

2. Mengambil
keputusan
untuk
mengatasi 1. Jelaskan pada
masalah keluarga tentang
komunikasi akibat kurang
keluarga komunikasi dalam
a. Menyebutka keluarga
n akibat dari menggunakan
kurang Respon lembar balik dan
komunikasi Verbal leaflet
keluarga 2. Beri kesempatan
pada keluarga
Akibat dari untuk menanyakan
kurang hal-hal yang belum
komunikasi dimengerti
dalam keluarga: 3. Tanyakan kembali
1. Keluarga akibat kurang
sering komunikasi dalam
terjadi keluarga sesuai
kesalahpaha dengan pamahaman
man keluarga
b. Memutuska 2. Hubungan 4. Beri reinforcement

51
n antar positif atas jawaban
untukmenga anggota keluarga
tasi masalah keluarga
komunikasi cenderung
keluarga menjauh 1. Motivasi keluarga
3. Anggota untuk mengatasi
keluarga masalah
akan komunikasi dalam
kehilangan keluarga
rasa saling 2. Beri kesempatan
peduli keluarga untuk
mengungkapkan
Respon perasaannya
Verbal 3. Beri reinforcement
positif atas
Keputusan keputusan keluarga
keluarga untuk untuk mengatasi
mengatasi masalah pada
masalah anaknya
komunikasi
keluarga
3. Melakukan melalui:
tindakan
keperawatan 1. Meluangkan
untuk waktu untuk
mengatasi duduk dan
masalah berkumpul
komunikasi dengan
keluarga : anggota
a. Menyebutka keluarga 1. Jelaskan teknik
n teknik 2. Menjadi komunikasi yang
komunikasi pendegar baik pada keluarga
yang baik yang baik dengan

52
3. Mendiskusi menggunakan
kan jika ada gambar dan lembar
masalah balik
2. Beri kesempatan
Respon pada keluarga
Verbal Keluarga dapat untuk menanyakan
b. Mendemons menyebutkan hal-hal yang belum
trasikan kembali teknik dimengerti
cara komunikasi: 3. Tanyakan kembali
berkomunik 1. Respek teknik komunikasi
asi yang 2. Empati yang baik menurut
baik 3. Dapat di pemahaman
mengerti keluarga
4. Jelas 4. Beri reinforcement
5. Tepat positif atas jawaban
6. Rendah hati keluarga

1. Demonstrasikan
4. Memodifikasi cara berkomunikasi
lingkungan yang baik
untuk 2. Beri kesempatan
mengatasi keluarga untuk
masalah mendemonstrasikan
komunikasi cara berkomunikasi
keluarga : Respon yang baik
a. Menyebutk Verbal 3. Beri reinforcement
an cara positif ats usaha
untuk keluarga
menjalin
komunikasi
yang baik 1. Jelaskan cara untuk
menjalin

53
komunikasi yang
baik keluarga
dengan
menggunakan
gambar dan lembar
balik
Respon 2. Beri kesempatan
Verbal pada keluarga
5. Menggunakan untuk menanyakan
fasilitas cara untuk hal-hal yang belum
kesehatan yang menjalin dimengerti
ada untuk komunikasi 3. Tanyakan kembali
mengatasi yang baik : cara untuk menjalin
masalah 1. Meluangkan komunikasi yang
waktu untuk baik menurut
a. Menyebutka saling pemahaman
n manfaat mendengark keluarga
kunjungan an 4. Beri reinforcement
ke fasilitas 2. Menjaga positif atas jawaban
kesehatan komunikasi keluarga
agar tidak
terputus
3. Menciptaka
n tradisi
keluarga 1. jelaskan pada
4. Meluangkan keluarga manfaat
kunjungan ke fasilitas
waktu untuk
kesehatan dengan
liburan menggunakan lembar
bersama balik/ flip chart
2. beri kesempatan
5. Memanfaatk
kepada keluarga untuk
an teknologi menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti
3. tanyakan kembali
kepada keluarga

