Disusun Oleh :
JAKARTA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berasal dari asal usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar
dewantara Adu & Nur (2001), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga, kawula berati hambadan warga yang
dapat diartika menjadi anggota. Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah dua
orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang menidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Depkes
(1988 dalam Sudiharto, 2014) bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal satu atap dalam keadan saling ketergantungan.
2
penyalahgunaan zat hingga penyakit menular / infeksi (Edelman & Mandle, 1986
dalam Setiadi 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keluarga ?
2. Apa saja ciri-ciri keluarga?
3. Apa saja fungsi keluarga ?
4. Apa saja tipe keluarga?
5. Bagaimana struktur sebuah keluarga?
6. Apa saja tahap perkembangan keluarga?
7. Apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah?
8. Apa pengertian anak sekolah?
9. Apa saja trend dan isue keperawatan keluarga?
10. Apa konsep pelayanan kesehatan primer?
11. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian definisi keluarga.
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri keluarga.
3. Mengetahui apa saja fungsi keluarga.
4. Mengetahui apa saja tipe keluarga.
5. Mengetahui struktur sebuah keluarga.
6. Mengetahui apa saja tahap perkembangan keluarga.
7. Mengetahui apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah.
8. Mengetahui apa pengertian anak sekolah.
9. Mengetahui apa saja trend dan isue keperawatan keluarga.
10. Mengetahui apa konsep pelayanan kesehatan primer
11. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga
bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai
generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner,
1997) dikutip dari (Achjar, 2013).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mepertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2014).
2. Struktur Keluarga
a) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
c) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
d) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4
3. Ciri-Ciri Keluarga
B. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,2008)
4. Tipe Keluarga
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah)
5
B. Tipe Keluarga Non Tradisional
6
C. Fungsi Keluarga
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial.
7
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir
dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting
dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan
yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
8
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
9
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
10
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
11
rahasia dan perilaku mereka sendiri.Periode seringkali mengarah pada
masyarakat rahasia dimasa kanak-kanak. Persahabatan adolesense (10-12
tahun) dikarakterisasi dengan memiliki sahabat dengan jenis kelamin yang
sama. Hubungan ini mungkin sementara, tetapi hubungan mereka sangat
erat dan tercipta diskusi yang menyangkut seluruh area kehidupannya
(Potter& Perry, 2005).
2. Perkembangan Kognitif
Concrete operational (7 – 11 tahun).Menurut Piaget, usia 7–11
tahun menandakan fase operasi konkret. Anak mengalami perubahan
selama tahap ini, dari interaksi egosentris menjadi interaksi kooperatif.
Anak usia sekolah juga mengembangkan peningkatan mengenai
konsep yang berkaitan dengan objek-objek tertentu, contohnya
konservasi lingkungan atau pelestarian margasatwa. Pada masa ini
anak-anak mengembangkan pola pikir logis dari pola pikir intuitif,
sebagai contoh merekabelajar untuk mengurangi angka ketika mencari
jawaban dari suatu soal atau pertanyaan. Pada usia ini anak juga
belajar mengenai hubungan sebab akibat, contohnya mereka tahu
bahwa batu tidak akan mengapung sebab batu lebih berat daripada air
(Piaget, J., 1996; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).
3. Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg, beberapa anak usia sekolah masuk pada
tahap I tingkat pra-konvensional Kohlberg (Hukuman dan
Kepatuhan), yaitu mereka berupaya untuk menghindari hukuman,
akan tetapi beberapa anak usia sekolah berada pada tahap 2
(Instumental–Relativist orientation). Anak-anak tersebut melakukan
12
berbagai hal untuk menguntungkan diri mereka. (Kozier, Erb, Berman,
& Snyder, 2011).
4. Perkembangan Spiritual
Pada saat anak tidak dapat memahami peristiwa tertentu seperti
penciptaan dunia, mereka menggunakan khayalan untuk
menjelaskannya. Pada masa ini, anak usia sekolah dapat mengajukan
banyak pertanyaan menegnai Tuhan dan agama dan secara
umummeyakini bahwa Tuhan itu baik dan selalu ada untuk membantu.
Sebelum memasuki pubertas, anak-anak mulai menyadari bahwa doa
mereka tidak selalu dikabulkan dan mereka merasa kecewa karenanya.
Beberapa anak menolak agama pada usia ini, sedangkan sebagian
yang lain terus menerimanya. Keputusan ini biasanya sangat
dipengaruhi oleh orang tua (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).
13
5. Perkembangan Psikoseksual
Freud menggambarkan anak-anak kelompok usia sekolah (6–12
tahun) masuk dalam tahapan fase laten. Selama fase ini, fokus
perkembangan adalah pada aktivitas fisik dan intelektual, sementara
kecenderungan seksual seolah ditekan (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2011).
Fase Laten (6-12 tahun) Selama periode laten, anak
menggunakan energy fisik dan psikologis yang merupakan media
untuk mengkesplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui
aktivitas fisik maupun sosialnya. Pada fase laten, anak perempuan
lebih menyukai teman dengan jenis kelamin perempuan, dan laki-laki
dengan laki-laki. Pertanyaan anak tentang seks semakin banyak dan
bervariasi, mengarah pada sistemtem reproduksi. Orangtua harus
bijaksana dalam merespon pertanyaan-pertanyaan anak, yaitu
menjawabnya dengan jujur dan hangat. Luanya jawaban orangtua
disesuaikan dengan maturitas anak. anak mungkin dapat bertindak
coba-coba dengan teman sepermainan karena seringkali begitu
penasaran dengan seks. Orangtua sebainya waspada apabila anak tidak
pernah bertanya mengenai seks. Peran ibu dan ayah sangat penting
dalam melakukan pendekatan dengan anak, termasuk mempelajari apa
yang sebenarnya sedang dipikirkan anak berkaitan dengan seks.
6. Perkembangan Psikososial
Industry versus inferiority (6-12 tahun) Anak akan belajar
untuk bekerjasama dengan bersaing dengan anak lainnya melalui
kegiatan yang dilakukan, baik dalam kegiatan akademik maupun
dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama. Otonomi
mulai berkembang pada anak di fase ini, terutama awal usia 6 tahun
dengan dukungan keluarga terdekat. Perubahan fisik, emosi, dan sosial
pada anak yang terjadi mempengaruhi gambaran anak terhadap
tubuhnya (body image). Interaksi sosial lebih luas dengan teman,
umpan balik berupa kritik dan evaluasi dari teman atau lingkungannya
mencerminkan penerimaan dari kelompok akan membantu anak
semakin mempunyai konsep diri yang positif. Perasaan sukses dicapai
anak dengan dilandasi adanya motivasi internal untuk beraktivitas yang
mempunyaitujuan. Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial lebih
luas dengan teman dilingkungannya dapat memfasilitasi perkembangan
perasaan sukses (sense of industry). Perasaan tidak adekuat dan
rasainferiority atau rendah diri akan berkembang apabila anak terlalu
mendapat tuntutan dari lingkungannya dan anak tidak berhasil
memenuhinya. Harga diri yang kurang pada fase ini akan
mempengaruhi tugas-tugas untuk fase remaja dan dewasa. Pujian atau
14
penguatan (reinforcement) dari orangtua atau orang dewasa terhadap
prestasi yang dicapainya menjadi begitu penting untuk menguatkan
perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu.
15
keluarga. Menurut Wright dan Leahey,mengatasi kebutuhan ini dengan
menyusun wawancara keluarga selama 15 menit atau kurang. Pencetusan
gagasan dan strategi penghematan waktu yang realistik guna
mempraktikan keperawatan keluarga adalah isu utama praktik dewasa ini
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Berdasarkan pembincangan dengan perawat dan tulisan yang
disusun oleh perawat keluarga, terdapat kesepakatan umum bahwa
peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke
pasien atau keluarga perlu dilakukan. Kami percaya hal ini masih
menjadi sebuah isu penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Menurut
Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita bahwa
terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan
antara perawat dan keluarg, hubungan kolaboratif yang lebih baik, dan
pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga. Perkembangan
penggunaan Internet dan email telah memberikan banyak keluarga
informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai masalah kesehatan dan
pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah memengaruhi pasien dan
keluarga untuk melihat diri mereka sebagai konsumen, yang membeli dan
mendaptkan layanan kesehatan seperti layanan lain yang mereka beli.
Dilihat dari kecenderungan ini, anggota keluarga sebaiknya diberikan
kebebasan untuk memutuskan apa yang baik bagi mereka dan apa
yang mereka lakukan demi kepentingan mereka sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang
kebudayaannya beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian dikalangan
penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan isu
lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam,yang
memiliki banyak cara untuk menerima dan merasakan dunia,
khusunya keadaan sehat dan sakit. Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya
(termasuk etnisitas, latarbelakang agama, kelas sosial, afiliasi regional
dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi)
membentuk persepsi kita, nilai, kepercayaan, dan praktik.
e. Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga.
Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai
globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan
menarik utnuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah
diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebih
baik bagi keluarga.
16
b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system ya
ng belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasiyang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
F. KONSEP MEROKOK
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10
cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan
pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang
rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya
beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan)
dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata
lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan
Zat Adiktif)
17
e. Mulut dan nafas bau rokok.
1. Kanker paru-paru,
2. Serangan jantung dan mati mendadak,
3. Bronchitis akut maupun kronis,
4. Emfisema,
5. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.
18
c. Menggunakan Teknologi Tepat Guna
d. Melibatkan peran serta Masyarakat
e. Melibatkan kerjasama Lintas Sektoral
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
20
3.1 Asuhan Keperawatan
3.1.1 Pengkajian
A. Data Pengenalan Umum
1. Nama KK : Bpk O. (40 thn)
2. Alamat : RT 05 RW 03 Kelurahan Limo
3. Pekerjaan KK : Pegawai Swasta
4. Pendidikan KK : Strata 1
5. Komposisi Keluarga
6. Genogram :
1
2
Ket :
1. Bp.O
2. Ny.A
3. An.Dk
4. An.Ek 3 4
Keterangan :
21
- An. DK umur 10 tahun saat dikaji ada masalah perilaku merokok yang
menimbulkan masalah kesehatan pada anak DK.