54
Respon Manfaat tentang manfaat
Verbal mengunjungi mengunjungi fasilitas
fasilitas kesehatan sesuai
kesehatan : dengan pemahaman
1. mendap keluarga
atkan 4. Beri reinforcement
pelayanan positif atas jawaban
kesehatan keluarga
2. mendap
atkan
pendidikan
kesehatan
Intervensi DX 3 (Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada keluarga Bp. O)

Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Risiko Keluarga Setelah pertemuan Respon Pertumbuhan 1. Jelaskan pada keluarga
gangguan mampu selama 3x45 menit verbal pada anak arti pertumbuhan dan
pertumbuhan mengurang diharapkan keluarga meliputi perkembangan pada
dan i risiko dapat : pertumbuhan anak
perkembangan pertumbuh 1. Mengenal fisik yang 2. Beri kesempatan pada
an dan masalah risiko terjadi dalam keluarga untuk
perkemban pertumbuhan dan diri anak. bertanya
gan pada perkembangan Perkembanga 3. jika ada yang kurang
anak EK a. Menyebutkan n pada anak dimengerti
perbedaan adalah 4. Tanyakan kembali
antara terdapat menurut pamahaman
pertumbuhan perubahan keluarha
dan kongnitif 5. Beri reinforcement
perkembangan (interaksi), positif pada jawaban
pada anak moral,
spiritual,
psikoseksual,
psikososial
b. Menyebutkan Penyebabnya 3. Jelaskan pada keluarga
penyebab dari berbagai apa saja penyebab
gangguan faktor seperti : gangguan pada
pertumbuhan dan 1. Internal pertumbuhan dan
perkembangan Gen, ras, perkembangan pada
pada anak suku, umur, anak
keluarga 4. Berikan keluarga
2. Eksternal kesempatan untuk
Faktor bertanya
lingkungan 5. Tanyakan kembali
, gizi, penyebab gangguan
psikologis, pertumbuhan dan
sosial, perkembangan pada
ekonomi anak

55
6. Beri reinforcement
positif pada keluarga

c. Menyebutkan Dilihat dari 6. Jelaskan pada keluarga


tanda tanda ciri ciri anak tanda tanda gangguan
gangguan seperti : pada pertumbuhan dan
pertumbuhan 1. Peruahan perkembangan pada
dan fisik anak anak
perkembangan 2. Komunikas 7. Berikan keluarga
i dan kesempatan untuk
bahasa bertanya
3. Interaksi 8. Tanyakan kembali
sosial tentang tanda tanda
4. Perilaku pertumbuhan dan
5. Panca perkembangan pada
indera anak
9. Beri reinforcement
positif pada keluarga
d. Mengidentifikasi Keluarga 1. Diskusikan dengan
status pertumbuhan mengungkapk keluarga tentang anak
dan perkembangan an apakah yang punya tanda
pertumbuhan tanda gangguan
dan pertumbuhan dan
perkembanga perkembangan
n anak 2. Fasilitasi keluarga
terganggu untuk menyebutkan
atau tidak keluhan pada anak EK
sesuai dengan yang
dijelaskan perawat
3. Beri kesempatan untuk
berpendapat
4. Beri reinforcement
positif pada keluarga
2. Mengambil Respon Akibat dari 1. Jelaskan pada keluarga
keputusan dalam verbal pertumbuhan akibat dari gangguan
masalah tumbuh dan pertumbuhan dan
kembang perkembanga perkembangan pada
a. Menyebutkan n anak anak
akibat dari terganggu : 2. Beri kesempatan
gangguan 1. Cerebral keluarga untuk
tumbuh palsy bertanya
kembang pada 2. Sindrom 3. Tanyakan kembali
anak down pada keluarga tentang
3. Perawaka akibat dari gangguan
n anak tumbuh kembang pada
pendek anak
4. Ganggua 4. Beri reinforcement
n autisme positif pada keluarga
5. Retradasi