- An.Dk mengatakan bahwa ia kadang-kadang merokok saat di warnet atau di
rumah teman; An.Dk mengatakan bahwa ia merokok baru beberapa bulan;
An.Dk mengatakan tidak ada gejala yang merugikan akibat merokok;
- Ibu A dan Bp.O mengatakan anaknya pernah kedapatan merokok di warnet;
Ibu A mengatakan bahwa Bp.O juga merokok
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap
masalah perilaku merokok dalam keluarganya;
- Ibu A belum pernah mendiskusikan kepada Bp.O untuk juga ikut memberikan
contoh bagi anak-anaknya;
- Bp.O mengatakan tidak bisa berhenti merokok sehingga ia tidak ingin
anaknya kecanduan rokok seperti dirinya; warna bibir merah gelap; gigi
kekuning-kuningan.
- Anak EK terlihat sebelum makan tidak mencuci tangannya, Anak Ek Terlihat
perutnya buncit
- Anak EK mengatakan nafsu makannya berkurang
7. Tipe Keluarga :
Keluarga Bpk O termasuk keluarga inti karena terdiri dari suami istri dan dua
orang anak.
8. Suku Bangsa
Bpk O sukunya Jawa sedangkan Ibu A suku Betawi, Bpk O merupakan
penduduk pendatang dari Solo sedangkan Ibu A adalah penduduk asli di wilayah RT
05 RW 03, menurut Ibu.A sebagian besar penduduk RT. 05 adalah orang pendatang
yang statusnya rumah kontrakan. Menurut Ibu A tidak ada budaya atau kebiasaan
dalam keluarganya sehari-hari sekarang ini yang bertentangan dengan kesehatan.
Kebiasaan di rumah konsumsi makanan manis dan santan dan jarang makan pedas.
Kebiasaan keluarga juga menyakini bahwa kalau anak usia 10 sering berperilaku
merokok, dan anak balita nya sering tidak mencuci tangan sebelum makan dan suka
gatal-gatal di bagian anusnya. Anak-anak Bp O dan Ibu A pun jarang berkomunikasi
dan terbuka terhadap orang tuanya.
22
9. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam. Ibu A ikut pengajian setiap hari
sabtu yang diadakan di RT 05 karena merasa dekat dengan mushola tempat
pengajiannya. Bpk O juga ikut pengajian yang diadakan di RW 01. Keluarga Bpk.O
mempunyai keyakinan bahwa dengan usaha dan doa keluarganya saat ini selalu di
lindungi Allah dari segala marabahaya dan musibah. Keluarga Bpk.O mempunyai
kekuatan dan semangat dalam hidup selalu bekerja keras dan dengan jujur dalam
bekerja serta selalu mensyukurinya apapun yang diberikan Allah.
23
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan
keluarga pada keluarga Bpk. O dan Ibu A yang belum terpenuhi adalah
mengenal kesehatan anggota keluarga nya Karena orang tua sendiri didalam
kasus tersebut kurang pengetahuan dan peran orang tua tidak efektif untuk
proteksi anaknya seperti bahaya merokok dan mengajarkan cuci tangan
kepada anak yang masih balita.
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Ukuran rumah kira-kira 6x8 m, jumlah kamar tidur 1 buah, ruang
depan untuk tempat jualan yang berantakan dengan kardus bekas yang
tertumpuk serta botol minuman, dapur, kamar tidur, kamar mandi dengan WC
duduk. Atap rumah genteng, lantai keramik, ventilasi di semua ruang yang
berada didalam rumah, penerangan bagus, lampu hanya digunakan pada
malam hari saja, Jendela terbuka pada pagi sampai sore hari. Kamar mandi
berlantai ubin, bak terbuat dari porselin, air dalam bak mandi tampak bersih ,
WC duduk tampak bersih menurut ibu sering menguras bak mandi dan
membersihkan lantai. Ruang dapur serta kamar tidur kondisi penerangannya
bagus sehingga tampak terang. Saat pengkajian keadaan rumah banyak
barang yang lumayan tertata rapi dan jarang ada lalat berterbangan. Rumah
secara umum tampak rapih mainan anak, perabot rapi, lantai rumah dan teras
tampak bersih. Lingkungan sekitar rumah merupakan rumah tetangga.
Banyak penjual jajanan untuk anak yang dijual dirumah serta banyak
pedagang keliling. Pembuangan limbah sudah tertutup rapih dan lingkungan
taman diskitar rumah cukup sejuk.
24
2. Denah Rumah
4. Mobilitas geografis
Keluarga ebelumnya keluarga tinggal bersama mertua di dekat rumah
kontrakannya saat ini. Keluarga sudah sejak menikah 10 tahun yang lalu
tinggal dirumah.
25
keluarga selalu berusaha untuk menabung walaupun mengikuti Asuransi dari
perusahaan apapun.
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Sifat komunikasi tertutup, anak anaknya enggan berbicara santai
kepada orang tuanya dan berkomunikasi dengan orang tua. Dan didalam
kasusnya pula menyebutkan bahwa Ibu A mengatakan anak-anaknya
berkomunikasi jika ada tugas sekolah saja. Tetapi komunikasi Antara Bapak
O dan Ibu A berjalan dengan baik.
3. Struktur peran
Bpk. O sebagai ayah, kepala keluarga, pencari nafkah, pendidik dan
pelindung bagi anggota keluarganya, ayah juga membantu ibu dalam
mengasuh anak, seperti membantu memandikan An Dk dan anak Ek dan
menyuapinya, namun Ibu A lebih banyak berperan sebagai pengontrol
perkembangan anak-anaknya karena Bapak O waktunya untuk bekerja diluar
rumah. Ibu A adalah sebagai ibu, pengatur rumah tangga, pendidik dan
pengasuh kedua anaknya, bertanggung jawab atas rumah tangganya. An. Dk
dan Anak Ek berperan sebagai anak bagi kedua orang tuanya.
26
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga
seperti menjalankan sholat 5 waktu, walau sesibuk atau dimanapun berada
harus dijalankan, puasa bulan Ramadhan dalam kondisi apapun wajib
menjalankannya kecuali sakit berat. An Dk dan anak Ek diwajibkan tidur
siang dan tidak boleh bermain terlalu jauh keluar rumah. Nilai-nilai agama
yang dianut oleh keluarga selama ini mengajarkan anak untuk berdoa setiap
kali beraktivitas. Nilai-nilai norma yang dianut oleh keluarga selama ini tidak
bertentangan dengan kesehatan, malah mendukung kesehatan anggota
keluarganya, ini dibuktikan dengan keluarga tidak berpantangan makan
apapun asal halal dan baik.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Keluarga saling menyayangi, baik Ibu A, Bpk. O, dan anaknya. Bila
ada yang mengeluh kurang sehat sedikit saja, sudah di perhatikan dan dibawa
ke Puskesmas kalau dengan obat warung tidak sembuh. Ibu A dan bapak O
kurang memperhatikan kesejahteraan anaknya, terutama kesehatan anaknya.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga tidak melarang anaknya untuk berteman dengan siapapun.
Bila ada acara keluarga atau berkunjung ke keluarga anaknya selalu diajak.
27
rebus atau makan nasi dan rokok, Tidak pernah
di tempat kerja telur pernah makan makan sayur
Malam: makan sayur Kebiasaan
nasi goreng Kebiasaan sulit makan
sulit makan dan jarang
kalau makan habis karena
jarang habis malas makan
dengan alesan dan nafsu
ingin bermain makan
di warnet berkurang
Tidur 4-5 jam Malam 3-4 jam 7-8 jam Siang 7-8 jam
jam 23.00-06.00 Siang hari hari tidur 1 Siang hari
Tidak ada tidur 1 jam jam Malam tidur 1 jam
keluhan saat saat jam 20.00- Malam jam
tidur. menemani 07.00 Tidak 20.00-07.00
anaknya ada keluhan Tidak ada
tidur siang saat tidur. keluhan saat
Malam tidur.
Aktivitas KK, membantu Ibu Sekolah, Balita
tugas istri mengurusi dengan jam perempuan
mengurus anak sekolah dari yang biasa
anaknya saat anaknya jam 06.30- main dengan
tidak bekerja, sambil 13.00. Setelah teman
mencari nafkah membuka habis pulang sebaya atau
dengan menjadi usaha kios sekolah, main bermain
Karyawan makanan ke warnet dan dengan
swasta dengan merokok saudaranya
jam kerja tentu bersama
mulai jam 08.00- teman-
17.00 WIB temannya
28
Eliminasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan BAK 4- keluhan keluhan BAK keluhan
5x sehari BAB BAK 3-4x 5-6x sehari BAK 5-6x
1x sehari sehari BAB BAB 1x sehari sehari tidak
1x sehari biasa saat pagi ngompol
biasa saat hari BAB 1x
pagi hari sehari biasa
saat pagi
hari
4. Fungsi ekonomi
Bapak O adalah seorang buruh bangunan dengan pendapatan Rp
4.000.000 – Rp 4.500.000 perbulan, bapak O punya pengasilan lain lagi dari
ibu M yang membuka usaha kios makanan yang mencapai 300.000/hari.
2. Strategi koping
Strategi yang digunakan Bercerita pada istrinya, banyak aktifitas agar
tidak terlalu memikirkan masalahnya, banyak berdoa dan bersabar.
G. Pemeriksaan Fisik
Bp O Ibu A An Dk An Ek
Tanda Vital
Suhu 36 drjt Celcius 36 drjt celcius 36 drjt celcius 36 drjt celcius
Nadi 80x/menit 78x/menit 70x/menit 82x/menit
RR 20x/menit 22x/menit 20x/menit 28x/menit
29
TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg - BB : 13 Kg
TB : 104 cm
Kepala Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan, keluhan, keluhan, keluhan,
rambut hitam rambut hitam rambut hitam rambut hitam
merata merata merata merata
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Mulut,Gigi warna bibir Tidak ada warna bibir Tidak ada
merah gelap; keluhan merah gelap; keluhan
gigi kekuning- gigi kekuning-
kuningan. kuningan dan
banyak
kotoran
Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris,
ada seruma, ada seruma, ada seruma, tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada seruma, tidak
keluhan keluhan keluhan ada keluhan
30
Terlihat
perutnya
buncit,
Eksteremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap mahasiswa dapat memberikan informasi tentang perawatan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan di rumah, terutama untuk
perawatan dan pencegahan anak dengan tidak mau cuci tangan, sulit makan dan
kebiasaan merokok, serta bagaimana caranya anak anak agar terbuka dalam
berkomunikasi dengan keluarga
31
gejala yang merugikan akibat jarang kontak mata, begitu juga
merokok; dengan Ibu A
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara - Anak EK terlihat sebelum makan
melakukan perawatan di rumah tidak mencuci tangannya,
terhadap masalah perilaku - Anak Ek Terlihat perutnya buncit,
merokok dalam keluarganya; - Anak EK mengatakan nafsu
- Ibu A mengatakan belum pernah makannya berkurang dan terlihat
mendiskusikan kepada Bp.O anemis pada konjungtivanya.