56
mental

b. Memutuskan Respon Keputusan Motivasi keluarga dalam


untuk verbal keluarga melakukan tindakan
mengatasi dalam mengatasi masalah risiko
masalah risiko mengurangi tumbuh kembang seperti :
tumbuh risiko tumbuh 1. Beri nutrisi yang
kembang kembang anak seimbang
2. Beri stimulasi
yang tepat
3. Pengugkuran BB
dan TB di
puskesmas
3. Melakukan Respon Keluarga Berdiskusi dengan
tindakan verbal dapat keluarga mengenai :
keperawatan menyebutkan 1. Mengidentifikasi
untuk kembali dan risiko masalah
mengatasi menerapkan tumbuh kembang
masalah tentang cara pada anak
dalam 2. Memperbaiki
mengatasi nutrisi anak yang
masalah kurang
gangguan 3. Merencanakan
pertumbuhan asupan makanan
dan seimbang
perkembanga
n anak
4. Memodifikasi Respon Keluarga Memberikan edukasi pada
lingkungan verbal dapat keluarga dalam :
untuk mengubah 1. Aktif dalam
mengatasi lingkungan melatih verbal
risiko yang nyaman anak
pertumbuhan agar anak 2. Memberikan
dan dapat mainan untuk
perkembangan menstimulasi melatih kongnitif
pada anak perkembanga anak
nnya dan 3. Keluarga
nutrisi anak memberikan
dapat contoh dalam
terpenuhi beretika
4. Mengajarkan anak
dalam melatih
perkembangannya
5. Menciptakan
lingkungan agar

57
nafsu makan anak
bertambah

5. Mampu Dapat 1. Jelaskan pada


memanfaatkan manfaat keluarga manfaat
fasilitas seperti kunjungan ke
kesehatan mendapatkan fasilitas kesehatan
a. Menyebutk pelayanan 2. Beri kesempatan
an manfaat kesehatan dan bertanya pada
kunjungan pendidikan keluarga
ke rumah kesehatan 3. Tanyakan kembali
pada keluarga
manfaat fasilitas
kesehatan
b. Menyebutk Fasilitas 1. Diskusikan dengan
an fasilitas kesehatan keluarga fasilitas
kesehatan yang dapat kesehatan yang
yang dapat dikunjungi dapat digunakan
digunakan yaitu 2. Minta keluarga
puskesmas, untuk
posyandu, mengidentifikasi
rumah sakit, fasilitas kesehatan
dan klinik di sekitar rumah
3. Beri reinforcement
positif pada
jawaban keluarga

Intervensi DX 4 (Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada


keluarga Bp. O (40 th) khususnya pada Anak EK)

N Diagnose Tupan Tupen Kriteria Standar Intervensi


o. keperawat
an
4. Resiko Terpenuhi Setelah 2 x 45
ketidaksei kebutuhan mnt pertemuan
mbangan nutrisi pada keluarga dapat :
nutrisi: keluarga 1. Mengenal
kurang Bp. O (40 masalah

58
dari th) kurang gizi: Respon Arti kurang 1. Jelaskan pada keluarga arti
kebutuhan khususnya a. Menyeb Verbal gizi: kurang gizi, yaitu kurang zat-zat
tubuh pada Anak utkan kekurangan zat- atau bahan-bahan yang di
pada EK arti zat atau bahan- butuhkan oleh tubuh sehingga
keluarga kurang bahan yang terjadi perubahan dalam tubuh
Bp. O (40 gizi dibutuhkan misal: tubuh jadi kurus, lemah
th) tubuh sehingga dan pucat, contoh: pohon yang
khususnya terjadi di tanam di tanah kurang subur
pada Anak perubahan maka pohon itu akan kerdil dan
EK dalam tubuh daunya sedikit.
misalnya tubuh 2. Beri kesempatan pada keluarga
menjadi kurus untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti oleh keluarga.
3. Tanyakan kembali arti kurang
gizi menurut pemahaman
keluarga.
4. Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga

b. Menyeb Respon 2 dari 4 1. Jelaskan pada keluarga


utkan Verbal penyebab penyebab kurang gizi dengan
penyeba kurang gizi menggunakan lembar balik dan
b kurang 1. Jumlah leaflet
gizi makanan 2. Berikan kesempatan kepada
yang keluarga untuk menanyakan
dimasukan hal-hal yang belum dimengerti
kurang oleh keluarga
2. Jenis bahan 3. Tanyakan kembali penyebab
makanan kurang gizi menurut
tidak pemahaman keluarga
seimbang 4. Beri reinforcement positif atas
3. Makan jawaban keluarga
tidak tertur