untuk juga ikut memberikan
contoh bagi anak-anaknya;
- Bp.O mengatakan tidak bisa
berhenti merokok sehingga ia
tidak ingin anaknya kecanduan
rokok.
- Ibu A mengatakan berkomunikasi
dengan anak-anak jika bertanya
tentang tugas di sekolah;
- Ibu A mengatakan jarang duduk
bersama anakanak untuk
mengobrol mengisi waktu luang;
- Ibu A mengatakan anak Dk dan
Ek tidak dekat dengan
orangtuanya dan jarang
berkomunikasi dan bercanda;
- Ibu mengatakan anak Dk dan Ek
pendiam, kalau ditanya lebih
sering menjawab satu dua kata
saja;
- Menurut Bp.O dan Ibu A dari
kecil anak Dk dan Ek memang
jarang bicara;
- Bp.O dan Ibu A mengatakan
jarang berkomunikasi
32
membicarakan hal-hal yang santai
atau bersenda gurau;
- Menurut ibu A, anak Dk di
sekolah juga pendiam kata
gurunya;
- Anak EK mengatakan malas
mencuci tangan jika ingin makan
dan mengatakan selama ini suka
gatal dibagian anus Anak EK.
33
Ds :
- Keluarga
mengatakan tidak
paham lebih jauh Ketidakmampuan koping Perasaan yang tidak
merokok;
- Ibu A dan Bp.O
mengatakan
anaknya pernah
kedapatan merokok
di warnet; Ibu A
mengatakan bahwa
Bp.O juga merokok;
- Ibu A mengatakan
tidak tahu cara
melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah
perilaku merokok
dalam keluarganya;
- Bp O mengatakan
tidak bisa berhenti
merokok
Do :
Anak Dk dan Ek tampak
pendiam, berbicara lebih
banyak dengan kata-kata
pendek atau
menganggukkan kepala;
Anak Dk dan Ek tampak
34
kalau berbicara jarang
kontak mata, begitu juga
dengan Ibu A
Ds
- An.Dk mengatakan
bahwa ia kadang- Ketidakefektifan Strategi Koping yang
kadang merokok Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada
saat di warnet atau pada Bp O dan An Dk keluarga Bp O
di rumah teman;
- An.Dk mengatakan
bahwa ia merokok
baru beberapa
bulan;
- An.Dk mengatakan
tidak ada gejala
yang merugikan
akibat merokok;
- Bapak O tidak bisa
berhenti merokok
Do
- Hasil Pemeriksaan
Fisik Bp.O :
warna bibir merah
gelap; gigi
kekuning-
kuningan
- Hasil Pemeriksaan
Fisik An.Dk :
warna bibir merah
gelap; gigi
kekuning-
35
kuningan dan
banyak kotoran.
Ds
- Anak EK
mengatakan malas
mencuci tangan jika Nutrisi Kurang dari Asupan diet kurang pada
ingin makan dan kebutuhan tubuh pada anak anak Ek
mengatakan selama Ek
ini suka gatal
dibagian anus Anak
EK.
Do
- Hasil Pemeriksaan
Tanda Tanda Vital
An.Ek :
BB : 13 Kg ; TB :
104 cm
- Anak EK terlihat
sebelum makan
tidak mencuci
tangannya,
- Anak Ek Terlihat
perutnya buncit,
36
- An.Dk mengatakan
tidak ada gejala
yang merugikan
akibat merokok;
- Ibu A mengatakan
tidak tahu cara
melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah
perilaku merokok
dalam keluarganya;
- Ibu A mengatakan
belum pernah
mendiskusikan
kepada Bp.O untuk
juga ikut
memberikan contoh
bagi anak-anaknya;
Do
- Anak Dk dan Ek
tampak pendiam,
berbicara lebih
banyak dengan
kata-kata pendek
atau
menganggukkan
kepala; Anak Dk
dan Ek tampak
kalau berbicara
jarang kontak mata,
begitu juga dengan
Ibu A
37
3.1.4 Skoring Masalah
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat 2
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan
masalah dapat diubah
Skala
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
38
Tidak dirasakan 0
Keterangan
Kriteria I (sifat masalah)
39
Masa nifas
Penambahan anggota keluarga (bayi)
Dll
Pengetahuan yang ada sekarang, teknolog dan tindakan untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keungan dan tenaga.
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan waktu
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.
40
kesehatan bagi anak Dk
1/2x2
2. Keluarga tidak dapat Kemungkinan 1
mengatasi masalah karena Masalah dapat
tentang pengertian, diubah
penyebab, tanda dan gejala Sebagian
perilaku merokok 1
3/3x1
3. Keluarga tidak dapat Potensi
mencegah potensi masalah Masalah Untuk
yang dialaminya, apalagi dicegah
2/2x1
dengan anak merokok, Tinggi 1
karena komunikasi orang Menonjolnya
tua dan anak-anak jarang masalah : harus
4. An.Dk mempunyai segera diatasi
kebiasaan merokok, dan
masalah merokok pada
an.Dk harus segera
ditangani
Total :
4
Dx 2 :
Ketidakmampuan Koping Keluarga pada Keluarga Bp.O
No Pembenaran Kriteria Perhitungan Skor
1. Terjadi kekurangan gizi Sifat Masalah: 2/2x1 1
pada anak Ek, sehingga Tidak/Kurang
menghambat/gagal dalam Sehat
pertumbuhan Anak Ek
41
Anak Ek terhadap orang Masalah dapat
tuanya renggang karena diubah
jarang berkomunikasi Sebagian 1
1/2x2
2. Masalah pada anak Ek Kemungkinan 1
dengan tidak mau mencuci Masalah dapat
42
tangan dapat diubah diubah
sebagian oleh orang tua Sebagian
anak Ek 3/3x1 1
Potensi
3. Masalah an Ek yang enggan Masalah Untuk
mencuci tangan sebelum dicegah
makan adalah High Risk Tinggi
2/2x1
1
43
dan Potensi
membutuhkan banyak waktu untukmenyeimbangkan Masalah
nya.Serta keluarga dalam memberikan makananak R untuk
dengan mengunyahnya terlebih dahulu dicegah
rendah
2/2x1
1
Menonjoln
ya masalah
Keluarga belum pernah membawa anak Ek ke segera
puskesmas diatas
Total 1 1/3
44
makan
Potensial
Masalah untuk
Keinginan tahuan orang tua dicegah 1
3/3x1
tua untuk mencegah
merokok pada anak dan
masalah nutrisi pada anak
1
sangat besar Menonjolnya 2/2x1
masalah segera
Keluarga tidak
tahu diatasi
bagaimana cara mencegah
anak Dk yang merokok
Total : 4
45
mengetahui tanda gejala seseorang 3. tanyakan kembali
bahaya prilaku merokok kepada keluarga
merokok merokok terutama anak tentang manfaat
dan pada anak adalah mengunjungi fasilitas
Bp. O dan lingkungannya, kesehatan sesuai
An. Dk tanda dan gejala dengan pemahaman
sedikit demi seseorang keluarga
sedikit perokok adalah
mengurangi bibir gelap, dan
rokok nafas bau
sampai
akhirnya - menyebutkan Respon Penyakit akibat 1. berikan penkes
berhenti proses penyakit verbal merokok : kepada keluarga
dari kebiasaan Penyakit akibat tentang penyakit yang
merokok dsri merokok didapatkan akibat
adalah kanker merokok
mulut, kanker 2. edukasi keluarga
paru paru, tentang tanda dan
serangan gejala penyakit terkait
jantung, stroke,
dll
46
perawatan verbal 2. mengganti
kesehatan kebiasaan
- memutuskan merokok dengan
anggota Respon mengunyah
keluarga dalam verbal permen karet
perawatan
professional
47
manfaat kesehatan 2. beri kesempatan
kunjungan ke 2. mendapatkan kepada keluarga untuk
fasilitas pendidikan menanyakan hal-hal
kesehatan kesehatan yang belum
dimengerti
3. tanyakan kembali
kepada keluarga
tentang manfaat
mengunjungi fasilitas
kesehatan sesuai
dengan pemahaman
keluarga
48
sama,
penghargaan,
kejujuran,
kepercayaan
dan keterbukaan
diantara
anggota
b. Menyebutk keluarga. 1. Jelaskan pada
an fungsi keluarga fungsi
komunikasi komunikasi
keluarga Fungsi keluarga
Respon komunikasi menggunakan
Verbal keluarga lembar balik dan
1. informasi leaflet
2. edukasi 2. Berikan
3. hiburan kesempatan kepada
keluarga untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti oleh
keluarga
3. Tanyakan kembali
fungsi komunikasi
keluarga menurut
pemahaman
keluarga
4. Beri reinforcement
positif atas jawaban
c. Menyebutk keluarga
an
pentingnya 1. Jelaskan pada
komunikasi keluarga
keluarga pentingnya
49
komunikasi
Respon keluarga dengan
Verbal Pentingnya menggunakan
komunikasi lembar balik dan
keluarga leaflet
1. Membangun 2. Beri kesempatan
sifat pada keluarga
kejujuran untuk menanyakan
anak hal-hal yang belum
2. Mencegah dimengerti oleh
kekerasan keluarga
dalam 3. Tanyakan kembali
keluarga pada keluarga
3. Terbiasa tentang pentingnya
mendengark komunikasi
an keluarga menurut
pemahaman
keluarga
4. Beri reinforcement
positif atas jawaban
d. Mengidenti keluarga
fikasi
komunikasi
dalam 1. Diskusikan dengan
keluarga keluarga tentang
komunikasi dalam
keluarga
Respon 2. Fasilitasi keluarga
Verbal untuk menyebutkan
keluhan keluhan
Ungkapan tentang masalah
bahwa komunikasi dalam
komunikasi keluarga
50
keluarga tidak 3. Beri kesempatan
berjalan baik pada keluarga
untuk
mengungkapkan