59
4. Penyakit

c. Menyeb Respon 3 dari 6 tanda 1. Jelaskan pada keluarga tanda-


utkan Verbal kurang gizi tanda kurang gizi dengan
tanda- yaitu menggunakan lembar balik dan
tanda 1. Badan leaflet
kurang kurus 2. Beri kesempatan pada keluarga
gizi 2. Rambut untuk menanyakan hal-hal yang
tipis mudah belum dimengerti oleh keluarga
dicabut 3. Tanyakan kembali pada
3. Lemah/puca keluarga tentang tandatanda
t kurang gizi menurut
4. Kulit kering pemahaman keluarga
dan kusam 4. Beri reinforcement positif atas
5. Pusing jawaban keluarga
6. Kaki dan
tangan
bengkak

d. Mengide Respon Ungkapan 1. Diskusikan dengan keluarga


ntifikasi Verbal bahwa An.EK tentang anggota keluarga yang
status kurang gizi mempunyai tanda-tanda kurang
gizi gizi
anak 2. Fasilitasi keluarga untuk
menyebutkan keluhankeluhan
yang ada pada an. K sesuai
dengan tandatanda kurang gizi
yang sudah dijelaskan
3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk mengungkapkan
pendapatnya
4. Beri reinforcement positif atas

60
ungkapan keluarga

2. Mengambil Respon Akibat dari 1. Jelaskan pada keluarga tentang


keputusan Verbal kurang gizi akibat dari kurang gizi pada
untuk adalah : anak dengan menggunakan
mengatasi 1. Pertumbuha lembar balik dan leaflet
masalah n dan 2. Beri kesempatan pada keluarga
kurang gizi perkembang untuk menanyakan hal-hal yang
pada anak an anak belum dimengerti
a. Menyebu terganggu 3. Tanyakan kembali akibat
tkan 2. Mudah kurang gizi pada anak sesuai
akibat terkena dengan pamahaman keluarga
dari penyakit 4. Beri reinforcement positif atas
kurang 3. Berkurangn jawaban keluarga
gizi pada ya daya
anak fikir

b. Memutus Respon Keputusan 1. Motivasi keluarga untuk


kan Verbal keluarga untuk memutuskan tentang makanan
untukme mengurangi apa yang dilakukan untuk
ngatasi kurang gizi mengatasi
masalah pada anak EK masalahnya,memberikan anak
kurang melalui: makan sesuai dengan
gizi kebutuhan.makan teratur, tatap
1. Memberi memberikan makanan pada
jenis anak sewaktu anak sehat mau
makanan sakit
yang 2. Jika anak sukar makan, berikan
seimbang dalam porsi sedikit tapi sering
pada anak 3. Beri kesempatan keluarga untuk
sehat dan mengungkapkan perasaannya

61
sakit 4. Beri reinforcement positif atas
2. Memberika keputusan keluarga untuk
n makanan mengatasi masalah pada
sesuai anaknya
dengan
kebutuhan
anak
3. Makan yang
teratur

3. Melakukan Respon Keluarga dapat 1. Jelaskan manfaat zat gizi pada


tindakan Verbal menyebutkan keluarga dengan menggunakan
keperawatan kembali triguna gambar dan lembar balik
untuk zat gizi yaitu : 2. Beri kesempatan pada keluarga
mengatasi 1. Zat tenaga untuk menanyakan hal-hal ayng
kurang gizi : untuk belum dimengerti
a. Menyebu bekerja 3. Tanakan kembali manfaat zat
tkan tri 2. Zat gizi menurut pemahaman
guna zat pembangun keluarga
gizi pada untuk 4. Beri reinforcement positif atas
tubuh pertumbuha jawaban keluarga
n
3. Zat
pengatur
untuk
melindungi
dari
penyakit