pendapatnya
4. Beri reinforcement
positif atas
ungkapan keluarga
2. Mengambil
keputusan
untuk
mengatasi 1. Jelaskan pada
masalah keluarga tentang
komunikasi akibat kurang
keluarga komunikasi dalam
a. Menyebutka keluarga
n akibat dari menggunakan
kurang Respon lembar balik dan
komunikasi Verbal leaflet
keluarga 2. Beri kesempatan
pada keluarga
Akibat dari untuk menanyakan
kurang hal-hal yang belum
komunikasi dimengerti
dalam keluarga: 3. Tanyakan kembali
1. Keluarga akibat kurang
sering komunikasi dalam
terjadi keluarga sesuai
kesalahpaha dengan pamahaman
man keluarga
b. Memutuska 2. Hubungan 4. Beri reinforcement
51
n antar positif atas jawaban
untukmenga anggota keluarga
tasi masalah keluarga
komunikasi cenderung
keluarga menjauh 1. Motivasi keluarga
3. Anggota untuk mengatasi
keluarga masalah
akan komunikasi dalam
kehilangan keluarga
rasa saling 2. Beri kesempatan
peduli keluarga untuk
mengungkapkan
Respon perasaannya
Verbal 3. Beri reinforcement
positif atas
Keputusan keputusan keluarga
keluarga untuk untuk mengatasi
mengatasi masalah pada
masalah anaknya
komunikasi
keluarga
3. Melakukan melalui:
tindakan
keperawatan 1. Meluangkan
untuk waktu untuk
mengatasi duduk dan
masalah berkumpul
komunikasi dengan
keluarga : anggota
a. Menyebutka keluarga 1. Jelaskan teknik
n teknik 2. Menjadi komunikasi yang
komunikasi pendegar baik pada keluarga
yang baik yang baik dengan
52
3. Mendiskusi menggunakan
kan jika ada gambar dan lembar
masalah balik
2. Beri kesempatan
Respon pada keluarga
Verbal Keluarga dapat untuk menanyakan
b. Mendemons menyebutkan hal-hal yang belum
trasikan kembali teknik dimengerti
cara komunikasi: 3. Tanyakan kembali
berkomunik 1. Respek teknik komunikasi
asi yang 2. Empati yang baik menurut
baik 3. Dapat di pemahaman
mengerti keluarga
4. Jelas 4. Beri reinforcement
5. Tepat positif atas jawaban
6. Rendah hati keluarga
1. Demonstrasikan
4. Memodifikasi cara berkomunikasi
lingkungan yang baik
untuk 2. Beri kesempatan
mengatasi keluarga untuk
masalah mendemonstrasikan
komunikasi cara berkomunikasi
keluarga : Respon yang baik
a. Menyebutk Verbal 3. Beri reinforcement
an cara positif ats usaha
untuk keluarga
menjalin
komunikasi
yang baik 1. Jelaskan cara untuk
menjalin
53
komunikasi yang
baik keluarga
dengan
menggunakan
gambar dan lembar
balik
Respon 2. Beri kesempatan
Verbal pada keluarga
5. Menggunakan untuk menanyakan
fasilitas cara untuk hal-hal yang belum
kesehatan yang menjalin dimengerti
ada untuk komunikasi 3. Tanyakan kembali
mengatasi yang baik : cara untuk menjalin
masalah 1. Meluangkan komunikasi yang
waktu untuk baik menurut
a. Menyebutka saling pemahaman
n manfaat mendengark keluarga
kunjungan an 4. Beri reinforcement
ke fasilitas 2. Menjaga positif atas jawaban
kesehatan komunikasi keluarga
agar tidak
terputus
3. Menciptaka
n tradisi
keluarga 1. jelaskan pada
4. Meluangkan keluarga manfaat
kunjungan ke fasilitas
waktu untuk
kesehatan dengan
liburan menggunakan lembar
bersama balik/ flip chart
2. beri kesempatan
5. Memanfaatk
kepada keluarga untuk
an teknologi menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti
3. tanyakan kembali
kepada keluarga
54
Respon Manfaat tentang manfaat
Verbal mengunjungi mengunjungi fasilitas
fasilitas kesehatan sesuai
kesehatan : dengan pemahaman
1. mendap keluarga
atkan 4. Beri reinforcement
pelayanan positif atas jawaban
kesehatan keluarga
2. mendap
atkan
pendidikan
kesehatan
Intervensi DX 3 (Risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada keluarga Bp. O)
55
6. Beri reinforcement
positif pada keluarga
56
mental
57
nafsu makan anak
bertambah
58
dari th) kurang gizi: Respon Arti kurang 1. Jelaskan pada keluarga arti
kebutuhan khususnya a. Menyeb Verbal gizi: kurang gizi, yaitu kurang zat-zat
tubuh pada Anak utkan kekurangan zat- atau bahan-bahan yang di
pada EK arti zat atau bahan- butuhkan oleh tubuh sehingga
keluarga kurang bahan yang terjadi perubahan dalam tubuh
Bp. O (40 gizi dibutuhkan misal: tubuh jadi kurus, lemah
th) tubuh sehingga dan pucat, contoh: pohon yang
khususnya terjadi di tanam di tanah kurang subur
pada Anak perubahan maka pohon itu akan kerdil dan
EK dalam tubuh daunya sedikit.
misalnya tubuh 2. Beri kesempatan pada keluarga
menjadi kurus untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti oleh keluarga.