b. Menyebu Respon Bahan-bahan 1. Jelaskan contoh-contoh bahan


tkan Verbal makanan yang makanan yang mengandung

62
bahan- mengandung tri trigizi pada keluarga dengan
bahan gizi yaitu : menggunakan gambar lembar
makanan 1. Zat tenaga balik
yang seperti : 2. Beri kesempatan pada keluarga
mengand nasi, roti, untuk menanyakan hal-hal yang
ung tri ubi, talas belum dimengerti
gizi 2. Zat 3. Tanyakan kembali
pembangun contohcontoh bahan-bahan
seperti : makanan yang mengandung tri
tempe, tahu, gizi menurut pemahaman
telur, keluarga
daging 4. Beri reinforcement positif atas
3. Zat jawaban keluarga
pelindung
seperti :
sayuran dan
buah-
buahan

c. Menyebu Respon 2 dari 4 cara 1. Jelaskan cara memilih bahan


tkan cara Verbal memilih bahan makanan yang benar pada
memilih makanan : keluarga dengan menggunakan
bahan lembar balik, leaflet
makana 1. harganya 2. Beri kesempatan pada keluarga
terjangkau untuk menanyakan hal-hal yang
2. Nilai belum dimengerti
gizinya baik 3. Tanyakan kembali cara memilih
3. Tidak busuk bahan makanan yang baik
4. Mudah menurut pemahaman keluarga
didapat 4. Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga

63
d. Meredem Respon Keluarga 1. Demonstrasikan cara memilih
onstrasi Verbal mendemonstras bahan makanan yang baik
kan cara ikan cara 2. Beri kesempatan keluarga untuk
memilih memilih bahan mendemonstrasikan cara
bahan makanan yang memilih bahan makanan
makanan baik 3. Beri reinforcement positif ats
usaha keluarga

e. Menyebu Respon Cara mengolah 1. Jelaskan cara mengolah bahan


tkan cara Verbal bahan makanan makanan yang benar pada
mengola yang benar keluarga dengan
h bahan yaitu : menggunakanlembar balik,
makanan leaflet
yang 1. Sayuran, 2. Beri kesempatan pada keluarga
benar buah dicuci untuk menanyakanhal-hal yang
dahulu baru belum dimengerti
dipotong- 3. Tanyakan kembali cara
potong mengolah bahan makanan yang
2. Sayuran benar menurut pemahaman
dimasak keluarga
jangan 4. Beri reinforcement positif atas
terlalu lama jawaban keluarga
3. Alat-alat
masak
bersih
4. Cuci tangan
sebelum
masak

64
f. Meredem Respon Keluarga 1. Demonstrasikan cara mengolah
onstrasi Verbal mendemonstras bahan makanan sesuai dengan
kan cara ikan cara bahan makanan yang telah
mengola memilih dibeli oleh keluarga
h bahan mengolah 2. Beri kesempatan keluarga untuk
makanan makanan yang mendemonstrasikan cara
yang baik baik mengolah bahan makanan
3. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga

g. Menyebu Respon Prinsip 1. Jelaskan prinsip menyajikan


tkan Verbal menyajikan makanan pada keluarga dengan
prinsip makanan : menggunakan lembar
menyajik balik,leaflet
an 1. Bervariasi 2. Beri kesempatan pada keluarga
makana jenis untuk menanyakan hal-hal yang
makananny belum dimengerti
a 3. Tanyakan kembali prinsip
2. Kombinasi menyajikan makanan menurut
makanan pemahaman keluarga
hewani dan 4. Beri reinforcement positif atas
nabati jawaban keluarga
3. Perhatikan
jadwal
menu
4. Jumlah
makanan
sesuai
dengan
kebutuhan

65
h. Menyebu Respon Jumlah 1. Jelaskan jumlah makanan yang
tkan Verbal makanan yang dibutuhkan balita sehari-hari
menu dibutuhkan pada keluarga dengan
simbang balita nasi : 3 menggunakan lembar balik,
piring sedang leaflet
tempe : 3 2. Beri kesempatan pada keluarga
potong sedang untuk menanyakan hal-hal yang
ikan : 3 potong belum dimengerti
sedang sayur : 3 3. Tanyakan kembali jumlah
mangkuk makanan yang dibutuhkan anak
sedang buah : 3 sekolah sehari-hari menurut
potong sedang pemahaman keluarga
susu : 250 cc/1 4. Beri reinforcement positif atas
gelas jawaban keluarga

i. Meredem Respon Keluarga dapat 1. Demonstrasikan cara menyusun


onstrasi Verbal menyusun menu seimbang sesuai dengan
kan cara menu seimbang balita
menyusu sesuai dengan 2. Berikesempatan apda keluarga
n menu kebutuhan untuk menyusun menu
seimbang balita sehari- seimbang sesuai dengan jumlah
hari kebutuhan balita
3. Beri reinforcement positif atas
udaha keluarga untuk menyusun
menu

j. Menyebu Respon 3 dari 5 prinsip 1. Jelaskan prinsip-prinsip dalam


tkan Verbal mengatasi anak mengatasi anak tidak mau
prinsip- tidak mau makan pada keluarga dengan
prinsip makan : menggunakan lembar balik,
dalam leaflet

66
mengatas 1. Jangan 2. Beri kesempatan pada keluarga
i anak paksa anak untuk menanyakan hal-hal yang
tidak bila tidak belum dimengerti
mau mau makan 3. Tanyakan kembali
makan 2. Jangan prinsipprinsip dalam mengatasi
memberikan anak tidak mau makan menurut
anak makan pemahaman keluarga
yang manis- 4. Beri reinforcement positif atas
manis jawaban keluarga
sebelum
makan
3. Sajikan
makanan
dalam
bentuk
menarik
4. Makan
bersama
5. Berikan
makan
dalam porsi
kecil tapi
sering

k. Meredem Respon Keluarga dapat 1. Motivasi keluarga untuk


onstrasi psikom mendemonstras mengatasi anak yang sulit
kan cara otor ikan cara makan dengan prinsipprinsip
mengatas memberi makan yang telah dijelaskan
i Respon pada anak yang 2. Memberikan kesempatan
kesulitan Verbal susah makan kepada keluarga untuk
anak mendemonstrasikan cara

67
makan memberi makan pada anak yang
sulit makan
3. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga mengatasi anak
yang sulit makan

4. Memodifika Respon 2 dari 4 1. Jelaskan suasana yang dapat


si lingk Verbal lingkungan meningkatkan selera makan
untuk yang dapat anak dengan menggunakan
mengatasi meningkatkan lembar balik bergambar, dan
kurang gizi selera makan leaflet
pada anak : anak : 2. Beri kesempatan keluarga untuk
a. Menyeb menanyakan hal-hal yang belum
utkan 1. Makan difahami
suasana bersama 3. Tanyakan kembali pada
yang anggota keluarga suasana yang dapat
dapat keluarga meningkatkan selera makan
meningk 2. Menggunak anak sesuai dengan pemahaman
atkan an alat keluarga
selera makan yang 4. Beri reinforcement positif atas
makan menarik usaha keluarga
anak 3. Makan 5. Mempraktikkan cara
sambil menyajikan makanan yang
bercerita menarik untuk anak
4. Jenis 6. Membuat jadwal melakukan
makanan aktivitas makan sambal
yang bercerita
bervariasi
dengan
bentuk dan