3. Tanyakan kembali arti kurang
gizi menurut pemahaman
keluarga.
4. Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
59
4. Penyakit
60
ungkapan keluarga
61
sakit 4. Beri reinforcement positif atas
2. Memberika keputusan keluarga untuk
n makanan mengatasi masalah pada
sesuai anaknya
dengan
kebutuhan
anak
3. Makan yang
teratur
62
bahan- mengandung tri trigizi pada keluarga dengan
bahan gizi yaitu : menggunakan gambar lembar
makanan 1. Zat tenaga balik
yang seperti : 2. Beri kesempatan pada keluarga
mengand nasi, roti, untuk menanyakan hal-hal yang
ung tri ubi, talas belum dimengerti
gizi 2. Zat 3. Tanyakan kembali
pembangun contohcontoh bahan-bahan
seperti : makanan yang mengandung tri
tempe, tahu, gizi menurut pemahaman
telur, keluarga
daging 4. Beri reinforcement positif atas
3. Zat jawaban keluarga
pelindung
seperti :
sayuran dan
buah-
buahan
63
d. Meredem Respon Keluarga 1. Demonstrasikan cara memilih
onstrasi Verbal mendemonstras bahan makanan yang baik
kan cara ikan cara 2. Beri kesempatan keluarga untuk
memilih memilih bahan mendemonstrasikan cara
bahan makanan yang memilih bahan makanan
makanan baik 3. Beri reinforcement positif ats
usaha keluarga
64
f. Meredem Respon Keluarga 1. Demonstrasikan cara mengolah
onstrasi Verbal mendemonstras bahan makanan sesuai dengan
kan cara ikan cara bahan makanan yang telah
mengola memilih dibeli oleh keluarga
h bahan mengolah 2. Beri kesempatan keluarga untuk
makanan makanan yang mendemonstrasikan cara
yang baik baik mengolah bahan makanan
3. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga
65
h. Menyebu Respon Jumlah 1. Jelaskan jumlah makanan yang
tkan Verbal makanan yang dibutuhkan balita sehari-hari
menu dibutuhkan pada keluarga dengan
simbang balita nasi : 3 menggunakan lembar balik,
piring sedang leaflet
tempe : 3 2. Beri kesempatan pada keluarga
potong sedang untuk menanyakan hal-hal yang
ikan : 3 potong belum dimengerti
sedang sayur : 3 3. Tanyakan kembali jumlah
mangkuk makanan yang dibutuhkan anak
sedang buah : 3 sekolah sehari-hari menurut
potong sedang pemahaman keluarga
susu : 250 cc/1 4. Beri reinforcement positif atas
gelas jawaban keluarga
66
mengatas 1. Jangan 2. Beri kesempatan pada keluarga
i anak paksa anak untuk menanyakan hal-hal yang
tidak bila tidak belum dimengerti
mau mau makan 3. Tanyakan kembali
makan 2. Jangan prinsipprinsip dalam mengatasi
memberikan anak tidak mau makan menurut
anak makan pemahaman keluarga
yang manis- 4. Beri reinforcement positif atas
manis jawaban keluarga
sebelum
makan
3. Sajikan
makanan
dalam
bentuk
menarik
4. Makan
bersama
5. Berikan
makan
dalam porsi
kecil tapi
sering
67
makan memberi makan pada anak yang
sulit makan
3. Beri reinforcement positif atas
usaha keluarga mengatasi anak
yang sulit makan
68
warna yang
menarik
5. Menggunak
an fasilitas
kesehatan
yang ada
untuk
mengatasi
kurang gizi
pada anak
69
digunaka kurang gizi : kesehatan yang ada di sekitar
n untuk tempat tinggal
mengatas 1. Posyandu 3. Beri reinforcement positif atas
i kurang 2. Puskesmas jawaban keluarga
gizi pada 3. RS
anak 4. dr praktek
70
merokok
71
BAB IV
PENUTUP
IV.4.1 Kesimpulan
Metode dan pendekatan pengkajian komunitas terdiri dari dua yaitu: pengkajian
fiedman dan calgry. Pada pengkajian untuk asuhan keperawatan keluarga pada anak sudah
sesuai antara teori dan kasus hanya saja di teori tidak dijelaskan secara rinci.
Pada kasus yang terdapat di makalah ini mengangkat 3 diagnosa yang dilanjutkan
dengan analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, intervensi, implementasi serta
evaluasi.
IV.4.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentangkonsep keperawatan kesehatan
sekolah. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawatkomunitas di pelayanan
sekolah.
72
DAFTAR PUSTAKA
Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Faridan K, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada sisa
Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. (Online),
(http://ejournal.litbang.depkes.g o.id/index.php/buski/article /view/3229/3200)
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html# .2017. diakses tgl 21 April 2019 pukul 15:00
73
74