68
warna yang
menarik

5. Menggunak
an fasilitas
kesehatan
yang ada
untuk
mengatasi
kurang gizi
pada anak

a. Menyebu Respon Manfaat 1. Jelaskan pada keluarga manfaat


tkan Verbal kunjungan ke kunjungan ke fasilitas kesehatan
manfaat fasilitas dengan menggunakan lembar
kunjunga kesehatan : balik
n ke 1. Mendapatka 2. Beri kesempatan pada keluarga
fasilitas n pelayanan untuk menanyakan hal-hal yang
kesehata kesehatan belum dimengerti
n 2. Mendapatka 3. Tanyakan kembali pada
n penkes keluarga tentang manfaat
kunjungan ke fasilitas kesehatan
sesuai dengan pemahaman
keluarga

b. Menyebu Respon 2 dari 4 fasilitas 1. Diskusikan dengan keluarga


tkan Verbal kesehatan yang fasilitas kesehatan yang dapat
fasilitas dapat digunakan untuk mengatasi
kesehata dikunjungi masalah kurang gizi pada anak
n yang untuk 2. Minta keluarga untuk
dapat mengatasi mengidentifikasi fasilitas

69
digunaka kurang gizi : kesehatan yang ada di sekitar
n untuk tempat tinggal
mengatas 1. Posyandu 3. Beri reinforcement positif atas
i kurang 2. Puskesmas jawaban keluarga
gizi pada 3. RS
anak 4. dr praktek

Intervensi DX 5 (Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga Bpk.O khususnya


pada Anak EK)

N Diagnose Tum Tuk Kriter Standar Intervensi


o. keperawa ia
tan

5 ketidakef Terpelihara Setelah dilkukan


ektifan nya kegiatan selama 1
Penyebaran leaflet tentang
pemeliha kesehatan minggu diharapkan
pemeliharan kesehatan:
raan pada :
kesehatan keluarga a.bentuk pemeliharaan
1.Meningkatnya
keluarga Bp. O (40 kesehatan nya seperti apa
pengetahuan
Bp. O (40 th)
Keluarga mengenai B. pengetahuan tentang
th) khususnya
pemeliharaan Respo Menyebutkan pengertian,penyebab,tanda dan
khususny pada Anak
kesehatan terkait n bentuk gejala perokok
a pada EK
pengertian,penyeba Verba pemeliharaan
Anak EK
b,tanda dan gejala l kesehaan
perilaku merokok ,pengertian,pe
nyebab ,tanda
dan gejala
serta leaflet 1.pembentukan kelompok
tersebar. Kesehatan bebas rokok:

a.berdiskusi tentang dampak

70
merokok

2.meningkatnya b.penentuan jadwal untuk


kesadaran dan pengurangan merokok
motivasi kelurga
2.lakukan screning kesehatan
untuk berprilaku
hidup sehat 3.ajukan strategi yang mungkin
dapat di gunakan untuk melawan
Di bentuk kebiasaan merokok
kelompok
Respo 4.kolaborasikan dengan keluarga
bebas rokok
n untuk mendukung perubahan
,berdiskusi
efektif perilaku yang tidak sehat
tentang
dan (merokok)
dampak serta
psiko
cara
motor
mengurangi
rokok.

71
BAB IV
PENUTUP

IV.4.1 Kesimpulan
Metode dan pendekatan pengkajian komunitas terdiri dari dua yaitu: pengkajian
fiedman dan calgry. Pada pengkajian untuk asuhan keperawatan keluarga pada anak sudah
sesuai antara teori dan kasus hanya saja di teori tidak dijelaskan secara rinci.
Pada kasus yang terdapat di makalah ini mengangkat 3 diagnosa yang dilanjutkan
dengan analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, intervensi, implementasi serta
evaluasi.

IV.4.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentangkonsep keperawatan kesehatan
sekolah. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawatkomunitas di pelayanan
sekolah.

72
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Sudiharto, S.kep.,M.kes. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

Setiawati,Santun,Agus Citra Dermawan.2008.Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan


Keluarga.Jakarta: Trans Info Media

Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan


Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medik

Faridan K, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada sisa
Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. (Online),
(http://ejournal.litbang.depkes.g o.id/index.php/buski/article /view/3229/3200)

https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html# .2017. diakses tgl 21 April 2019 pukul 15:00

Asuhan keperawatan keluarga Edisi ke-2


https://www.academia.edu/35973677/ASUHAN_KEPERAWATAN_KELUARGA
http://repository.ump.ac.id/3977/3/Reni%20BAB%20II.pdf

73
74

Anda mungkin juga menyukai